Tak disangka terjadi desak-desakan. Pitaloka berusaha untuk menyingkirkan semua orang yang ada di dekatnya, tetapi hasilnya nihil. Tenaganya tidak bisa melawan mereka. Kalau Pitaloka terus-terusan ada di dalam kerumunan itu, bisa-bisa ia kehilangan kesadaran.
Suasana mulai memanas, dan tenaga Pitaloka sudah terkuras. Saat ia ada sebuah tangan yang menuju ke matanya, tiba-tiba ada laki-laki yang memeluk tubuhnya. Tubuh laki-laki itu memeluk tubuh Pitaloka, agar Pitaloka terhindar dari sebuah serangan tidak disengaja.
Pitaloka menenggelamka
Pitaloka menatap cermin yang ada di kamarnya. Sudah sehari setelah pengumuman kenaikan kelas. Jadi, sekarang adalah hari libur. Bosan, itu lah yang sedang ia rasakan. Kalau biasanya ia akan pergi ke toko roti Aksa, berbeda dengan sekarang.Hari ini organisasi Triangle akan datang ke rumahnya. Jadi, ia dipaksa oleh Gino untuk dandan secantik mungkin. Tetapi, tangannya seperti kaku. Ia tidak menyentuh satu pun make-up yang ada di meja riasnya.Pikirannya terus memikirkan Cakra dan Aksa. Kedua laki-laki itu selalu bisa menghantui pikirannya, saat ia sedang bengong. Kenapa ia harus dijodohkan oleh orang lain? Padahal, ia sangat berharap kalau Cakra adalah jodohnya di masa depan.Pitaloka menghapus semua khayalannya saat ada seseorang yang mengetuk pintu kamarnya. Ternyata, orang itu adalah Ghibran. Laki-laki itu diperintah oleh Gino untuk memeriksa keadaan Pitaloka. Set
Acara pernikahan Fitri dan Robert dilaksanakan setelah penerimaan raport anak mereka masing-masing. Anak mereka satu sekolah, jadi mereka tidak begitu repot dalam menyesuaikan jadwal pernikahan.Acara berlangsung dengan meriah. Dalam acara ini hanya anggota keluarga dan beberapa teman dekat yang diundang. Sebenarnya, anak mereka sudah diberi kesempatan untuk mengundang teman sekolahnya. Tetapi, ditolaknya mentah-mentah.Fitri dan Robert tau kalau anak mereka masing-masing sulit untuk nerima kenyataan ini. Tetapi, mereka yakin kalau semuanya akan membaik seiring waktu.Fitri menatap Aksa. Anak laki-lakinya itu terlihat sangat gagah menggunakan setelan jas berwarna biru cerah. Rambut yang tersisir rapi. Tetapi, sayang. Anak laki-lakinya itu dari tadi hanya diam, bahkan tidak mengobrol sedikitpun dengan tamu undangan.Aksa langsung tersenyum saat ia me
Sinar matahari mulai menghangatkan tubuh seorang wanita yang masih tertidur pulas di atas kasur. Karena, sangat kelelahan wanita itu lupa menutup korden jendela kamarnya sebelum ia tertidur.Matanya mulai terbuka saat ia mendengar kalau ada kebisingan. Ia mengucek matanya lalu merubah posisinya yang tadinya tiduran menjadi duduk.Ayah sama Ibu akan ke luar kota untuk beberapa hari. Jadi, kamu di rumah sendirian. Aksa akan tinggal di rumahnya sendiri. Kalau ada apa-apa telfon aja dia.Perasaan Fanny berubah khawatir setelah mengingat perkataannya ayahnya. Ia langsung bangkit dari kasur lalu berjalan ke luar kamar.Pikirannya mulai berpikiran aneh-aneh. Ia takut kalau pembuat suara kebisingan itu adalah orang gila. Selama ini Fanny lebih takut kepada orang gila dari pada seorang pencuri.Kaki Fanny perlahan menuruni tangga me
Malam hari yang dingin. Membuat siapa saja tidak akan betah berada di luar ruangan. Tetapi, berbeda dengan Fanny. Perempuan itu sekarang berada di depan Minimarket. Ia baru saja selesai berbelanja cemilan untuk ia makan nanti di rumah.Fanny menghembuskan nafas panjang. Ia menyesal karena tidak mengajak Aksa disaat-saat seperti ini. Ia merogoh kantong jaketnya, dan ternyata ia tidak membawa hpnya. Terpaksa ia harus jalan kaki sampai rumah.Ia melangkah kaki dengan perasaan malas. Sesekali ia memejamkan mata sambil menikmati udara malam yang menerpa wajahnya.Langkah terhenti. Ia melihat jalan kecil yang ada di sebelah kanannya. Jalan kecil itu adalah jalan pintas untuk menuju perumahannya, tetapi pencahayaan di jalan tersebut sangatlah minim.Sekarang pilihan Fanny ada dua. Yaitu jalan melewati jalan utama, tetapi jaraknya sedikit jauh atau melewati jalan pintas dengan berbagai resi
Hari pertama masuk sekolah setelah sekian lama libur panjang. Semua murid datang ke sekolah dengan wajah gembira, karena bisa bertemu dengan sahabat-sahabatnya lagi setelah sekian lama. Dan, ada juga yang menampilkan wajah lesu, karena harus bergelut lagi dengan mata pelajaran yang susah mereka kuasai.Setelah sampai di parkiran. Aksa dan Pitaloka pun langsung turun dari motor. Mereka berdua melepas helm mereka, lalu menaruh benda itu di atas jok motor.Mereka pun langsung berjalan masuk ke dalam sekolah. Sejak tadi kedatangan mereka menjadi pusat perhatian. Semua tatap mata orang yang mereka lewati pasti melihat mereka. Pitaloka hanya bersikap cuek, karena ini bukan pertama kalinya dirinya menjadi pusat perhatian. Sedangkan, Aksa hanya bersikap bodo amat seperti biasanya.Langkah mereka berdua terhenti karena tiba-tiba Raka berhenti di depan mereka. Tangan Raka mul
Aksa terus menunduk, menatap lantai ruang tamu sambil mendengarkan ocehan Fitri. Sial sekali hidupnya. Sudah dikeluarkan dari sekolah, dan Fitri tidak bisa menerima alasannya."Tapi, mah," lirih Aksa"Nggak ada tapi-tapian. Ini udah ada bukti dari sekolahan. Kamu udah nggak punya alasan buat ngelak lagi," ucap Fitri sambil melemparkan sebuah foto ke depan Aksa.Di foto tersebut terlihat bahwa Aksa sedang bersama Reni. Pihak sekolah mengeluarkannya karena menganggap dirinya telah membocorkan beberapa informasi kepada Reni yang statusnya adalah pemilik yayasan SMA Angkasa.Tentu saja Aksa tidak melakukan itu. Tetapi, foto inilah yang membuat kepala sekolah yakin tentang hal itu. Foto itu membuat semua orang yakin kalau Aksa telah berkhianat. Dan, lebih parahnya lagi yang memfoto dirinya dan Reni adalah sahabatnya sendiri, yaitu Raka. Sekarang persahab
Cakra sekarang sedang ada disebuah gedung tua yang gunakan oleh Laskar sebagai basecamp. Di belakangnya terdapat 20 orang, mereka semua adalah anggota Salamender yang terbukti tidak ikut campur dalam pembunuhan Evan.Ia tersenyum tipis, saat melihat kenalannya sedang mengintainya dari atas gedung. Kenalannya itu memang sangat suka dengan ketinggian. Setelah sekian lama, akhirnya kenalannya itu pun menghilang dari atas gedung.Langkah Cakra dan anggota Salamender yang lain semakin lama semakin pelan. Mereka memelankan langkah mereka, karena sebentar lagi mereka akan memasuki gudang kosong tersebut.Saat Cakra masuk ke dalam gudang, ia melihat kalau sudah banyak anggota Laskar sedang melihat ke arahnya."Lo nggak akan menang. Mending lo pergi dari sini," ucap Elvano sambil berjalan mendekat ke arah Cakra."Kumpulin para Heaven sekarang. Nya
Aksa sedang mengendarai motornya dengan kecepatan tinggi. Sekarang sudah jam 19.30, yang berarti 30 menit lagi acara pertunangan Pitaloka akan segera dimulai.Ia baru saja memasuki daerah hutan Pinus. Seharusnya ia berangkat sendiri, tetapi kenapa sekarang di belakangnya banyak motor dan truck yang sepertinya sedang mengikutinya.Ada dua truck yang semakin cepat. Kedua truck itu beriringan dengan motor Aksa. Bak truck tersebut dipenuhi oleh banyak orang yang dari tadi meneriaki namanya."Jangan sok jadi pahlawan. Kita di sini satu komando," ucap Nova.Ada satu motor ninja berwana putih polos mendekati motor Aksa. Pengendara motor tersebut adalah Elvano. Ia mempersempit jarak antara motornya dan motor Aksa, agar saat ia mengucapkan suatu kalimat bisa terdengar oleh Aksa."Hari ini lo yang mimpin kita semua. Jadi, mulai sekarang lo ad