Share

4.

Penulis: Rempeyek garing
last update Terakhir Diperbarui: 2025-11-16 10:53:48

Suara para tetua terdengar jauh dan bergetar, seperti berasal dari balik tirai tebal. Tubuh Bai Yuer terasa berat, panas… tapi tidak sekacau sebelumnya. Napasnya masih pendek, tapi pikirannya perlahan kembali.

"Tekan energinya… jangan biarkan naik lagi!”

“Tetap fokus! Racunnya tidak stabil!”

Suara-suara itu membuat Bai Yuer perlahan membuka mata.

Ruangan tampak dipenuhi asap spiritual. Para tetua berdiri membentuk lingkaran di sekelilingnya.

Mereka menyalurkan energi dingin, mencoba menekan racun dalam tubuhnya.

Wajah mereka semua pucat.

Salah satu tetua mengusap keringat dari dahinya.

“Ini… sangat sulit. Racun ini terlalu dalam. Kita tidak bisa menetralkannya, hanya menahannya.”

“Racun… apa?” Bai Yuer bertanya dengan suara lemah.

Para tetua saling pandang. Lalu salah satu dari mereka menjawab dengan hati-hati.

“Putri… ini Gairah Naga Merah. Racun langka yang menyerang emosi dan energi inti seseorang. Jika dorongannya tidak tersalurkan, racun akan menempel dan terus menggerogoti meridian.”

Bai Yuer menatap kosong. Ingatan malam itu kembali seperti kilatan. Pasokan panas yang tak terkendali, napas yang berat, dunia yang berputar, dan—

Ling Xuan...

Napasnya tercekat. Ia mengerjap, tubuhnya tersentak pelan.

“Ling Xuan…”

Suara itu keluar begitu saja.

Para tetua terdiam.

Bai Yuer menatap mereka, kini dengan jelas.

“Di mana Ling Xuan?”

Tetua paling tua menunduk sedikit. “Putri… tenanglah. Anda tidak perlu mengingat kejadian itu lagi.”

“Katakan di mana Ling Xuan?!” desis Bai Yuer. “Apa… yang kalian lakukan padanya?”

Tetua lain menjawab lirih, “Kepala sekte telah menjatuhkan hukuman padanya. Hukuman yang setimpal.”

Bai Yuer menegang. “Hukuman…?” Napasnya tersendat. “Apa maksud kalian?”

“Ling Xuan… telah dinyatakan menodai Putri Sekte.”

Tetua itu menunduk lebih dalam. “Hukuman penyegelan dan pembuangan… telah dilaksanakan.”

Hening...

Ruangan seolah runtuh. Bai Yuer membeku beberapa detik. Lalu wajahnya berubah drastis.

Marah, kaget, hancur. Semuanya bercampur.

“Dibuang…?” Suaranya pecah.

Dan tiba-tiba, Bai Yuer bangkit berdiri.

Para tetua terkejut. “Putri! Racunnya belum—!”

“Diam kalian!”

Suara Bai Yuer bergema keras, membuat semua orang terdiam. Ia berjalan sempoyongan dengan penuh tekad. Keluar dari ruang pengobatan dan menuju aula utama.

Saat ia melihat ayahnya, Kepala Sekte Batu, sedang berdiri dengan ekspresi tegang, Bai Yuer langsung menghampirinya.

“Ayah… apa yang Ayah lakukan pada Ling Xuan!?”

Kepala sekte tampak kaget. “Yuer! Kau belum—”

“Cukup!”

Suara Bai Yuer pecah, matanya merah penuh amarah dan rasa sakit.

“Bagaimana bisa Ayah menyentuhnya tanpa mendengar penjelasanku!? Tanpa menungguku sadar!?”

“Yuer… kami melihatnya dengan mata kepala kami sendiri.”

“MATA?!” Bai Yuer menjerit. “Racun itu tidak akan tunduk kecuali aku—” Ia menggigit bibir, menahan gemetar, “…kecuali aku menuruti keinginan emosiku!”

Para tetua saling pandang, bingung. “Apa maksud Putri…?”

Bai Yuer menatap mereka satu per satu dengan tajam. “Gairah Naga Merah bukan racun memalukan seperti yang kalian pikirkan. Itu racun yang mengacaukan emosi terdalam. Jika dorongan emosinya tidak tersampaikan, racunnya akan terus menempel dan bisa membunuhku.”

Ia menarik napas gemetar. “Dan kalian tahu siapa satu-satunya orang yang kuinginkan saat itu?”

Tidak ada yang menjawab.

Bai Yuer mengepalkan tangan, suara melemah tapi jujur.

“Ling Xuan.”

Seketika ruangan membeku.

“Bukan karena racun…” lanjut Bai Yuer perlahan.

“Atau karena dorongan asing…” Ia menunduk sedikit,“…tapi karena aku memang sudah lama menginginkannya.”

Kepala sekte terdiam seperti batu. Para tetua membeku tanpa kata.

Dan Bai Yuer, dengan napas terengah dan mata penuh air, mengucapkan kalimat paling menusuk.

“Dan kalian… kalian telah menghukumnya… tanpa menunggu aku membuka mata?”

Wajah Kepala Sekte Batu, Bai Zhenhai, pria yang ditakuti seluruh sekte, mendadak memucat. Ia menatap putrinya seolah baru saja disambar petir.

“Yuer… apa yang kau katakan barusan…?” ujarnya parau, bergetar halus, sesuatu yang tidak pernah terlihat sebelumnya.

Bai Yuer tidak menjawab. Ia hanya menatap ayahnya dengan mata merah dan penuh kekecewaan.

“Ling Xuan…” Kepala sekte mengulang perlahan,

“…adalah orang yang kau… kau inginkan?”

Bai Yuer mendengus kesal. “Kalau bukan karena dia, aku sudah mati sebelum kalian menemukanku! Racun itu akan menjadi malapetaka untukku dan hanya akan tunduk pada orang yang kusukai.”

Tetua ketiga terbatuk panik. “Tapi… Putri… kami melihat kalian berdua… dalam posisi—”

“ITU KARENA RACUN DAN PERASAAN YANG KU PENDAM, BUKAN KARENA KESALAHAN LING XUAN!”

Bai Yuer membentak begitu keras sampai api di unggunan kecil di sudut ruangan ikut berkedip.

Ia menatap satu per satu wajah para tetua yang hening bagai batu. Tidak ada yang berani berkata apa pun setelah teriakannya.

Untuk sesaat, ruangan itu penuh dengan ketegangan sunyi. Lalu, Bai Yuer menarik napas tajam dan melangkah mundur.

“Aku tidak ingin mendengar alasan lagi,” katanya dengan suara rendah namun tegas. “Jika kalian benar-benar tetua sekte… kalian seharusnya tahu racun apa yang ada di tubuhku.”

Tidak ada yang menjawab.

Mata Bai Yuer menyipit, kecewa.

“Kalau kalian tidak bisa menolongku,” ia menunjuk dada sendiri, “setidaknya jangan menghancurkan orang yang berusaha menyelamatkan.”

Ia memalingkan wajah, menatap pintu besar aula yang terbuka sedikit.

Rasa panas di tubuhnya masih ada, racun masih ditekan… tapi amarahnya membuat rasa sakit itu nyaris tak terasa.

Bai Yuer melangkah ke pintu.

“Putri, Anda mau ke mana!?” salah satu tetua berseru panik.

Bai Yuer berhenti di ambang pintu, tanpa menoleh.

“Tentu saja, ke tempat di mana kalian membuang Ling Xuan.”

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Aku Bangkit dari Lembah Neraka   7.

    Begitu kalimat dominan itu keluar dari mulut Ling Xuan, Bai Yuer terdiam. Wajahnya merah, napasnya pendek, tapi tidak ada penolakan sedikit pun di matanya. Justru sorotnya menjadi lebih dalam, seperti sedang menantang sekaligus menyerah.Ling Xuan memperhatikan itu. Ia menghela napas perlahan, lalu mengangkat tubuhnya sedikit. Dengan sisa tenaga yang baru saja kembali mengalir, ia mengubah posisi mereka. Dalam sekejap, Bai Yuer terbaring di bawahnya sementara ia bertumpu dengan satu tangan di tanah, menatap gadis itu dari jarak sangat dekat.Jarak mereka tinggal hitungan sentimeter.“Jadi,” bisik Ling Xuan dengan suara rendah dan meyakinkan. “Apa kau benar-benar ingin mengulanginya?”Wajah Bai Yuer semakin panas. Tangannya terangkat, lalu berhenti di udara.Kulit Ling Xuan langsung bersentuhan dengan ujung jarinya, membuatnya tersentak kecil. Panas tubuhnya yang belum stabil membuat Bai Yuer merona lebih parah, tetapi gadis itu tidak menarik tangannya.Tubuh mereka hampir bersentuhan

  • Aku Bangkit dari Lembah Neraka   6.

    Bai Yuer mengerjap beberapa kali, napasnya tersendat saat akhirnya mengenali posisi dirinya. Ia menindih Ling Xuan, tubuh mereka saling menekan, napas mereka hampir bertemu. Tatapan mereka terkunci beberapa detik.Hening memenuhi udara. Hanya terdengar suara napas berat mereka dalam diam.“Ling Xuan…?” ucap Bai Yuer seperti bisikan patah, setengah gemetar. Ia menegakkan kedua tangannya yang berada di sisi wajah Ling Xuan dengan bertumpu ke tanah tandus di lembah itu.Ling Xuan sedikit menegang, karena rasa sakit di dadanya yang masih menusuk. Namun ia tetap memaksakan senyum kecil yang tipis.“Kau seperti bidadari yang jatuh dari langit,” gumamnya pelan dan serak. Ia berusaha mengalihkan rasa sakit dengan bercanda atau mungkin sekadar memastikan bahwa Bai Yuer benar-benar sadar.Bai Yuer langsung terbelalak. Wajahnya memerah sampai telinga. Dengan panik ia mendorong tubuhnya sendiri untuk bangun. Namun begitu ia bergerak, rasa panas dari racun yang sempat mereda kembali melonjak tipis

  • Aku Bangkit dari Lembah Neraka   5.

    Bai Yuer tidak menunggu jawaban siapa pun. Ia langsung melangkah keluar dari aula, melewati halaman sekte yang masih dipenuhi murid yang berbisik-bisik.Tidak satu pun berani menghentikannya. Semuanya bisa melihat dengan jelas kemarahan di wajahnya dan hawa panas samar dari racun yang masih bergejolak di tubuhnya.Setiap langkah terasa berat. Setiap napas terasa panas. Tapi ia terus maju. Menuju tempat di mana para pendosa sekte dibuang. Ke tebing Lembah Neraka Batu.Angin malam di puncak gunung terasa tajam dan dingin. Tebing itu menjulang seperti mulut raksasa yang siap menelan siapa pun yang mendekat.Begitu mencapai tepi jurang, Bai Yuer berhenti.Napasnya terputus-putus, wajahnya pucat, tapi matanya tetap tajam.Ia melihat ke bawah.Tempat itu… tempat yang selama ini hanya ia dengar dalam cerita menakutkan para murid… kini terbentang tepat di hadapannya.Lembah Neraka Batu.Jurang dalam dengan kabut panas memantul dari dasar. Dan di sisi tebing, tepat di bagian yang dipakai penja

  • Aku Bangkit dari Lembah Neraka   4.

    Suara para tetua terdengar jauh dan bergetar, seperti berasal dari balik tirai tebal. Tubuh Bai Yuer terasa berat, panas… tapi tidak sekacau sebelumnya. Napasnya masih pendek, tapi pikirannya perlahan kembali."Tekan energinya… jangan biarkan naik lagi!”“Tetap fokus! Racunnya tidak stabil!”Suara-suara itu membuat Bai Yuer perlahan membuka mata.Ruangan tampak dipenuhi asap spiritual. Para tetua berdiri membentuk lingkaran di sekelilingnya.Mereka menyalurkan energi dingin, mencoba menekan racun dalam tubuhnya.Wajah mereka semua pucat.Salah satu tetua mengusap keringat dari dahinya.“Ini… sangat sulit. Racun ini terlalu dalam. Kita tidak bisa menetralkannya, hanya menahannya.”“Racun… apa?” Bai Yuer bertanya dengan suara lemah.Para tetua saling pandang. Lalu salah satu dari mereka menjawab dengan hati-hati.“Putri… ini Gairah Naga Merah. Racun langka yang menyerang emosi dan energi inti seseorang. Jika dorongannya tidak tersalurkan, racun akan menempel dan terus menggerogoti merid

  • Aku Bangkit dari Lembah Neraka   3.

    Kabut panas di dasar Lembah Neraka Batu berputar perlahan seperti napas raksasa. Di antara batu-batu merah yang retak, tubuh Ling Xuan tergeletak.Darah mengalir dari pelipisnya, menguap sebelum sempat membasahi tanah. Tubuhnya seolah dibakar dari dalam karena kekosongan.Rantai segel para tetua telah menghancurkan jalur Qi-nya. Tak ada energi yang tersisa, tak ada panas dari Api Dalam Batu yang dulu menjadi jiwanya. Yang tinggal hanyalah tubuh manusia biasa, rapuh, hancur, dan terbakar oleh udara beracun lembah.Setiap tarikan napas terasa seperti menelan pisau.Setiap detak jantung, seperti pukulan palu di dalam dada.“Ini… akhirnya, ya…”Ia mencoba menggerakkan tangan, tapi ototnya tak lagi menuruti perintah. Tubuhnya kaku, dingin, sementara dunia di sekelilingnya merah dan berputar.Rasa sakit mulai pudar, berganti dengan kekosongan aneh, tanda nyawa mulai menjauh.Matanya setengah terpejam. Di tepi pandangan, ia melihat cahaya samar dari langit sempit di atas sana. Ia sempat berp

  • Aku Bangkit dari Lembah Neraka   2.

    Dua penjaga membawa Ling Xuan keluar dari aula utama. Rantai energi spiritual mengikat tangannya. Rantai itu menyala samar dalam warna merah batu bara, yang merupakan simbol segel penghukuman Sekte Batu.Setiap langkahnya meninggalkan jejak darah di lantai batu. Tapi ia tak berteriak, tak membela diri lagi. Kata-kata sudah tak berguna. Semuanya telah ditentukan bahkan sebelum sidang dimulai.Di halaman utama, para murid berkerumun. Mereka berdesakan di balik pagar batu, mencoba melihat jelas sosok yang kini diseret ke tengah lapangan.Bisikan-bisikan langsung bermunculan, saling tumpang tindih seperti suara serangga malam.“Itu benar-benar Ling Xuan…?”“Tidak mungkin… dia murid jenius sekte. Mana mungkin melakukan hal memalukan itu?”Seorang murid lain menatapnya dengan jijik, suara keras tanpa menurunkan volume. “Jenius atau tidak, bukti sudah jelas! Dia ditemukan tanpa pakaian bersama Putri Bai Yuer!”Di sisi lain, sekelompok murid perempuan menutup mulut mereka, mata gemetar. “Kupi

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status