Share

4. Ustad Daffa

last update Terakhir Diperbarui: 2022-10-15 09:30:15

"Jadi, kamu sebagai pengajar dipesantren ini?" tanya Ziko setelah Naila meninggalkan mereka berdua. Arisha terdiam, bibirnya tiba tiba saja merekah dari kejauhan ia sudah dapat minat Daffa yang sedang berbaur bersama beberapa santri laki laki. Arisha dengan sigap segera melangkahkan kakinya menghampiri lelaki itu.

"Ibu Arisha ada apa?" tanya Daffa yang merasa heran di datangi secara tiba tiba apalagi Ziko yang mengikutinya dari belakang. Jika seorang wanita menemui lelaki yang bukan muhramnya bersama suaminya berarti ada sesuatu penting yang di sampaikannya.

"Pak Daffa ada jam mengajar?" tanya Arisha tersimpu malu. Ziko hanya dapat memandang kelakuan istrinya ini, mungkin saja ada yang diberitahu Arisha pada ustad yang sudah berada dihadapan mereka, ia tidak boleh menaruh curiga pada istrinya.

"Jam mengajar saya sudah selesai Bu, Saya hanya sedang memperhati santri santri saja," jawab Daffa tertunduk.

Daffa adalah ustad paling muda dan memiliki ketampanan yang lebih dari  pengajar lelaki lainya, selain parasnya yang tidak membosankan ketika dipandang, ia juga memiliki sifat yang membuat setiap wanita yang melihatnya akan menaruh hati, tidak terkecuali pada Arisha yang merupakan anak pemilik pesantren ini.

"Selamat ya Bu atas pernikahaan semoga pernikahan sampai ajal memisahkan dan kemudian bertemu kembali disurga!" ucap Daffa tulus. Seketika Arisha langsung menatap wajah Ziko yang tampak mengesalkan. Bagaimana bisa ia bertahan dengan seorang lelaki seperti suaminya, pernikahannya belum sampai sehari saja, Ziko sudah memintanya untuk berpisah.

"Pak Daffa sudah selesai mengajar?" tanya Arisha berusaha untuk mengalihkan pembicaraan dan Daffa hanya mengeleng karena pertanyaan yang dilontarkan oleh Arisha sudah dijawabnya sebelumnya. Tampak sekali wanita ini sedang salah tingkah tapi, Daffa berusaha untuk berfikir positif bahwa ini hanya anggapan saja, tidak mungkin Arisha salah tingkah padanya secara gadis ini juga sudah memiliki suami yang tak kalah tampan darinya.

Arisha mengerti dengan sikap Daffa ia juga menyadari sikapnya yang dinilai terlalu berlebihan pada pria ini.

"Oh iya Bu, Saya tinggal dulu ya, saya harus kepeternakan tadi ada beberapa santri yang melapor kesaya kalau sejumlah bebek ada yang berkaitan dan  saya harus mengecek untuk mengetahui apa penyebab kematian peliharaan kita!"

"Gatal banget sih kecowok," sindir Ziko yang melihat kearah lain. Arisha yang merasa karena hanya ia dan Ziko yang berada ditempat ini namun, ia tidak dapat menyalahkan ucapan suaminya karena apa yang dikatakan Ziko benar.

"Ustadzah!" panggil seorang santriwati yang kini menghampirinta bersama dua orang temanya ceweknya.

"Iya Nis, ada apa?" tanya Arisha karena santrinya ini berlari menuju tempatnya pasti ada hal tertentu yang ingin disampaikannya hingga ia terbesar gesa seperti ini.

"Cieee Ustadzah, suaminya ganteng banget, selamat ya Ustadzah, maaf Ustadzah Nisa and gang ngk bisa datang karena kita pas pernikahan Ustadzah kita dihukum sama ustad Daffa," aduh Nisha dengan hembusan nafasnya yang masih belum teratur.

"Dihukum ustad Daffa? Kenapa kok bisa dihukum?" tanya Arisha penasaraan ketika mendengar nama lelaki yang dikaguminya disebut oleh anak didiknya.

"Nisha semalam ketahuan cabut dari pesantren Ustadzah padahal semalam itu kita cabut karena beliin pembalut buat Naomy tapi ustad Daffa ngk percaya katanya kita terlalu sering buat alasan terus kata ustad Daffa juga kenapa ngk izin dulu? gitu Ustadzah kita di marahi marahi sama ustad Daffa." Aduh gadis dengan polos dan seketika tatapan Arisha berubaha pada mereka yang tadinya penuh tanya kini memasang wajah jeruknya. Mendengar ucapan polos sahabatnya Yunita langsung menyenggol lengan Nisha, Bukanya memberhentikan ucapanya Nisha malah semakin melanjutkan ucapanya.

"Ustadzah ngk nyalahin ustad Daffa salah kalian sendiri," ucap Arisha yang langsung membalikan tubuhnya membelakangi santrinya dan siap meninggalkan mereka sedangkan Ziko hanya mengikuti langkah Arisha.

"Suami ustadzah ganteng banget!" teriak Naomi kegirangan dan memasang wajah gemasnya. Arisha memutarkan tubuhnya dan menatap tajam kearaj mereka dari tempatnya yang sudah cukup jauh karena suara Naomi yang sangat keras ia masuh dapat mendengarnya dengan jelas.

"Anak ustad Henri yang terkenal paham agama ehhh tau taunya nikah karena terciduk, mana bajunya sampai robek gitu lagi pasti sudah melakukan hal hal yang aneh dan ngk lama lagi pasti bakal terdengar kabar kalau si Arisha itu sudah hamil, ya iyalah secarakan melakukan sebelum pernikahaan dan mungkin juga ini bukan yang pertama kalinya mereka melakukan apalagikan ustadzah Arisha sering kekota buat beli perlengkapan pondok, lihat saja suaminya orang kota tampan, cewek mana yang dapat menolak pesonanya jadi, kalau diajak berbuat mesum seperti itu mana bisa Arisha menolaknya."

Air mata Arisha kembali menetes, ternyata kabar pernikahaanya sudah terdengar di seluruh kampung ini walau pun di selenggarakan secara sederhana dan hanya mengundang tamu tamu penting saja. Namanya sudah tidak sebersih dahulu. Mereka hanya beramsumsi dengan apa yang mereka lihat bukan dengan cerita sebenarnya. Langkahnya terhenti ditempat bukanya hanya santrinya saja yang menceritainya ternyata seluruh penduduk kampung ini sedang membicarakan dirinya.

"Yang terlihat baik belum tentu beneran baik malah yang terlihat seperti sopan justru, sering menlengset dari kodratnya sebagai wanita!" ujar ibunya satu lagi pula.

Ziko sebagai lelaki yang memiliki hati tentunya merasakan apa yang dirasakan Arisha walau ia tidak mencintai gadis yang dinikahinya, ia juga tidak terima jika Arisha dicap seperti itu karena ia juga tidak menodai Arisha, semua terjadi begitu saja tampa ada satu orang pun yang mau mendengarkan ceritanya.

Ziko berniat menghampiri ibu ibu yang tengah menceritai istrinya dengan amarah yang mulai merasuki dirinya tapi, Arisha segera mengcengkal lengan pria itu agar Ziko tidak melanjutkan langkahnya dan segera kembali kepesantren saja.

Arisha sengaja mengajak Ziko keluar dari pesantren agar suaminya lebih mengenal sekitaran tempat tinggalnya namun, diluar ekspetasinya ia malah mendapat cemohan dari orang orang yang berada ditempat ini.

Tak ingin merasakan sakit hati yang lebih mendalam lagi karena ucapan ucapan tidak benar yang di lontarkan padanya. Arusha mengajak Ziko agar kembali kerumahnya dan Ziko yang menyanggupinya.

Sesampainya di dalam rumah Arisha langsung masuk kedalam kamarnya sedangkan Ziko ikut bergabung bersama papa dan mertuanya yang masih berada di ruangan yang sama seperti yang di temuinya sebelumnya.

"Ziko, Arisha kenapa?" bisik Rusdi pada Ziko yang duduk di sebelah kirinya. Ia merasa tak enak hati pada Henry karena Arisha masuk kerumah dan berlari menuju kamarnya dalam keadaan menangis walau pun Arisha sudah menutupnya dengan telapak tanganya namun, hal itu masih dapat di lihat oleh Rusdi dan Henry.

"Pasti Ziko berulah lagi!" gumam Liora yang sudah berpikiran buruk tentang anak putranya itu. Ia langsung menatap Ziko dengan tajam, baru beberapa jam saja Ziko menjadi seorang suami ia sudah membuat istrinya menangis di hadapan mertuanya.

"Ada apa dengan Arisha, Ziko?" tanya Henry.

"Tad ... tadi itu ...!" Zinida yang baru saja keluar dari dapur dan ingin menghampiri keempatnya langsung menatap Ziko dengan tajam. Pasti lelaki ini sudah berubah makanya putrinya menangis seperti ini.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Aku Bukan Gadis   31. Belanja mahal

    Ketiganya memasuki sebuah mall besar yang berada di kota ini. Ziko berjalan lebih dulu sedangkan Kiara dan Veora jalan bersampingan dengan sesekali tawa yang terciptanya. Keduanya sudah terlihat kompak walau baru saling mengenal. Veora mengajak Kiara ke beberapa tempat yang di sukainya karena Ziko sudah mengizinkanya untuk memesan barang apa pun yang di perlukanya sedangkan Kiara hanya menurut saja. Veora memilih beberapa pakaian yang menurutnya bagusnya. Kiara hanya melihat barang barang yang di pajang tampa niat sedikit pun untuk mengambilnya. Menurutnya harga di tempat ini tidak realistis terlalu mahal dan mengambil banyak keuntungan. Ia hanya melihat harga harga yang tertera di atasnya. Matanya mengarah pada sebuah pakaianya yang tertulis diskon 75%. Bukanya tertarik pada promo itu justru wanita itu masih membatin. "Diskon 75% tapi harganya masih tiga juta lima ratus terus kalau harga normal gimana?" rutuknya. "Arisha ini bagus tidak?" tanya Veora menghampiri Kiara yang masih be

  • Aku Bukan Gadis   30. Bertemu Bos

    Veora yang sebelumnya tidak pernah bertatap muka dengan Ziko kini harus seruangan dengan bosnya. Veora duduk berhadapan dengan Ziko dan Kiara yang duduk disebelah lelaki itu. Veora melihat jelas Ziko menatap tulus kearah Kiara. Kiara pun terlihat salting walau tampa bicara. Ada rasa gugup dan masih tidak percaya dalam diri Veora. Selama ini ia hanya dapat melihat Ziko melalui fotonya disosial media dan beberapa figuran yang memperlihatkan wajah lelaki itu dibeberapa ruangan tertentu.Wajah aslinya lebih tampan dari pada yang biasa dilihatnya. Penampilanya cool yang memperlihatkan lelaki ini memiliki sifat keras dan tak acuh. Kulitnya yang sawo matang semakin menunjukan sisi unggulnya yang terlihat lebih manis. Andai ia tidak mendengar kalimat pengakuan Ziko yang sudah memiliki istri mungkin saja ia sudah jatuh hati pada pria tampan ini sejak pertama kali bertemu."Mas!" panggil Kiara memecahkan keheningan diantara mereka. Veora segera tersadar dari lamunanya dan mengalihkan pandangany

  • Aku Bukan Gadis   29. Pelayanan menyebalkan

    "Tolong ya Mbak izinkan saya lewat. Saya hanya ingin mencari suami saya!" Pelayan itu kembali tertawa terbahak bahak. "Lucu ya kamu!" ketusnya dengan tatapan sinisnya dan menginjakan hilsnya dibagian kaki Kiara yang hanya mengunakan pancus yang dibalut oleh kaus kaki. Kiara hanya dapat mengigit bibir bawahnya. Ia ingin sekali mendorong wanita ini dan menjedutkan kepalanya dengan tembok agar bagian terkerasnya hancur dan tidak punya otak sekalian pikirnya. Viora yang baru saja selesai melayani pengunjung yang berada tak jauh dari mereka merasa iba pada Kiara karena ia pernah berada diposisi gadis itu saat pertama kali melamar kerja ia juga di perlakukan sama dengan Kiara dan pelaku yang sama. Viora dapat bekerja ditempat ini juga termasuk karena adanya orang dalam yang membantunya. Dengan mengumpulkan segala keberanianya Viora kembali menghampiri Kiara dan menarik pergelangan tangan Kiara menjauh dari atasan culasnya. Dengan mudah atasan culasnya menarik rambut Viora yang tidak meng

  • Aku Bukan Gadis   28. Tempat Mewah

    Di dalam mobil hanya ada keheningan diantara mereka. Ziko tidak membuka pembicaraan begitu pun Kiara yang tidak memiliki inisiatif untuk mencari topik. Ziko fokus pada setir mobilnya sedangkan Kiara menatap arah luar dari jendela mobil. Begitu banyak bayangan yang melintas di pikiranya. Ziko membawa mobilnya dengan kecepatan sedang hingga banyak mobil yang lalu lallang melewari mereka."Bagaimana keadaan adik adik ku sekarang. Apakah mereka nurut dengan Arisha?" lamunannya kini mengarah pada asalnya. Tetapi hal itu terjadi hanya dalam hitungan menit tiba tiba saja bayangan serta senyuman ustad Daffa terlintas di benaknya. Sesekali ia juga masih memikirkan ucapan Ziko yang menampakan pria itu masih memandam perasaan yang mendalam pada mantanya. "Sal tolong ambilin minum!" Kiara tidak menoleh sedikit pun. Ziko sedikit melirik kearah Kiara yang sejak tadi hanya terdiam. Ia tidak ingin menganggu wanita itu dan segera mengambil minumnya sendiri dengan mengunakan sebelah tanganya. Meneman

  • Aku Bukan Gadis   27. Respon tidak baik

    Raut wajah Sera menampakan kebinggungan harus menjawab apa dan hal itu sudah dapat dibaca oleh Ziko. Ziko kembali menatap layar komputernya sembari menunggu jawaban dari sekretarisnya. Selang beberapa menit, ia melihat jam dipergelangan tanganya. "Sera, saya akan menyetujui proposal kamu jika kamu sudah dapat menjawab pertanyaan saya!" ujar Ziko memasang jasnya kembali. "Tapi clien kita meminta proposal harus dikirim nanti paling lambat jam 04.00 sore!" "Jam 04.00 masih lama. Jika kamu karyawan yang jujur kamu dapat menjawab pertanyaan saya dengan mudah dan saya lebih baik kehilangan proyek ini tapi tau kinerja karyawan saya dan saya ingatkan kembali Sera, kamu sudah lama bekerja di perusahaan saya dan kamu taukan konsekuensi apa yang akan saya berikan pada seseorang yang sudah melakukan korupsi!" Sera hanya mengangguk. Ziko menemukan banyaknya kejanggalan di perusahaanya setelah beberapa hari ditinggalkanya. Mulai dari tata letak benda hingga proposal dan laporan yang tidak dapa

  • Aku Bukan Gadis   26. Kejanggalan pada Sera

    Pukul 05.03 Ziko sudah selesai dengan ritual mandinya dan kini ia sudah memakai pakaian kerjanya lengkap dengan jasnya. Di tatapnya Arisha yang masih tertidur pulas. Ia mengerti bahwa gadis itu tengah kelelahan, ia meninggalkan Kiara tampa menganggunya. Ia sengaja untuk tidak mengunci kamar agar Arisha bebas melakukan kegiatan di dalam rumah.Pukul 07.35 Kiara baru terbangun. Ia membuka matanya perlahan, di lihatnya udara yang masih sangat gelap dengan mata samar samarnya, ia kembali menidurkan tubuhnya. Pukul 09.48 Kiara kembali terbangun, ia masih melihat ruangan ini sangat gelap tapi, ia merasa malam terlalu lama, ia terpaksa membuka matanya. Penglihatanya tidak salah. Hari masih begitu gelap. Mengapa dikota waktu malam terasa begitu panjang?" lirihnya. Kiara mulai menormalkan dirinya, menangkap cahaya seadanya yang masuk kedalam matanya. Kakinya mulai digerakanya diarahkanya kejendela kamar. Mata Kiara terbuka sempurna ketika melihat kearah luar yang sudah begitu terang. Ada apa

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status