Share

Bab 38: Kelabu di Wajah Gagah

Saat ini, aku memutuskan untuk bersikap tenang. Ibu, bapak, Ibu Juleha dan Gagah, mereka semua kupersilahkan duduk di sofa lebih dulu. Membicarakan sesuatu dengan emosi apalagi saling memaki seperti tadi tidak akan memperbaiki masalah, yang ada aib demi aiblah yang terus mengudara.

Kulirik Lidyana dan si bungsu yang berdiri di belakang sofa ibu, dua anak itu bukannya gegas membuatkan minum malah tertarik dengan pembicaraan para suhu. Lihat saja ekspresi Lidyana yang mengerut ke arahku, gadis itu jelas-jelas tidak mau beranjak agar tidak melewatkan gosip meski hanya satu baris kalimat.

Sekali lagi aku menatap Lidyana dan si bungsu, menggertakkan gigi dan terus memberi kode agar mereka lekas beranjak. Tetapi bukannya mendapatkan inginku, ibu malah menampar angin di depan wajahku.

“Enggak perlu tawarin minum! Teh di rumah abis, gulanya mau Ibu buatkan donat.”

“Bu ... jangan begitu sama tamu,” pintaku hampir mem
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status