Share

Chapter 2

Penulis: Nananailalala
last update Terakhir Diperbarui: 2025-06-10 11:23:07

Pada malam hari, ketika bulan bersinar redup di langit malam. Rhea berjalan turun dari taxi. Masuk ke dalam sebuah bar terbesar di ibukota.

Hari ini adalah jadwalnya bekerja paruh waktu. Sebagai bartender paruh waktu di 'Night Bar' ini.

Saat ini Rhea mengenakan headphone dan ia sedang memegang handphone. Ada suasana ramai yang familiar di sekitarnya. Layar handphonenya saat ini menunjukkan bahwa Rhea sedang bermain game.

Mengabaikan kelompok orang keluar dan masuk bar, entah dalam keadaan mabuk atau dalam keadaan sadar bahkan dalam keadaan pingsan. Ia segera tiba di ruangan staff.

Meletakkan handphone dengan sedikit tidak rela. Kemudian, mengganti pakaiannya dengan kemeja putih dan jas tanpa lengan.

...

Di pintu masuk 'Night Bar', Elroy Morris berjalan keluar dari kursi kemudi sebuah mobil mewah bangsawan. Masing masing unitnya begitu langka dan memiliki harga selangit.

Melemparkan kunci mobil pada asistennya. Sementara Elroy bergerak menyalakan rokoknya sejenak sebelum berjalan masuk.

Masuk ke dalam bar, mata Elroy terpaku pada satu sosok. Sosok itu berdiri di belakang meja bartender. Ia terlihat cantik dan manis dalam satu waktu, rambutnya yang panjang diikat ponytail dengan sedikit rambut jatuh di dekat matanya.

Elroy merasa gadis muda itu sangat familiar, dan kemudian ia ingat bahwa sepertinya dia adalah sahabat putrinya. Awalnya Elroy ingin mengabaikannya begitu saja, namun karena itu sahabat putrinya. Elroy merasa ia perlu berbicara dengannya. Lagipula dia masih sangat muda tapi sudah bekerja di tempat seperti ini sebagai seorang anak gadis.

"Kenapa kamu disini?" Tanya Elroy dengan tanpa ekspresi.

Ketika Rhea mendengar suara itu, dia sontak mendongak. Mengedipkan matanya indah dan berkata dengan terkejut, "Orang terkaya?"

Rhea sontak menutup mulutnya dengan kedua tangannya sebelum memperbaiki sapaannya. "Paman... "

Elroy merasa geli melihat tingkah gadis kecil ini. Dilihat dengan seksama, gadis ini sangat istimewa. Jika itu putrinya, ia mungkin tidak berani menatapnya dan gelisah dengan pikirannya sendiri

Mungkin karena hal itu Elroy tidak banyak bicara atau bertukar sapa dengan Chloe. Ia hanya menggunakan cara paling kasar, yaitu dengan materi untuk mengungkapkan kasih sayangnya.

Melihat Rhea yang nampak cantik dan manis juga tidak terlihat gelisah. Ia memiliki matanya yang indah dan jernih tanpa rasa gugup.

Ini adalah hal yang luar biasa bagi Elroy yang seringkali membuat anak menangis begitu berada di dekatnya.

"Kenapa kamu disini?" Tanya Elroy sekali lagi seraya duduk di salah satu kursi meja bartender milik Rhea.

"Bekerja paruh waktu." Rhea menjawab dengan cuek. Ia beranjak pergi dan menyiapkan sebuah wine beberapa saat, kemudian meletakkannya di depan Elroy.

Elroy mengangkat alisnya ragu, ia baru saja duduk dan belum memesan wine. Tapi, sudah ada wine di atas mejanya. Ia hendak bertanya namun suara Rhea sudah mendahuluinya.

"Biarkan aku traktir satu gelas, jangan merasa jijik hanya karena kamu orang kaya. Aku mungkin bisa mentraktirmu segelas wine. Tapi untuk gelas berikutnya, kamu bayar sendiri." Ucap Rhea dengan nada cueknya namun ada sedikit senyum di bibirnya.

'Gadis ini masih tau bahwa dia adalah gadis muda. Masih datang bekerja di bar yang seperti sarang serigala ini?' Gumam Elroy, menggelengkan kepalanya dan perlahan meraih wine traktiran gadis kecil ini.

"Pulanglah, kamu masih muda. Disini berbahaya" Setelah meneguk habis satu gelas wine. Elroy beranjak seraya memerintah Rhea untuk segera pulang. Namun di tanggapi oleh tatapan malas gadis itu.

...

Beberapa waktu kemudian, Rhea baru saja menyelesaikan pekerjaan paruh waktunya. Sedikit meregangkan tubuhnya seraya berjalan keluar bar. Menatap langit penuh bintang dan sebuah bulan bersinar lembut disana. Rhea tidak bisa menahan senyumannya.

Mengenakan headphone, Rhea mencari tempat duduk di dekat tempatnya berdiri sekarang. Rhea tidak begitu peduli bahkan jika hari mulai pagi. Dengan gerakan tangan yang cepat, Rhea membuka handphone nya dan melanjutkan bermain game.

Tidak mengetahui Elroy yang baru saja keluar dari bar. Mendapati sosok Rhea yang duduk manis tidak jauh disana.

Matanya terpaku, sontak ia menghentikan langkahnya. Elroy menatap jam tangan di pergelangan tangannya yang menunjukkan bahwa waktu sudah pukul 2 pagi.

Berjalan dengan langkah besar menghampiri Rhea yang sama sekali tidak menyadari kehadirannya.

"Kenapa masih disini?" Tanya Elroy. Rhea yang merasa cahaya di dekatnya menghilang digantikan oleh bayangan besar yang datang mendekat membuat Rhea sontak mendongak

"Paman?" Rhea melepas headphone nya, dan mengangkat alisnya ragu. Nampaknya ia tidak mendengar apa yang Elroy tanyakan baru saja.

"Tidak pulang?" Tanya Elroy sekali lagi, Rhea kali ini mendengarnya. Ia menggelengkan kepalanya dan bergumam dengan suara lirih.

"Tidak ada gunanya pulang, yang ada juga hanya rumah kosong" Kata Rhea seraya kembali melanjutkan game nya dan tidak lagi memperdulikan Elroy di depannya. Elroy tidak berbicara dan hanya duduk di sampingnya.

"Orang tuamu?" Tanya Elroy ragu. Menatap langit malam di atas kepalanya, kemudian mengalihkan perhatiannya pada gadis cantik yang sibuk bermain handphone sambil mengerucutkan bibirnya itu.

Menurutnya, pemandangan di sampingnya ternyata jauh lebih indah dari pemandangan langit malam di atas kepalanya.

"Aku tidak punya orang tua" Rhea mengangkat bahunya dan berkata ringan, nampak seakan akan ia sama sekali tidak peduli. Membuat Elroy tersentak dan tidak berbicara.

"Seharusnya aku yang bertanya kenapa orang kaya sepertimu justru ada disini, tanpa pengawal atau asisten. Apakah tidak ada paparazi yang mengikutimu? Jangan libatkan aku dengan skandal" Ucap Rhea seraya memutar matanya malas pada Elroy di sampingnya.

"Tidak ada yang akan mengenalku. Kamu bicaralah yang sopan dengan orang yang lebih tua." Ucap Elroy dengan sedikit tersenyum. Ia baru saja menyadari bahwa sahabat putrinya ini terlihat lucu dan manis.

Sedangkan Rhea yang mendengarnya, hanya memutar matanya tak peduli. Pada saat ini, dari sudut mata Rhea ia melihat seorang pria tua dengan wajah penuh nafsu nampak hendak menyerang seorang anak sekolah.

Rhea menyipitkan matanya, bergerak cepat dan bahkan tidak memperdulikan gamenya yang sedang berjalan, juga tidak memperdulikan Elroy. Meraih tangan pria gemuk dengan wajah nafsu itu. Dari bau di tubuhnya, pria tua ini mabuk berat.

"Apa yang akan kamu lakukan?" Rhea bertanya dengan nada suara dingin. Sorot matanya tajam, menatap pria tua itu yang menatapnya dengan bingung kemudian menjadi kesal.

"Sial! Siapa kamu? Mengganggu perbuatan baikku!" Keluh kesal pria itu dengan kedatangan Rhea yang tiba tiba. Sementara, Rhea memberi isyarat pada gadis sekolah itu untuk berlari pergi lebih dulu.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Aku Jatuh Cinta Dengan Ayah Sahabatku   Chapter 60

    Rhea baru saja kembali namun ia melihat Elroy sudah duduk di sofa yang ada di ruang tamu. Ketika Elroy melihat dirinya baru saja kembali. Ia segera meletakkan semua yang dikerjakannya. Termasuk laptop atau tumpukan dokumen di atas meja.Berjalan menghampiri Rhea, Elroy tersenyum dan memeluk Rhea dengan hangat. Rhea sedikit tertegun ketika dirinya tiba tiba di peluk. Tidak seperti biasanya, kenapa Elroy tiba tiba memeluknya.Sebenarnya, beberapa waktu yang lalu. Ruang kantor Elroy.Saat ini, sosok pria tampan itu duduk di kursi presiden dan di belakangnya berdiri asisten pribadinya. Sementara di depan ada deretan kelompok pria paruh baya dengan jas putih di tubuhnya."Jadi, apa saran kalian?" Tanya Elroy dengan nada suara berat. Ia menatap deretan ahli mulai dari dokter hingga ahli psikologi di depannya. Tentu saja alasan ia memanggil sekelompok orang ini untuk mengetahui dan menstabilkan kondisi Rhea. Apalagi semalam Elroy benar benar hampir mati karena cemas."Tuan Elroy, jika ini me

  • Aku Jatuh Cinta Dengan Ayah Sahabatku   Chapter 59

    Gadis dalam dekapan Elroy ini seharusnya adalah nyonya Morris! Seorang wanita yang berhasil mengguncang dunia karena telah meraih posisi tinggi dengan duduk di tahta yang ada di samping Elroy Morris."Baiklah kami bisa kembali." Ucap Elroy sambil mengusir dokter itu pergi. Tentu saja sebelum pergi, Elroy juga memperingatkannya untuk tidak memberitahu siapapun tentang identitas nyonya Morris. Jika tidak, hidup damai gadis kecil kesayangannya ini akan terganggu oleh orang orang yang tidak ada hubungannya itu.Setelah kepergian dokter wanita itu, Elroy akhirnya merebahkan dirinya dengan perasaan lega. Rhea masih berada dalam pelukannya, namun kini tangisnya terhenti dan ia tampak tersenyum tenang. Kulitnya yang pucat kembali kemerahan."Kamu membuatku takut setengah mati." Gumam Elroy masih dengan ketakutan yang tersisa. Ia menutup matanya dan menggerakkan tangannya ke dahi. Akhirnya ia bisa menghela nafas lega.Di dalam mimpi Rhea saat ini, ia menatap kedua orang tuanya dan tidak lagi m

  • Aku Jatuh Cinta Dengan Ayah Sahabatku   Chapter 58

    Ketika Rhea membuka matanya kembali, ia tiba di sebuah ruangan putih. Disana ibu dan ayahnya sedang menatapnya dan tak berbicara. Keluhan yang terpendam selama tahun tahun ini meletus begitu saja. "Kenapa? Kenapa kalian begitu egois meninggalkanku seorang diri?""Bukankah lebih baik aku ikut pergi bersama kalian daripada harus menderita dan kesepian seorang diri di dunia?""Rasanya menyakitkan, aku ingin bunuh diri dan aku merasa putus asa. Apa alasanku masih ada di dunia ini? Apa alasanku untuk tetap hidup? Aku berusaha berulang kali untuk bunuh diri namun semuanya gagal. Ibu ayah kumohon, biarkan aku mengikuti kalian. Aku sudah tidak tahan lagi." Isak tangis Rhea terdengar dan menggema di seluruh ruangan putih itu.Namun sosok ibu dan ayahnya masih diam dan tidak bergerak. Namun Rhea tahu bahwa ibu dan ayahnya sedang mengamatinya. Tapi tentang apa alasan mereka tidak berbicara, Rhea tidak tahu.Saat ini di dunia luar, Elroy yang akhirnya baru saja bisa sedikit terlelap tiba tiba te

  • Aku Jatuh Cinta Dengan Ayah Sahabatku   Chapter 57

    Elroy bahkan merasa kakinya lemah dan ia hampir tidak dapat menopang dirinya sendiri. Ia berdiri di luar balkon, tangannya berpegang erat pada pagar di depannya. Menatap langit malam yang gelap, hari ini tidak ada satupun bintang terlihat di langit bahkan awan pun menutup cahaya samar bulan. Angin dingin berhembus dan menusuk tulang Elroy.Meski begitu rasa dingin tersebut tidak dapat dibandingkan oleh rasa sakit yang Elroy rasakan di dalam hatinya. Bayangan pada tahun utu menggema dalam pikirannya. Sosok gadis kecil yang kurus kering dan kekurangan gizi, pergi kemanapun ia dapat pergi. Mengangkat kardus kardus besar atau melakukan cuci puring dimanapun ia diterima bekerja dan mendapatkan sejumlah uang.Elroy bahkan merasa malu dengan kekayaannya yang tak terhitung jumlahnya. Memejamkan matanya, Elroy berusaha menarik nafas dalam dalam. Menenangkan rasa sesak di dadanya. Sementara sekretaris terus berbicara lebih lanjut."Ketika Nyonya Rhea masuk dan duduk di bangku sekolah menengah.

  • Aku Jatuh Cinta Dengan Ayah Sahabatku   Chapter 56

    Sementara Rhea disibukkan dengan kegiatan kantornya. Hari perilisan game semakin dekat. Namun semua orang di kantor termasuk Chloe merasakan suasana hati Rhea tidak lagi gembira.Awalnya semua orang berfikir bahwa Rhea mungkin memiliki kekhawatiran tentang perilisan Legenda Penguasa namun sepertinya tidak. Mood makan Rhea turun drastis dan ekspresi wajahnya menjadi begitu suram dari hari ke hari.Chloe duduk di sofa kantor Rhea, melihat sahabatnya sedang memeriksa dokumen dengan alis mengerut membuatnya ragu dan ikut gelisah.Ini bukan kali pertamanya ia melihat Rhea seperti itu. Mereka sudah bersama selama lima tahun dan Chloe hanya mendapati Rhea berekspresi seperti itu ketika waktu mendekati musim semi telah tiba.Entah apa yang terjadi, setiap tahun Rhea selalu memiliki hari hari yang suram ketika musim dingin hampir berakhir.Saat ini es di jalanan perlahan mulai mencair dan suhu yang dingin perlahan mulai kembali menghangat. Namun suasana hati Rhea justru semakin dingin.Chloe t

  • Aku Jatuh Cinta Dengan Ayah Sahabatku   Chapter 55

    Pada saat ini pintu kamar Elroy terbuka, dan Elroy berjalan keluar dengan telepon di telinganya. Ia menatap putrinya yang berdiri di depan kamarnya. Chloe melirik ke dalam kamar Elroy, namun tak melihat jejak atau bayangan yang familiar."Ada apa?" Tanya Elroy ragu. Chloe mengerutkan keningnya dan tidak berbicara, ia menatap handphone nya dan mencoba menelepon Rhea sekali lagi. Namun ia tidak lagi mendengar nada dering familiar tersebut. Meskipun Chloe masih curiga, ia tidak bisa mengatakan apapun. Apalagi memasuki kamar ayahnya secara gegabah. Atau mungkin nada dering telepon itu sebenarnya adalah nada dering milik ayahnya?Chloe mengalihkan perhatiannya dan melihat Elroy yang masih sibuk berbicara di telepon nya. Tentu saja semua itu hanya kepura puraan. Tidak ada yang benar benar menelepon Elroy saat ini.Chloe menggelengkan kepalanya dan tersenyum, 'Tidak mungkin! Bagaimana aku bisa berfikir seperti itu? Ayahku dan sahabatku bersama? Rasanya lucu dengan memikirkannya!' Gumam Chlo

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status