Share

Menggenggam Tangannya

last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-23 09:36:36

“Selamat malam, Reg, akhirnya kamu datang,” Nicholas mengembangkan senyum sesaat, namun senyuman itu seolah lenyap saat dia melihat Axel ada disampingku, tepatnya, aku yang menggandeng lengan Axel penuh percaya diri.

Dan tentunya Axel tidak pernah pergi sendiri. Dulu aku bahkan tidak pernah menyadari karena menganggapnya bukan orang yang penting untuk diperhatikan.

Namun, sekarang, di kehidupanku yang kedua, apapun tentang Axel sekecil-kecilnya, akan aku perhatikan.

Di belakang kami ada beberapa orang pengawal yang mengikuti juga tentu saja orang kepercayaan Axel, Billy yang selalu ada disampingnya.

Billy sebenarnya juga tidak percaya dengan perubahan sikapku yang bertolak belakang. Tapi, semua diabaikan ketika Axel memberikan kode untuk mengikuti segala keinginanku.

Axel seolah membiarkanku untuk melakukan hal apapun dan dia sedang mengawasiku. Axel seperti ingin mengetahui tipu daya apa yang sedang ku mainkan.

“Ada apa ini? Kenapa kau membawanya? Bukankah kau tahu ini adalah acara pribadi kita. Aku sudah merencanakan lama untuk memberikan kejutan ini,” Nicholas tampak tidak setuju dan tatapannya terus terpi-cing pada Axel.

“Benar sekali sayang, bukannya kalian sudah merencanakan ini lama?”

Tiba-tiba saja papaku menyela bicara. Dalam kehidupan lalu, papaku proaktif mendukung hubungan kami. Dia selalu membantu Nicholas dan juga Minna untuk membuat kami dekat. Padahal papa pasti tahu kalau Minna adalah kekasih Nicholas.

Setelah kematianku, aku berpikir, semua orang di sekelilingku ternyata berkomplot untuk mengambil harta peninggalan kakekku, Thomson.

Aku terlalu bodoh dan lugu mau saja diperdaya oleh mereka.

“Hmm, aku nggak sengaja ketemu Axel, Pah dan aku ingin memperkenalkan Axel juga pada Papa,” Aku tentu saja tidak akan ragu untuk mengubah segalanya.

Takdirku kali ini harus berubah.

Aku tidak ingin menjadi istri Nicholas lagi.

Aku hanya ingin menjadi nyonya Axel Witsel Witzelm di kehidupan keduaku.

Axel sedikit mengerutkan kening ketika aku berkata, dia mungkin benar-benar berpikir kalau aku memang sedang memanfaatkannya.

“Hah? Tak sengaja? Apa kamu nggak salah bicara, Regi? Aku ini ada hal yang serius ingin ku sampaikan dan kamu bawa orang luar di acara istimewa kita,” Nick terdengar geram, dia benar-benar menyipitkan mata menatap Axel kesal, tapi Axel sendiri tidak sedikitpun gentar.

“Maafkan aku, Nick, sebenarnya aku juga ingin menyampaikan sesuatu dan aku nggak tahu seberapa ini ada acara istimewa apa?” Aku berkata seolah memang tidak mengetahui rencana mereka.

“Nggak mungkin kamu nggak tahu kan Regi? Bukankah kita sudah membahas ini satu minggu yang lalu. Lalu kenapa sekarang kamu seenaknya saja membawa dia!” Ketus Nick lagi, dia emosi tapi tetap harus meredam.

Nick sudah pasti tidak boleh kehilangan diriku.

“Iya sayang, bukannya adikmu juga sudah bilang katanya ini semua kemauanmu,” papaku lagi-lagi ikut campur.

Dan … cihh! Aku kesal sekali papa dengan santai menyebut anak selingkuh itu sebagai adikku.

Minna bukan siapa-siapa. Dia hanya orang luar yang dibawa papaku demi untuk menguras semua harta peninggalan kakek dan mamaku.

“Maafkan aku, Pah … mmm … sepertinya aku berubah pikiran. Aku nggak tau kenapa, aku … nggak tertarik lagi dengan Nick. Aku merasa gak pantas untuk Nick …,” ocehku makin tidak jelas.

Aku sengaja membuat diriku terlihat plin-plan. Biar mereka berpikir dan menebak-nebak sendiri kenapa aku bisa berubah. Tapi, aku tetap harus mempunyai alasan yang tepat untuk menolak semua rencana Nick, Minna dan papaku.

Terlihat ibu tiriku, Sandra menyenggol lengan papa. Mungkin kalau aku yang dulu tidak akan menyadari itu.

“Ada apa sayang? Apa kalian sedang bertengkar?” Sandra kini ikut berbicara seolah mereka semua menyerangku secara beruntun, lalu dia menoleh tajam pada Nick dengan kode yang mungkin dulu aku tidak akan pernah sadari.

“Jangan bilang kamu sibuk dan nggak memberikan kabar lagi pada Regi, Nick? Apa kau juga lupa meneleponnya?” desak Sandra.

Hah, aku hampir gila mendengar ucapan dari ibu tiriku yang tidak tahu malu itu. Bisa-bisanya dia mengungkit hal seperti itu disaat ini. Dia seolah memberikan perhatian, tapi sebenar sedang mempermalukan diriku.

Bodoh dan gilanya aku yang dulu adalah saat Nick tidak memberikan kabar seharian aku akan uring-uringan. Tidak mau melakukan apapun atau makan. Aku sering sekali curhat dengan Minna.

Apalagi kalau Nick tidak menelpon ku sehari saja. Aku pasti badmood dan bertingkah seperti anak kecil. Selalu membanting barang jika kesal.

Semua itu pun karena hasutan dari Minna.

Dia bilang aku harus bersikap seperti itu di depan Nick agar Nick terus memperhatikan diriku. Juga membuat Nick tetap disisi dengan cara kekanakan seperti itu.

Benar-benar memalukan kalau diingat lagi. Aku bertingkah seperti itu, tapi sebenarnya dalam jebakan juga genggam mereka. Aku dikendalikan seperti boneka. Karena setelah itu Minna akan merayuku untuk pergi jalan-jalan ke mall dan membeli barang-barang yang dia inginkan.

Aku juga tidak tahu kenapa aku jadi bodoh saat itu.

Pergi bersama mereka. Namun, sebenarnya aku yang menjadi pembantu mereka. Aku yang membelikan semua barang untuk Minna, tapi aku juga yang menjadi pembantu membawaku semua barangnya.

“En–enggak! Nggak seperti itu. Aku memang sudah bosan saja, Ma. Aku ingin mencoba membuka pertemanan yang lain sebelum benar-benar menjalin suatu hubungan yang serius. Bukankah ini harus aku pikirkan lagi, agar jangan salah menilai kebaikan seseorang!” Ucapku

Mereka semua saling menatap.

“Apa aku nggak boleh mencari teman lain, Pah? Bukannya papa bilang, berteman dengan siapapun aku boleh? Papa kan bilang sendiri kalau aku bebas memilih teman!”

Aku membalikkan semua ucapan papaku dimasa lalu. Alibi yang papa gunakan saat Minna memperkenalkan aku pada Nicholas adalah seperti itu.

“Kata papa, bertemanlah dengan siapapun. Aku masih muda juga kan, Pah!” lanjutku tidak berhenti diucapkan tadi.

“Mmm, ah, itu … Papa pikir kamu sudah cukup berteman dengan Minna dan Nicholas. Bukankah kalian sangat akur dan akrab,” rasanya papa sedikit kesal mendengar ucapanku dan Axel tetap menyimak semua.

“Ehem!” Axel berdehem.

“Eh, aku nggak bermaksud begitu kok. Itu kan dulu, tapi sekarang nggak apa-apa dong Pah, aku mengajak Axel kesini.”

Tanpa ragu aku menggandeng kembali lengan Axel yang sempat aku lepas karena beradu debat bersama mereka.

Aku harus melepaskan semua keraguan Axel.

Axel harus percaya kalau aku ingin memulai hubungan dengannya. Ini serius dan tidak main-main.

Aku tidak boleh melepaskan kesempatan emas ini.

Meskipun raut semua wajah para penghianatan itu kesal dan dongkol. Aku tetap tidak boleh mundur lagi.

Mereka semua harus membayarnya.

Satu persatu. Pelan-pelan. Dan aku akan pastikan kali ini aku bahagia.

Aku tidak akan mati seperti kehidupan sebelumnya.

“Ayo, katanya mau makan malam. Nanti hidangannya keburu dingin,” sekarang aku menurunkan tanganku ke jemari Axel.

Berkata dengan lembut sambil menatap matanya tanpa ragu. Aku ingin sekali Axel melihat semua ketulusanku.

Aku tidak sedang main-main. Kali ini aku hanya ingin menggenggam tangannya.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Aku Kembali Untuk Membalas Penghianat Suamiku    Paling Berbahaya

    “Agh!” Aku merasa dadaku tiba-tiba terasa sakit. “Ada apa, sayang?” Axel terlihat khawatir dan langsung melihat ke arahku. “Nggak tahu, Xel. Perasaanku kok nggak enak banget ya. Biasanya nggak seperti ini,” kataku merasakan sedikit getaran yang tidak biasa. Aku nggak pernah merasa seperti ini sebelumnya. Tapi, hari ini sepertinya agak berbeda. “Sudahlah jangan terlalu khawatir. Kita kan sekarang sedang menuju ke rumahmu!“ Axel sedang mencoba menenangkan diriku.“Hemm!” Aku mengangguk lemah.Entah kenapa ini terasa seperti ada bagian dari diriku yang hilang. Meskipun aku tidak menginginkan hal tersebut. Tapi, apa yang seharusnya tidak bisa aku hindari pasti tidak bisa dihindari. Mobilku tiba di depan pagar dan penjaga langsung membukakan pintu. Aku turun dan bergegas masuk. Markus langsung menghampiriku. “Ada apa, Markus? Apa yang sebenarnya terjadi? Aku kan memintamu untuk menjaga keamanan rumah dan menertibkan mereka,” kataku, suaraku sedikit meninggi.Bukan karena tidak ingi

  • Aku Kembali Untuk Membalas Penghianat Suamiku    Karma Mereka

    “Huhuhu, Minna apa yang sebenarnya terjadi denganmu? Apa yang sebenarnya terjadi, sayang?” Martha masih meraung di hadapan tubuh putri kesayangannya.Semakin dipikirkan, dia semakin tidak mengerti. Apalagi melihat suaminya yang bersikap dingin dan cuek seolah memang menginginkan kematian putrinya.Otaknya terus berpikir. Dia, kemudian mencoba menghubungi Nick untuk memecahkan keraguan.“Ada apa, Tante? Kenapa meneleponku? Aku kan sudah bilang, suruh Minna menemuiku dan dia jangan terus bersikap bodoh!” cetus Nick saat masuk dalam panggilan.Melihat reaksi Nick, Martha seolah yakin kalau pelaku yang dia tuduhkan pada Nick, ternyata bukan.“Apa kau nggak bertemu Minna pagi ini?” kata Martha seperti memancing, kalau jawaban Nick meragukan atau ada suaranya yang terdengar kikuk dia pasti menemukannya.“Hah, dasar Minna bodoh, mana ada dia bertemu denganku. Aku disini masih menunggunya, tapi sampai detik ini barang hidungnya pun belum muncul,” dengus Nick semakin menambah keyakinan Martha

  • Aku Kembali Untuk Membalas Penghianat Suamiku    Pertanggung Jawaban

    Josep pun sama terkejut. Dia tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi.“Minna, Minna, bangun, sayang. Ada apa? Apa yang sebenarnya terjadi? Siapa yang melakukannya?” teriak Josep.Dia langsung terguncang saat melihat kondisi anaknya yang mengenaskan.Tubuhnya dipenuhi luka dan lehernya masih terlihat bekas jeratan seseorang.Lalu dia tiba-tiba memalingkan wajahnya pada sang istri. Mencoba membangunkan, Martha hanya pingsan sebentar. Kemudian dia, menatap wajah suaminya penuh curiga.“Apa ini semua perbuatan mu? Kau mem bunuh putri kita, Josep. Kau benar-benar sudah buta dan tega! Hatimu benar—benar kejam, Josep!” raung Martha.Dia sedih karena kehilangan anaknya. Juga kecewa pada suaminya yang sudah berubah sikapMartha memukuli dada suaminya. Meminta penjelasan.“Apa yang harus aku jelaskan. Ini bukan salahku. Aku nggak melakukan apapun padanya. Aku kesini, ingin meminta pertanggung jawabanmu,” dengus Josep.Sebagai seorang ayah, sepertinya dia sudah tidak peduli anak dan istrinya hidu

  • Aku Kembali Untuk Membalas Penghianat Suamiku    Mati Lemas

    “Ayo teriak, Minna, ah ah ini benar-benar enak sekali!” suara Nicholas seperti sedang menghentakkan dengan penuh semangat.Dia kemudian mengambil ikat pinggang yang dilemparkannya tadi. Tidak jauh dari tangan Minna.“Ah sa sakit, Nick. Aku mohon hentikan. Kau benar-benar orang gila!” cerca Minna.Dia bukan hanya dijadikan bulan-bulanan tapi, Nicholas memang punya kelainan psikis.“Yang lebih keras bodoh, ah ah!” ucap Nicholas masih terus mengabaikan Minna.Dia masih asik melakukan gerakan naik turun di kepemilikan Minna. Sedangkan Minna bukan merasakan enak. Dia menangis lebih keras.“Kau ini harus bisa memuaskan aku. Sebelum aku bisa mendapatkan kakakmu itu, kamu yang harus aku jadikan kelinci percobaan. Aku nggak boleh kasar sama dia.”“Kau tahu, aku sedang berpikir, siapa yang akan lebih hebat saat di ranjang. Apa itu kamu atau kakakmu itu, ah ah!”ucap Nicholas, dia kemudian menaruh ikat pinggang tadi di leher Minna dan mulai menjeratnya dengan keras.“Nah, ah ah benar seperti in

  • Aku Kembali Untuk Membalas Penghianat Suamiku    Aku Mohon

    Setelah semalaman Minna sulit tidur. Pagi ini dia berencana untuk mengakhiri semua kekesalan hatinya.Minna harus bisa membuat ayahnya kembali pulang. Apapun caranya.Tanpa ibunya ketahui, dia yang sudah tahu dimana pasti keberadaan sang ayah, Minna merasa harus mendatangi mereka.Tepat mobilnya terparkir tidak jauh dari kediamanan wanita simpanan ayahnya. Minna masih memantau dari kejauhan.Dia harus melihat kondisi sekitar. Rencananya, dia ingin melabrak wanita simpanan ayahnya.Dia merasa harus menegakkan keadilan untuk ibunya.Tak lama sesuai dengan dugaan, Minna melihat mobil ayahnya keluar dari rumah tersebut dan dibarengi dengan kepergian mobil itu, Minna benar—benar melihat seorang wanita.Seperti yang dikatakan ibunya, wanita itu memang tidak berbeda jauh dengan dirinya. Masih sangat muda dan sudah memiliki seorang anak.“Dasar papa nggak berperasaan. Papa benar—benar sudah menghianati mama. Bisa—bisanya dia menyembunyikan hubungan mereka,” geram Minna mengomentari sosok wa

  • Aku Kembali Untuk Membalas Penghianat Suamiku    Hilang Kepercayaan

    “Ada apa tanda tanya kenapa seharian ini kau sulit dihubungi?” Nick sedang berada dalam panggilan Minna.Sejak pagi siang dan sore Nick coba menghubunginya, Minna terus menghindar.Selain ada alasan lain karena ibunya sedang mengikuti sang ayah. Minna juga tidak ingin dijadikan bulan-bulanan oleh Nicholas.Dia tidak mau jadi alat pelampiasan saat Nicholas marah. “Aku sedang sibuk dengan mama, jadi untuk sementara waktu sebaiknya kita tidak bertemu dulu,” kata Minna menghindar.Dia sedang mencari cara untuk membalas dendam pengkhianatan ayahnya. Bagaimanapun ibunya tidak boleh menderita. Mina ingin ayahnya juga mendapatkan pembalasan setimpal. Hal itu sedang dia pikirkan, dan benar-benar dia akan melakukannya. “Pokoknya aku tidak mau tahu, besok pagi kita harus bertemu. Aku benar-benar kehilangan kontak dengan kakakmu itu!” Suara Nicholas terdengar frustasi dan dia berpikir harus mencari cara agar bisa menemuiku. “Apa kau lupa, kemarin kau sudah tahu. Karena kau tidak berhasil m

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status