Pov CherrylAku adalah seorang gadis berusia 28 tahun, aku bekerja di salah satu perusahaan besar di bidang investasi. Aku seorang yang berambisi dalam mengejar karir, karena kehidupan masa kecilku hingga aku lulus kuliah bukan berasal dari kalangan orang kaya. Aku ingin merasakan kehidupan yang lebih ketika aku masih kecil. Orang tuaku hanya karyawan biasa, memberikan pendidikan hingga perguruan tinggi pun, rasanya orang tuaku agak kewalahan mengingat aku mengenyam pendidikan di salah satu universitas swasta kenamaan. Orang tua ku berharap kehidupanku lebih baik kedepannya karena menjadi sarjana, tidak seperti mereka yang hanya lulusan sma.Ketika lulus kuliah aku melamar di beberapa perusahaan, salah satu nya perusahaan tempat aku bekerja. Kerja kerasku membuahkan hasil, kurang dari 2 tahun aku sudah menjabat sebagai Eksekutif Manager, dengan penghasilan yang lumayan cukup besar. Mengejar karir semakin membuatku di usia yang hampir kepala tiga ini, semakin melupakan keinginan ibuku
"Halo, Gan ... Ehm ..., iya ..., iya ... Nanti gue bayar, kasih gue waktu, gue pasti kabarin," ucap Chandra. Sontak aku kaget dengan apa yang baru saja kudengar, tetapi hanya itu yang aku dengar dan pembicaraan segera berakhir. Aku mendekati Chandra dan bertanya siapa yang menelpon, sepertinya ada masalah. "Siapa yang telpon, Yang? Kamu lagi ada masalah?" tanyaku."Eh ..., e-egga kok," jawab Chandra gugup."Jangan bohong deh, sebentar lagi kita menikah, gak perlu ada yang di tutup-tutupin," balasku."Ehm ..., tapi kamu janji jangan marah sama aku yah ... Janji dulu," ujar Chandra."Iya," jawabku."Begini ceritanya, setahun yang lalu aku sama Morgan kita buka usaha bengkel repair mobil. Pertengahan jalan ada masalah diantara kami, karena bengkel itu tidah berjalan sesuai harapan dan akhirnya kami harus tutup daripada biaya operasionalnya terus membengkak. Sekarang Morgan menagih modal yang dia dulu dia investasikan," jelas Chandra."Loh kok harus ditagih modalnya? Usaha itu tidak jal
Setelah pergumulan panjang, akhirnya Cherryl tetap melangsungkan pernikahannya. Pagi hari Cherryl duduk di hadapan cermin, seorang perias sedang memulas mukanya. Hari ini adalah hari pernikahannya, tapi sorot mata Cherryl tampak sendu, tidak ada binar kebahagian terpancar dari wajahnya di hari bahagianya. Terlihat kantung mata dengan mata sedikit sembab seperti habis menangis semalam."Mbeb ... kenapose yey ... tegang yah, semalam tidak bisa tidur yah?" tanya Mince, perias pengantin yang agak kemayu."Eh ... E-engga. Kenapa emang?" tanya Cherryl. "Itu mata yey bengkak, deg-degan mau belah duren tar malem yah ... haha ...," balas Mince."Hehe," Cherryl hanya tertawa."Yey itu cantik, udah jangan sedih gitu ah. Ike yakin yey pasti jadi ratu paling cantik hari ini. Semua mataaaa akann tertuju ..., dan terseponaa ..., melihat yey. Ike jamin," tutur Mince bersemangat sambil mengedipkan sebelah matanya.Cherryl hanya tersenyum kecut mendengar perkataan sang perias. Sesaat Cherryl melamun t
Malam ini adalah malam pertama bagi mereka berdua. Chandra memasuki kamar mandi untuk membersihkan diri. Setelah selesai Chandra keluar kamar mandi dengan celana pendek dan kaos oblong. Rambut Chandra yang sedikit basah memancarkan pesona yang tidak biasa untuk Cherryl. Ada desiran dalam hati Cherryl. Gegas Cherryl menuju kamar mandi untuk menghilangkan ketegangan di hatinya.Hampir satu jam Cherryl berada di kamar mandi, Chandra mulai khawatir dengan Cherryl yang berada di dalam kamar mandi. Chandra pun kemudian mengetuk pintu kamar mandi."Cher, are u okay?" tanya Chandra."I-iya Chan," jawab Cherryl gugup."Kok lama banget di dalem, beneran kamu gak apa-apa?" tanya Chandra khawatir.Cherryl akhirnya membuka pintu kamar mandi seraya berkata "Ehm ..., gini ... Ehm ..., aku datang bulan," jelas Cherryl gugup.Sedikit kecewa tersirat di wajahnya Chandra, tapi segera ia tutupi. "Yah sudah lain kali masih bisa kan. Sekarang kita istirahat yuk pasti kamu capek kan," ujar Chandra. Pengant
Pov Cherryl.Aku merasa kebingungan mengapa tagihan katering bisa sebanyak itu. Tamu undangan memang cukup banyak, tetapi sebelum acara usai aku masih melihat banyak makanan tersisa. Seharusnya tagihannya tidak terlalu besar karena tidak ada penambahan makanan yang ada tersisa. Pikiranku terus berkecamuk, rasa sedih bercampur dengan kesal."Chan.. kenapa tagihannya bisa sebesar itu?" tanyaku"E-engga tahu ..., aku juga bingung kenapa bisa sebesar itu," jawab Chandra."Ini mau bayar pakai apa? Uang kamu saja sudah dipakai bayar Morgan,"ketusku."Pakai uang angpau aja, sudah kamu hitungkan?" tanya Chandra mengalihkan kekesalanku."Sudah aku hitung, itu pun gak cukup masih kurang 85 juta. Terus mau bayar pakai apa?" jawabku ketus.Bukan aku enggan membayarnya, tetapi aku tidak ingin terus menguras tabunganku. Ini seharusnya menjadi tanggung jawab suami karena sisa semua pembayaran adalah kewajibannya sesuai dengan kesepakatan dahulu.Chandra hanya diam sambil memandangi layar ponsel. Se
Pov Chandra"Argghhhhhhh ..., kenapa semua jadi begini sih!! Harusnya sekarang ini saatnya aku menikmati hari-hari bahagia setelah menikah dengan Cherryl. Semua gara-gara mama ngerusak mood Cherryl. Gara-gara Morgan sial, kenapa harus nagih uang kemarin. Kalau aku ga bayar morgan mungkin semua urusan ga serumit sekarang. Sh*t" umpatku sambil memukul stir mobil berkali-kali.Mobil kulaju dengan kecepatan sedang menuju cafe dimana temanku Victor dan Erik berkumpul. Setengah jam kemudian aku sampai dipelataran parkir sebuah cafe di daerah Dago. Kakiku melangkah mencari dimana keberadaan teman-temanku."Hai bro.. sudah lama?" tanyaku."Hai pengantin baru, belum baru 10 menit," ujar Erik seraya menyalamiku."Suntuk banget mukanya, masa pengantin baru mukanya sudah gitu. Orang lain itu pengantin baru itu mukanya cerah ceria, secara abis belah duren," ujar Victor terkekeh."Bini gue lagi ngambek bro," jelasku."Lho.. baru nikah udah ribut aja," ledek Erik."Biasalah cewe rese!" jawabku asal.
Di sebuah rumah dengan design minimalis, tampak Cherryl sedang menyiapkan sarapan untuk dirinya dengan sang suami. Kini sudah satu bulan usia pernikahan mereka. Selama itu dikala pagi menyiapkan sarapan sebelum berangkat kerja, sedangkan Chandra selalu bangun siang.Setelah selesai menyiapkan sarapan, Cherryl gegas untul segera mandi. Setelah selesai mandi dan berganti pakaian, Cherryl membangunkan Chandra. "Chan, bangun," ujar Cherryl sambil mengguncang badan Chandra."Ehm ...," jawab Chandra."Ayo bangun sudah siang nih," lanjut Cherryl."Iya ... iya ...," jawab Chandra seraya membuka mata perlahan."Hari ini jangan lupa bayar angsuran rumah, sesuai janji kamu bayar cicilan rumah," ujar Cherryl seraya duduk di depan cermin untuk dandan."Ehm ..., iya," ujar Chandra."Hari ini aku pulang telat yah, aku ada janji dengan klien sambil makan malam," ujar Cherryl."Owh iya Cher, aku minta tolong dong, uang angsuranku masih kurang, kamu tambahin yah. Maklum kondisi bengkel lagi sepi," pin
Kerjasama yang terjalin antara Cherryl dengan Pak Bagas, membuahkan promosi kenaikan jabatan bagi Cherryl sebagai Senior Executive Manager. Usaha dan kerja keras Cherryl kian hari kian cemerlang, namanya kini semakin di kenal dikalangan perusahaan investasi lainnya, karena tidak sedikit pengusaha besar telah mempercayakan Cherryl untuk bekerjasama.Tok ... Tok ... Tok ..."Permisi pak, bapak memanggil saya?" ujar Cherryl."Nah ini bintang kita, masuk Cher! Ayo ..., silahkan duduk," pinta Pak Tony, kepala cabang di kantor Cherryl."Ini tolong tanda tangani berkas promosi kenaikan jabatan kamu, setelah ini bonus dan gaji kamu akan di tranferkan ke rekening kamu yah. Sekali lagi selamat yah, saya bangga atas prestasi dan kinerja kamu selama ini. Kalau begini terus kurang dari satu tahun saya rasa kamu akan menggeser saya ... haha ...," gurau Pak Tony."Ah ..., bisa saja bapak ini, mana mungkin saya sanggup menggeser bapak, yang ada malah posisi bapak yang naik lebih jauh lagi haha .... T