Inicio / Romansa / Aku Hamil Anak Kamu, Mas! / Bab 107. Kematian Murad.

Compartir

Bab 107. Kematian Murad.

Autor: Ucing Ucay
last update Última actualización: 2025-12-01 22:16:37

Mark berhenti, menyisakan beberapa langkah di hadapan Murad, mulutnya menyeringai dengan mata nanar seolah senang menemukan sasaran bermain selanjutnya.

"Kamu tidak mengajari anak buahmu dengan benar, apa dia tidak tahu jika dia tidak boleh berbicara kalau berhadapan dengan Mark!" ucap Mark dengan nada sarkas.

Pikiran Murad pun tertuju pada Damian, sudah dipastikan jika tangan kanannya itu pasti sudah tergeletak menjadi mayat di luar sana.

"Sebenarnya aku tidak membunuhnya, aku hanya menebas kedua tangannya yang sudah kurang ajar menodongkan senjata padaku!" ucap Mark seraya dengan santai mengelap pedangnya, dengan menggosokkannya ke sofa sehingga noda darah pun tertinggal di sana.

Murad mengeratkan rahangnya, membayangkan kondisi Demian saat ini. Meskipun memang Mark tidak membunuhnya, tapi dia pasti akan mati kehabisan darah.

"Aku tidak suka turun tangan secara langsung seperti ini, tapi tindakanmu yang kekanak-kanakan itu sudah mengusik ketenanganku!" kata Mark lagi sambil berjala
Continúa leyendo este libro gratis
Escanea el código para descargar la App
Capítulo bloqueado

Último capítulo

  • Aku Hamil Anak Kamu, Mas!    Bab 139. Keluh Kesah Evan. 

    Evan dibuat terkejut dengan sikap Zola yang ketus dan terkesan sangat kesal terhadapnya malam itu, sampai dia hanya bisa diam dan menggantung rahang dengan kepala penuh berbagai pertanyaan.Apa kesalahannya sampai membuat istrinya semarah itu?"Ya Allah, apa yang sudah aku lakukan sebelumnya? Zola bahkan menepis tanganku dengan kasar!" gumamnya tak habis-habis sejak semalam, bahkan tidurnya tidak lelap dan hatinya gelisah tak menentu.Pagi itu pun Zola bangun lebih dulu seperti biasa. Evan yang memang sudah terjaga sebelum adzan shubuh berkumandang, hanya saja dia berpura-pura masih tidur dan ingin melihat sikap istrinya itu kali ini."Mas, bangun sudah shubuh!" Evan sejenak merasa tubuhnya tegang manakala merasakan belaian lembut di kepalanya, perlahan dia membuka mata dengan perasaan takut. Dan pemandangan di hadapannya kali ini menyejukkan mata dan membuatnya terjaga.Zola tersenyum lembut dan duduk di sampingnya, dia sepertinya baru bangun karena rambutnya masih tergerai. Hidungn

  • Aku Hamil Anak Kamu, Mas!    Bab 138. Kekesalan Zola.

    "Mas, ada sesuatu yang harus kita bicarakan tentang Nathan," ucap Zola suatu sore ketika mereka sudah kembali ke rumah.Evan yang baru saja selesai menuntaskan rapat online bersama kliennya pun menoleh pada istrinya itu, dengan dahi berkerut."Nathan? Ada apa? Apa dia sakit?" tanyanya, memang sudah lama Nathan ada di rumah Abraham, atau bersama Kevin.Zola menghela nafas panjang, wajahnya tampak gundah."Bukan itu, dia baik-baik saja dan sudah mulai sekolah lagi sejak kakinya sembuh," jawab Zola dengan wajah murung.Evan tanggap dengan suasana hati Zola yang rupanya sedang sedih itu, maka dia pun mengesampingkan pekerjaannya untuk beberapa saat dan memusatkan perhatiannya pada istrinya."Kenapa?" tanyanya lembut seraya meraih tangan Zola dan menggenggamnya dengan hangat.Zola tersenyum tipis, untuk sejenak dia berterimakasih dalam hati karena Evan mau mendengarkan keluh kesahnya di tengah kesibukannya."Nggak, aku hanya merindukan dia, Mas, apa dia mau kembali lagi ke rumah kita?" ung

  • Aku Hamil Anak Kamu, Mas!    Bab 137. Intermezzo.

    Suasana pesantren perlahan kembali tenang, meski belum sepenuhnya pulih karena lingkungan tempat pendidikan itu masih bercampur dengan adanya alat berat dan para tukang yang bekerja membangun kembali asrama putri yang hancur. Para santri putra saling membahu membantu para pekerja bangunan, juga warga sekitar pesantren juga turut membantu sehingga pekerjaan menjadi lebih cepat."Bagaimana? Apa bisa selesai minggu ini?" tanya Kareem pada mandor yang dia tugaskan untuk mengawasi semuanya.Robi, mandor muda yang juga bawahan Tama itu mengangguk. "Ya, Tuan, jika terus seperti ini kemungkinan dalam 7 hari semuanya akan selesai dan bisa segera ditempati oleh para santri," jawabnya selagi mereka berdua berdiri melihat-lihat para pekerja yang sibuk dengan tugas masing-masing.Evan mengangguk-angguk, dia juga optimis bangunan seluas 300 meter persegi itu akan cepat selesai dengan banyaknya bantuan dari berbagai pihak."Mas, semuanya kita makan siang dulu!" teriak Zola yang muncul dari arah ger

  • Aku Hamil Anak Kamu, Mas!    Bab 136. Segitiga Hati.

    Zola menyusul ke pesantren untuk mengetahui kabar selanjutnya, dia tak bisa berdiam diri saja di kota sementara dia tahu situasi di pesantren sudah teramat genting. "Assalaamu'alaikum, Pak Kyai!" ucapnya seraya melangkah masuk. Tampak Kyai Ahmad dan Ummu Khadijah sedang duduk di ruang terang dan hanya diam membisu satu sama lain. Keduanya menoleh begitu mendengar Zola."Waalaikum salaam, kamu ke sini juga, Zola?" sambut Ummu Khadijah.Zola mengangguk dan menyalami keduanya sebelum akhirnya duduk di sofa lainnya."Di mana mereka sekarang? Apa mereka baik-baik saja? Tadi aku juga melihat mobil ambulan beriringan dari arah sini," tanya Zola langsung mengajukan pertanyaan dengan wajah cemas.Kyai Ahmad dan Ummu Khadijah saling pandang dengan raut muka kaget, mereka sendiri di situ belum mendapatkan kabar karena belum ada satu pun dari mereka yang kembali pulang. "Mereka belum kembali, kami juga menunggu sejak tadi," kata Kyai Ahmad dengan kening berkerut, tak urung apa yang dikatakan o

  • Aku Hamil Anak Kamu, Mas!    Bab 135. Mark Terluka.

    Malik dan teman-teman santri yang lain segera bergegas pergi dari gudang itu, karena mungkin sebentar lagi akan terjadi baku tembak antara pihak Mark dan anak buah Saleh. Dia sebenarnya mengkhawatirkan Alvan, tapi dia juga percaya jika pemuda satu itu bisa dipercaya karena kemampuan bela dirinya diatas yang lain."Kamu seharusnya pergi, Nak? Mau apa malah ke sini?" ujar Mark mengerutkan kening melihat Alvan yang berdiri memasang kuda-kuda di sampingnya.Alvan meliriknya sejenak, "Kenapa? Aku tidak mau dikira anak bersarung yang pengecut oleh preman-preman itu!" jawabnya.Mark berdecih mendengarnya, lalu menggeleng jengah. "Terserah! Kami tidak akan melindungi mu kalau terkena serangan mereka!" katanya berlagak tak peduli. Alvan tampaknya tak terpengaruh dengan perkataan Mark, dia hanya tersenyum menanggapi ucapannya.Sementara itu, tak mau kalah dari kelompok Mark, anak buah Saleh pun rupanya masih berdatangan memasuki gudang itu dan mengambil posisi mengelilingi mereka, sehingga kin

  • Aku Hamil Anak Kamu, Mas!    Bab 134. Bersiap Untuk Bertarung.

    Alvan dan teman-temannya terkejut mendengar suara tembakan dari luar gudang, dan teriakan garang dari orang-orang itu sontak membuat santri yang lain menjadi ketakutan."Apa yang terjadi?" tanya Malik dengan wajah panik.Alvan memicingkan matanya dan menajamkan pendengarannya, tampaknya anak buah Saleh yang banyak itu dibuat terkejut juga dengan serangan mendadak entah dari mana."Sepertinya ada yang datang menolong kita," gumamnya.Wajah teman-temannya langsung gembira karenanya. "Mungkin itu polisi," tebak Malik yang dibenarkan oleh teman-temannya.Hanya saja Alvan tidak berpikir begitu, menurutnya polisi tidak akan langsung menyerang secara riuh seperti itu. Dan ketika mereka masih bergelut dengan tebakan masing-masing, beberapa preman bersenjata muncul dengan terburu-buru dan menghampiri mereka."Bangun semuanya! Kalian harus pindah dari sini!" teriak salah satunya sambil menodongkan senjata laras panjang hasil rakitan ke arah para santri itu.Tentu saja itu langsung membuat para

Más capítulos
Explora y lee buenas novelas gratis
Acceso gratuito a una gran cantidad de buenas novelas en la app GoodNovel. Descarga los libros que te gusten y léelos donde y cuando quieras.
Lee libros gratis en la app
ESCANEA EL CÓDIGO PARA LEER EN LA APP
DMCA.com Protection Status