Share

Sumur Tua

Akila dan Anita mendengar teriakkan dari Kenya, kemudian Mereka berdua lari ke lantai atas. Anita mengentuk pintu kamar mandi, namun Kenya tidak membukanya.

"Kenya, are you okay?" tanya Anita dari luar.

"Hah…hah…hah." Aku melihat ulat, sekarang tidak ada apa-apa." Kenya buru-buru mengganti pakaiannya, Dia ke luar dan memeluk Anita.

"Ada apa Key? Sepertinya Kamu sakit," ucap Anita, Dia menyentuh kening Kenya.

"Tidak, Aku hanya lelah. Mungkin, imunku sedang turun. Aku akan tidur, Kila temani Kakak ya," ucap Kenya pada Akila.

"Iya, Kak." setelah memastikan semuanya baik-baik saja, kemudian Anita mandi. Akila main catur online, sembari menunggu Anita selesai.

Kenya membuka matanya, anehnya Dia berada di tempat yang begitu asing. Ada sesosok bayangan hitam melewatinya, Dia melihat ke sekelilingnya. "Anita! Akila!"

Tidak ada yang menyahut, lantaran tempatnya seperti hutan dan semuanya hampir gelap gulita. Kenya menangis, Dia memeluk dirinya sendiri. Kenya menengadah ke atas, keringat langsung ke luar. Bibirnya kelu untuk bicara, seolah ada yang menahannya.

"Kenya," ucapnya.

"Ku…Kunti….aaa!" teriak Kenya.

Kenya berlari sekuat tenaga, Dia berlari tanpa tujuan. Yang pasti Dia harus lari, jika tidak? Kuntilanak itu akan menangkapnya. Mulutnya yang penuh darah dan matanya melotot hampir ke luar, di tambah suara cekikikannya bisa aja membuat seseorang pingsan.

"Tolong!" teriak Kenya.

"Hihihi!" suara itu menggelegar, Dia melayang mengejar Kenya.

"Siapapun tolong!" teriak Kenya sekali lagi.

Tidak ada yang menyahut, Kenya lari terbirit-birit. Fokusnya hanya ke depan, Dia berlari dalam ketakutan yang teramat sangat dan air matanya menemukan celah tuk mengalir.

"Aku berharap ini mimpi buruk," batin Kenya.

Kenya berhenti sejenak, belakang dan depannya membuat dirinya takut. Di depan Kenya ada kuntilanak, namun yang ini tidak seseram seperti yang di belakang mengejarnya. Bagaimana pun Mereka sama-sama kuntilanak.

Mundur Dia akan tertangkap dan maju juga, apa yang harus Kenya lakukan?

"Jangan menghalangiku!" teriak Kuntilanak yang ada di belakang, suaranya seperti sayup-sayup angin, namun jelas terdengar.

Kuntilanak yang ada di depan Kenya tidak mengatakan apapun, Dia menatap Kenya dan membawanya pergi. Kenya melihat ke belakang, kuntilanak yang mengejarnya terlihat sangat marah. 

"Mama tolong," batin Kenya.

"Kembalikan Dia! Hihihi!" tawa Kuntilanak itu yang hampir tidak henti-hentinya cekikikan.

Tiba-tiba kuntilanak yang membawa Kenya melempar Kenya ke arah cahaya,"Tidak seharusnya Kau di sini."

Sebelum Kenya benar-benar terlempar ke arah cahaya yang begitu terang benderang, Dia melihat kuntilanak yang mengejarnya menyerang kuntilanak yang menyelamatkannya. Wajahnya membusuk, ada ulat berseliweran di area wajah dan tangannya yang memucat. Kuku-kuku tajam dan hitam, dengan baju putih yang penuh debu, hingga membuatnya kusam. 

"Kak Key!" teriak Akila.

"Akh! Apa…Aku sudah mati?" tanya Kenya, Dia menatap langit-langit rumah.

"Ada apa, Kil? Kakak dengar Kamu berteriak memanggil Kenya?" tanya Anita, Dia sampai lupa membasuh rambutnya yang masih penuh dengan busa shampoo.

"Anita-Kila, hakk!! Aku masih hidup." Kenya memegang wajahnya, Dia menepuk wajahnya dan mencubit tangannya sendiri.

"Ya, ampun Key! Kamu ini kenapa?" tanya Anita, Dia terlihat kebingungan dengan tingkah Kenya.

"Gak tahu, dari tadi Kak Kenya mengigau. Terus waktu bangun sudah seperti itu," jawab Akila.

"Aku masih hidup! Hiks…hiks… hiks." Kenya tiba-tiba menangis, sehingga membuat Anita dan Akila cemas.

"Key, apa?" tanya Anita, Dia tidak menghiraukan dirinya yang masih berisi busa dan belum membasuhnya.

"Kakak balik ke kamar mandi sana, Kak Kenya biar Kila yang nemenin." Anita kemudian, buru-buru pergi ke kamar mandi. Dia segera kembali setelah selesai membasuh busa yang masih tersisa.

"Iya, Kakak masih hidup. Kakak mimpi buruk lagi, ya?" tanya Akila.

"Kil, Kakak mimpi di kejar sama." Kenya diam, Dia memegang tangan Akila erat.

"Di kejar siapa?" tanya Akila, Dia terlihat serius mendengarkan Kenya.

"Paling di kejar sama cowok ganteng," celetuk Anita, Dia tidak tahu di luar jendela ada sesosok melayang penuh luka.

Kenya menarik selimut, Dia berbaring dan tidak melanjutkan ucapannya. Akila yang tampak kesal, karena Anita mengganggu percakapannya dengan Kenya, kemudian melemparnya dengan bantal guling.

"Hahahaha, gak kena-gak kena." Anita menjulurkan lidahnya, sehingga Akila kesal.

"Hahahaha…hihihi." Akila diam, begitu juga dengan Anita. 

"Kil, Kamu tawanya kok aneh?" tanya Anita.

"Bu…bukan Kila, Kak." Akila terlihat takut, parahnya lagi lampu di rumah mati.

"Aaaaa!" teriak Anita dan Akila berbarengan.

"Lampunya mati?" tanya Kenya.

"Iya." Anita dan Akila langsung melompat ke kasur, Kenya ada di tengah-tengah Mereka.

"Kok lampunya mati, sih. Aku,'kan belum mandi." Akila bicara dengan nada pelan, namun terdengar kesal.

"Pakai senter saja," ucap Anita.

"Yah, Kakak sih enteng ngomongnya. Gak mau, ah. Untuk malam ini Kila gak mau mandi," ucap Akila.

"Apa?!" tanya Kenya dan Anita.

"Gak usah terkejut gitu, kali," balas Akila.

"Noh, di samping desa ada kali. Mandi saja di sana," ucap Anita, Dia membuat Akila bertambah kesal. Sehingga, Akila mencubitnya.

"Aduh! Jangan main cubit." Anita membalas Akila, sehingga Kenya yang berada di tengah menjadi sasaran empuk atas pertengkaran kecil kakak-beradik itu.

"Stop!" teriak Kenya.

"Salah Kakak," ucap Akila.

"Kamu yang duluan," balas Anita.

Saat pertengkaran itu terjadi, lampu kembali hidup. Sehingga, Akila dengan cepat lari ke kamar mandi. Anita yang juga kesal pada Adiknya, kemudian bercermin dan menyisir rambutnya. 

"Apa tadi Aku salah lihat ya? Bagaimana jika itu benar? Apa yang harus Aku lakukan? Apa salahku, sehingga di teror?" batin Kenya, Dia terlihat cemas.

Anita dapat melihat raut wajah Kenya dari cermin, sebelum Dia bertanya jendela kamar Mereka terbuka, karena angin begitu kencang. Hal itu membuat Kenya terkejut, Dia bersembunyi di balik selimut. 

"Pasti Kila lupa menguncinya," ucap Anita, Dia sama sekali tidak terlihat takut.

Anita mendekat ke arah jendela, Dia menutup jendela dan gorden. Akila belum juga selesai mandi, padahal sudah satu jam yang lalu. 

Tok…tok…tok

"Kila, sudah selesai? Kenapa lama sekali? Cepat ke luar, ini malam. Maaf kalau Kakak salah." Anita mengalah pada Adiknya, Dia mengetuk pintu beberapa kali.

"Kila belum selesai?" tanya Kenya.

"Belum, apa Dia jatuh ya?" tanya Anita, Dia terlihat khawatir.

"Ayo, Kita dobrak saja pintunya." Kenya bangun dari tempat tidur dan bersama Anita hendak mendobrak pintu kamar mandi.

"Kil." Anita dan Kenya sudah bersiap Akan mendobrak pintu, namun Akila sudah ke luar. Rambutnya tergerai, namun Akila tidak mengatakan apapun.

"Kila mau ke mana?!" teriak Anita dan Kenya sama-sama.

Akila melempar handuknya, kemudian Dia membuka pintu dan lari. Hal itu membuat Kenya dan Anita panik, Kenya menyempatkan diri mengambil handphonenya. Dia menyusul Anita yang mengejar Akila, bahkan warga yang ronda juga ikut mengejarnya.

"Tolong Adik Saya," ucap Anita.

"Loh, itu,'kan arahnya ke sumur tua." Anita dan Kenya terkejut mendengar ucapan dari warga yang ronda.

Kenapa Akila lari ke sana, ya? Kira-kira apa yang akan terjadi selanjutnya?

To be continue

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status