Menurut Daniel, Ariana telah mematahkan teori yang sudah Daniel tanamkan di kebanyakan orang. Ketika Daniel berpikir bahwa akting orang orang sekelas Ariana tidak mungkin memiliki kemajuan. Tetapi pemikiran itu dipatahkan ketika pada adegan terakhir, saat adegan dimana Ariana menangisi foto mereka berdua.
Wajah Ariana menggambarkan nostalgia dan kerinduan, siluetnya yang tertimpa cahaya sedemikian rupa, nampak seperti senja. Dan ketika ia membisikkan nama dari perannya. Daniel harus mengakui bahwa ada sesuatu yang menyesakkan di dadanya. Daniel tergerak. Seakan bahwa benar benar ialah yang dirindukan. Entah mengapa ia merasakan sesak di dadanya menggambarkan keinginan yang begitu dalam. Keinginan untuk menggenggam dan memandangi Gadis itu. Tentu saja, Daniel tidak akan pernah mengakuinya jika Ariana bisa membuat dirinya merasa seperti itu. Tapi ia bisa mengakui satu hal. Ariana Smith berkembang, mau tidak mau, Daniel harus mengakui kesalahan dari teorinya. "Jadi… Daniel, bisa ceritakan sedikit tentang film ini?" Daniel mengerjap. Sepertinya selama beberapa saat ia melamun dan membiarkan presenter muda ini mengoceh sesukanya. Daniel benci ketika tanpa sadar ia masuk ke mode autopilot, ia pasti kebanyakan mengangguk angguk dan mengiyakan apapun yang dikatakan lawan bicaranya. Semoga ia tidak mengiyakan sesuatu yang bodoh. “Settingnya sekitar tahun delapan puluhan, tidak tahu tahun pastinya. Tipe tipe film keluarga, sebenarnya. Karena Anton punya isu tentang kedua orang tuanya yang tidak cukup memberinya perhatian. Dan Sarah yang memiliki isu keagamaan serta sikap keras kepala dari orang tuanya dalam mendisiplinkan anak anak mereka. Juga sebagai tambahan tema sahabat yang berubah menjadi cinta, adalah tema yang tidak akan mengecewakan untuk ditonton." Jawab Daniel sambil menjabarkan Film yang telah dibintanginya tersebut. "Tipe tipe cerita slice of life yang penuh drama seperti dua film sukses lainnya dari Rafael Smith sepertinya?" Tanya Presenter tersebut dan dijawab anggukan kecil oleh Daniel. "Pada awalnya dua orang ini tidak berteman. Sarah Brown yang diperankan oleh Ariana berasal dari keluarga yang sangat taat dan ketat soal agama dan moral, sementara Antonio Jose adalah kebalikannya, keduanya orang tuanya bekerja dan sama sekali tidak peduli soal agama, kapitalis sejati, meskipun mereka mengirimkan anaknya ke sekolah katolik yang sama dengan Sarah, itu hanya karena sekolah itu yang biayanya paling murah di sekitar lingkungan mereka." "Tunggu dulu! Apakah kalian bermain sebagai murid Sekolah Menengah Atas?" Presenter Wanita itu nampak terkejut dengan penjelasan Daniel yang menggambarkan peran mereka. Daniel tersenyum lebar dan mengangguk. "Apa Rafael Smith tidak merasa kalian terlalu tua untuk peran ini?" "Yah, tapi kini ada yang disebut dengan team make up artis. Lagipula pada dasarnya saya dan Ariana bukan tipe yang terlalu tinggi atau terlalu tua." untuk beberapa saat presenter tersebut memperhatikan tubuh Daniel dan wajahnya. Presenter Wanita itu pun menatap Daniel dari ujung sepatu Sang Aktor sampai ujung kepalanya. Bahkan, dia mungkin juga menghitung ada berapa helai rambut Daniel. Namun pada akhirnya, Presenter tersebut memainkan bahunya dan menunjukkan sikap menyetujui. "Kurasa kami tidak bisa protes untuk hal itu... Kalian berdua memang sama sama baby face." ujarnya yang diiringi dengan tawa yang begitu renyah. Daniel mengimbangi untuk beberapa saat tawa tersebut dengan kekehan ringan. "Ah... Saya mulai bisa membayangkan plotnya, kau pasti membully Sarah, bukan? Kurasa kau tetap bad guy di film ini." Ucap Presenter yang masih Daniel coba ingat ingat siapa nama dari pembawa acara di depannya ini. Kemudian, Presenter Wanita tersebut, mengerling genit ke arah Daniel secara tiba tiba. Tentu saja, Daniel tak bisa menahan diri untuk tidak mengernyit kikuk ke arah wanita itu. Daniel cepat mengganti ekspresi dan tertawa mengimbangi antusiasme si presenter, "Ini bagian menariknya, pada dasarnya justru Anton lah yang dibully. Memang tidak secara kentara tapi ia adalah tipe yang dihindari di sekolah katolik ini. Semacam pendosa yang harus kau hindari. Tidak pernah ada konfrontasi langsung tapi yah... Di mejanya selalu ada coretan-coretan penghinaan dan terkadang surat surat kaleng yang mengancam dan menyuruh Anton keluar dari sekolah itu." "Wow! Kedengarannya menarik. Lalu bagaimana bisa akhirnya kedua tokoh ini berteman?" Daniel menjilat sedikit bibir bawahnya dan bersiap mengeluarkan ekspresi paling seduktif yang dimilikinya, "Oh... Kau harus menontonnya jika kau ingin mengetahuinya." Ujarnya diakhiri kerlingan nakal ke arah kamera. "Kau tahu sekali cara mempromosikan sesuatu, Daniel." Tawa presenter itu masih tidak terdengar dibuat buat. Dan jika kau melihat cukup dekat di balik pipinya yang memang sudah kemerahan karena make up, ada semu merah lain dan itu reaksi dari apa yang baru saja Daniel perbuat. "Kau juga mengisi soundtrack untuk film ini, benar kan?" Daniel mengangguk. "Ya, Liriknya didapatkan dari puisi yang diberikan Sutradara Rafael Smith padaku. Dia bilang, itu bukan lirik miliknya. Aku harap, kami tidak akan dituntut soal hak cipta karena penggunaan puisi tersebut." Daniel terkekeh, ada beberapa suara tawa dari bangku penonton. Sebelum sempat presenter muda itu memberikan komentar Daniel cepat melanjutkan, "Lirik yang indah dan sangat kuat menurutku. Saya berusaha untuk membuat melodi yang dalam dan sedikit berkesan mencekam. Kami juga sedang menggarap video klipnya." Jawban Daniel membuat Wanita di depannya itu mengangguk sekali. "Pertanyaan terakhir mengenai film ini, Daniel." Janji Pembawa Acara itu pada Daniel. Namun sekilas, Daniel bisa melihat semu merah tadi belum memudar justru semakin gelap dan entah mengapa Daniel punya perasaan tidak enak soal pertanyaan berikutnya. "Peran yang kau mainkan kali ini mempunyai adegan dewasa yang cukup panas? Benar?"Ariana butuh lebih banyak alkohol untuk menyingkirkan pikiran tentang adegan ciuman mereka yang diulang berkali kali. Dan ketidakmampuan Ariana untuk mengendalikan pandangan matanya dari bibir pemuda itu. Shit!Mengapa semesta sepertinya tidak ingin membiarkan Ariana berada dalam mood bagus terlalu lama."Selamat malam semuanya." Getaran pita suara ikut terekam di speaker yang ada di sekeliling taman.Ariana berbalik dan menemukan Rafael di panggung berukuran sedang di ujung taman. Panggung yang tak begitu tinggi dibangun dengan kayu mahoni yang dicat putih. Ariana mencatat dalam kepalanya bahwa ia menyukai hiasan mawar merah di sekitar dedauanan yang menjadi dekorasi."Oke. Baiklah. Tenang saja!” Ucap Rafael seperti pada dirinya sendiri. “ Ini tidak akan ada pidato part dua. Hanya sedikit ucapan terima kasih pada kalian semua yang menyempatkan datang. Dan yah… seperti yang saya ceritakan untuk kata kata pembuka film ini terinspirasi dari cerita dalam sebuah puisi yang saya minta untu
Pesta berlangsung hangat dan menyenangkan, musik jazz mengalun ringan diselingi beberapa penyanyi kenalan Rafael yang datang dan menyanyikan lagu andalan mereka di panggung sederhana. Ariana selalu merasa kagum dengan kemampuan Rafael untuk membuat pesta di antara selebrita dan sosialita yang digelarnya, tidak terasa seperti kumpulan mereka yang gila perhatian dikumpulkan dalam satu ruangan.Entah mengapa, pesta yang diadakan Rafael selalu berhasil terasa lebih ramah lingkungan untuk mereka yang semi semi introvert seperti Ariana. Yah, setelah dipikir ulang mungkin karena Rafael juga semi introvert seperti dirinya."Menikmati waktumu, Smith." Sebuah sapaan ringan tetapi terdengar sangat menyeramkan.Ariana berharap ia tidak dibesarkan sebagai gadis bangsawan Inggris yang ramah pada saat saat seperti ini. Ariana lebih berharap ia adalah remaja apatis, yang memang tidak perlu banyak basa basi dengan orang lain. Apalagi, orang yang memiliki tempat kurang berkenan di hatinya. Tapi sayan
"Peran yang kau mainkan kali ini mempunyai adegan dewasa yang cukup panas? Benar?" Sebuah Pertanyaan mengejutkan dari Pembawa Acara tersebut yang sangat keluar jauh dari perkiraan Daniel.Daniel tidak tahu harus menjawab dengan kalimat apa pertanyaan tersebut, jadi ia hanya mengangguk sambil melebarkan senyum 'ramah' miliknya."Dan lawan mainmu adalah Ariana Smith yang seperti kita tahu memang seorang model Victoria Secret dan pernah terlibat sebuah skandal di masa lalunya. Bagaimana tanggapanmu mengenai hal ini? Karena kami dengar ini juga jadi isu yang hangat diperbincangkan di antara para fans."Daniel mengumpulkan sedikit senyumnya dan berusaha agar tampak serius ketika menjawab pertanyaan ini. Daniel sepertinya cukup paham, kemana alur pertanyaan ini."Sama sekali tidak ada yang mengganggu soal fakta itu. Menurut saya, Ariana Smith adalah aktris yang baik. Seperti jawaban sebelumnya, menjadi aktris berarti mengeksplorasi berbagai sisi manusia. Tidak peduli kau merasa nyaman atau
Menurut Daniel, Ariana telah mematahkan teori yang sudah Daniel tanamkan di kebanyakan orang. Ketika Daniel berpikir bahwa akting orang orang sekelas Ariana tidak mungkin memiliki kemajuan. Tetapi pemikiran itu dipatahkan ketika pada adegan terakhir, saat adegan dimana Ariana menangisi foto mereka berdua. Wajah Ariana menggambarkan nostalgia dan kerinduan, siluetnya yang tertimpa cahaya sedemikian rupa, nampak seperti senja. Dan ketika ia membisikkan nama dari perannya. Daniel harus mengakui bahwa ada sesuatu yang menyesakkan di dadanya.Daniel tergerak. Seakan bahwa benar benar ialah yang dirindukan. Entah mengapa ia merasakan sesak di dadanya menggambarkan keinginan yang begitu dalam. Keinginan untuk menggenggam dan memandangi Gadis itu.Tentu saja, Daniel tidak akan pernah mengakuinya jika Ariana bisa membuat dirinya merasa seperti itu. Tapi ia bisa mengakui satu hal. Ariana Smith berkembang, mau tidak mau, Daniel harus mengakui kesalahan dari teorinya."Jadi… Daniel, bisa ceritak
"Oke. Kita pindah ke topik lain. Kami punya sesuatu di sini." Kalimat dari wanita berambut merah itu cukup mengkagetkan Daniel dari lamunannya.Sebagai Pembawa Acara, wanita itu menunjuk layar besar di belakang mereka. Sebuah foto muncul, salah satu foto yang diambil dari lokasi syuting Film Unconditional Love. Dalam foto itu terdapat gambar Daniel dan Ariana.Daniel menggunakan baju kuning dan celana hijau tertawa bodoh sambil menari di tengah hujan. Sementara Ariana memandanginya keheranan sambil memegang sebuah payung hitam erat erat.Daniel ingin mati rasanya. Itu adalah adegan terkonyol yang pernah dilakukannya. Tidak, peran di film ini adalah peran yang sangat konyol yang pernah diambilnya.Ditambah ia tidak menyukai orang orang semacam Rafael 'Gila' Smith. Sialnya sutradara itulah yang membawa nama dirinya memenangkan penghargaan sebagai pemeran pembantu pria terbaik di ajang Academy Awards.Pada film sebelumnya yang berjudul Sand Stories dan Talk to Memory adalah sebuah maha
"Baiklah. Itu tadi penampilan dari Daniel Collins dengan judul lagu Go Away, yang sekarang berada di urutan nomor sepuluh tangga lagu minggu ini. Daniel, silahkan bergabung kembali."Daniel berjalan mendekat dan memberikan senyumnya pada Gadis muda yang membawakan acara di BBC pagi ini. Gadis itu menyambut Daniel serta memberikan gesture agar Daniel kembali duduk di sofa panjang yang disediakan untuk tamu yang datang ke acara ini."Jadi Daniel, bagaimana perasaanmu saat lagu mu berada di sepuluh besar Tanggga Lagu? Tolong ceritakan padaku!"Daniel yang pagi itu menggunakan kemeja berwarna abu abu dengan aksen garis garis tipis berwarna putih pada lengannya, berusaha untuk menahan senyum angkuhnya. "Amazing." ujarnya disertai tawa bahagia yang mungkin tidak mencapai sudut matanya. Tentu karena Daniel setengah berakting.Daniel bahagia, tentu saja. Ini pencapaian terbaik lagunya sepanjang karir bermusiknya. Tapi sepuluh besar setelah hampir empat bulan single ini keluar, itu bukanlah pe