Mag-log in
"Sudah kukatakan, ayahku sangat baik kok. Meskipun dia dingin dan jarang bicara, dia menuruti semua yang ku inginkan. Dia tidak akan marah tanpa alasan." Gadis cantik dengan rambut pendek, terlihat sangat muda itu berjalan menaiki tangga yang cukup panjang itu seraya menjelaskan pada sahabatnya yang ada di sampingnya.
"Aku tahu, kamu sudah bicara hal ini sebanyak lima belas kali hari ini!" Sedangkan gadis berambut panjang di sampingnya, dalam satu kali pandangan, ia terlihat sangat cantik. Membuat orang susah memalingkan matanya.
Gadis berambut pendek itu bernama Chloe Morris, putri tunggal keluarga Morris. Sedangkan perempuan berambut panjang dengan ekspresi cuek di sampingnya itu adalah Rhea Lenora, seorang juara olimpiade dunia yang nyata!
"Hehe, akhirnya kamu datang ke rumahku juga. Aku sangat senang sekali hari ini, hehe." Kata Chloe senang dengan tawa kecil di bibinya. Badannya bergoyang ke sana kemari, meraih lengan Rhea akrab dan terus menyenandungkan nada nada lagu ceria.
Rhea tersenyum penuh kasih sayang, baginya Chloe adalah sosok yang membuka pintu hatinya. Awalnya ia adalah seorang yatim piatu yang tidak berharga. Saat pertama kali bertemu dengan Chloe, Rhea bahkan hanya seorang anak gadis yang tidak memiliki semangat untuk hidup.
Namun, setelah bersama Chloe cukup lama. Rhea perlahan membuka pintu hatinya. Hal itu juga setelah begitu banyak kerja keras yang Chloe lakukan. Dia mungkin tidak tahu, tapi bagi Rhea dia sudah merupakan sosok anggota keluarga.
Rhea mendongak, melihat rumah mewah layaknya istana tersebut dengan perasaan yang sedikit luar biasa. Tak disangka, sahabatnya ini benar benar putri tunggal seorang sultan.
Berjalan masuk melewati gerbang pintu depan raksasa dengan tinggi sepuluh meter dan lebar delapan meter tersebut.
Saat ini, di ruang tamu. Ada sekelompok orang berkumpul, terutama ada seorang pria yang duduk di sofa tunggal dengan ekspresi tenang dan dingin miliknya. Pria itu nampak awet muda selain sedikit jejak perubahan waktu yaitu sedikit lipatan di bawah matanya juga beberapa helai rambut memutih di atas kepalanya.
Pria itu duduk tenang disana nampak sulit didekati. Namun ada kelompok orang yang berdiri mengelilinginya dan menatapnya dengan penuh hormat.
"Presiden, bagaimana dengan rencana ini? Kami telah menyesuaikan dengan ide dan keinginan presiden terakhir kali." Salah satu dari kelompok orang itu perlahan menyerahkan sebuah dokumen. Nadanya rendah dan terdengar penuh kehati hatian.
Duduk disana dengan penuh wibawa dan keagungan, ia mengambil kacamata berbingkai tipis di atas meja dan mengenakannya. Kacamata tersebut menjadi ciri khas di wajah tampan pria itu.
Ia mengambil dokumen dan membacanya perlahan. Namun ia masih menggelengkan kepalanya seraya melemparkan dokumen itu ke meja. Sekelompok orang itu langsung menegakkan punggungnya dan berkeringat dingin.
Ekspresi pria itu tidak berubah namun suasana di sekitarnya menjadi semakin suram, bahkan suhu disekitarnya seakan akan tiba tiba mencapai titik beku.
Chloe menggenggam tangan Rhea sedikit gemetar. "Oke, kamu jangan takut! Ayahku tidak akan marah tanpa alasan!"
Rhea terdiam memandang Chloe yang gemetar di sampingnya. 'Bukankah kamu sekarang yang takut? Tubuhmu gemetar!' gumam Rhea tak berdaya dalam hatinya.
Ia kembali mengalihkan perhatiannya pada pria itu. Kebetulan, pada saat ini matanya bertemu dengan mata milik pria itu. Sorot mata yang dalam, seperti magnet dan menarik semua orang untuk memandangnya. Hingga tenggelam dalam sorot matanya.
"A-ayah, ini sahabatku, Rhea." Ucap Chloe gugup. Ia nampak memberanikan diri dan tersenyum kaku sembari memperkenalkan Rhea pada sosok pria itu.
"Hmm." Deheman ringan terdengar, pria itu mengalihkan perhatiannya dengan ringan dan tak lagi menatap Chloe atau Rhea.
Chloe tersenyum tak berdaya, kemudian ia meraih lengan Rhea dan berpamitan dengan ayahnya.
"Kalau begitu ayah, aku akan pergi ke kamarku."
Setelah mengatakan hal itu, Chloe tidak menunggu jawaban ayahnya dan langsung menarik Rhea pergi ke lantai atas.
Rhea menyipitkan matanya dan menatap pria itu dengan ketidakpuasan. 'Apa apaan? Apakah ini yang kamu sebut ayah? Dia bahkan tidak melakukan komunikasi yang baik dengan putrinya? Ada apa dengan sorot matanya itu? Sungguh menyebalkan?' Gumam Rhea tak tertahankan di dalam hatinya.
Mengikuti langkah Chloe, Rhea akhirnya tiba di kamar sahabatnya. Kamar luas itu dipenuhi oleh berbagai warna yang indah, terutama deretan boneka yang ada di kepala tempat tidur. Ada balkon yang luas menghadap ke timur, wardrobe pribadi yang diisi dengan berbagai brand ternama dunia atau buatan tangan khusus. Mulai dari pakaian, tas, sepatu, hingga aksesoris lainnya.
Pada saat ini, yang menarik perhatian Chloe dan Rhea adalah sebuah kotak hadiah besar di atas tempat tidur.
Chloe yang melihatnya sontak berjalan cepat memandang kotak kado itu dengan penuh rasa penasaran.
Rhea mengerutkan keningnya, ia melihat surat di atas kado itu dan tanpa sadar membacanya.
'Untuk putriku tersayang, selamat karena kamu selesai melakukan ujianmu. Bagaimana dengan nilaimu? Baiklah, jangan merasa tertekan. Jika buruk ya buruk, ini hadiah dari ayah. Semoga kamu menyukainya.'
Chloe memiliki ekspresi seperti yang diharapkan, ia begitu bahagia layaknya anak kecil mendapatkan mainan barunya. "Ayah memang yang terbaik!
Namun ekspresi Rhea nampak tercengang, menatap kotak kado itu dengan tatapan rumit seakan akan ia tidak menyangka bahwa pria dingin yang duduk di sofa tadi ternyata memiliki sisi yang seperti ini.
Ketika Chloe membuka kotak kadonya yang bahkan lebih besar dari tubuhnya. Sebuah boneka beruang merah muda sebesar orang muncul di depannya. Mata Chloe berbinar ketika melihatnya, ia sontak memeluk boneka itu dengan gembira.
"Chloe, siapa nama ayahmu?" Rhea bertanya dengan nada suara hati hati namun penuh rasa penasaran.
"Elroy Morris, kamu bisa mencarinya di browser." Ucap Chloe tenang.
Ketika Rhea mencarinya, ia menemukan. 'Elroy Morris, kepala tiga menuju empat tahun. Kepala Keluarga Morris saat ini. Perusahaan Morris Group di bawah namanya memiliki nilai kekayaan triliunan. Sejak lima tahun yang lalu, ia menduduki peringkat pertama sebagai orang kaya di dunia. Mempertahankan status tersebut hingga saat ini!'
“Sial! Orang terkaya di dunia?!”
Rhea menyapu lembut foto hitam putih itu dengan telapak tangannya. Permukaan kasar dan dingin itu membuat Rhea tenggelam. Saat itu, Rhea merasa sulit untuk mempercayainya. Hal hal tersebut tampak tidak nyata. Beberapa saat sebelumnya ia masih bercanda tawa dengan kedua orang tuanya. Namun beberapa saat kemudian, ia disambut oleh tubuh dingin kedua orang tuanya.Orang bilang tuhan memberikan ujian sesuai dengan kemampuan hambanya. Namun Rhea merasa saat itu dunia benar benar hancur, ia tidak lagi memiliki keinginan untuk hidup. Ia berpikir untuk apa ia hidup jika alasannya untuk hidup pun telah pergi.Rhea tak siap dan ia tidak pernah memikirkan bagaimana ia melanjutkan hidupnya. Berat badannya berkurang drastis dan bahkan kecantikannya untuk sesaat memudar. Baru setelah pada tahun terakhir sekolah menengahnya, ia perlahan mengembalikan berat badannya. Semua itu pun berkat Chloe yang tak pernah menyerah untuk berinteraksi dengannya."Rhea...Rhea..." Panggilan Chloe segera menyadarkan R
'Mereka benar benar kelelahan. Apa mungkin aku terlalu menekan mereka? Lebih baik aku memikirkan bagaimana cara memberi liburan pada mereka.' Lirih Rhea dalam hatinya. Namun ia belum sempat melangkah lebih jauh ketika matanya tiba tiba menjadi gelap. Rhea tertegun ketika ia melihat sepasang tangan menutup matanya. Ia mengangkat alisnya bingung memikirkan alasan dan siapa pemilik tangan tersebut.Suara langkah kaki cepat dan begitu ramai terdengar. Rhea terdiam dan menunggu dengan tenang namun sebenarnya ia sudah samar damar memikirkannya.Benar saja ketika tangan itu dialihkan dan seberkas cahaya perlahan masuk ke dalam mata Rhea. Cahaya redup dari lilin lilin di atas kue. Ucapan selamat ulang tahun yang besar di letakkan di dinding. Mata mengantuk semua orang namun masih memiliki rasa bersemangat yang kuat."Selamat ulang tahun.....""Selamat ulang tahun presiden....""Semoga presiden bahagia selalu....""Semoga presiden banyak uang, jangan lupa bagi bagi ya presiden!""Hahaha, Pres
Di dalam ruang rapat, Rhea duduk di kursi utama sementara Chloe duduk di dekatnya. Menatap kepala departemen di masing masing kursi yang tersisa. Chloe segera menyalakan layar lebar. Rhea yang sudah diam membisu perlahan angkat bicara.“Sesuai yang aku katakan sebelumnya, ide keseluruhan game sudah lengkap. Kalian bisa memulai untuk membangun game tersebut dan memperbaiki semua bug yang ada. Seperti sebelumnya, dalam waktu dua bulan, aku ingin melihat produk jadinya.” Ucap rhea dengan nada suara berat seperti mengumumkan kematian semua orang.Skala game kali ini jelas lebih besar dari skala game sebelumnya. Keduanya bukan game pendek yang hanya berisi beberapa informasi. Tapi mereka benar benar seperti menciptakan dunia yang berbeda.“Investasi sudah diterima. Departemen publisitas bisa mulai mempromosikannya. Lalu karena kesibukanku secara pribadi, aku akan membantu dari jarak jauh dan semua kepemimpinan yang ada di studio aku serahkan sepenuhnya pada Cloe. Dalam 2 bulan kedepan, per
Kemudian, Noah yang sedang memanjakan tunangannya merasa begitu bahagia. Sesekali memberikan beberapa suapan makanan pada Chloe. Sementara Chloe hanya bisa menerimanya dengan sedikit canggung.Elroy dan Rhea menghentikan apa yang mereka lakukan, menatap Noah dan Chloe yang begitu harmonis di depan mereka."Sudah ku bilang aku bisa makan sendiri." Ketus Chloe sambil mengalihkan pandangannya kesal. Namun meski begitu sudut bibirnya sangat jelas sedikit ke atas menampilkan senyum tipis bahagia."Aku hanya ingin memanjakanmu. Lagipula ini lauk kesukaanmu." Ucap Noah dengan senyum gembira di wajahnya. Sorot matanya yang penuh kasih sayang mampu menenggelamkan Chloe dalam cintanya yang layaknya tsunami.Elroy memandang putrinya yang meski terlihat jengkel namun sebenarnya ia malu malu dan bahagia dengan bagaimana Noah memanjakannya. Sementara Noah tidak lagi menyembunyikan cintanya dan justru menunjukkannya secara terang terangan.Bagaimana Rhea tidak bahagia? Ia memiliki senyum bahagia ket
"syukurlah jika mereka sudah berbaikan." Ucap Elroy yang saat ini tinggal di dalam mobil. Melihat melalui jendela bagaimana Chloe dan Rhea yang nampak akrab dan bahkan berbincang dengan penuh senyuman.Elroy menurunkan kaca jendela mobilnya. Menatap Rhea dengan tenang. Rhea berjalan dengan langkah cepat bahkan Chloe tercengang melihat bagaimana Rhea yang hampir berlari menghampiri ayahnya."Cinta benar benar mampu mengubah seseorang." Gumam Chloe pada dirinya sendiri sambil menggelengkan kepalanya merasa luar biasa.Ia segera berjalan mengikuti Rhea. Saat ini Elroy mengulurkan tangannya dan mengusap puncak kepala Rhea dengan penuh kasih sayang. "Ayo pulang." Ucap Elroy dengan ringan. Rhea membuka pintu dan masuk. Chloe yang masih berdiri di belakangnya benar benar terdiam.'Dia benar benar melupakanku! Cinta sungguh mengerikan.' Lirih Chloe dalam hatinya. Ia hendak berpamitan pergi dan pulang lebih dulu ketika tatapan Elroy beralih padanya."Kenapa masih diam? Masuk." Ucap Elroy denga
"Ibu tiriku menangis?" Tanya Chloe dengan senyum di wajahnya. Ia meraih tangan Rhea dan berfikir sejenak sebelum kemudian berbicara. "Saat aku pertama kali melihatnya aku memang benar benar sangat marah. Aku benar benar kacau, sahabatku selama ini ternyata adalah orang yang selama ini menikah dengan ayahku dan diam diam menjadi ibu tiriku." Ucap Chloe dengan tangan mengepal. Jelas ia masih sangat marah tentang Rhea yang menyembunyikan hal sebesar ini darinya "Kita sudah menjadi sahabat selama bertahun tahun tapi kamu masih menyembunyikan hal sebesar ini dariku? Kemudian aku merasa tidak nyaman, ayahku memiliki istri namun ketika memikirkan istrinya adalah sahabatku, aku tiba tiba memikirkan." "Jika suatu hari ayah marah padaku, aku akan mengeluh padamu. Jadi kamu harus melindungiku. Aku jauh lebih tau dari siapapun seberapa besar cinta ayah ku padamu. Tidak berlebihan jika dikatakan kamu adalah dunia ayahku. Bagaimana aku rela bisa memisahkan kamu dengan ayahku?" Lanjut Chloe dengan







