Share

Bab 33

Selepas Gali dan calon istrinya pergi, Dewa langsung mencecarku. "Kamu tadi nyindir aku, ya?" Dia spontan menghempaskan bokong di kursi ruang tunggu.

"Kamu tersinggung?" balasku seraya ikut duduk di sampingnya.

"Udahlah, gak usah berdebat. Gak enak diliat orang," lanjutku sambil memasang syal.

"Kamu itu emang nyebelin." Dewa justru menarik syalku dan mengikat ke leherku.

"Eh, eh. Kamu mau bunuh aku, ya?"

Namun, dia justru terkekeh. Hatiku seketika merasakan debar yang tak biasa. Semenjak di resort kemarin, Dewa selalu ingin menghabiskan waktu dengan Nindi. Sekarang dia berada di dekatku dan sudah mau bercanda. Sayangnya, potongan adegan ketika bersama Nindi melintas di pikiran. Perasaanku seketika ambyar. Entah kenapa jika mengingat kejadian itu hatiku masih merasakan sakit, bahkan melupakannya saja sangat sulit.

"Kamu kenapa?" Dewa memandangku lekat.

Aku menggeleng. "Kamu gak ngerasa curiga sama Nindi, ya?" Segera kualihkan obrolan.

"Emang kenapa?"

"Gak ada. Cuma aku ngerasa ada yan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status