Share

2. Rasa Bersalah

‘‘Salahmu hanya satu, kau lari dari pernikahan bersama kekasih badebahmu itu!’’ kata Samuel yang sedaritadi memperhatikan perempuan yang sudah direngut keperawanannya itu.

Anita mengalihkan pandangannya ke arah sumber suara. Lagi-lagi dia melihat pria jahat yang tidak hanya menyakitinya, tapi juga memperkosanya.

‘‘Sebenarnya siapa kamu? Kenapa menyakitiku!?’’ tanya Anita dengan suara meninggi.

‘‘Heh! Kau selalu menanyakan hal yang sama,’’ ucap Samuel mendekat. Ia mencengkram bahu Anita dan kembali melakukan penyatuan bibir yang sangat menyakitkan. Sekuat tenaga Anita melepaskan tautan bibir itu. Tapi tenaga Samuel sangatlah besar.

‘‘Mungkin kau sudah lupa semuanya setelah kecelakaan itu. Jadi, aku akan memperkenalkan diriku. Aku adalah Samuel Ravelio, kekasihmu yang sangat mencintaimu,’’ ucap Samuel setelah melepaskan tautan bibir mereka.

Anita terdiam. Ia menolak kenyataan kalau dia lupa ingatan. Jelas-jelas Anita ingat siapa dirinya. Anita tau siapa teman-temannya dan Samuel bukan kenalannya, apalagi musuhnya. Tapi lagi–lagi, berbicara dengan pria aneh yang memperlakukannya sangat kasar ini, seperti menjelaskan sesuatu pada batu atau benda mati. Tidak akan didengarkan!

Tok-tok-tok.

Anita melihat seorang dua wanita berkostum sama.

‘Mungkin saja mereka pelayan,’ pikir Anita.

Pelayan itu masuk setelah mendengarkan satu perintah dari Samuel, ‘‘Kenakan padanya pakaian dan beri dia makanan.’’

Samuel beranjak pergi dari kamar mewah ini digantikan para pelayan yang masuk.

‘‘Nona, silahkan pilih salah baju kesukaan anda.’’

Anita mengerutkan kening. Dia terbengong melihat banyak pakaian cantik dan sangat mahal yang digantung di stand hanger.

‘‘Dan ini makanan untuk anda,’’ ucap pelayan yang lain memperlihatkan banyak makanan yang tersedia di rak makan berjalan.

Aroma yang tercipta dari rak makan berjalan jelas sangat mengundang selera. Tapi Anita merasa ragu menerimanya. Jadi dia berkata, ‘‘Tidak perlu. Aku hanya perlu pergi dari sini. Apa kalian bisa mengantarku pulang?’’

Dua pelayan ini menatap satu sama lain. Kemudian salah satu dari mereka berkata, ‘‘Kami tidak memiliki nyali, nona. Tuan Samuel akan marah pada kami.’’

Anita menghela nafasnya, ‘‘Begitu ya?’’

Dua pelayan mengangguk, mereka sama sama berkata, ‘‘Iya, nona.’’

Mendengar itu, Anita merasa sangat lemas. Ia tidak tahu karma buruk apa yang telah dibuatnya hingga berakhir dihadapkan dengan Samuel, pria kejam yang entah kenapa malah menyekapnya, merenggut keperawanannya dan sekarang tidak membiarkannya pergi.

‘‘Kami tahu jelas masalah anda dan tuan Samuel. Tapi perlu nona Anna tau, tuan Samuel begitu frustrasi setelah kepergian nona dengan kekasih nona,’’ ucap salah satu pelayan yang membuat Anita menghela nafas karena jelas-jelas dia bukan Anna atau kekasih pria bernama Samuel itu!

Pelayan lain memegang tangan Anita, ‘‘Iya nona. Maka dari itu kami sarankan, nona harus pandai-pandai mengambil hati tuan Samuel.’’

‘‘Tolonglah nona, kembalikan tuan Samuel seperti saat dulu, saat tuan Samuel sangat mencintai nona Anna. Menurut kami itu lebih baik dari apapun.’’

Kedua pelayan kini memegang masing-masing satu tangan Anita dengan wajah memelas sangat berharap Anita mampu mengabulkan permintaan keduanya.

Anita masih terdiam hingga dua pelayan itu memutuskan pergi, meninggalkanya sendiri dalam kamar mewah ini.

‘‘Ya sudahlah nona, kami pergi dulu ya. Mungkin nona perlu ruang untuk sendiri,’’ kata pelayan sebelum pergi.

Dalam kesunyian, Anita merenung, ‘‘Apa benar tidak ada jalan keluar?’’ gumam perempuan itu sedih. Sebelum semua ini terjadi, Anita hanya gadis yang baru ditipu kekasihnya.

‘‘Aku jujur saja, Nit. Aku laki-laki beristri.’’ ingatan Anita berputar pada masa kekasihnya memilih jujur dan memutuskannya.

Awalnya Anita sedih, tapi sedih itu berubah menjadi kekecewaan. Tidak disangka, selama mereka menjalin hubungan, kekasihnya sudah mengintip segala pendapatan Anita tiap bulan.

Sehari setelah memutuskan Anita, semua uang dalam rekening Anita hilang tak tersisa. Tentu saja Anita depresi. Semua kemalangan seolah mengumpul di sekelilingnya.

‘‘Aku harus apaaa!!!’’ teriak Anita pusing.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status