Share

8. Percaya

Untung Anita bukan tripikal orang yang suka mengumpat bahkan bersikap tak terpuji seperti melempar apapun yang ada di tangannya jika terkejut. Tubuh Anita hanya bergetar sebentar dan Anita menarik hembuskan nafas teratur untuk mengembalikan fokusnya.

‘‘Setengah jam lagi,’’ jawab Anita dengan suara teramat lembut.

‘‘Tapi aku sudah lapar.’’

‘Kenapa tidak kamu makan saja apa yang ada di atas meja?!’ batin Anita kesal.

‘‘Kamu tunggu lah sebentar lagi. Semua bumbunya belum matang ini. Apa kamu mau makan ayam setengah matang? Tidak 'kan?’’

Samuel menggeleng dari belakang. Dia mulai menjahili Anita dengan mengecup pipi Anita dan perlakuan itu turun hingga ke leher. Sebuah gigitan kecil ditolehkan pada leher Anita yang penuh keringat. Anita sendiri tentu risih.

‘‘Apa kamu tidak aneh menggigit leherku seperti itu? Aku lagi keringatan loh,’’ peringatan keras Anita yang tidak ingin Samuel mengganggunya.

Untung saja masakan di depannya dimasak dengan direbus, bukan goreng. Kalau tidak, Anita tid
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status