Pada malam hari, ketika bulan bersinar redup di langit malam. Rhea berjalan turun dari taxi. Masuk ke dalam sebuah bar terbesar di ibukota.
Hari ini adalah jadwalnya bekerja paruh waktu. Sebagai bartender paruh waktu di 'Night Bar' ini.
Saat ini Rhea mengenakan headphone dan ia sedang memegang handphone. Ada suasana ramai yang familiar di sekitarnya. Layar handphonenya saat ini menunjukkan bahwa Rhea sedang bermain game.
Mengabaikan kelompok orang keluar dan masuk bar, entah dalam keadaan mabuk atau dalam keadaan sadar bahkan dalam keadaan pingsan. Ia segera tiba di ruangan staff.
Meletakkan handphone dengan sedikit tidak rela. Kemudian, mengganti pakaiannya dengan kemeja putih dan jas tanpa lengan.
Di pintu masuk 'Night Bar', Elroy Morris berjalan keluar dari kursi kemudi sebuah mobil mewah bangsawan. Masing masing unitnya begitu langka dan memiliki harga selangit.
Melemparkan kunci mobil pada asistennya. Sementara Elroy bergerak menyalakan rokoknya sejenak sebelum berjalan masuk.
Masuk ke dalam bar, mata Elroy terpaku pada satu sosok. Sosok itu berdiri di belakang meja bartender. Ia terlihat cantik dan manis dalam satu waktu, rambutnya yang panjang diikat ponytail dengan sedikit rambut jatuh di dekat matanya.
Elroy merasa gadis muda itu sangat familiar, dan kemudian ia ingat bahwa sepertinya dia adalah sahabat putrinya. Awalnya Elroy ingin mengabaikannya begitu saja, namun karena itu sahabat putrinya. Elroy merasa ia perlu berbicara dengannya. Lagipula dia masih sangat muda tapi sudah bekerja di tempat seperti ini sebagai seorang anak gadis.
"Kenapa kamu disini?" Tanya Elroy dengan tanpa ekspresi.
Ketika Rhea mendengar suara itu, dia sontak mendongak. Mengedipkan matanya indah dan berkata dengan terkejut, "Ayah Chloe? Mengapa ia disini?”
Rhea sontak menutup mulutnya dengan kedua tangannya sebelum memperbaiki sapaannya. "Paman... "
Elroy merasa geli melihat tingkah gadis kecil ini. Dilihat dengan seksama, gadis ini sangat istimewa.
Jika itu putrinya, ia mungkin tidak berani menatapnya dan gelisah dengan pikirannya sendiri
Mungkin karena hal itu Elroy tidak banyak bicara atau bertukar sapa dengan Chloe. Ia hanya menggunakan cara paling kasar, yaitu dengan materi untuk mengungkapkan kasih sayangnya.
Melihat Rhea yang nampak cantik dan manis juga tidak terlihat gelisah. Ia memiliki matanya yang indah dan jernih tanpa rasa gugup.
Ini adalah hal yang luar biasa bagi Elroy yang seringkali membuat anak menangis begitu berada di dekatnya.
"Kenapa kamu disini?" Tanya Elroy sekali lagi seraya duduk di salah satu kursi meja bartender milik Rhea.
"Bekerja paruh waktu." Rhea menjawab dengan cuek. Ia beranjak pergi dan menyiapkan sebuah wine beberapa saat, kemudian meletakkannya di depan Elroy.
Elroy mengangkat alisnya ragu, ia baru saja duduk dan belum memesan wine. Tapi, sudah ada wine di atas mejanya. Ia hendak bertanya namun suara Rhea sudah mendahuluinya.
"Biarkan aku traktir satu gelas, jangan merasa jijik hanya karena kamu orang kaya. Aku mungkin bisa mentraktirmu segelas wine. Tapi untuk gelas berikutnya, kamu bayar sendiri." Ucap Rhea dengan nada cueknya namun ada sedikit senyum di bibirnya.
'Gadis ini masih tau bahwa dia adalah gadis muda. Masih datang bekerja di bar yang seperti sarang serigala ini?' Gumam Elroy, menggelengkan kepalanya dan perlahan meraih wine traktiran gadis kecil ini.
"Pulanglah, kamu masih muda. Disini berbahaya" Setelah meneguk habis satu gelas wine. Elroy beranjak seraya memerintah Rhea untuk segera pulang. Namun di tanggapi oleh tatapan malas gadis itu.
-
Beberapa waktu kemudian, Rhea baru saja menyelesaikan pekerjaan paruh waktunya. Sedikit meregangkan tubuhnya seraya berjalan keluar bar. Menatap langit penuh bintang dan sebuah bulan bersinar lembut disana. Rhea tidak bisa menahan senyumannya.
Mengenakan headphone, Rhea mencari tempat duduk di dekat tempatnya berdiri sekarang. Rhea tidak begitu peduli bahkan jika hari mulai pagi. Dengan gerakan tangan yang cepat, Rhea membuka handphone nya dan melanjutkan bermain game.
Tidak mengetahui Elroy yang baru saja keluar dari bar. Mendapati sosok Rhea yang duduk manis tidak jauh disana.
Matanya terpaku, sontak ia menghentikan langkahnya. Elroy menatap jam tangan di pergelangan tangannya yang menunjukkan bahwa waktu sudah pukul 2 pagi.
Berjalan dengan langkah besar menghampiri Rhea yang sama sekali tidak menyadari kehadirannya.
"Kenapa masih disini, Paman?" Tanya Elroy. Rhea yang merasa cahaya di dekatnya menghilang digantikan oleh bayangan besar yang datang mendekat membuat Rhea sontak mendongak
"Paman?" Rhea melepas headphone nya, dan mengangkat alisnya ragu. Nampaknya ia tidak mendengar apa yang Elroy tanyakan baru saja.
"Tidak pulang?" Tanya Elroy sekali lagi, Rhea kali ini mendengarnya. Ia menggelengkan kepalanya dan bergumam dengan suara lirih.
"Tidak ada gunanya pulang, yang ada juga hanya rumah kosong." Kata Rhea seraya kembali melanjutkan game nya dan tidak lagi memperdulikan Elroy di depannya. Elroy tidak berbicara dan hanya duduk di sampingnya.
"Orang tuamu?" Tanya Elroy ragu. Menatap langit malam di atas kepalanya, kemudian mengalihkan perhatiannya pada gadis cantik yang sibuk bermain handphone sambil mengerucutkan bibirnya itu.
Menurutnya, pemandangan di sampingnya ternyata jauh lebih indah dari pemandangan langit malam di atas kepalanya.
"Aku tidak punya orang tua." Rhea mengangkat bahunya dan berkata ringan, nampak seakan akan ia sama sekali tidak peduli. Membuat Elroy tersentak dan tidak berbicara.
"Seharusnya aku yang bertanya kenapa orang kaya sepertimu justru ada disini, tanpa pengawal atau asisten. Apakah tidak ada paparazi yang mengikutimu? Jangan libatkan aku dengan skandal." Ucap Rhea seraya memutar matanya malas pada Elroy di sampingnya.
"Tidak ada yang akan mengenalku. Kamu bicaralah yang sopan dengan orang yang lebih tua." Ucap Elroy dengan sedikit tersenyum. Ia baru saja menyadari bahwa sahabat putrinya ini terlihat lucu dan manis.
Sedangkan Rhea yang mendengarnya, hanya memutar matanya tak peduli. Pada saat ini, dari sudut mata Rhea ia melihat seorang pria tua dengan wajah penuh nafsu nampak hendak menyerang seorang anak sekolah.
Rhea menyipitkan matanya, bergerak cepat dan bahkan tidak memperdulikan gamenya yang sedang berjalan, juga tidak memperdulikan Elroy. Meraih tangan pria gemuk dengan wajah nafsu itu. Dari bau di tubuhnya, pria tua ini mabuk berat.
"Apa yang akan kamu lakukan?" Rhea bertanya dengan nada suara dingin. Sorot matanya tajam, menatap pria tua itu yang menatapnya dengan bingung kemudian menjadi kesal.
"Sial! Siapa kamu? Mengganggu saja!" Keluh kesal pria itu dengan kedatangan Rhea yang tiba tiba. Sementara, Rhea memberi isyarat pada gadis sekolah itu untuk berlari pergi lebih dulu.
“Akan aku laporkan polisi kalau melihatmu sekali lagi!” teriak Rhea mengarah pria tua itu. Sedangkan Elroy menatapnya dari kejauhan.
Selesai bermain seharian. Rhea berjalan masuk ke villa masih dengan semangat yang tinggi. Tidak ada hal yang luar biasa, hanya saja kali ini ia ingin merayakan ulang tahun Elroy untuk pertama kalinya.Sudah berbulan bulan berlalu sejak mereka menikah. Hubungan keduanya selama ini masih berada dalam kegelapan dan bersembunyi diam diam. Dalam ulang tahun Elroy kali ini, ia juga harus mulai mempersiapkan diri untuk semua kemungkinan yang terjadi.Rhea memasuki dapur dengan penuh senyuman. Meskipun robot koki sudah mampu mempersiapkan semua masakan namun Rhea merasa lebih nyaman membuatnya sendiri karena hari ini adalah hari yang spesial.Rha melihat tutorial di handphone nya, ia pernah membuat kue sekali ketika ia bersama Elroy untuk merayakan ulang tahun Chloe. Namun hari ini Rhea hanya bisa mempersiapkannya sendiri. Beruntung Elroy belum pulang. Namun waktunya juga sangat mepet.Rhea harus buru buru membuat kue itu, mulai dari mencampur tepung dan telur hingga menambahkan coklat cair k
110 "Chloe, sayangku, my bestie." Sapaan demi sapaan sayang terucap dari bibir Rhea dan Chloe. Keduanya memutuskan untuk bertemu di pintu masuk mall. Lagipula keduanya sudah mengambil cuti dari kantor dan universitas. Hari ini adalah hari pertama setelah pertunangan Chloe dan Noah. Noah pergi bekerja namun Chloe enggan untuk bekerja di hari yang spesial ini. Keduanya berpelukan hangat dan tersenyum gembira. "Aku sangat merindukanmu." Ucap Chloe dengan mata yang memerah. Rhea terkekeh dan memeluk sahabatnya itu menjadi semakin erat. Mereka tidak benar benar bisa melepaskannya di pesta pertunangan kemarin. Namun kali ini pelukan tersebut berlangsung selama beberapa waktu hingga terlepas sepenuhnya. Berjalan masuk ke dalam mall, Chloe mulai menceritakan banyak hal. Namun sebagian besar ceritanya adalah kisah ia dengan Noah. "Jadi menurutmu dia cukup baik?" Rhea bertanya dengan tenang. Matanya menatap Chloe yang nampak berbeda. Entah apa yang berbeda, namun Rhea merasakan perbeda
109Elroy kembali ke kamarnya. Melihat Rhea sedang berias di depan cermin. Elroy berjalan menghampirinya dengan tenang."Kamu ingin pergi kemana?" Tanya Elroy melihat Rhea sudah rapi dengan pakaiannya dan penampilannya."Pergi bermain dengan Chloe. Lagipula cutiku kali ini cukup lama. Itu cukup untukku bersenang senang dengan Chloe." Jawab Rhea segera menyelesaikan riasannya. Hampir tidak ada yang berubah dari wajah Rhea, lagipula Rhea hanya mengenakan riasan yang sangat tipis.Beranjak bangun dari tempat duduknya. Rhea tiba tiba merasakan sebuah tangan besar memeluk pinggangnya dengan lembut. Elroy menatap cermin sambil memeluk Rhea dari belakang. Perbedaan tinggi badan yang cukup tinggi, membuat Rhea hanya terlihat sebahu ELroy. "Lihatlah siapa wanita cantik ini?" Elroy tersenyum dan bergumam dengan nada bingung yang dibuat buat."Tentu saja istrimu." Ucap Rhea sambil tak kuasa menahan tawanya. Elroy tersenyum dan mengecup kening Rhea lembut. Ia menyisir rambut Rhea dengan jari ja
"Masuk!" Ucap Elroy begitu ia membuka pintu villa nya. Ketiga temannya tersenyum dan bergegas masuk. Namun mereka baru melangkah selama beberapa langkah dan langkah mereka terhenti dan tubuh mereka membeku di tempat.Di meja makan, Rhea duduk di kursi. Masih mengenakan kemeja Elroy yang terlalu panjang hingga menutup pahanya. Melihat teman teman suaminya, Rhea menundukkan kepalanya sopan.Ketiga teman Elroy tertawa canggung, Erick bahkan membelalakkan matanya tak percaya menatap Rhea yang familiar duduk di kursi meja makan."Bisku Besar, bukankah ini sahabat putrimu? Apa hubunganmu dengannya?" Tanya Erick ragu. Semakin ia melihatnya semakin Erick merasa familiar. Jelas jelas ini adalah Rhea sahabat dekat dari Chloe. Bagaimana gadis ini bisa ada disini? Di villa milik Elroy juga mengenakan kemeja milik Elroy."Istriku." Ucap Elroy dingin, ia berjalan dan kembali duduk di samping Rhea sambil memakan sarapan mereka. Mengabaikan ketiga pria tua yang berdiri di tempatnya dengan ekspresi ya
107Setelah masuk ke dalam mobil baru kemudian Rhea bisa menghela nafas lega. Ia melirik Elroy yang duduk disampingnya. Ini bukan mobil Elroy, namun mobil pribadi Rhea. Karena kualitas yang berbeda, saat ini kepala Elroy bahkan hampir menyentuh langit langit mobil Rhea."Kenapa kamu mengikuti masuk ke dalam mobilku? Bukankah kamu membawa mobilmu sendiri untuk kembali?" Tanya Rhea heran. Ia ingin mengusir Elroy pergi, sayangnya ada begitu banyak orang yang berjalan keluar. Karena Elroy sudah pergi, pesta juga akhirnya diakhiri."Aku ingin merasakan duduk di kursi penumpang mobilmu apalagi kamu yang menyetir." Ucap Elroy santai, ia bersandar di sandaran mobil dan melipat tangannya mendominasi.Rhea menggelengkan kepalanya dan tertawa kecil. Mengendarai mobilnya, menyusuri jalanan raya yang ramai hingga tiba di villa mereka....Pintu baru saja ditutup ketika Elroy mendorong Rhea ke dinding. Mencium bibir manis Rhea dengan intens."Aku merindukanmu..." Gumam Elroy dengan suara seraknya.
106Morris Group mengendalikan dan memblokir semua berita tentang Rhea yang hendak terbesar. Sebuah pengertian diam diam terjadi antara media satu dengan media media lainnya. Membicarakan istri presiden Morris Group tidak apa apa. Namun tidak boleh mengungkapkan nama, asal usul atau gambarnya. Hanya kisah kisah manis yang terungkap, misalnya seperti wawancara Elroy uang membicarakan tentang istrinya atau nantinya mungkin tidak butuh waktu lama hingga pembicaraan di pesta itu segera tersebar luas. Umur istri Elroy masih 21 tahun, pihak lain masih duduk di bangku universitas. Ini pasti akan menjadi berita yang menggemparkan!"Setidaknya tunggu kegiatan program pertukaran pelajarku selesai!" Gumam Rhea setelah memikirkan sejenak."Kamu benar benar jahat, suami sendiri tidak dikenali. Lalu bagaimana kamu bisa memanggil orang tuaku dengan sapaan kakek dan nenek? Apa kamu tidak mengerti, nanti kamu juga harus mengubah panggilannya menjadi ibu dan ayah?" Celetuk Elroy dengan sedikit mada ke