Share

Bab 39: Penyerangan

Aku memarkir Si Gagah begitu sampai di rumah Anha jam lima sore. Langit mulai membiru di pucuk sana ke tiba aku tiba, para burung bergantian pulang menuju sarang, serupa denganku yang kembali datang.

Wajahku terasa lebih bersinar sore ini. Bukan karena semata-mata menyadari jika Gagah menyimpan niat mulia untukku, tetapi lebih dari itu, empat bungkus martabak yang kutenteng bersama saat ini menjadi alasan paling besar rasa bahagia yang terus merebak di hati.

Ekspresi girang dari Ahnalah yang begitu kunanti. Gadis baik dengan seribu rasa sakit yang dipendamnya sendirian selama ini, memang terlihat begitu tegar dan tangguh. Meski nyatanya aku tahu jika Anha menyimpan segalanya seorang diri.

Ada malam dimana dia duduk sendirian di ruang tamu, menangis di bawah gelapnya malam sembari memeluk lutut. Aku berpura-pura tidak tahu demi menjaga perasaannya. Aku sadar, meski sudah lama ditinggalkannya dunia kelam itu, tetap saja ada luka yang masih bersar
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Yanie Abdullah
di sini di ceritakan gina sangat kaya tapi kenapa tak membeli rumah yang megah , lalu punya ART dn punya satpam bahkan harusnya punya sopir pribadi, kayaknya author nya nglundur atau masih mimpi belum bangun makanya bikin cerita kacau balau
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status