Home / Rumah Tangga / Aku Istrimu Bukan Pembantumu! / Part 1, Penolakan Yang Menyakitkan

Share

Aku Istrimu Bukan Pembantumu!
Aku Istrimu Bukan Pembantumu!
Author: Adissutria Adiss

Part 1, Penolakan Yang Menyakitkan

last update Last Updated: 2023-02-13 15:55:19

"Chelsea!"

Suara teriakan nyonya Andin terdengar sangat nyaring, saat itu Chelsea sedang menyiapkan sarapan pagi untuk keluarga Bram Wijaya Kusuma, rumah mewah nan megah itu selalu ramai di kala pagi menyapa.

Chelsea buru-buru mendatangi nyonya Andin, yang tak lain adalah ibu mertuanya sendiri. Di rumah mewah itu, Chelsea adalah istri dari Edo Wijaya Kusuma, anak laki-laki satu-satunya dari nyonya Andin Kusuma dan juga Tuan Bram Wijaya.

"I-iya Ibu, aku datang," ucap Chelsea masih memakai celemek sebagai pakaian paginya setiap hari.

"Apa saja yang kamu masak pagi ini, Chelsea? Kenapa kamu sangat lama sekali di dapur!" marah nyonya Andin yang merasa bahwa Chelsea begitu membuang waktu.

"A-ada banyak menu makanan yang aku buat, Ibu. Karena semalam Ibu meminta ku untuk membuatkannya sebagai hidangan sarapan pagi," ucap Chelsea dengan jujur.

"Ya sudah kalau begitu, cepat selesaikan tugasmu, karena sebentar lagi adik-adik ipar mu dan juga suami mu akan segera bangun, jangan sampai mereka kecewa karena menu makanannya terlambat disajikan," titah nyonya Andin menatap tajam ke arah Chelsea.

"Baik Ibu, akan aku usahakan selesai secepatnya." jawab Chelsea patuh.

Dengan langkah pasti, Chelsea kembali ke dapur untuk mengolah kembali makanan yang masih beberapa menu saja yang sudah siap disajikan.

"Semuanya, bantu aku menyiapkan semua ini, aku tidak bisa melakukan itu sendiri," ucap Chelsea meminta bantuan para asisten rumah tangga yang ada di dapur.

"Baik Nyonya, apa yang harus kami lakukan?" tanya mereka dengan sigap mendatangi Chelsea.

"Tolong bantu aku mengupas wortel dan kentang, adik ipar bungsuku mau dimasakkan sup ayam, jadi ini harus cepat, karena sebentar lagi dia pasti bangun untuk sarapan." jawab Chelsea tergesa-gesa.

Mereka dengan cepat mematuhi permintaan Chelsea, beruntung sekali mereka sangat akrab dengan Chelsea. Setelah pernikahan 2 tahun yang lalu dengan Edo, dan sikap keluarga suami yang tidak bersahabat bahkan bisa dibilang tidak begitu menganggap Chelsea sebagai keluarga, membuat Chelsea nampaknya sangat sejajar dengan pembantu yang mengabdi pada keluarga itu.

Namun, Chelsea tidak mempermasalahkan bagaimana buruk nya keluarga sang suami padanya saat itu, bahkan Chelsea sering sekali tidak mendapatkan tempat nya sebagai seorang istri dan juga keluarga di sana.

Pukul 08:00 pagi

Seluruh makanan sudah siap untuk disajikan di meja makan, asisten rumah tangga itu bergegas menyusun menu tersebut dengan begitu rapinya, sementara di saat itu Chelsea pergi ke kamar untuk membangunkan sang suami, suaminya yang sangat sibuk di kantor, harus berangkat pagi sesuai dengan jadwal yang sudah diketahui oleh Chelsea.

"Mas, bangun Mas, sudah jam delapan pagi," ucap Chelsea berusaha menggerak-gerakkan lengan Edo agar ia terbangun.

"Sebentar lagi Chelsea, aku masih ngantuk," tolak Edo yang sangat berat meninggalkan bantal dan guling nya.

"Mas, tidak bisa Mas, ini sudah siang, kamu harus mandi dan bersiap-siap, di meja makan juga kamu harus berkumpul dengan keluarga untuk menikmati sarapan, ayo Mas bangun." jelas Chelsea masih berusaha membangunkan suaminya.

Dengan berat hati, akhirnya Edo bangkit dari tempat tidurnya, lalu ia pergi ke kamar mandi. Saat itu Chelsea mengambilkan kemeja, jas, dan juga celana dasar yang senada dengan jas tersebut. Keringan yang ada di kening Chelsea ia seka begitu saja tanpa meninggalkan bekas.

Setelah keluar dari kamar mandi, Chelsea membantu Edo untuk memakai dasi, lalu setelah itu mengajak Edo pergi ke meja makan.

Di meja makan itu, sudah ada ibu dan ayah mertua Chelsea. Ada tiga adik ipar Chelsea juga yang tengah duduk seolah siap menyantap makanan tersebut.

"Selamat pagi Kakak," sapa Reni melempar senyum pada kakak pertamanya itu.

"Selamat pagi, selamat makan semuanya." jawab Edo duduk di posisinya.

Chelsea melempar senyum, celemek yang ia pakai sudah ia lepaskan, dan dengan penuh bahagia ia buru-buru ingin sampai di samping Edo untuk menikmati sarapan pagi bersama.

"Eets, tunggu! Kakak Ipar mau ngapain?" tanya Raras, menatap ke arah Chelsea yang baru saja ingin duduk di samping Edo, suaminya.

"A-aku ke sini ingin menikmati sarapan pagi bersama dengan kalian," ucap Chelsea dengan nada polosnya.

"Tidak, Kakak Ipar makan saja di dapur bersama dengan para asisten rumah tangga lainnya, karena di meja makan ini, khusus untuk keluarga Bram Wijaya Kusuma saja." jelas Riri, adik bungsu sang suami yang begitu sangat cetus dan bermulut pedas.

Mendengar hal itu tentu saja menyakiti perasaan Chelsea sebagai kakak ipar yang tidak dianggap, namun tak sedikit pun dari mereka yang menghiraukan ucapan Riri yang begitu menyakiti hati Chelsea itu, begitu juga dengan Edo, suami dari Chelsea nampaknya sangat asik sekali menikmati makanannya dengan tenang, tanpa memikirkan perasaan Chelsea yang saat itu sedang berdiri terpaku tanpa suara.

Nyonya Andin tersadar bahwa kehadiran Chelsea yang sudah berkaca-kaca itu justru membuat mood makannya menjadi terganggu, tatapan mata nyonya Andin menyorot tepat di hadapan Chelsea.

"Mau apa lagi kamu di sini, Chelsea? Sudah ke belakang sana, tunggu semua nya selesai makan, baru kamu bisa makan di meja ini!" titah nyonya Andin sama tidak suka nya dengan Chelsea.

"B-baik Ibu." singkat Chelsea menjawab tanpa membantah satu kata pun ketika sang ibu mertua berbicara.

Dengan langkah kaki yang begitu berat, Chelsea pun sampai di dapur. Di sana Chelsea berusaha untuk tidak menangis, karena jika ia melakukan itu tentu saja para asisten rumah tangga yang sedang menunggu untuk membereskan meja makan, akan menyadari semuanya.

"Loh, Nyonya tidak makan juga di meja makan itu?" tanya salah satu asisten rumah tangga yang menghampiri Chelsea.

"Oh, aku nanti saja makannya, rasanya pagi ini sangat lelah karena sudah menyiapkan beberapa menu makanan yang cukup banyak, itu membuat ku sangat kenyang karena mengolahnya," ucap Chelsea menutupi kebohongan yang terpampang sangat nyata.

"Oh, begitu." jawabnya dengan tatapan tidak yakin.

Chelsea tersenyum lalu duduk di antara mereka yang sedang menunggu perintah untuk membereskan meja makan, saat itu para asisten rumah tangga yang ada di samping kanan kiri Chelsea bukan tidak mengetahui apa yang terjadi, di balik diam dan ketegaran Chelsea, ada sedih yang sangat terlihat di sepasang matanya. Meskipun air mata suci itu tidak menetes dengan terang-terangan, namun mereka yakin bahwa di batin Chelsea saat itu ia sedang menangis.

"Chelsea!"

Suara Edo terdengar nyaring, memecah lamunan Chelsea yang sejak tadi duduk tanpa suara. Bergegas Chelsea berlari menghampiri Edo yang sudah meninggalkan meja makan.

"Ya Mas," ucap Chelsea memenuhi panggilan suaminya.

"Ambilkan tas kerjaku di kamar," titah Edo dengan nada tinggi nya.

"B-baik Mas, tunggu sebentar." singkat Chelsea menjawab lalu bergegas pergi.

Beberapa saat kemudian Chelsea datang membawa apa yang diinginkan oleh Edo, lalu dengan kasar Edo meraih tas yang dibawa oleh Chelsea dengan nafas yang tersengal, tatap Edo tajam menatap Chelsea yang saat itu hendak meraih tangan Edo.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Aku Istrimu Bukan Pembantumu!    Part 103, Chelsea dan Reno Akhirnya Menikah (Tamat)

    Di sebuah masjid yang tidak terlalu jauh dari tempat tinggal Chelsea, sudah ada beberapa tamu undangan yang menghadiri akad nikah antara Chelsea dan juga Reno, sengaja tamu yang diundang tidak terlalu banyak, karena itu lah yang menjadi permintaan Chelsea sebelum hari pernikahan itu berlangsung. Wajah Chelsea terlihat teduh dan tenang, kala di perintahkan duduk di samping kiri Reno, Reno menyambut dengan senyuman nervous, karena hari ini adalah hari di mana ia akan mengikrarkan janji suci bersama Chelsea. "Kedua mempelai sudah siap?" tanya pak penghulu yang ada di hadapan Chelsea dan juga Reno. "Siap Pak!" tegas Reno menjawab. "Baik, kalau begitu kita langsung saja mulai, ya." jawabnya mantap. Reno pun mengangguk siap, ketika pak penghulu tersebut mengulurkan tangan, Reno pun dengan cepat menjabat tangan tersebut lalu mengikuti arahan yang diberikan oleh pak Penghulu tersebut. Jika sebelumnya Reno merasa sangat takut dan ragu ketika mengucapkan ijab qobul, rupanya ketika ucapan it

  • Aku Istrimu Bukan Pembantumu!    Part 102, Doa dan Harapan Semuanya

    Chelsea dan Reno mengadakan janji temu di luar kantor, setelah insiden yang terjadi pada Chelsea. Akhirnya Chelsea memutuskan untuk masuk kerja lagi, ia sudah merasa cukup tenang karena Edo dan Irish sudah berakhir di penjara, kini hanya tinggal bagaimana ia bisa sukses mencapai gelar sebagai wanita karir setelah ia berusaha sampai sejauh ini. Kegagalan pernikahan di sebuah gedung yang cukup mewah waktu itu tidak membuat Chelsea malu dan putus asa, apalagi membatasi diri untuk tidak bertemu dengan banyak kalangan, ia justru semakin terbuka dan memperlihatkan pada mereka bahwa ia baik-baik saja, kejadian itu sama sekali tidak membuat Chelsea rapuh apalagi berkecil hati. Pertemuan demi pertemuan dengan teman satu kantor, kerap kali mengajukan pertanyaan yang sama, tetapi Chelsea justru menjawab-pi nya dengan sangat santai dan elegan. Saat makan siang tiba, Reno memanggil Chelsea untuk ke ruangannya, dengan cepat dan sigapnya, Chelsea pun sudah sampai di depan pintu ruangan Reno. Tak

  • Aku Istrimu Bukan Pembantumu!    Part 101, Kesadaran Nyonya Andin

    2 hari kemudianReno datang menemui Chelsea yang akan pulang hari ini, Reno merasa sangat senang karena keadaan Chelsea sudah jauh lebih baik dari sebelumnya, dan kedatangan Reno pun disambut senyum lebar oleh Chelsea yang sudah menunggu kedatangannya. Reno membalas senyuman itu lalu memeluk Chelsea dengan erat, Chelsea pun menerima pelukan itu dengan senang hati, mereka berdua menikmati beberapa saat kebersamaan tersebut , sebelum perlahan Reno melepaskan pelukannya. Reno meletakkan kedua tangannya tepat di pipi chubby Chelsea, mereka saling menatap satu sama lain, dan... Cup! Reno memberikan kecupan hangat tepat di kening Chelsea, Chelsea memejamkan kedua matanya kala menerima sentuhan sayang dari Reno. "Aku minta maaf Chelsea, karena aku terlambat menyelamatkan mu," lirih Reno menatap sendu. "Tidak Mas, kamu tidak bersalah, kamu tidak perlu meminta maaf," ucap Chelsea. "Tapi ini tetap saja salahku, aku bersalah karena teledor menjagamu, harusnya aku menyalip mobol Edo waktu it

  • Aku Istrimu Bukan Pembantumu!    Part 100, Aksi Nekat Chelsea

    "Mas, kamu jangan nekat, jangan gila!" Irish mencoba untuk menahan Edo. "Irish, lebih baik kamu diam saja, bukannya ini yang kita rencanakan, kamu bisa bersama Reno, dan aku bisa bersama dengan Chelsea," ucap Edo menepis tangan Irish. "Apa kamu yakin dengan keputusan kamu ini Mas?" tanya Irish ragu. "Ya, aku akan bersiap-siap, membawa Chelsea pergi jauh dari sini, dan aku akan bahagia bersama Chelsea di dalam kehidupan baru kami, sementara kamu, kamu juga pasti akan bisa mendapatkan hati Reno, kamu akan bebas memiliki Reno." jelas Edo melempar senyum. Irish akhirnya mengikuti rencana Edo, jika tujuan mereka sebelumnya hanya untuk menggagalkan pernikahan antara Chelsea dan Reno, kini berubah menjadi sebuah rencana yang tidak pernah Irish pikirkan selama ini. Edo saat itu masuk untuk melepaskan ikatan Chelsea, ia mengiming-imingi kehidupan yang bahagia, namun Chelsea tidak tertarik sama sekali, bahkan ia terus berusaha memberontak dan meminta Edo agar melepaskan dirinya, Irish yang

  • Aku Istrimu Bukan Pembantumu!    Part 99, Rencana Gila Edo

    "Mas, aku mohon tolong lepaskan aku," lirih Chelsea meminta. "Aku akan melepaskan kamu, Chelsea. Tapi dengan satu syarat," ucap Edo melempar senyum. "Apa Mas, apa syaratnya? Mas, apa kamu tahu apa yang kamu lakukan ini akan menghancurkan masa depanku bersama mas Reno, hari ini hari ijab qobul kami, tapi kenapa kamu dan Irish justru membawa ku ke sini," Chelsea menatap Edo kecewa. "Karena aku tidak terima kamu menikah dengan orang lain, Chelsea. Dan aku ingin pernikahan kamu dengan Reno gagal," sahut Edo tersenyum. "Kenapa Mas, apa masalahnya sama kamu, kenapa kamu ingin pernikahan ku dengan mas Reno gagal, aku tidak pernah menghalangi pernikahan kamu dengan Irish dulu Mas, tapi kenapa kamu melakukan ini padaku?!" Chelsea benar-benar kecewa saat itu, ia menatap keduanya dengan kemarahan yang tidak bisa ia salurkan dengan bebas, karena kedua tangan dan kakinya terlepas, dan ia hanya bisa duduk terpaku di kursi. "Karena aku cemburu, Chelsea. Aku ingin kamu kembali bersamaku," ucap E

  • Aku Istrimu Bukan Pembantumu!    Part 98, Menyekap Chelsea

    Çeklek! petugas itu membuka pintu tanpa memberi ketukan, hingga membuat Reno terkejut ketika melihat salah satu pengurus pernikahannya datang dengan wajah yang begitu panik. "Ada apa?" tanya Reno menanggapi kedatangan petugas itu. "A-anu Tuan," wanita itu gagap ketika berhadapan dengan Reno. "Anu apa? Katakan?!" Desak Reno. "N-nona Chelsea tidak ada di kamarnya." jawabnya gemetar. DegReno terkejut mendengar kabar itu, kok bisa? Kenapa bisa Chelsea bisa tidak ada di kamarnya? Percuma jika Reno mempertanyakan hal itu pada wanita yang ada di hadapannya, Reno memutuskan untuk langsung menuju ke lokasi untuk mencari tahu tentang keberadaan Chelsea, wanita yang akan ia nikahi hari ini. Reno masuk ke ruangan rias, ia menelusuri ruangan tersebut dengan jeli, dan tersadar jika Chelsea benar-benar tidak ada di sana. Di tengah kepanikan yang tidak bisa ia sembunyikan, Andika datang menemui Reno untuk memberitahukan bahwa pak penghulu sudah menunggu di lantai bawah. "Om, pak penghulu sudah

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status