Share

3. Diomeli Pelayan

Suara teriakan frustrasi Anita mendatangkan kembali dua pelayan yang baru saja pergi dari kamar itu.

‘‘Nona Anna?’’

‘‘ Nona Anna kenapa?’’

Dua pelayan bernama Erli dan Naila itu tampak panik, keduanya memeriksa tubuh Anita semampunya, melihat apakah ada luka, tapi mereka tidak ditemukan sedikitpun.

‘‘Apa baru saja ada orang lain yang datang kemari dan mengganggu Nona?’’ tanya Nai kebingungan. Begitu juga dengan Erli, yang dalam hatinya juga bertanya hal sama.

Anita bungkam. Dia memilih untuk tidak menjawab, perempuan itu menunduk, terus saja menatap ke bawah. Sekarang, Anita merasa sendiri. Ia merasa tidak memiliki teman yang minimal memercayainya kalau Anita bukan Anna seperti yang dibicarakan beberapa orang yang ditemuinya.

‘‘Sepertinya Kami harus memanggil tuan Sa–’’

‘‘Pergi kalian dari sini!’’ usir Anita setengah berteriak. Kali ini pikirannya sangat kacau.

Tanpa menunggu lama dua pelayan itu pergi. Lagi-lagi Mereka meninggalkan Anita seorang diri. Anita memijat kepalanya yang pusing. Segalanya hilang dalam sekejap, Anita sangat bingung harus melakukan apa untuk hidupnya setelah ini. Terjebak dalam lingkungan yang jelas tidak diketahuinya, pria yang mengatakan kalau Anita adalah Anna, istrinya. Tanpa sebab, Samuel menyakitinya entah apa salah Anita, Anita sendiri juga tidak tahu.

‘‘Setelah pergi bersama kekasihmu kau jadi perempuan pembangkang 'ya …’’ lagi-lagi suara Samuel. Jujur, tiga kali melihatnya sudah membuat Anita muak. Apalagi segala sikap kasar yang dilimpahkan Samuel pada Anita membuat Anita jijik pada dirinya sendiri.

‘‘Aku bukan Anna! Aku Anita!’’ teriak Anita dengan emosi meletup-letup.

Samuel menatap Anita dengan pandangan merendahkan. ‘‘Sudah tahu bersalah, malah tidak bertanggungjawab lagi.’’ Samuel mendekati Anita.

Lelaki itu mencengkram bahu Anita dengan kukunya yang tajam. Kulit Anita sampai memar di buatnya.

‘‘Kau adalah Anna, istri bodohku! Bukan Anita atau siapapun! Asal kamu tahu saja 'ya. Setelah kau kabur dari pernikahan, aku kehilangan kesempatan kerjasama bernilai jutaan dollar. Sekarang terima hukuman karena sudah meninggalkanku demi pecundang itu!"

Samuel kembali menyetubuhi Anita. Sebuah sentuhan menyakitkan yang membuat Anita trauma.

Teriakan kesakitan sambil berusaha menghentikan semua ini tanpa henti dilontarkan Anita. Tapi Samuel tidak peduli, Samuel terus menghujam Anita hingga sampai klimaks ketiga.

Anita sudah pingsan karena tidak makan sedaritadi, tapi Samuel terus melakukan tindak kasarnya sampai dia puas.

Samuel berdiri, dia memperhatikan tubuh Anita yang dikira Anna. ‘‘Kalau saja kau tidak pergi dari pernikahan, mungkin hari ini aku sudah membelaimu dan memberikan sentuhan indah yang membuatmu merasa terbang ke langit. Tapi kau sudah mengecewakanku, Anna. Kau jahat padaku!’’

Samuel masuk ke dalam kamar mandi, mengguyur tubuhnya dengan sower. Hati kecil pria dewasa itu tentu senang karena mendapatkan Anna, wanita yang telah menjadi istrinya meski sempat pergi dengan pria lain, tapi Anna adalah gadis perawan. Mungkin, setelah ini dia akan tergila-gila pada Anita yang dikiranya Anna.

Samuel keluar dari kamar mandi dengan mantel mandi menutup sedikit tubuh berototnya.

Pandangan Samuel terus menatap ke arah Anita, dia terus tersenyum, tidak peduli kalau Anita sedang tidak baik-baik saja saat ini.

‘‘Sepertinya aku harus memberinya vitamin supaya kuat bertanding denganku di ranjang,’’ gumam pria itu tanpa rasa bersalah telah menyakiti wanita yang bukan istrinya.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status