Share

Kita yang Urus

Author: Astika Buana
last update Huling Na-update: 2025-05-08 19:44:03

Mengurusi anak ABG yang puber itu susah, tapi lebih rumit menyelesaikan masalah lelaki yang katanya puber ke-dua.

Kata Mas Joni, Jonathan itu dari masa sekolah terkenal anak yang rajin, patuh, dan tidak neko-neko. Jauh dari kata nakal.

“Tapi pacarnya banyak,” sahutku.

“Boro-boro pacarana, Dek. Temenan sama cewek saja bisa dihitung jari. Dia itu kalau pas istirahat sekolah, bukannya ke kantin atau nongkrong tapi ke perpustakaan. Entah apa yang dipelajari sampai bisa dikibuli cewek.”

“Nah itu, Mas. Teori bisa dikalahkan pengalaman.”

“Bener juga. Ayoook kita berangkat!”

Kami pun pergi untuk survey villa yang akan dihuni buaya wanita itu. Aku sebut pelakor atau wanita simpanan kok rasanya tidak tepat. Dia kan bukan kekasih yang disembunyikan karena pacarana, tetapi wanita sewaan yang kebetulan kecelakaan.

Aduh! Bingung mikirnya.

Beberapa tempat sudah kami kunjungi. Belum ada yang pas sesuai keinginan wanita itu dan cukup dengan budget yang disebutkan Jonatahan. Memang teman Mas Joni itu b
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Pinakabagong kabanata

  • Akibat Pulang Kampung Tidak Bawa Mobil   Kita yang Urus

    Mengurusi anak ABG yang puber itu susah, tapi lebih rumit menyelesaikan masalah lelaki yang katanya puber ke-dua.Kata Mas Joni, Jonathan itu dari masa sekolah terkenal anak yang rajin, patuh, dan tidak neko-neko. Jauh dari kata nakal.“Tapi pacarnya banyak,” sahutku.“Boro-boro pacarana, Dek. Temenan sama cewek saja bisa dihitung jari. Dia itu kalau pas istirahat sekolah, bukannya ke kantin atau nongkrong tapi ke perpustakaan. Entah apa yang dipelajari sampai bisa dikibuli cewek.”“Nah itu, Mas. Teori bisa dikalahkan pengalaman.”“Bener juga. Ayoook kita berangkat!”Kami pun pergi untuk survey villa yang akan dihuni buaya wanita itu. Aku sebut pelakor atau wanita simpanan kok rasanya tidak tepat. Dia kan bukan kekasih yang disembunyikan karena pacarana, tetapi wanita sewaan yang kebetulan kecelakaan.Aduh! Bingung mikirnya.Beberapa tempat sudah kami kunjungi. Belum ada yang pas sesuai keinginan wanita itu dan cukup dengan budget yang disebutkan Jonatahan. Memang teman Mas Joni itu b

  • Akibat Pulang Kampung Tidak Bawa Mobil   Mokondo Bertingkah

    “Kok marah?”“Iya, lah. Mas Joni mendukung hal yang salah gitu,” sahutku sambil melengos.“Bukan mendukung, Dek. Tapi memberitahu kenyataannya seperti itu, kalau laki-laki itu---.”“Kalau begitu tidak ada bedanya dengan kambing. Pengen kawin, langsung tancap. Apa tidak jijik pakai wanita nakal yang bekasnya banyak orang?” seruku dengan memberi tatapan menuntut.Mas Joni memundurkan wajah. “Ya mana ku tahu. Mas kan tidak pernah begitu.”Aku mengacungkan jari di depannya. “Awas kalau begitu!”“Janji, Dek. Tenang aja. Aku ini lelaki berakal sehat.” Mas Joni menepuk dada dengan tersenyum lebar. “Kamu jangan kawatir. Lagian buat apa, kalau di rumah ada yang legit,” ucapnya sambil melingkarkan tangan di bahuku.Hati ini tersenyum lega, walaupun tetap menampakkan tatapan curiga. Jangan sampai aku lengah, apalagi suamiku ini penampilannya di atas rata-rata. Tubuh proporsional, kulit putih bersih, wajahpun enak dipandang. Tidak hanya itu, isi kepalanya juga lumayan dan yang penting, pintar car

  • Akibat Pulang Kampung Tidak Bawa Mobil   Tidak Tahu Diri

    “Mbak Elina.” Aku dan wanita itu saling berpandangan. Perasaan kami tidak saling bertukar Alamat, kenapa dia tahu rumah ini?“Eh, Mbak Sutiati. Kita bertemu lagi,” ucap wanita itu. Dia tersenyum kikuk dengan satu tangan mengusap-usap lehernya yang jenjang.“Dek Tia, dia teman kamu?” Pandangan Mas Joni terganti ke arahku.“Bu-bukan. Kami bertemu di pesawat kemarin.”“Tapi kenapa Mbaknya mencari aku?” Mas Joni memberi tatapan heran, kemudian bertanya ke wanita itu, “Kita saling kenal?”Elina mengulurkan tangan setelah menunjukkan senyuman. “Ini pasti Mas Joni. Nama lengkapku Elina. Mas Jonathan yang biasanya memanggilku Nana.”Suamiku menepuk dahi, “Oalah, ternyata kamu ini yang diceritakan Jonathan. Maaf, ya. Kalau nelpon sering tidak nyambung. Saya ini baru pulang dari villa. Mari masuk.”Mas Joni membuka lebar-lebar pintu dan mempersilakan. Aku mengapit lengannya, sedangkan Elina mengikuti kami. Wajahnya terlihat lega. Dia memutar pandangan ke sekeliling.“Jadi Mbak Sutiati ini istri

  • Akibat Pulang Kampung Tidak Bawa Mobil   Suamiku Ngambek

    “Masih ngambek?” Aku lingkarkan kedua tanganku dari belakang ke pinggangnya. Mas Joni yang sedang mencuci piring tetap bergeming. Biasanya, dia akan menoleh dan menyambut ciumanku.“Mas Joni. Aku minta maaf.” Tetap tidak ada jawaban. Tidak dihiraukan, aku melepasnya dan menarik kursi untuk mengamatinya dari meja dapur. Punggung lebar yang dibalut kaos putih tipis itu selalu aku rindukan. Walaupun menggunakan celemek, justru itu letak keseksiannya. Sambil menyesap secangkir kopi dan menyilangkan kaki di atas kursi, aku menunggu kemarahannya mereda. Aku mengaku ini salahku.Tadi ketika kebersamaan kami sedang pada puncaknya, aku justru melemparkan kecurigaan yang menbuatnya jengkel. Hasrat Mas Joni pun surut seketika walaupun ikat pinggang sudah terlempar di lantai.Selalu begitu. Ketika marah, suamiku ini pasti mengalihkan dengan bersih-bersih. Mencuci cuci piring sudah selesai, dia beralih dengan mengelap dan menata dan dijajar di rak kayu. Panci, wajan, dan telenan yang bergantu

  • Akibat Pulang Kampung Tidak Bawa Mobil   Jawaban

    “Tapi kamu jangan marah, ya?” ucap Mas Joni sembari mengerjapkan mata. Maksudnya apa? Main rahasia dengan istri tapi tidak mau kena marah. Ini berhubungan dengan Wanita lain, tapi tidak mau disalahkan. Sama dengan laki-laki di luar sana yang punya banyak alas an untuk membenarkan kesalahannya.Tanganku meremas tisu keras-keras. Ingin rasanya teriak dan melempar apa saja di depanku. Aku memejamkan mata dan meraup udara untuk menenangkan emosi. Bukannya tenang, ucapan Mas Joni selanjutku membuatku muntab.“Sungguh, Dek. Mas tidak sengaja. Mas khilaf.”Seketika mataku terbelalak. Amarah yang aku tahan dari tadi benar-benar meledak. Sungguh, aku tidak terima alasan perselingkuhan karena alasan khilaf. Memang kalian tidak punya otak? Apa bedanya dengan hewan kalau berhubungan hanya berdasar kata khilaf?“Dek Tia. Kamu marah?” ucapnya lagi sambil mengulurkan tangan untuk meraih tanganku yang gemetar.Spontan aku menarik diri. Tatapanku lekat ke arahnya dengan tajam. Rasanya aku benar-benar

  • Akibat Pulang Kampung Tidak Bawa Mobil   Siapa?

    Seingatku Mas Joni tidak mempunyai teman wanita yang begitu dekat sampai rela berbagi tangisan seperti wanita tadi. Seakan menunjukkan hubungan yang begitu dekat. Suamiku tidak pernah cerita teman wanita masa lalu, atau kenalan baru. Sampai saat ini setahuku temannya dia juga temanku. Kecuali kalau sudah lama tidak bertemu dan tidak tinggal di kota ini. 'Apa orang ini wanita masa lalu? Atau, justru wanita sekarang yang sengaja disembunyikan dariku?' 'Kenapa dia menangis? Jangan-jangan menuntut tanggung jawab.... Oh, tidak!' Dada ini mulai sesak dan isi kepala dipenuhi berbagai asumsi yang semuanya tidak ada yang bagus. "Maaf, dengan ibu siapa? " ucapku penasaran. "Sudah saya bilang, kan. Temannya Mas Joni. Kamu tidak percaya?" Ucapannya terlihat tidak sabar. Isakan tangis tidak terdengar lagi. Tertinggal nada suara yang mulai meninggi, mengintimidasi. Padahal tinggal dia kasih nama saja, kan? "Maksud saya tolong kasih tahu nama, teman dari mana, dan keperluannya apa. Karena

  • Akibat Pulang Kampung Tidak Bawa Mobil   Diingatkan

    "Mas Joni tidak kenapa-kenapa, kan?" Aku menangkup wajahnya, menelisik kalau ada luka. Belum puas, aku pun duduk mensejajarinnya kemudian memastikan lengan, kaki, dan tubuhnya baik-baik saja. "Kamu kenapa, Dek?" Kesadaranku masih belum pulih sepenuhnya. Aku menajamkan mata ke arah jam dinding. Jarum jam masih merujuk angka tiga. "Ini masih malam. Kamu kenapa? Mimpi buruk?" Helaan napas dan anggukan jawabanku. Kenapa mimpiku begitu mengerikan? Kata Emak mimpi jam segini itu sebuah pertanda. Sepertinya benar, karena saat Simbah meninggal dulu, aku bermimpi buruk. Juga ketika Emak kecelakaaan dulu. Memang mimpi itu bunga tidur, rapi bisa jadi suatu peringatan. Jangan-jangan suamiku ini.... "Kenapa melihatku seperti itu? Kangen banget, ya. Sini Mas peluk." Lagi-lagi senyuman ditebarkan sebelum merentangkan kedua tangan. Aku menelengkan kepala dengan mata memicing, menaruh curiga. "Mas Joni tidak ada yang disembunyikan dariku, kan?" "Masih malam jangan bicara aneh-aneh. Mas kang

  • Akibat Pulang Kampung Tidak Bawa Mobil   Menyerah

    Namun kegigihan Mas Joni meruntuhkan keraguanku. Dia nekad saat lebaran menyusul aku ke kampung. Hal konyol terjadi saat itu membuatku tertawa sendiri. Kring.... Lamunanku tentang kisah kami dahulu terjeda oleh dering ponsel. Gegas aku menyambar benda pipih itu. Siapa tahu Mas Joni yang sudah dapat sinyal. "Emak," gumamku sambil menekan tombol untuk menerima panggilan telpon ini. "Hallo, Mak." "Suti kamu itu kebiasaan, ya. Janjinya nelpon tapi ditungguin tidak segera ada. Emak itu kawatir kamu itu kenapa-kenapa." "Yo wes. Kamu segera istirahat. Salam buat Nak Joni." "Iya, Mak," jawabku singkat dan layar ponsel pun menggelap. Lebih baik aku tidak cerita kalau mas Joni tidak di rumah. Bisa jadi Emak tanya ini dan itu yang memungkinkan menimbulkan kecurigaan. Mbok Iyem pamit pulang, dan tinggal aku sendiri di rumah ini. Memang ini kesepakatanku dan Mas Joni yang hanya memperkerjakan pembantu pulang pergi. "Tidak nyaman kalau ada orang selain kita di rumah ini. Aku tidak l

  • Akibat Pulang Kampung Tidak Bawa Mobil   Tresno Jalaran Soko

    'Tresno kuwi jalaran soko glibet', kata guru bahasa Jawa saat sekolah dulu. Artinya, cinta itu muncul karena sering bertemu. Seperti aku dan Mas Joni ini. Awalnya urusan pekerjaan, terus keadaaan mendukung karena sama-sama perantauan, akhirnya sering bertemu dan mulai tergantung. Awalnya masih saya sekarang aku. Kalau tidak pertemu sehari saja, hati ini gelisah. Begitu juga dia mengatakan hal yang sama. Aku ingat hari bersejarah yang menjadi awal kami tidak lagi teman biasa. Ketika itu hari minggu. Pagi-pagi Mas Joni menjemut untuk ke pantai Batu Bolong di Ulu Watu. Ini sebenarnya gara-gara ucapanku semalam. "Mas Joni boleh ke sini setiap hari, tapi jangan malam minggu," pintaku sambil menyodorkan kopi hitam panas. Ya kalau hari biasa aku bisa bilang ke teman kost kalau dia ini teman kerjaan, tapi ini juga datang di malam keramat bagi orang pacaran. Teman tapi begini, pacar tapi tidak pernah ada pernyataan apapun. Aku merasa digantung. Sudut mata ini menangkap wajah ceria itu

Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status