Share

Aku Bukan Istrimu
Aku Bukan Istrimu
Author: Sweety Gemilang

1. Kau Pengkhianat!

‘‘Heh. Ternyata kau sudah bangun, Penghianat!’’

Anita mengerutkan kening bingung kala mendengar suara pria yang agaknya sedang berbicara padanya. Matanya perlahan terbuka karena penasaran. Tetapi ia hanya menemukan kegelapan di depannya.

‘‘Siapa kamu?’’ Anita mencoba berbicara pada seseorang yang tidak tau entah berada di mana itu. Meski perasaannya tidak enak, dan ketakutan mulai mengisi ruang hatinya.

Sedetik, dua detik, tiga detik.

Anita tidak kunjung menemukan jawaban. Hingga terdengar suara derap langkah kaki seseorang yang menggunakan sepatu. Persekian detik, suara itu semakin mendekat, dan membuat Anita penasaran. Sebenarnya, dia ada di mana dan kenapa bisa ada di sini.

Saat mulai melihat tubuh seorang pria berjas hitam dalam jarak pandangnya, Anita semakin penasaran. Cahaya redup hanya menyorotinya dari atas.

‘‘Sia–siapa kamu?’’ tanya Anita memasang mode siaga. Tangan, kaki, dan lehernya diikat. Saat ini dia dalam posisi berdiri.

‘‘Kamu tanya aku siapa?’’ terdengar suara berbicara dengan kekehan. Tampaknya, pria bermata cokelat itu tidak percaya dengan pertanyaan Anita.

‘‘Apa kau sudah lupa dengan semuanya?’’ lanjut pria asing yang tidak dikenal Anita itu. ‘‘Atau, memang pura-pura lupa, hem?’’ Pria itu mencondongkan tubuhnya ke Anita.

‘‘Aku tidak tau kamu siapa, dan kenapa aku bisa ada di sini, masih menjadi misteri dalam pikiranku,’’ Anita berbicara dengan suara gemetar. Ia ketakutan. Meski begitu, dia memutuskan bertanya. Karena ia perlu tahu banyak, tentang siapa pria di depannya sekarang.

Lelaki itu menekan kedua sudut pipi Anita hingga gadis itu merasa kesakitan. ‘‘Kau sudah lupa semuanya?’’ ulang lelaki itu sambil menekan pipi Anita lebih kuat.

‘‘Aku tidak tau siapa kamu,’’ jawab Anita merintih. Suaranya tidak terlalu terdengar jelas. Sakit di kepala dan nyeri di perpangkalan rahangnya semakin membuat tangis Anita mengencang.

‘‘Tidak kenal?’’ Salah satu alis pria itu terangkat. Anita hanya mengangguk lemah.

Plak! Mendadak tamparan keras mengenai pipi mulus Anita.

‘‘Aku tau kau hanya pembohong! Cepat katakan, di mana Ajustin kekasih badebahmu itu! Aku harus memberinya pelajaran!’’

Anita menggeleng lemah. Dia tidak tau siapa Ajustin. Tapi berbicara pada pria ini percuma saja, kata–katanya tidak akan didengar. Rasa sakit, panas dan nyeri bercampur menjadi satu terasa di area pipinya. Sakit di kepala dan rahangnya semakin membuat tangis Anita yang tidak tahu apa-apa itu semakin deras.

‘‘Jangan bersandiwara di depanku! Aku tahu kau hanya mengelabuiku!"

Tapi tangis Anita semakin kencang. Pria bernama Samuel Ravelio itu mulai mencengkram bahu Anita dan memberikan sentuhan bibir dengan beringas.

Lidahnya menjelajah masuk, mengabsen satu persatu gigi Anita tanpa membiarkan Anita bernafas dengan bebas.

Tangan Samuel mulai membuka satu persatu kancing baju Anita dan memberi tanda pada buah dada Anita dengan rakus.

Kedua tangan dan kaki Anita yang terikat tidak dapat memberi pertolongan di saat sekarang. Tangis Anita semakin kencang yang membuat Samuel menjambak rambut Anita. ‘‘Diamlah! Aku tahu kau bukan perawan lagi, jadi jangan berlagak suci!’’

Kesadaran Anita hilang saat Samuel mulai menerobos selaput daranya dalam sekali hentakan.

****

Entah sudah berapa lama Anita pingsan. Tapi dia menemukan dirinya ada di kamar besar yang dipenuhi perabotan mahal. Ranjang king size nyaman muat untuk tiga orang dewasa.

‘‘Kenapa bisa aku ada di sini?’’ monolog Anita dengan suara serak sambil menyentuh kepalanya. Badannya terasa sangat sakit. Anita mulai mengingat apa yang terjadi sebelum ini.

‘‘Keperawananku …’’ Anita menggeleng. Air mata yang sempat ia keluarkan kembali keluar karena kesedihannya.

‘‘Sebenarnya apa salahku …’’ kata Anita sambil terisak.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status