Home / Rumah Tangga / Aku Istrimu Bukan Pembantumu! / Part 2, Fitnah Ibu Mertua

Share

Part 2, Fitnah Ibu Mertua

last update Huling Na-update: 2023-02-13 15:56:10

Hati Chelsea hancur saat itu, namun ia tidak ada kesempatan untuk menitikan air mata karena para adik ipar dan juga kedua mertuanya segera memberikan perintah lainnya pada Chelsea.

Wanita berusia 30 tahun itu, diperintah untuk memijat kaki nyonya Andin, namun sebelumnya Chelsea harus memenuhi perintah sang adik ipar yang pertama.

"Kakak ipar, tolong sisir rambut ku terlebih dahulu, aku akan pergi ke kampus, tapi ini sudah mepet sekali waktunya," ucap Raras yang sangat panik saat itu.

"I-iya, aku akan membantu mu untuk menyisir rambut, tunggu sebentar ya." jawab Chelsea dengan patuh.

Raras merasa sangat terbantu saat itu, ia sama sekali tidak mengingat bagaimana sikap yang telah ia tunjukkan sebelumnya pada Chelsea saat di meja makan, namun hal itu tak membuat Chelsea marah. Ia terus saja berusaha untuk bersikap baik pada keluarga suaminya itu.

Chelsea Wulandari, wanita berusia 30 itu menikah dengan Edo Wijaya Kusuma tanpa menjalin hubungan terlebih dahulu. Sebuah pernikahan yang sama sekali tidak dikehendaki oleh Edo dan keluarga, mereka menikah karena sebuah surat wasiat dari almarhum nenek dari Edo, yang mengenal baik keluarga Chelsea.

Pernikahan itu terjadi begitu singkat, Chelsea adalah seorang gadis desa yang usianya sudah cukup dewasa bahkan sangat matang, ia terlambat menikah karena selama ini harus bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan keluarganya yang terbilang tidak mampu, sebab itulah yang membuat Chelsea harus menerima perjodohan tanpa cinta itu di usianya yang sudah sangat dewasa.

Bahkan Chelsea sendiri tidak menyangka jika ternyata pernikahannya dengan Edo justru membuka tabir penderitaan yang tidak pernah ia sangka sebelumnya, sebelumnya ibu Chelsea berpikir jika Chelsea menikah dengan Edo, maka hidupnya akan sangat bahagia.

Karena keluarga Bram Wijaya Kusuma sangat lah kaya, bahkan tidak akan habis tujuh turunan. Mereka mengira bahwa pernikahannya akan membuat kehidupan Chelsea jauh dari bayangan kemiskinan.

"Kakak ipar!"

Pekik Raras saat itu, hingga membuat Chelsea terkejut bukan main.

"I-iya Ras," ucap Chelsea tersadar dari lamunannya.

"Kakak Ipar, kenapa lama sekali menyisir rambut ku, aku bisa telat kalau begini!" omel Raras yang merasa sangat kesal saat itu.

"I-iya, ini sudah kok." jawab Chelsea meletakkan sisir lalu menyingkirkan tangannya.

Raras bangkit dari tempat duduk nya, sejak tadi ia duduk di meja rias untuk mendapatkan hasil sisiran yang indah, namun karena Chelsea terlalu banyak melamun membuat dirinya marah dan kesal.

Saat itu Raras sama sekali tidak mengucapkan terima kasih karena sudah dibantu oleh Chelsea, ia justru mendorong pundak Chelsea hingga membuatnya hampir terjungkal.

Tidak ada yang benar-benar bersikap baik pada Chelsea selama ini, bahkan harapannya pada sang suami pun kerap kali sering tak terbalas lantaran Edo tak pernah bersikap manis.

"Oh, astaga, aku melupakan sesuatu," ucap Chelsea memukul jidatnya sendiri.

Ya, Chelsea melupakan perintah dari ibu mertuanya, nyonya Andin sudah menunggu cukup lama di kamar. Dan saat itu Chelsea buru-buru mengetuk pintu lalu membuka nya.

"Maaf Ibu, aku terlambat datang," ucap Chelsea menghampiri nyonya Andin yang sedang duduk memainkan ponselnya.

"Ya, sudah selesai semua kan pekerjaan kamu? Kalau sudah, segera pijit tubuhku," pinta nyonya Andin yang sudah sangat siap kala itu.

"Ya Bu." singkat Chelsea menjawab dan berjalan mendekati ranjang mewah nan megah yang ada di hadapannya.

Perlahan, Chelsea mulai melakukan gerakan memijit kala itu, nyonya Andin bukan lah tidak mampu untuk membeli seseorang yang akan memijat tubuhnya setiap hari, namun karena kebenciannya pada Chelsea lah yang membuat nyonya Andin justru menempatkan Chelsea pada posisi yang tidak jauh bedanya dari seorang pembantu rumah tangga, yang akan patuh di perintah oleh majikannya kapanpun itu.

"Chelsea, jangan terlalu kencang, sakit!" rengek nyonya Andin sengaja melakukan itu.

"M-maaf Ibu, tapi ini aku lakukan sangat pelan dan hati-hati," ucap Chelsea yang tidak sengaja mendapatkan perlakuan tidak mengenakan dari nyonya Andin.

"Bohong! Kamu pasti sengaja menyakitiku, kan? Kamu harus mendapatkan hukuman dari Edo." celetuk nyonya Andin marah dan menatap kasar wajah Chelsea yang ketakutan.

Nyonya Andin mengambil ponselnya, ia menghubungi putra kesayangannya yang sedang sibuk di kantor, ponsel itu berdering dan segera di angkat oleh Edo.

"Halo Ibu, ada apa?" tanya Edo dengan suara seraknya.

"Edo, kamu pulang lah sekarang, aku sangat sakit hati dengan perlakuan istrimu ini," ucap nyonya Andin mengadukan kejahatan yang sama sekali tidak dilakukan oleh Chelsea.

"Memangnya ada apa, Bu? Apa yang dilakukan oleh Chelsea? Aku sangat sibuk di kantor, Ibu," seru Edo sedikit menolak saat nyonya Andin mengadukan perbuatan istrinya.

"Ibu meminta istrimu untuk memijit kakiku, tapi apa yang dia lakukan? Dia memijitnya dengan sangat keras sampai membuat ibu kesakitan, kamu harus memberikan hukuman padanya demi Ibu, Edo." jelas nyonya Andin menatap tajam ke arah Chelsea.

Chelsea tak bisa berkata apapun, saat itu ia hanya bisa menangis sambil menggelengkan kepalanya, ia ingin sekali berkata pada suaminya bahwa apa yang dikatakan oleh Ibu mertuanya itu bohong, tetapi Chelsea tidak mampu merangkai kalimat itu hingga keluar dari mulutnya.

"Baik Ibu, aku akan mengurus Chelsea setelah aku pulang nanti, sekarang aku benar-benar tidak bisa pulang, aku sangat sibuk," ucap Edo yang tidak bisa memenuhi panggilan Ibu yang ia hormati itu.

"Baik lah, tapi berjanji lah pada Ibumu ini, kalau kamu akan memberikan perhitungan pada Chelsea, dia sudah menyakiti Ibu," seru nyonya Andin sedikit kecewa.

"Baik Ibu, jangan khawatir, sekarang aku tutup dulu telepon nya." jawab Edo segera mematikan ponselnya.

Edo meletakkan ponselnya di meja, ia pun duduk di singgasananya dengan posisi memegang kepala, nafasnya seolah berhembus kasar menatap langit-langit berwarna abu-abu di ruangan itu.

"Sejak menikah dengan wanita itu, hidupku dan keluargaku tidak pernah mendapatkan ketenangan, ada saja yang dia lakukan setiap hari, sampai membuat kepalaku sangat pusing."

Ungkapan dari Edo itu terdengar oleh seorang gadis seksi bernama Clara, gadis cantik yang saat ini menjadi sekertaris Edo itu masuk ke ruangan bosnya tanpa permisi.

"Pak," lirih Clara memanggil bos nya.

Edo setengah terkejut, ia menurunkan kakinya yang sejak tadi berada di atas meja, lalu setelah itu ia kembali bersikap cool di hadapan sekertaris nya itu.

"Clara, ada apa? Apa kamu tidak tahu aturan sopan santun, harusnya sebelum masuk ke ruangan seseorang, coba lah untuk mengetuk pintu terlebih dahulu!" tegas Edo saat itu.

"Iya Pak, maafkan saya. Tapi ini sedikit penting Pak, ada meeting dadakan yang harus Bapak hadiri saat ini juga," ucap Clara menunduk hormat di hadapan Edo.

"Baik, kamu bisa siapkan semuanya dan kita akan berangkat sekarang." jawab Edo dengan sigap menyanggupi semua itu.

Clara mengangguk patuh, lalu berlalu pergi meninggalkan ruangan Edo, Clara dengan pelan menutup pintu ruangan tersebut dan masuk kembali ke ruangannya.

Clara nampaknya sudah mengetahui sedikit rahasia yang ia tidak ketahui sebelumnya, sejak menikah memang bosnya itu kerap kali berubah-rubah moodnya, bahkan sering sekali Edo marah-marah tanpa ada sebab di kantor.

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • Aku Istrimu Bukan Pembantumu!    Part 103, Chelsea dan Reno Akhirnya Menikah (Tamat)

    Di sebuah masjid yang tidak terlalu jauh dari tempat tinggal Chelsea, sudah ada beberapa tamu undangan yang menghadiri akad nikah antara Chelsea dan juga Reno, sengaja tamu yang diundang tidak terlalu banyak, karena itu lah yang menjadi permintaan Chelsea sebelum hari pernikahan itu berlangsung. Wajah Chelsea terlihat teduh dan tenang, kala di perintahkan duduk di samping kiri Reno, Reno menyambut dengan senyuman nervous, karena hari ini adalah hari di mana ia akan mengikrarkan janji suci bersama Chelsea. "Kedua mempelai sudah siap?" tanya pak penghulu yang ada di hadapan Chelsea dan juga Reno. "Siap Pak!" tegas Reno menjawab. "Baik, kalau begitu kita langsung saja mulai, ya." jawabnya mantap. Reno pun mengangguk siap, ketika pak penghulu tersebut mengulurkan tangan, Reno pun dengan cepat menjabat tangan tersebut lalu mengikuti arahan yang diberikan oleh pak Penghulu tersebut. Jika sebelumnya Reno merasa sangat takut dan ragu ketika mengucapkan ijab qobul, rupanya ketika ucapan it

  • Aku Istrimu Bukan Pembantumu!    Part 102, Doa dan Harapan Semuanya

    Chelsea dan Reno mengadakan janji temu di luar kantor, setelah insiden yang terjadi pada Chelsea. Akhirnya Chelsea memutuskan untuk masuk kerja lagi, ia sudah merasa cukup tenang karena Edo dan Irish sudah berakhir di penjara, kini hanya tinggal bagaimana ia bisa sukses mencapai gelar sebagai wanita karir setelah ia berusaha sampai sejauh ini. Kegagalan pernikahan di sebuah gedung yang cukup mewah waktu itu tidak membuat Chelsea malu dan putus asa, apalagi membatasi diri untuk tidak bertemu dengan banyak kalangan, ia justru semakin terbuka dan memperlihatkan pada mereka bahwa ia baik-baik saja, kejadian itu sama sekali tidak membuat Chelsea rapuh apalagi berkecil hati. Pertemuan demi pertemuan dengan teman satu kantor, kerap kali mengajukan pertanyaan yang sama, tetapi Chelsea justru menjawab-pi nya dengan sangat santai dan elegan. Saat makan siang tiba, Reno memanggil Chelsea untuk ke ruangannya, dengan cepat dan sigapnya, Chelsea pun sudah sampai di depan pintu ruangan Reno. Tak

  • Aku Istrimu Bukan Pembantumu!    Part 101, Kesadaran Nyonya Andin

    2 hari kemudianReno datang menemui Chelsea yang akan pulang hari ini, Reno merasa sangat senang karena keadaan Chelsea sudah jauh lebih baik dari sebelumnya, dan kedatangan Reno pun disambut senyum lebar oleh Chelsea yang sudah menunggu kedatangannya. Reno membalas senyuman itu lalu memeluk Chelsea dengan erat, Chelsea pun menerima pelukan itu dengan senang hati, mereka berdua menikmati beberapa saat kebersamaan tersebut , sebelum perlahan Reno melepaskan pelukannya. Reno meletakkan kedua tangannya tepat di pipi chubby Chelsea, mereka saling menatap satu sama lain, dan... Cup! Reno memberikan kecupan hangat tepat di kening Chelsea, Chelsea memejamkan kedua matanya kala menerima sentuhan sayang dari Reno. "Aku minta maaf Chelsea, karena aku terlambat menyelamatkan mu," lirih Reno menatap sendu. "Tidak Mas, kamu tidak bersalah, kamu tidak perlu meminta maaf," ucap Chelsea. "Tapi ini tetap saja salahku, aku bersalah karena teledor menjagamu, harusnya aku menyalip mobol Edo waktu it

  • Aku Istrimu Bukan Pembantumu!    Part 100, Aksi Nekat Chelsea

    "Mas, kamu jangan nekat, jangan gila!" Irish mencoba untuk menahan Edo. "Irish, lebih baik kamu diam saja, bukannya ini yang kita rencanakan, kamu bisa bersama Reno, dan aku bisa bersama dengan Chelsea," ucap Edo menepis tangan Irish. "Apa kamu yakin dengan keputusan kamu ini Mas?" tanya Irish ragu. "Ya, aku akan bersiap-siap, membawa Chelsea pergi jauh dari sini, dan aku akan bahagia bersama Chelsea di dalam kehidupan baru kami, sementara kamu, kamu juga pasti akan bisa mendapatkan hati Reno, kamu akan bebas memiliki Reno." jelas Edo melempar senyum. Irish akhirnya mengikuti rencana Edo, jika tujuan mereka sebelumnya hanya untuk menggagalkan pernikahan antara Chelsea dan Reno, kini berubah menjadi sebuah rencana yang tidak pernah Irish pikirkan selama ini. Edo saat itu masuk untuk melepaskan ikatan Chelsea, ia mengiming-imingi kehidupan yang bahagia, namun Chelsea tidak tertarik sama sekali, bahkan ia terus berusaha memberontak dan meminta Edo agar melepaskan dirinya, Irish yang

  • Aku Istrimu Bukan Pembantumu!    Part 99, Rencana Gila Edo

    "Mas, aku mohon tolong lepaskan aku," lirih Chelsea meminta. "Aku akan melepaskan kamu, Chelsea. Tapi dengan satu syarat," ucap Edo melempar senyum. "Apa Mas, apa syaratnya? Mas, apa kamu tahu apa yang kamu lakukan ini akan menghancurkan masa depanku bersama mas Reno, hari ini hari ijab qobul kami, tapi kenapa kamu dan Irish justru membawa ku ke sini," Chelsea menatap Edo kecewa. "Karena aku tidak terima kamu menikah dengan orang lain, Chelsea. Dan aku ingin pernikahan kamu dengan Reno gagal," sahut Edo tersenyum. "Kenapa Mas, apa masalahnya sama kamu, kenapa kamu ingin pernikahan ku dengan mas Reno gagal, aku tidak pernah menghalangi pernikahan kamu dengan Irish dulu Mas, tapi kenapa kamu melakukan ini padaku?!" Chelsea benar-benar kecewa saat itu, ia menatap keduanya dengan kemarahan yang tidak bisa ia salurkan dengan bebas, karena kedua tangan dan kakinya terlepas, dan ia hanya bisa duduk terpaku di kursi. "Karena aku cemburu, Chelsea. Aku ingin kamu kembali bersamaku," ucap E

  • Aku Istrimu Bukan Pembantumu!    Part 98, Menyekap Chelsea

    Çeklek! petugas itu membuka pintu tanpa memberi ketukan, hingga membuat Reno terkejut ketika melihat salah satu pengurus pernikahannya datang dengan wajah yang begitu panik. "Ada apa?" tanya Reno menanggapi kedatangan petugas itu. "A-anu Tuan," wanita itu gagap ketika berhadapan dengan Reno. "Anu apa? Katakan?!" Desak Reno. "N-nona Chelsea tidak ada di kamarnya." jawabnya gemetar. DegReno terkejut mendengar kabar itu, kok bisa? Kenapa bisa Chelsea bisa tidak ada di kamarnya? Percuma jika Reno mempertanyakan hal itu pada wanita yang ada di hadapannya, Reno memutuskan untuk langsung menuju ke lokasi untuk mencari tahu tentang keberadaan Chelsea, wanita yang akan ia nikahi hari ini. Reno masuk ke ruangan rias, ia menelusuri ruangan tersebut dengan jeli, dan tersadar jika Chelsea benar-benar tidak ada di sana. Di tengah kepanikan yang tidak bisa ia sembunyikan, Andika datang menemui Reno untuk memberitahukan bahwa pak penghulu sudah menunggu di lantai bawah. "Om, pak penghulu sudah

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status