Share

Bab 8 Saya Masih Sanggup!!

"Apaan bagus, warna nya norak!" jawab Papa Tio dengan ketus.

"Papa gak suka, warna hitam cuman ngundang banyak nyamuk aja. Keluarin kasurnya dari kamar kalau gak nanti papa sobek kasurnya!!" tegas papa.

Seketika Cherryl, Chandra dan mama terbelalak melihat reaksi papa kala itu. Entah mengapa tiba-tiba papa bereaksi seperti itu, mungkin pelampiasan emosi karena percakapan mereka barusan. Cherryl tiba-tiba menitikkan air matanya, kesedihan di rasakan kala maksud baiknya tidak disambut baik oleh calon mertuanya.

"Tapi pa ...," ucap Chandra.

"Kenapa sih pa?! Maksud anak mantu kita itu baik loh," tanya mama Mike kesal.

"Pokoknya engga ... Sekali saya bilang engga yah engga!!" bentak papa.

Mama mengajak Chandra dan Cherryl keluar dari kamar menuju kamar Chandra. Di dalam kamar mereka bertiga terlihat kecewa dan sedih, tak hanya Cherryl, bahkan mama pun terlihat matanya berkaca-kaca.

"Cher ...,. Chan ..., maafin papa yah. Mama juga gak ngerti kenapa papa begitu. Nanti mama coba ngomong pelan-pelan sama papa yah. Kalian jangan sedih lagi, mama ikutan sedih lihat kalian sedih. Sekali lagi maafin papa yah," ujar mama.

"Iya gak apa-apa kok ma, cuman Cherryl kaget aja lihat papa. Maksud kita itu cuman kepingin lihat mama senang aja, kata Chandra kemarin 'mama suka sakit badan kalau bangun tidur'. Itu aja sih maksudnya," jelas Cherryl.

"Mama sangat berterima kasih karena kalian sudah sangat perhatian sama mama dan papa. Tapi maaf sekali lagi ternyata sikap papa seperti itu. Sudah jangan diambil hati yah," ucap mama.

"Iya ma," jawab Cherryl dan Chandra.

Cherryl dan Chandra memutuskan untuk berpamitan hendak menuju rumah barunya karena hari ini barang-barang yang mereka pesan akan segera datang.

"Ma ..., Pa ..., kita pamit yah, mau ke rumah baru, karena barang-barang mau datang hari ini," pamit Chandra.

"Iya kalian hati-hati yah di jalan," ujar mama.

Papa Tio hanya terdiam tidak menjawab salam Cherryl dan Chandra. Terlihat raut wajahnya masih penuh dengan amarah. Entah apa yang di pikirkan oleh papa Tio.

Setelah Cherryl dan Chandra berlalu, mama mencoba berbicara dengan papa.

"Papa ini kenapa sih? Anak perhatian sama kita malah begitu sikapnya? Kasihan Cherryl sampai nangis," ujar mama.

"Tidak perlu, saya masih sanggup beli barang begitu! Mereka pikir saya tidak mampu beli kasur begitu hah?! Sudah tidak usah di bahas lagi. Keluarin cepat kasurnya atau saya sobek kasurnya!" tegas papa.

Mama berlalu meninggalkan papa dengan kecewa. Mama heran dengan pemikiran papa yang tidak masuk akal, anak mantunya hanya memberi hadiah, tetapi tanggapannya diluar pemikiran nya. Tidak ada gunanya berdebat dengan sang suami, karena mama Mike sudah tahu sifat sang suami dikala sedang emosi lebih baik ia menjauh.

Mama berlalu menuju kamar Adit, selain menghindar papa, ada hal yang akan dibicarakan dengan anak bungsunya.

"Dit, mama mau minta tolong boleh gak?" tanya mama.

"Kenapa ma," jawab Adit.

"Kakakmu beliin mama dan papa kasur, tapi ternyata papa gak suka, dia suruh mama kelurain kasurnya kalau tidak mau papa sobek," jelas mama.

"Terus ...," lanjut Adit

"Boleh gak kasurnya kamu beli aja buat di rumah baru nanti, biar uangnya nanti gantiin sama Chandra. Mama gak tega lihat sikap papa begitu sama mereka," lanjut mama.

"Boleh ma, tapi Adit minta jangan bilang Nindy kalau Adit yang beli kasur itu yah, bilang hadiah dari Kak Chandra untuk kami," ujar Adit.

"Kenapa begitu, Dit?" tanya mama.

"Nindy mana kasih ijin ma, beli barang begitu kalau bukan pilihannya, apalagi kasur itu gak murah," jelas Adit.

"Yah sudah kalau gitu, nanti mama coba ngomong sama Chandra. Sekarang bantu mama keluarin kasur dari kamar mama," ajak mama.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status