공유

Dilabrak

작가: Thata
last update 최신 업데이트: 2022-03-16 22:30:21

Hari ini akan ada meeting bersama dengan bosnya di sebuah hotel berbintang lima yang terkenal dikota ini. Bella mematut dirinya didepan cermin, pashmina herwarna peach yang dipakainya sebagai penutup kepala nya. Dipadukan dengan blazer coklat dengan dalaman kemeja senada dengan kerudungnya. Serta trouser berwarna coklat senada dengan blazernya memberikan penampilan elegan yang anggun kepada Bela. Dia terlihat begitu memukau hari ini. Hari ini merupakan meeting dengan rekan bisnis yang sangat penting, jadi dia harus menampilkan ke profesionalannya agar tidak mempermalukan bosnya.

"Pak, ini file untuk meeting siang nanti" Bella menyodorkan map berwarna biru kepada bosnya.

"Baik akan saya cek, terimakasih" ucapnya tanpa melihat ke arah Bella. Ada rasa nyeri menyelimuti hati Bella ketika Andi tidak terlihat ramah dan sedikit merayu seperti biasanya.

"Sadar Bel, dia itu suami orang. Jangan genit minta dirayu. Kamu mau dicap sebagai pelakor" tegurnya didalam hati agar tidak berharap sesuatu yang akan menyakiti hatinya. Disaat Bella akan melangkahkan kakinya pergi dari ruangan Andi.

"Kamu terlihat sangat cantik hari ini Bella, aku suka penampilanmu yang terlihat sederhana tapi sangat anggun" ucap Andi dengan senyuman manis di bibirnya. Bella tak berpaling untuk menatap ke arah Andi, tapi jauh didalam hatinya dia sangat bahagia mendengar pujian itu dari mulut bos tampannya itu. Tersungging sebuah senyuman di bibir tipis milik Bella karena merasa bahagia.

"Kamu tunggu saja dulu disini, saya akan menghubungi pak Rendra mengenai meeting hari ini" perintah Andi ke Bella untuk menyuruhnya duduk di bangku lobi hotel. Sedangkan Andi pergi menuju ke resepsionis untuk menanyakan kamar pak Rendra. Seharusnya ini tugas sekretarisnya, namun Andi tidak ingin terlalu membuat Bella sibuk dengan masalah sepele seperti ini.

"Bella, mari kita menuju kamar hotel" Andi mengulur tangan ke arah Bela.

"Iya. Kamar hotel buat apa?" tanya Bella yang bingung dan sedikit terkejut.

"Ya, buat kita meeting lah. Ayo cepat ke atas" Andi tersenyum ramah dan terlihat begitu sangat manis dimata Bella.

"Ya allah, begitu indahnya ciptaanmu ini. Hamba tak sanggup seperti ini, bisa-bisa runtuh iman ini ya Allah. Jadikanlah makhluk didepan hambamu ini sebagai imam hamba" doanya dalam hati yang begitu memuji ketampanan pria yang kini berdiri di depannya.

Tanpa disadari oleh mereka berdua, Tamara mendengarkan semua percakapan mereka berdua tadi. Hatinya meradang, ketika suaminya mengajak sekretaris baru yang dia rekrut beberapa hari lalu untuk masuk ke kamar hotel.

"Dasar jalang, meskipun memakai hijab. Bukan berarti dia wanita yang baik" gerutunya marah.

"Aku akan mengikuti permainanmu ini sayang" ucapnya sambil melangkahkan kakinya mengikuti suaminya dan juga Bella.

Terlintas dalam pikiran Tamara untuk merekam kejadian ini. Sebagai bukti untuk mempermalukan wanita rendahan itu.

"Sebaiknya aku menyiarkannya secara langsung, biar cepat viral" ucapnya diiringi tawa kecil seolah dia tidak terlihat sedih jika suaminya benar-benar selingkuh.

Dibukanya sebuah aplikasi sosial media, dan langsung menayangkan siaran langsung kegiatan dia mengikuti suaminya dengan sekretaris nya.

"hai guys, hari ini aku memergoki suamiku dengan sekretaris nya berada di sebuah hotel. Mereka berdua berniat untuk masuk ke dalam sebuah kamar di hotel ini" kata Tamara sambil mengarahkan kamera handphonenya ke arah Andi dan Bella. Banyak komentar marah yang masuk dalam siaran langsung Tamara. Ada pula komentar untuk menguatkan dirinya untuk menghadapi kenyataan pahit kalau dia dikhianati oleh suaminya.

Setelah suaminya masuk ke dalam kamar hotel dan Bella masih terlihat berdiri di luar merapikan bajunya. Tamara mendekatinya dan langsung menjambak kerudung yang menutupi kepala Bella dengan sebelah tangan, sedangkan tangan yang sebelahnya lagi memegang handphonenya untuk merekam setiap kejadian hari ini.

"Dasar wanita jalang tidak tahu diuntung" teriak Tamara sambil berusaha melepas pashmina yang menutupi rambutnya Bella.

"Tidak pantas kamu memakai kerudung seperti ini jika kamu gunakan untuk merayu suami orang".

"Dasar tidak tahu malu, sudah dikasih kerjaan malah menggoda suamiku. Perempuan tidak tahu malu" akhirnya kerudung itu terlepas dari kepala Bella. Namun ada sedikit luka goresan pada bagian dagu bawahnya akibat ditarik paksa oleh Tamara. Mungkin tergores jarum pentul yang mengikat pashmina.

Ada rasa nyeri akibat goresan tersebut, membuat Bella meringis. Air matanya mengalir tanpa dia sadari. Sakit hati, itulah yang dirasakan Bella saat ini.

"Lihat ini wajah pelakornya, sekretaris yang merayu bosnya agar bisa menggantikan posisi istri sah".

"Jangan mimpi kamu wanita rendahan. Dasar gatal, murahan" berbagai macam cacian yang Tamara lontarkan kepada Bella. Kolom komentar siaran langsung Tamara kini penuh dengan hujatan yang sangat mengerikan. Kata-kata mengerikan itu ditujukan kepada Bella.

Keributan yang dibuat oleh Tamara mengundang para penghuni kamar hotel untuk menyaksikan. Beberapa orang yang melintas pun berhenti untuk menyaksikan, dan mereka pun ikut merekam kejadian itu untuk diabadikan pada ponsel mereka. Miris. Bukannya dilerai, tapi mereka juga ikut sibuk dengan ponselnya memvideokan kejadian yang ada didepan mata mereka.

"Tamara, apa-apan ini" teriak Andi keluar dari kamar hotel yang dia masuki. Terlihat wajah Andi begitu marah, menatap tajam kepada Tamara.

이 책을 계속 무료로 읽어보세요.
QR 코드를 스캔하여 앱을 다운로드하세요

최신 챕터

  • Aku Bukan Pelakor   Hasrat Tamara

    Tamara sudah pulih, kini dia bersiap untuk memulai aksi balas dendamnya kepada Andi dan Bella. Setelah semua barang milik Gery dijual oleh Baron, kini dia memiliki sedikit modal untuk melakukan aksinya. Belum lagi uang yang tersimpan di rekening Gery yang lumayan banyak. Membuat Tamara tidak merasa miskin lagi. Kini dia tengah berencana untuk mengambil semua hartanya yang telah diberikan Gery kepada istrinya. Apalagi keberadaan istri Gery telah diketahui, Baron dan anak buahnya memang bisa diandalkan untuk masalah mencari tahu keberadaan istri Gery. Kehidupan Bella dan Andi pun juga selalu mereka awasi, apalagi sekarang gugatan cerai yang diajukan oleh Andi telah diputuskan. Secara resmi kini mereka telah bercerai. Membuat Tamara begitu membenci Andi dan Bella. "Kita lanjutkan rencana kita, sesuai rencana yang telah kita susun" ucap Tamara kepada Baron dan Ruby serta anak buah Baron. Sedangkan Tessa hanya duduk mengamati mereka sambil memakan buah apel yang sudah terpotong dalam piri

  • Aku Bukan Pelakor   Kembali Lagi

    Ruby menggeledah isi kamar Gery, mungkin ada barang yang bisa menghasilkan uang. Sebab dia tahu sekarang Tamara tidak punya apa-apa lagi. "Memangnya apa yang kamu cari sih dari tadi" Tessa menggerutu melihat tingkah Ruby. "Aku lagi mencari barang yang berguna biar bisa dijual. Coba tante bantu aku nyari-nyari" ucap Ruby kesal karena tersinggung dengan ucapan Tessa bernada marah kepadanya. "Memang jenius kamu Ruby" wajah Tessa terlihat kegirangan dengan pemikiran Ruby yang tidak terpikir olehnya sebelum ini. Setelah bekerjasama, akhirnya lumayan banyak barang yang terkumpul oleh mereka berdua. Terdapat lima jam tangan mahal yang harganya tentu saja puluhan hingga ratusan juta. Ada tiga cincin berlian, satu sertifikat rumah atas nama Gery. Serta mereka menemukan kunci rumah dan juga kunci mobil. Mungkin kedua barang itu milik Gery tanpa sepengetahuan Tamara. "Sayang, bisa kamu cek alamat rumah ini. Cari tau siapa pemiliknya, apa rumah itu ditempati atau tidak?" Ruby meminta bantuan

  • Aku Bukan Pelakor   Bala Bantuan

    Ruby memeriksa kondisi Gery yang sudah tidak bergerak lagi setelah mendapatkan pukulan dari Tamara yang tepat mengenai kepalanya. Sudah bisa dipastikan kalau Gery kini sudah meninggal apalagi genangan darah yang menghiasi lantai keramik putih apartemen kini terlihat begitu sangat kontras merah dan putih. Tamara masih terus saja berteriak dan menangis tidak karuan. Ruangan itu pun kini dipenuhi dengan darah, entah itu darah dari Gery ataupun darah Tamara. Ya , Tamara mengalami pendarahan yang hebat setelah mendapat tendangan dari Gery sebelumnya."Bagaimana sekarang Ruby" Tessa begitu panik dengan keadaan saat ini. Apalagi kondisi Tamara yang terlihat seperti orang gila. Namun tidak berapa lama kemudian Tamara jatuh pingsan karena tidak kuat lagi menahan rasa sakit akibat pendarahan dan rasa kekecewaan dihatinya. Semua kepedihan, semua kehancuran yang Tamara alami berputar-putar dalam kepalanya hingga membuatnya jatuh pingsan karena dia tidak bisa menerima kekalahannya."Tamara" teriak

  • Aku Bukan Pelakor   Bertemu Keluarga Kembali

    "Pa, aku sudah menemukannya" ucap Listy pada sambungan telponnya. "Kini Nilam tengah terbaring lemah di rumah sakit pa. Semuanya sungguh diluar dugaan pa, seolah takdir telah bermain-main"."Aku tidak bisa menjelaskan semuanya pa, jika papa ingin tau keadaannya papa bisa datang kesini dan melihat kondisinya"."Dia sedang menderita kangker pa" Listy terisak berbicara dengan papanya di telpon. Dia sangat bersedih melihat kondisi sepupunya itu dengan kondisi yang begitu menyedihkan. Seandainya saja, dia menemukan Nilam lebih awal mungkin dia tidak akan menderita dan penyakitnya tidak akan separah ini. Listy merasa sangat begitu berterimakasih kepada Nilam yang kabur dari perjodohannya dengan Rudi di waktu lampau. Meski dia tau semua itu ulah suaminya sendiri yang membantu pelarian Nilam dengan kekasihnya. Sebab, jika dia tidak menggantikan posisi Nilam untuk melakukan perjodohan dengan Rudi. Dia tidak akan pernah tau betapa beruntung dirinya dicintai oleh Rudi. Listy bahkan tidak akan

  • Aku Bukan Pelakor   Membantu Pelarian

    Nilam bertemu dengan Rafly ditaman tempat mereka biasanya ketemuan. Pertemuan mereka dibantu oleh pengasuh Nilam sejak kecil. Bi Fatimah lah orang yang selalu membantu Nilam untuk bisa keluar dari rumahnya."Mas, aku mau mohon sama kamu bawa aku pergi dari sini. Kita kabur saja mas, aku tidak mau dijodohkan sama papa mas" Nilam menangis dalam pelukan Rafly. "Tapi sayang, aku tidak ingin dianggap lelaki pengecut sama papamu karena membawamu pergi dan kabur dari sini" Rafly mencoba untuk menenangkan Nilam dan memberikan pengertian kepadanya bahwa yang dia katakan itu salah. "Tapi aku tidak mau dijodohkan dengan Rudi mas, aku menganggap dia seperti kakakku. Dia pun juga begitu, dia hanya menganggap aku seperti adiknya. Rasanya sulit bagi kami untuk menerima perjodohan ini mas" Nilam menjelaskan. Sebab, dia tau Rafly kadang merasa cemburu dengan Rudi. Dia pun yakin jika Rudi juga tidak menginginkan perjodohan ini. Apalagi dia tahu Rudi sedang mencari perempuan yang sudah membuat dirinya

  • Aku Bukan Pelakor   Demi Cinta

    "Nilam, besok malam kamu dan Rudi akan melangsungkan pertunangan" ucap Bima tiba-tiba saat mereka sedang makan malam. Anjas dan Marina hanya terdiam mendengar ayah dan ayah mertuanya memberitahukan berita baik tersebut. Namun itu justru merupakan berita petaka bagi Nilam."Maksud papa apa?" jawab Nilam lembut. Dia tidak berani menatap mata Bima, karena dia tahu betapa kerasnya watak sang papa. "Apa telingamu sudah tuli Nilam?" kalimat yang terdengar begitu singkat diucapkan oleh Bima tapi terasa bergidik bagi siapapun setelah mendengarnya."Tapi pa aku sama Rudi cuma..." belum sempat Nilam menyelesaikan kalimatnya. Bima meletakkan garpu dan sendoknya ke meja dengan begitu nyaringnya. Seperti dia tengah menggebrak meja makan pada saat itu. Suasana pun seketika menjadi hening, tak ada aktivitas tengah makan lagi diantara semuanya. Baik Nilam, Anjas maupun Marina."Tidak ada kata penolakan atau alasan apapun. Pokoknya besok malam kamu dan Rudi akan melangsungkan pertunangan" Bima menata

더보기
좋은 소설을 무료로 찾아 읽어보세요
GoodNovel 앱에서 수많은 인기 소설을 무료로 즐기세요! 마음에 드는 책을 다운로드하고, 언제 어디서나 편하게 읽을 수 있습니다
앱에서 책을 무료로 읽어보세요
앱에서 읽으려면 QR 코드를 스캔하세요.
DMCA.com Protection Status