"Pasang senyummu lebar-lebar. Jangan sampai ada yang menganggap kamu tidak bahagia hidup denganku!"
Ghea hanya diam menyimak bisikan suaminya saat mereka akan masuk ke dalam hall hotel tempat jamuan para pengusaha dilaksanakan. Hari mengalungkan lengan di pinggang supaya Ghea bisa menggandengnya dengan mesra selama mereka berada di pesta. Sekilas, Ghea dan Hari akan terlihat seperti pasangan pasutri yang serasi dan berbahagia. Si cantik dan si tampan yang sama-sama bersinar dengan prestasi dan kecerdasannya. Meskipun Ghea tidak bekerja setelah lulus S2, tapi kepandaian dan keahliannya cukup di kenal di dunia kesehatan. Bahkan tidak jarang tawaran pekerjaan diterima Ghea meski selalu berakhir penolakan secara halus karena Hari melarangnya bekerja. Kepada pihak rumah sakit yang menawarkan pekerjaan kepada istrinya, Hari biasanya menolak dengan alasan tidak ingin istrinya kelelahan karena mereka ingin segera diberikan momongan meski belum lama menikah. Padahal Hari hanya tidak ingin Ghea punya kekuatan untuk melawan dan memberontak darinya. Hari dengan sengaja membatasi pergaulan dan relasi Ghea supaya kehidupannya selalu bergantung padanya. Dengan begitu, Ghea tidak akan bisa lepas selamanya dari penjara yang dibuat suaminya. "Itu perempuan yang pernah aku ceritakan padamu, Bi," bisik Frans pada Abimanyu. Teman Abimanyu sekaligus kepala IFRS (Instalasi Farmasi Rumah Sakit) Medica Center itu memang sering menceritakan tentang seorang wanita yang disukainya sejak bertemu di satu kampus yang sama. Ghea adalah adik tingkat Frans saat sama-sama kuliah di jurusan farmasi. Saat Ghea masih di tahun pertama, Frans sudah berada di tahun terakhir. Sehingga mereka hanya sempat mengenal tanpa berhubungan terlalu dekat. Meskipun begitu, Frans mengaku selalu mengikuti update berita tentang Ghea yang akhirnya dibuat patah hati karena pujaan hatinya justru menikah muda setelah lulus S2 sebulan yang lalu. "Dia tetap cantik seperti dulu. Meskipun sekarang terlihat lebih kalem daripada yang dulu. Padahal dulu dia ceria banget sampai tatapan matanya seakan menyala-nyala bersinar terang. Sekarang walaupun bibirnya tersenyum lebar, rasanya tatapannya terasa redup," gumam Frans lagi tidak mau berhenti berkomentar jika sudah berhadapan dengan si wanita cantik pujaan hati. Abimanyu hanya menatap dalam diam. Biasanya dia tidak pernah peduli jika diperlihatkan sosok wanita seperti apapun di depannya. Tapi tatapan redup yang dikatakan Frans tadi memang dibenarkan dalam hati olehnya. Dan itu justru membuat Abimanyu tidak bisa mengalihkan pandangannya. "Seorang Abimanyu sampai tidak berkedip? Wah, pesona wanita yang aku suka ternyata kuat sekali ya?" kekeh Frans menggoda Abimanyu, meski yang digoda masih tetap bersikap tenang tidak terusik sama sekali. Hari melihat keberadaan Frans dan Abimanyu tidak jauh dari tempat mereka berdiri. Hari pun mengajak Ghea berjalan mendekat karena ingin memperkenalkan istrinya kepada rekan bisnisnya yang belum lama ini bekerja sama dengan Gauta Farma. "Pak Abimanyu? Pak Frans? Senang bisa bertemu di sini," sapa Hari dengan santun. Abimanyu dan Frans menanggapinya dengan sopan meski Abimanyu tidak memperlihatkan senyum seperti yang lainnya. Dia memang sedikit kaku terlebih dengan orang yang belum kenal dekat dengannya. Beruntung Hari sudah tahu akan cerita tentang dinginnya Direktur Rumah Sakit terkemuka itu. Jadi Hari tidak memasukkan ke dalam hati sikap Abimanyu yang datar. "Oh ya, kenalkan ini Ghea, istri saya," ujar Hari dengan bangganya. "Gimana kabarnya, Ghe?" sapa Frans dengan tatapan memuja sambil mengajak Ghea bersalaman."Alhamdulillah baik, Kak. Kakak juga sehat kan?" balas Ghea sambil menyambut jabat tangan dengan Frans."Tentu saja, Ghe." ('Bahkan semakin sehat setelah setelah melihat dan menjabat tanganmu,' lanjut Frans dalam hati)Hari sampai terkejut mendengar Ghea dan Frans saling membalas sapaan dengan akrab. "Kamu sudah kenal sama Pak Frans, Sayang?" tanyanya pada sang istri dengan nada suara yang lembut."Sudah, Mas. Kak Frans ini kakak tingkat aku waktu S1." Hari menganggukkan kepala karena ingat keduanya memang memiliki almamater dari kampus yang sama saat S1. Selepas Frans dan Ghea berkenalan, kini Hari menggestur istrinya untuk berkenalan dengan Abimanyu. "Ghea." "Abi." Frans sedikit tersentak saat atasan sekaligus sahabatnya memperkenalkan diri dengan nama pendeknya. Biasanya untuk orang asing, Abimanyu akan menyebut nama lengkapnya. Dan nama Abi hanya untuk orang yang kenal dekat dengannya. Entah Abimanyu sengaja atau tidak sadar dengan nama yang disebutnya, tapi Ghea menerima perkenalan itu dengan santun meski hanya dengan jabat tangan yang singkat. Obrolan mereka semakin mengalir saat ada pasangan rekan kerja lain yang ikut bergabung dengan mereka bertiga. Mereka adalah pasangan senior Keluarga Jeremy yang merupakan tuan rumah karena sebagai pemilik Hotel yang menyelenggarakan jamuan makan malam. "Dimana Choki, Tan? Tumben gak kelihatan sama sekali di acara jamuan?" sama Frans yang juga mengenal putra tunggal Keluarga Jeremy. "Choki gak bisa datang hari ini, Frans. Kebetulan dia lagi ada urusan pribadi," jawab mamanya Choki dengan santun. "Biasalah anak muda, kekasihnya yang kuliah S2 di Paris akan datang malam ini, jadi Choki standby buat jemput di bandara," terang Jeremy menjelaskan lebih detail. Tidak lupa dengan nada senang yang diperlihatkan. Semua yang mendengar pun bisa merasakan bagaimana si pemilik hotel merasa bahagia karena putra semata wayangnya sudah memiliki kekasih yang mungkin saja sudah berniat serius. "Wah kayaknya sebentar lagi bakalan ada hajatan dari pemilik hotel nih," goda Hari disambut tawa dari yang lain. Jeremy sama sekali tidak tersinggung dengan sindiran itu karena dia justru senang karena sebentar lagi anggota keluarganya mungkin bertambah jika memang apa yang mereka prediksikan benar adanya. "Kalian berdua kapan nih pergi ke jamuan sambil gandeng cewek cantik. Masa dari dulu kalau pergi ke pertemuan cuma berdua terus, gak bosen apa kalian ini?" gurau Jeremy lagi mengejek kedua teman putranya. "Kalau Frans sih sebenarnya pengen cepet-cepet, Om. Tapi yang mau digandeng belum ada," sahut Frans dengan nada bercanda. "Gimana mau ketemu cewek kalau kalian sibuk kerja terus?" timpal mamanya Choki ikut memeriahkan obrolan. "Salahkan Pak Bos itu, Tan. Dia emang demen banget ngasih banyak kerjaan," ucap Frans menistakan Abimanyu yang sejak tadi diam saja. "Kamu bisa ajukan resign sekarang juga kalau sudah bosan bekerja di rumah sakitku, Frans."Balasan santai dari Abimanyu sukses menuai gelak tawa dari yang lain. Tentu saja kecuali Frans yang sudah cemberut saat menjadi bahan tertawaan. "Kalau Kak Frans resign boleh kali diganti sama Ghea," canda Ghea ikut meramaikan. Sebenarnya Ghea serius jika memungkinkan bisa bekerja di Medica Center, sayangnya sang suami pasti melarangnya."Saya gaji tiga kali lipat kalau kamu yang gantiin."Keheningan masih menggantung di udara, setelah Abimanyu dengan jujur mengungkapkan cintanya. Ghea menatap pria itu lama, seolah ingin memastikan setiap kata yang terucap benar-benar keluar dari hati. “Aku…” suara Ghea bergetar, tapi ia tidak mengalihkan pandangan. “Aku mau menikah denganmu, Bi. Karena aku juga cinta padamu.” Tatapannya melembut, namun ada kerikil kecil di dasar hatinya yang perlu ia keluarkan. “Tapi jujur, sempat ada ketakutan dalam diriku. Aku khawatir kalau alasanmu menikahiku hanya karena rasa bersalah atas apa yang terjadi di masa lalu, antara orang tua kita.” Abimanyu mencondongkan tubuh, meraih tangan Ghea, menggenggamnya erat seolah tidak ingin dilepaskan. “Ghea, kalau hanya karena rasa bersalah, aku tidak akan berani minta kamu jadi istriku. Aku mencintaimu. Dengan cara yang bahkan aku sendiri nggak pernah rasakan sebelumnya. Aku ingin menua bersamamu, apa pun yang terjadi.” Ghea menutup mata sejenak, merasakan kehangatan genggaman itu. Ketulusan dalam
Jam di dinding lobi Gauta Farma baru saja menunjuk angka empat sore ketika Abimanyu memarkir mobilnya di depan gedung yang menjulang dengan kaca-kaca besar berkilauan. Dari balik kemudi, matanya sempat menangkap sosok Ghea yang melangkah keluar dari pintu utama dengan setelan kerja sederhana namun elegan: blouse putih dengan rok pensil abu-abu. Rambut panjangnya tergerai lembut, sesekali tertiup angin sore Jakarta yang mulai padam.Ada sesuatu yang selalu membuat Abimanyu sulit mengalihkan pandangan dari perempuan itu. Bukan hanya karena kecantikan yang tampak, tetapi juga aura tenang yang selalu membuatnya merasa… pulang.“Maaf nunggu lama, ya?” tanya Ghea sambil membuka pintu mobil. Senyum tipisnya seperti biasa—bisa meluruhkan benteng keras di hati Abimanyu.“Enggak, aku juga baru aja sampai,” jawab Abimanyu, mencoba terdengar santai meskipun sebenarnya sudah menunggu hampir sepuluh menit.Mobil itu pun melaju pelan meninggalkan gedung Gauta Farma. Sepanjang perjalanan, keduanya s
“Kamu kenapa, Sayang?” Gita melihat Ghea seperti tidak nafsu makan. Makanan di atas piringnya hanya diaduk tanpa berniat dimasukkan ke mulut. “Apa ada masalah yang kamu sembunyikan dari Mama?” tanya Gita lagi, karena Ghea masih bergeming. “Sebenarnya …,” Ghea menjeda ucapannya. “Sebenarnya ada apa, Sayang?” Ghea menatap mata mamanya yang menunggu jawaban. Dengan ragu-ragu, Ghea pun bercerita tentang ajakan Abimanyu untuk bertemu dengannya, dan belum dibalas olehnya. “Sebenarnya Abi ngajak ketemu, Ma. Dan aku belum kasih jawaban dari kemarin.” “Loh, memangnya kenapa? Kamu gak mau ketemu sama dia?”“Aku … bingung, Ma. Aku gak tau gimana dengan perasaanku ini. Aku pengen ketemu dia, tapi aku takut.” “Takut? Takut kenapa?” “Aku takut kebawa perasaan, Ma.”Gita akhirnya paham. Seorang wanita, saat merasa jatuh hati pada seorang pria, tetapi tidak yakin jika perasaannya berbalas, pasti akan merasakan keresahan yang teramat sangat. Dan itulah yang sedang dirasakan Ghea saat ini. “K
Abimanyu hanya terdiam saat ditandaskan dengan pernyataan tegas Gita. Keterdiamannya menjadi asumsi mereka yang melihat, jika cinta tidak benar-benar ada untuk Ghea. “Saya sangat berterima kasih dan mengapresiasi semua bantuan kamu untuk saya dan putri saya, Nak. Namun, jika balasannya adalah pernikahan tanpa cinta, saya minta maaf lebih baik kami membalas budi dengan cara lain. Saya tidak bisa mempertaruhkan kebahagiaan putri saya. Menebus semua kesakitannya saat menikah dengan orang yang sebelumnya saja, saya tidak bisa. Mana mungkin saya akan membiarkannya mengulang kesalahan yang sama.”“Tante, Oppa-ku gak akan nyakitin Eonni Ghea. Aku kenal dia siapa. Dia gak akan memperlakukan Eonni Ghea dengan buruk, Tante.” Keiza yang tidak tahan melihat Abimanyu tanpa pembelaan, akhirnya bersuara lebih dulu. Liam memegang lengan putrinya untuk menghentikan perkataannya karena yang lebih berhak berbicaralah ada Abimanyu sendiri. Barulah Keiza tidak melanjutkan bujukannya. “Saya tau nak, Kei
Kabar tentang hukuman yang dijatuhkan untuk Sanjaya sudah sampai di telinga Alea yang masih di Penang bersama putrinya. Tentu saja berita itu menjadi berita buruk karena lamanya hukuman yang diterima sang suami tidak main-main. “Bagaimana mungkin aku bisa melewati sepuluh tahun tanpa kamu, Mas?” ratapnya. Walaupun Abimanyu memang sudah mengcover segala biaya hidup dan berobat Qila, tetapi dukungan secara moril dan kebersamaan dengan sang suami tentu saja akan dirindukan Alea. Apalagi mendampingi pengobatan panjang putri mereka satu-satunya. Alea terpaksa menyembunyikan kondisi yang sebenarnya pada sang suami dari Qila. Dia tidak mau proses pengobatan putrinya menjadi terganggu jika tahu papanya mendekam di penjara. Apalagi jika tahu alasan papanya sampai dipenjara adalah demi biaya pengobatannya ke Penang selama ini. “Ma.” Alea menoleh dan menghapus air matanya sebelum menghampiri putrinya yang baru terbangun. Dia tidak mau sang anak sampai tahu jika dirinya baru saja menangis. A
Sejak dari persidangan, Ghea menjadi lebih pendiam. Gita yang merupakan ibu kandungnya tentu saja sangat peka akan perubahan putri semata wayangnya. “Mama perhatikan, kamu sepertinya agak berbeda, Sayang. Apa ada yang sedang kamu pikirkan?” tanyanya. Gita hanya menggeleng kecil. “Jujur sama Mama. Apa ini soal putranya Zahera?” “Dari pertama Mama selalu panggil Pak Abi dengan sebutan anaknya Nyonya Zahera, kenapa gak sebut anaknya Tuan Liam? Apa karena Mama sudah tahu kalau Pak Abi Itu bukan putra kandungnya Tuan Liam?” “Mama memang sudah tahu, tapi Mama juga gak tahu siapa papa kandungnya, karena Zahera gak pernah cerita dan Mama juga gak mau tanya karena takut membuatnya teringat masa lalu.” Gita pun menceritakan tentang alasan perceraian Zahera dengan papa kandungnya Abimanyu versi yang dia ketahui. Tentang pengkhianatan Sanjaya pada Zahera selama mereka menikah, dan baru diketahui saat Abimanyu sudah sekolah SD. “Sejak resmi bercerai, setahu Mama mereka memang kehilangan komu