Share

Chapter 2

Author: Orang Biasa
last update Last Updated: 2021-06-17 03:52:37

Rahasia yang dijaga selama tiga tahun malah mendadak ketahuan sama orang macam pria itu, pakai baju seragam aja ngga... sudah pasti bukan orang baik-baik. Dia ngga akan sembarangan bicarakan.. Dalam hati Lisa bertanya dengan diri sendiri, entah apa yang dipikirkannya. 

"Lisa...  Saya kembali" dari kejauhan suara Miya terdengar. "Wah ada Aldy!! Kalian salung kenal?" timpal Miya yang sudah ada di sebelah Lisa. "Hmmm.. Dah" berjalan menjauh pria tersebut sambil melambaikan tangan kepada mereka berdua.

"Ah.. dibandingkan kak Galih yang ramah, saya lebih suka yang auranya agak nakal" gumam Miya. "Orang seperti itu apa yang disukai sih.." Lisa menyela omongan Miya.

Disisi lain, Lisa melihat Galih yang telah selesai main bulutangkis, tak lama kemudia ada seorang gadis menawarkan dia air mineral dan membersihkan wajah pria tersebut yang dipenuhi keringat yang keluar. 

Terkadang Lisa merasa iri dan kesal pada orang lain dan dirinya sendiri. Kenapa dirinya tidak berani mengungkapkan rasanya atau paling tidak bisa dekat dengan seseorang yang dia cintai dan kenapa orang lain mudah untuk bisa dekat dengannya sedangkan dirinya tidak punya nyali walaupun cuma sebatas dekat sekalipun, dalam benak Lisa berkata demikian. 

"Yang lagi tidur ayok bangun!" guru itu berkata demikian.

"Aduh" Lisa terbangun karena mendapat lemparan sebuat kertas dan dia melihat sekelilinya. Dia melihat ke arah Miya dia tersenyum dan melambaikan tangannya. Lisa membuka kertas tersebut dan membaca tulisanya "Pulang sekolah ayo ke toko, minuman dingin baru itu hari ini ada diskon lho!" 

Terlihat lisa sedang menulis sesuatu dibalik kertas itu kemudian dia memberikan ketas tersebut kepada miya lewat beberapa teman yang duduk diantara Lisa dan Miya. "Maaf ya, hari ini saya masih ada kelas tambahan, lain hari dehh~" dengan muka masam Miya membacanya. 

- Pulang sekolah -

Meskipun mamanya Lisa ingin dia masuk kedokteran, tapi sebenarnya dia lebih suka melukis. Karena belajar melukislah dia bisa bertemu dengan Galih yang begitu lembut. Tetapi perasaan yang terpendam sejak SMP itu tidak bisa tersampaikan. 

"Disini garisnya harus lebih lurus" membayangkan seseorang mengomentari lukisan wajah Galih pas di dekat telinga Lisa. 

Degg.. Degg... 

Degg.. Degg.. 

Meskipun sebatas angan-angan belaka dia masih berharap keajaiban terjafi karena tidak mungkin Galih tau perasaanya saat ini bila dia tidak mengungkapkannya. 

Sulit mengungkapkan perasaanya saat ini, bingung harus bagaimana dia takut bertindak ceroboh. Mau mengungkapkan perasaanya tidak bisa dan takut akan kecewa, dan haya bisa melukis wajahnya juga sudah senang. 

Hanya hobinya melukislah yang bisa mengungkapkan perasaanya saat ini, hobi melukis sangat cocok untuk seseorang yang seperti dia pendiam. Hanya dengan imajinasi tanganya bisa menari diatas kertas, kuasnya pun seolah bergerak dengan sendirinya menari nari diatas kertasnya. 

Waktu pun seolah terasa begitu cepat berlalu, kemudian dia begegas merapih kan peralatan melukisnya dan beranjak untuk pulang. 

Dia pulang sendiri tak selang berapa jauh dari sekolah melihat dua orang yang sedang berduaan.

"Itu bukannya cowok nyebelin itu ya... " kata Lisa dan mendekat ke arahnya untuk memastikan. 

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Aku Kamu dan Takdir   Chapter 65

    "Bos mau pergi kemana kok langsung lari?" tanya Budi melihat bosnya tiba-tiba berlari. Terhenti.... Kemudian berbalik ke arah ke arah Budi... "Ngga mau jadi pria bucin lagi!" Aldy menjawab dengan santainya. Semangat...!! ....Ku pikir aku cuma bisa mengakhiri perasaan ini semuanya hanya dengan kata selamat tinggal... Namun tidak semudah itu aku harus menyerah, berlari mengejar harapan meski sudah tahu apa yang akan jadi jawaban.... Meskipun sudah tahu nanti akhirnya, tapi aku tak mau juga membuatnya terluka. Aku tak akan meninggalkanmu begitu saja... Walaupun aku sudah tahu kamu akan bersama dia, ijinkan aku tetap mencintaimu dengan tulus walau tak ter balas..... Hossh.. Hossh.. Hossh.. (suara napas tergesa gesa)Genggam tangan gadis itu dari belakang, dengan reflek Lisa menengok ke arah belakangnya.. "Aa.. Aldy?!" tergugup Lisa mengucap nama itu. Lisa langsung menarik tanganya dari genggaman Aldy hingga terlepas, hatinya meyakinkan dirinya

  • Aku Kamu dan Takdir   Chapter 64

    Aldy yang saat ini hanya berdiri didepan jendela memandang kearah lapangan dengan tatapan yang penuh harapan itu juga diiringi bibirnya yang melebar tersenyum. "Bukankah itu Aldy? Kenapa dia berdiri disana dan tersenyum sendiri? Ayok kita mendekat ke sana" Budi melihat tingkat yang tak wajar seorang Aldy berusaha membujuk temanya juga untuk mendekat ke sana. Tak satupun mengikuti Budi untuk mendekat ke tempat Aldy, karena mereka merasa beberapa hari terakhir mood orang itu sedang tidak baik jadi takut kalau menggangu dia malahan mereka menjadi sasaran pelampiasan jika itu terjadi sesuatu hal sangat mengerikan bagi mereka ber tiga. "Dah kami tinggal dulu ada urusan mendadak!" ucap mereka bertiga langsung lari secepatnya menghilang seketika. Aldy yang sudah berdiri agak lama ternyata sedang mengamati seseorang dari kejauhan, dia menatap ke arah lapangan sekolah yang sedang digunakan untuk penilaian pelajaran olah raga. M

  • Aku Kamu dan Takdir   Chapter 63

    "Hai Lisa! Masih sibuk ya" sapa Budi dengan tersenyum dia sudah berada di pintu ruang kelas. Emang anak monyet tuh orang!! Aldy merasakan sangat kesal dengan kelakuan Budi yang kini sudah berada didalam ruang kelas Lisa. Bertambah tambah kesal ketika dia melihat Budi yang menunjuk ke arahnya, tapi hanya terdiam saat pandangannya beralih menatap Lisa. Mereka berdua saling beradu tatapan satu sama lain, seper sekian lama gelagat mereka berdua canggung salah tingkah dan mengalihkan pandangan. "Ahhh.. Ahh -- ganteng banget sih ya ampun idaman sekali jika jadi suami" teriak terpesona teman-teman Lisa yang melihat Aldy yang ada didepan kelasnya. Suara berisik dari teman-teman Lisa terdengar dari ruangan itu, saat kebayakan orang berusaha keluar dari ruang kelas didepan sudah ada Budi menutup nutup pintu keluar. "...itu ada penjual tahu bulat tapi berbentuk lingkaran kan bego ya haaha" Budi mencoba menenangka

  • Aku Kamu dan Takdir   Chapter 62

    Sampai dimana baru pertama kalinya Maya melihat Lisa dekat dengan seorang pria waktu pesta ulang tahun Galih kemarin. "Waktu itu Aku merasa seperti menemukan satu alasan yang sangat tepat untuk menghiraukan kata-kata yang telah aku tanam selama ini yang sudah ku pendam dalam-dalam selama ini.... Jadi sudah jelas ada Aldy yang selalu berada disisimu? Sedangkan Galih juga belum jadi pasangan kamu juga, jadi ngga ada masalah dong jika aku mengejarnya kembali? Aku yang selama ini selalu mencari alasan yang tepat ... tapi apa hasil... sesuatu yang bukan hakku tak akan pernah jadi milikku...." ungkap Maya yang matanya berlinang air mata tak tersadari keluar menyangkut perasaannya yang terluka. "...Aku suka pada dia karena Lisa yang tak ada duanya perempuan seperti dia... Jawaban Galih saat itu sangat jelas terdengar oleh telingaku. Sekali lagi aku minta maaf Lisa.... " sambung Maya yang masih menjelaskan waktu dirinya menyatakan perasaan terhadap Galih.&nbs

  • Aku Kamu dan Takdir   Chapter 61

    Apa?! Dia orangnya sangat lembut?! Teriak kaget Miya mendengar perkataan Lisa itu, apakah selama ini cuma Lisa yang diperlakukan sangat lembut? tambah masuk satu beban lagi dalam hati Lisa. Hufft...!! "Iya... Aku kira cuma mengungkapkan perasaan saja hal yang paling sulit untuk diputuskan tapi ternyata menolak orang lebih sulit" keluh Lisa semakin resah harus bersikap bagaimana. -- RUANG TATA USAHA -- Seorang guru sudah berumur menunjuk sebuah ruangan dimana buku mata pelajaran terletak disana, meminta tolong Lisa untuk diambil kemudian dibawa ke kelasnya. Sepintas selesai keluar dari ruang TU, dia mendengar sekilas keluh kesah para seniornya murid kelas tiga yang membahas padatnya jadwal yang harus dihadapi seperti try out, pelajaran tambahan, latihan soal-soal, kemudian ujian kelulusan. mendengar itu semua, pikiranya langsung tertuju pasti Galih juga sekarang masih sibuk banget me

  • Aku Kamu dan Takdir   Chapter 60

    "Kamu itu benar benar suka sama dia atau mungkin kamu sudah membiasakan perasaan suka padanya hingga terlanjur larut sampai sekarang?" sebuah pertanyaan mengerucut begitu tajam dari ucapan Miya. Apa maksudnya itu?! Seseorang jika sudah menaruh perasaan dalam hati yang paling dalam dengan jangka waktu yang sangat lama bisa jadi itu akan terbiasa. Lalu perasaan itu berlanjut susah untuk dirubah, tentu saja tidaklah baik untuk kehidupan seseorang itu bahkan akan menolak cinta sejati yang akan datang. »Beda lagi sama Witing tresno jalaran soko kulino yah, yang artinya Cinta itu datang karena terbiasa.« Entah tak tahu lagi Lisa harus menjawab pertanyaan itu, apakah memang benar yang diucapkan Miya itu? Kalo itu semua tidak benar lantas kenapa saat Galih mengungkapkan perasaannya, Lisa tidak bisa menjawab. Tatapan kosong dari kedua mata Lisa, mencoba untuk menanyakan kepada hatinya sendiri. Cinta terbiasa dengan Cinta sejati beda tip

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status