Share

02. Kekerasan dan Pengkhianatan

“Aku tidak pernah mengajari anakku untuk berkata tidak sopan seperti itu apalagi terhadap seorang wanita!” Pak Darius menatap Yohan dengan tajam sementara Bu Fiona bersedekap tangan puas.

“Jika semuanya bisa dibicarakan dengan baik-baik saja kenapa harus memancing keributan seperti ini? Anak kurang ajar!”

Yohan tertegun dan meraba pipinya yang terasa begitu perih dan panas, ini bertama kalinya Pak Darius memukulnya dan mengatakan hal yang begitu menyakitkan.

“Jadi, papa lebih membela wanita itu daripada aku?” tanyanya menatap Pak Darius tidak percaya. “Bukankah aku anak papa?”

“Sudahlah!” Bu Fiona menyela. “Mungkin memang sudah saatnya kau tahu, daripada kami menyembunyikan ini terus. Akan lebih baik juga jika kau yang menjelaskan pada ibumu nanti.”

Entah kenapa setiap kali wanita itu bicara emosi Yohan selalu tersurut. “Jika kau berani memberitahu mama, aku tidak segan untuk melakukan sesuatu! Sebaliknya, aku berikan waktu pada kalian untuk mengakhiri hubungan terkutuk itu!!”

“Kau tidak ada hak untuk mengatur!” balas Bu Fiona.

“Aku tidak peduli!” Yohan melihat ke arah Pak Darius. “Aku ingin papa segera meninggalkan wanita itu sebelum mama kembali! Aku tidak peduli kalian sudah menikah atau apa, kalian harus mengakhirinya!”

“Yohan! Mana bisa seperti itu, Yohan!”

Yohan tidak peduli, dia pergi.

***

Rasa marah yang menyebabkan kekalutan membuat Yohan memilih diam di apartemen yang ia sewa bersama dengan Daniel. Jika ia bertemu dengan ayahnya, ia takut akan lepas kendali.

“Fiona Larasati, memiliki perusahaan yang cukup besar di bidang produksi kertas. Terkenal sebagai perusahaan yang maju dan memiliki banyak koneksi bisnis. Menurut yang terdaftar, Bu Fiona orang tua tunggal memiliki dua anak yang sedang bersekolah di luar negeri.”

Daniel menjelaskan apa yang menjadi temuannya pada Yohan, tentu saja sebelum ini Yohan yang meminta tolong pada sahabatnya itu, karena hanya Daniel satu-satunya sahabat yang bisa Yohan percaya.

“Dia memiliki anak?”

“Iya.” Daniel mengangguk. “Aku tidak bisa mencari informasi lebih lanjut karena informasi tentang anak dan juga suaminya begitu rahasia,” lanjutnya.

Hal itu membuat Yohan tersenyum miris, “Dengan ini berarti dia benar-benar istri dari ayahku, kan?”

“Yohan,” ujar Daniel menarik nafas panjang. “Semuanya masih belum pasti, aku harap kau tidak menjadikan ini bebas, sebentar lagi ujian praktek semester.”

“Aku tahu.”

Yohan kemudian berdiri dan berjalan menuju ke arah jendela, jika sampai fakta ini terdengar ibunya, bagaimana Yohan akan menghadapinya nanti? Ibunya bukan seseorang yang tegar seperti dia.

Memang tidak ada cara lain kecuali memaksa ayahnya meninggalkan selingkuhannya dan kembali seperti dahulu kala.

“Oh iya, aku ingin mengembalikan ini,” kata Daniel sembari memberikan sebuah black card milik Yohan. “Tidak bisa digunakan karena sudah diblokir.”

“Apa?” Yohan terkejut dan segera menyambar kartu itu. “Bagaimana bisa diblokir ini kartu baru hadiah ulang tahunku kemarin.”

Yohan mengepalkan tangannya erat, ini pasti ulah ayahnya. Benar-benar keterlaluan, apakah karena kejadian kemarin harus sampai sejauh ini?

***

“Selamat siang, Tuan Yohan.”

“Wah, Tuan Yohan, lama sekali tidak berjumpa.”

 Yohan hanya menanggapi sapaan dari para karyawan itu dengan senyuman yang dia paksakan. Ia memang sudah lama tidak mengunjungi perusahaan ayahnya itu. Mungkin hanya beberapa minggu sekali.

“Papa di mana?” tanyanya pada sekretaris sang ayah.

“Di ruangannya, tapi sedang ada tamu penting lebih baik anda menunggu saja di sini, ya. Saya akan kena marah jika membiarkan anda ke sana.”

Namun tentu saja Yohan tidak peduli sama sekali dengan larangan itu, baginya yang ia butuhkan adalah bertemu dengan ayahnya dan meminta penjelasan atas apa yang sudah lelaki itu lakukan padanya.

“Bukankah aku sudah mengatakan ini padamu? Jangan menyembunyikan terlalu lama, anakmu itu bertambah besar. Dia akan berontak!”

Yohan sedikit mengurungkan niatnya untuk membuka gagang pintu ruangan kerja ayahnya itu. Jantungnya berdetak cukup kencang, lagi-lagi ia masih bisa mengenali suara wanita itu.

 “Masa bodoh! Dia anaknya Stefani dan aku tidak suka itu! Kau harus jujur, kau harus mengatakan semuanya pada mereka! Bagaimanapun aku ini istri sahmu! Istri yang bahkan sudah kau nikahi sebelum kau menikahi wanita itu!”

Mata Yohan terbelalak kaget, ia mundur beberapa langkah mendengar semua itu. Seolah tidak percaya dengan apa yang baru saja ditangkap oleh pendengarannya sendiri.

“Atau jangan-jangan kau sudah jatuh cinta dengan Stefani? Kau jatuh cinta dengan wanita yang sudah memberimu anak sepintar Yohan itu?”

“Bukan begitu, sayang. Astaga, kau tetap istriku satu-satunya. Jangan pernah meragukannya!”

“Jika begitu cepat ceraikan dia, aku tidak bisa menunggu lagi. Anakmu yang lain menunggu kejelasan!”

Semua hal itu tidak bisa untuk dicerna oleh Yohan, bagaimana bisa dia mendapatkan kejutan yang begitu besar disaat dirinya sedang down.

“Tuan Yohan, kenapa anda berdiri di sini? Saya sudah bilang bukan untuk menunggu di ruangan saya saja?” tegur sekretaris Pak Darius yang menghampiri Yohan.

“Anda baik-baik saja?”

Pintu terbuka, nampak Pak Darius dan Bu Fiona keluar karena mendengar percakapan dari depan pintu. “Yohan?” Pak Darius nampak terkejut.

Yohan menatap sang ayah dengan amarah yang tertahan. “Jadi memang benar, papa dan wanita murahan ini sudah menikah?” tanyanya  mengepalkan tangan erat.

“Yohan, jangan mulai.”

Bu Fiona maju, “Ingin memancing keributan lagi? Dasar anak tidak tahu diri! Justru ibumu yang murahan, bukan aku!”

“JAGA BICARA ANDA!” Yohan membentak dan tanpa sengaja mencengkeram baju Bu Fiona kasar. “Anda tidak berhak mengatakan hal itu tentang ibu saya!”

“Cih, tapi itu memang benar, bukan? Apa jadinya jika dia tahu tentang kebenaran ini? Wah, mungkin dia akan bersujud padaku untuk minta ampun!”

“DIAM!!” Yohan mendorong tubuh Bu Fiona lagi.

Pak Darius berusaha mencegah, “Yohan, jaga sikapmu!”

“Kebetulan sekali, apa yang akan terjadi jika semua tahu anda wanita penggoda dan berselingkuh dengan papa?” tantang Yohan. “Semua akan tahu kebusukan anda.”

“Jika kau berani coba saja, tidak menutup fakta jika ibumulah yang sebenarnya penggoda! Dasar anak tidak tahu diri!”

“Aku bilang DIAM!!!” Yohan berteriak seraya mengayunkan tangannya hendak memukul Bu Fiona namun Pak Darius dengan cepat menghalangi dan memegang tangannya dan mendorong anaknya itu.

‘BRAK!’

“Akkh!!”

“Tuan Yohan!!”

Semua yang ada di sana tertegun saat kejadian yang begitu cepat itu terjadi. Pak Darius mendorong Yohan terlalu kuat hingga membuat tubuh pemuda itu terjerembab menubruk tumpukan kardus berisi kertas yang begitu berat.

Kontan saja tumpukan itu berjatuhkan dan menimpa Yohan seketika. Yohan berteriak kesakitan saat kakinya tertimpa berat sekitar lima kilo itu. “Akh!!”

“Yohan!!”

***

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status