Share

Bab 18

"Kita sarapan di luar aja," jawabnya masih dengan suara serak, bahkan dia belum bangun dari tempat tidur.

Seketika aku mengernyit. "Terus, makanan ini buat siapa?" Mataku menuju ke meja.

"Biarin aja di situ. Kita makan aja di luar. Sekalian jalan-jalan ke mana gitu."

Aku sambil berpikir, tumben Dewa mengajakku keluar. Ah, pasti ada sesuatu di balik rencananya itu. Apa lagi kalau bukan ingin bertemu Nindi. Ck.

"Ya udah." Langsung saja kusetujui karena malas berdebat dengannya lagi.

Kemudian, aku segera menuju kamar mandi. Selama di dalam, otakku tak henti berpikir. Seandainya Dewa mengajakku keluar hanya karena ingin bertemu Nindi, diriku harus menyiapkan sesuatu. Tenang, Furi. Kita ikuti saja permainan Dewa seperti apa.

Setelah mandi, kulihat Dewa sedang menelepon. Melihatku datang, dia langsung menjauh. Kuduga dia menghubungi Nindi.

"Ya udah, tunggu aku di sana. Jam sepuluh aku meluncur." Dewa langsung mengakhiri panggilan. Kemudian, dia menuju tempatku berdiri. "Kamu semalam ngomong
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status