Share

Bab 54

"Oh, saudara. Aku kira itu istrimu," ucap Winda sedikit menyunggingkan senyum masam.

"Kalau istri emangnya kenapa, Mbak?" timpalku memberanikan diri.

Sontak Dewa memelototiku, tapi segera kuinjak kakinya. Akhirnya lelaki di sampingku itu terdiam seketika.

"Ya, aku patah hati, dong." Winda menjawab terang-terangan. Benar-benar Nindi kedua.

"Emangnya Mbak belum nikah?" sengitku lagi. Aku sudah tak peduli dengan Dewa.

Wanita bernama Winda itu tampak seperti bingung. "Em, sebenernya udah, tapi hubunganku dengan suami lagi gak harmonis."

Kulihat Dewa mengernyit. "Oh, ya? Terus kamu kerja di mana?" Dia seperti ingin mengalihkan pembicaraan.

Namun, Winda justru mengarahkan kami ke bagian ujung restoran. "Kita duduk di sana aja, yuk. Gak enak ngobrol sambil berdiri gini."

Dewa pun menuruti permintaan Winda. Mau tidak mau, aku juga mengikutinya meski dalam hati sangat kesal. Namun, sejenak kutepikan rasa cemburuku. Kuikuti ke mana permainan ini akan berakhir.

Setelah duduk di tempat yang Wind
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status