Share

Tante Devi

"Pak, tolong Adik Saya," ucap Anita pada Warga.

"Ya, sudah. Ayo Kita susul sebelum terlambat." Warga yang ronda lari mengejar Akila diikuti oleh Kenya dan Anita.

"Akila tunggu!" teriak Kenya, Dia panik saat melihat Akila hampir saja melompat ke sumur tersebut.

Akila berhenti di pinggir, Dia masih membelakangi semua orang. Mendapatkan kesempatan untuk menolongnya, kemudian Anita menarik Akila, sehingga Akila jatuh menimpa Anita dalam keadaan tidak sadarkan diri.

"Pak, tolong." Anita meminta tolong, sehingga warga membantu mengangkat Akila. Untungnya lagi, Akila memakai baju yang utuh.

Warga berhenti di depan rumah Anita, Mereka saling menoleh. Kenya terlihat memperhatikan sikap Mereka, kemudian Kenya menghampirinya.

"Pak, kenapa diam? Ayo, bantu sebentar bawa masuk Akila ke dalam." Kenya memecah keheningan.

"Maaf sebelumnya, apa Kalian bertiga tinggal di sini?" tanya salah seorang warga.

"Iya," jawab Anita dan Kenya.

"Memangnya kenapa, Pak?" tanya Kenya, Dia melihat raut wajah ketakutan pada warga yang ronda.

"Sebaiknya, Kalian tidur di rumah Saya saja. Jangan khawatir ada Istri dan anak-anak, nanti Saya nginep di rumah Sanip. Dia belum berkeluarga, supaya Kalian aman." sebelum Anita dan Kenya mengiyakan, warga sudah membawa Akila ke rumah Pak Abas.

"Ini siapa, Pak?" tanya Bu Tuti—Istrinya Pak Abas.

"Kami dari kota Bu," jawab Kenya.

"Sebentar saja ceritanya, bawa Mereka masuk Bu." Warga yang lainnya pulang ke rumah masing-masing, sementara Pak Abas dan Pak Sanip masih ada di rumah.

"Apa Akila akan baik-baik saja?" tanya Anita, Dia sebagai kakak tentunya cemas melihat keadaan Adiknya.

"Aku yakin, Dia akan baik-baik saja." Kenya berusaha menenangkan Anita.

"Mereka ini tinggal di rumah kosong itu," tutur Pak Abas.

"Di rumah angker itu?" bisik Bu Tuti.

"Iya," jawab Pak Abas.

"Kok berani tinggal di sana?" tanya Bu Tuti pada Anita dan Kenya.

"Sebelumnya perkenalkan Bu, nama Saya Kenya dan ini Anita. Memangnya ada apa dengan rumah itu?" tanya Kenya, Dia penasaran.

"Bukan apa-apa," jawab Bu Tuti, Dia terlihat menyembunyikan sesuatu.

"Pasti, Bu Tuti memiliki alasan menanyakan hal itu. Kira-kira apa ya?" batin Kenya.

"Begini saja Bu, Bapak akan nginep di rumah Pak Sanip. Biar Mereka tidur di sini," tutur Pak Abas.

"Ya, sudah. Ayo Kenya—Anita." Bu Tuti mengantarkan Mereka ke sebelah kamar tempat Akila tidur.

"Kenya, Kamu merasa ada yang aneh gak, sih? Kenapa Akila tiba-tiba lari ke sumur itu?" tanya Anita, Dia baru ngeh dengan semua kejadian malam ini.

"Nit…." Kenya diam sejenak, Dia tidak jadi bicara. Hal itu membuat Anita menatapnya heran, kemudian Anita hendak menghadap ke arah yang Kenya lihat.

"Jangan lihat Nit." Kenya memegang wajah Anita supaya tidak melihat ke arah jendela.

Tok…tok…tok

Suara jendela di ketuk dari luar. Kenya menarik tangan Anita dan membawanya bersembunyi di sudut ruangan, hal itu cukup menyembunyikan Mereka dari arah jendela di kamar tersebut.

"Memangnya ada apa Key?" bisik Anita, Dia juga terlihat ketakutan, meski tidak tahu apa-apa.

"Ada seseorang yang berdiri di luar," bisik Kenya, Dia meremas tangannya sendiri.

"Orang? Kalau begitu Kita beritahu saja Bu Tuti," bisik Anita. 

"Jangan." Kenya mencegah Anita menemui Bu Tuti.

"Kalau Aku beritahu, pasti Anita akan ketakutan." Kenya dan Anita tanpa sadar tertidur di di pojok ruangan sampai pagi.

Bu Tuti yang terbangun mengecek keberadaan Akila, namun saat Dia membuka pintu—Akila tidak ada di kamarnya. Bu Tuti berlari dan mengetuk pintu kamar Kenya.

"Nak Kenya, Nak Anita. Buka pintunya, gawat!" teriak Bu Tuti.

"Bu Tuti." Kenya bangun, lalu membuka pintu.

"Gawat, Nak Kenya." Bu Tuti terlihat pucat pasi.

"Gawat kenapa?" tanya Kenya, Dia menunggu ucapan Bu Tuti.

"Itu, kenapa Anita tidur di sana?" tanya Bu Tuti, Dia belum mengatakan apapun.

"Panjang ceritanya, memangnya apanya yang gawat, Bu?" tanya Kenya kembali.

"Akila tidak ada di kamarnya," jawab Bu Tuti.

"Apa?!" Kenya sangat terkejut mendengarnya.

"Bagaimana ini, Nak?" tanya Bu Tuti, tentu saja sebagai pemilik rumah, Dia merasa takut, apalagi Tamunya menghilang.

"Sebentar Bu." Kenya membangunkan Anita.

"Ada apa Key? Ini di mana?" tanya Anita, sepertinya Dia masih belum sadar sepenuhnya dari tidur.

"Ini rumahnya Bu Tuti, Kamu ingat,'kan?" tanya Kenya pada Anita.

"Hemm, iya. Aduh Aku masih ngantuk." Anita mengusap wajahnya.

"Nit, Akila hilang," ucap Kenya. Anita langsung menangis mendengarnya.

"Kok bisa Key? Bu, bagaimana ceritanya?" tanya Anita, Dia tampak terpukul.

"Waktu Ibu masuk ke kamarnya, Dia sudah tidak ada. Padahal kunci kamarnya masih Ibu bawa." Bu Tuti memperlihatkan kunci kamar tersebut, Kenya sepertinya tahu ada yang aneh dengan kejadian ini.

"Tunggu dulu, sebaiknya Kita coba pulang ke rumah." Kenya mendahului, kemudian di susul oleh Anita dan Ibu Tuti. Pak Abas yang baru pulang, tidak sengaja melihat Mereka pergi, lalu menyusulnya.

"Bu, tunggu. Ada apa?" tanya Pak Abas.

"Akila menghilang Pak, padahal kunci masih ada di Ibu. Aneh,'kan? Ayo Kita susul Kenya dan Anita," ucap Bu Tuti.

"Sebaliknya jangan, Bu." Pak Abas mencegah Bu Tuti yang akan menyusul Anita dan Kenya.

"Lho, kenapa Pak?" tanya Bu Tuti.

"Sebaiknya Kita jangan ikut campur dengan urusan Mereka," jawab Pak Abas.

"Tapi, Pak. Kasihan Mereka," ucap Bu Tuti.

"Kita hanya mampu menolong sampai di sini, tapi kalau masuk ke rumah itu. Bapak takut, kalau Ibu kerasukan lagi. Bapak takut Kita mengalami hal sama seperti dulu." Pak Abas menarik tangan Bu Tuti dan membawanya pulang.

"Key, tunggu." Anita memegang tangan Kenya untuk menghentikannya.

"Nit, Aku punya feeling kalau Akila pasti ada di rumah. Ayo Nit." Kenya menarik tangan Anita, kemudian Mereka melanjutkan perjalanan.

Tin…tin…tin

Suara klakson mobil mengangetkan Kenya dan Anita. Mereka segera menepi, kemudian mobil tersebut berhenti di depan Mereka. Anita menggenggam tangan Kenya erat, menyadarinya Kenya memperhatikan mobil tersebut.

"Itu mobilnya Tante Devi," gumam Kenya.

"Bagaimana ini Key?" tanya Anita, Dia tampak khawatir.

"Jangan takut, Aku akan melindungi Kamu." Kenya membawa Anita kabur dari tempat tersebut, sebelum Devi ke luar dari mobil.

"Ke mana Mereka?" tanya Devi pada supirnya.

"Sepertinya Mereka kabur Nyonya," jawab supirnya.

"Jadi, ternyata benar. Anita tinggal di sini." Devi tersenyum penuh arti, kemudian Dia kembali masuk ke mobilnya dan pergi dari sana.

"Tante Devi sudah pergi," ucap Kenya.

"Kenapa Tante Devi bisa ada di sini? Apa Dia sengaja, ya mencariku?" tanya Anita.

"Entahlah, pokoknya Kamu jangan khawatir. Ayo, Kita pergi dari sini." Kenya dan Anita kembali ke jalan yang tadi, Mereka mempercepat langkah, hingga memasuki halaman rumah.

"Kok, udaranya dingin banget di sini? Sebelumnya Aku merasa biasa saja," ucap Anita.

To be continue

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status