Share

Bab 38

Aku kembali menuju ruang keluarga. Rumah mewah ini tampak sepi, hanya sesekali terdengar kicauan burung-burung mahal koleksi Papi. Kepalaku celingukan ke seisi ruangan, tak ada satu pun orang yang melintas. Bik Marni sepertinya sedang beristirahat di kamarnya. Akhirnya, aku ke dapur menyusul Dewa.

Ketika tiba di sana, tampak suamiku itu sedang duduk di ruang makan sambil menikmati salad buah kesukaannya. Dia asyik menyendok salad, tapi tangan kirinya tak kalah asyik memainkan ponsel. Begitu mengetahui keberadaanku, Dewa menoleh sejenak. Kemudian, dia kembali mengarahkan pandangan pada benda yang berada di genggamannya.

Aku masih mematung sambil memperhatikan Dewa. Ingin sekali kuceritakan perihal kasus Papi, tapi seketika teringat pesan Mami. Akhirnya, kuurungkan niatku itu.

"Kamu mau beliin tas buat Nindi? Kamu juga sering kirimin uang buat dia?" ucapku pelan sambil berjalan mendekati Dewa.

Kepala Dewa mendongak dan menatapku tajam. "Kenapa? Kamu juga mau?"

Spontan aku menggeleng. "A
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status