แชร์

JEBAKAN DALAM PERTANYAAN

ผู้เขียน: Aya Subagyo
last update ปรับปรุงล่าสุด: 2025-08-05 10:44:52

Menurut Daniel, Ariana telah mematahkan teori yang sudah Daniel tanamkan di kebanyakan orang. Ketika Daniel berpikir bahwa akting orang orang sekelas Ariana tidak mungkin memiliki kemajuan. Tetapi pemikiran itu dipatahkan ketika pada adegan terakhir, saat adegan dimana Ariana menangisi foto mereka berdua.

Wajah Ariana menggambarkan nostalgia dan kerinduan, siluetnya yang tertimpa cahaya sedemikian rupa, nampak seperti senja. Dan ketika ia membisikkan nama dari perannya. Daniel harus mengakui bahwa ada sesuatu yang menyesakkan di dadanya.

Daniel tergerak. Seakan bahwa benar benar ialah yang dirindukan. Entah mengapa ia merasakan sesak di dadanya menggambarkan keinginan yang begitu dalam. Keinginan untuk menggenggam dan memandangi Gadis itu.

Tentu saja, Daniel tidak akan pernah mengakuinya jika Ariana bisa membuat dirinya merasa seperti itu. Tapi ia bisa mengakui satu hal. Ariana Smith berkembang, mau tidak mau, Daniel harus mengakui kesalahan dari teorinya.

"Jadi… Daniel, bisa ceritakan sedikit tentang film ini?" Daniel mengerjap.

Sepertinya selama beberapa saat ia melamun dan membiarkan presenter muda ini mengoceh sesukanya. Daniel benci ketika tanpa sadar ia masuk ke mode autopilot, ia pasti kebanyakan mengangguk angguk dan mengiyakan apapun yang dikatakan lawan bicaranya. Semoga ia tidak mengiyakan sesuatu yang bodoh.

“Settingnya sekitar tahun delapan puluhan, tidak tahu tahun pastinya. Tipe tipe film keluarga, sebenarnya. Karena Anton punya isu tentang kedua orang tuanya yang tidak cukup memberinya perhatian. Dan Sarah yang memiliki isu keagamaan serta sikap keras kepala dari orang tuanya dalam mendisiplinkan anak anak mereka. Juga sebagai tambahan tema sahabat yang berubah menjadi cinta, adalah tema yang tidak akan mengecewakan untuk ditonton." Jawab Daniel sambil menjabarkan Film yang telah dibintanginya tersebut.

"Tipe tipe cerita slice of life yang penuh drama seperti dua film sukses lainnya dari Rafael Smith sepertinya?" Tanya Presenter tersebut dan dijawab anggukan kecil oleh Daniel.

"Pada awalnya dua orang ini tidak berteman. Sarah Brown yang diperankan oleh Ariana berasal dari keluarga yang sangat taat dan ketat soal agama dan moral, sementara Antonio Jose adalah kebalikannya, keduanya orang tuanya bekerja dan sama sekali tidak peduli soal agama, kapitalis sejati, meskipun mereka mengirimkan anaknya ke sekolah katolik yang sama dengan Sarah, itu hanya karena sekolah itu yang biayanya paling murah di sekitar lingkungan mereka."

"Tunggu dulu! Apakah kalian bermain sebagai murid Sekolah Menengah Atas?" Presenter Wanita itu nampak terkejut dengan penjelasan Daniel yang menggambarkan peran mereka. Daniel tersenyum lebar dan mengangguk. "Apa Rafael Smith tidak merasa kalian terlalu tua untuk peran ini?"

"Yah, tapi kini ada yang disebut dengan team make up artis. Lagipula pada dasarnya saya dan Ariana bukan tipe yang terlalu tinggi atau terlalu tua." untuk beberapa saat presenter tersebut memperhatikan tubuh Daniel dan wajahnya.

Presenter Wanita itu pun menatap Daniel dari ujung sepatu Sang Aktor sampai ujung kepalanya. Bahkan, dia mungkin juga menghitung ada berapa helai rambut Daniel. Namun pada akhirnya, Presenter tersebut memainkan bahunya dan menunjukkan sikap menyetujui.

"Kurasa kami tidak bisa protes untuk hal itu... Kalian berdua memang sama sama baby face." ujarnya yang diiringi dengan tawa yang begitu renyah.

Daniel mengimbangi untuk beberapa saat tawa tersebut dengan kekehan ringan.

"Ah... Saya mulai bisa membayangkan plotnya, kau pasti membully Sarah, bukan? Kurasa kau tetap bad guy di film ini." Ucap Presenter yang masih Daniel coba ingat ingat siapa nama dari pembawa acara di depannya ini.

Kemudian, Presenter Wanita tersebut, mengerling genit ke arah Daniel secara tiba tiba. Tentu saja, Daniel tak bisa menahan diri untuk tidak mengernyit kikuk ke arah wanita itu.

Daniel cepat mengganti ekspresi dan tertawa mengimbangi antusiasme si presenter, "Ini bagian menariknya, pada dasarnya justru Anton lah yang dibully. Memang tidak secara kentara tapi ia adalah tipe yang dihindari di sekolah katolik ini. Semacam pendosa yang harus kau hindari. Tidak pernah ada konfrontasi langsung tapi yah... Di mejanya selalu ada coretan-coretan penghinaan dan terkadang surat surat kaleng yang mengancam dan menyuruh Anton keluar dari sekolah itu."

"Wow! Kedengarannya menarik. Lalu bagaimana bisa akhirnya kedua tokoh ini berteman?"

Daniel menjilat sedikit bibir bawahnya dan bersiap mengeluarkan ekspresi paling seduktif yang dimilikinya, "Oh... Kau harus menontonnya jika kau ingin mengetahuinya." Ujarnya diakhiri kerlingan nakal ke arah kamera.

"Kau tahu sekali cara mempromosikan sesuatu, Daniel." Tawa presenter itu masih tidak terdengar dibuat buat. Dan jika kau melihat cukup dekat di balik pipinya yang memang sudah kemerahan karena make up, ada semu merah lain dan itu reaksi dari apa yang baru saja Daniel perbuat. "Kau juga mengisi soundtrack untuk film ini, benar kan?"

Daniel mengangguk. "Ya, Liriknya didapatkan dari puisi yang diberikan Sutradara Rafael Smith padaku. Dia bilang, itu bukan lirik miliknya. Aku harap, kami tidak akan dituntut soal hak cipta karena penggunaan puisi tersebut." Daniel terkekeh, ada beberapa suara tawa dari bangku penonton. Sebelum sempat presenter muda itu memberikan komentar Daniel cepat melanjutkan, "Lirik yang indah dan sangat kuat menurutku. Saya berusaha untuk membuat melodi yang dalam dan sedikit berkesan mencekam. Kami juga sedang menggarap video klipnya." Jawban Daniel membuat Wanita di depannya itu mengangguk sekali.

"Pertanyaan terakhir mengenai film ini, Daniel." Janji Pembawa Acara itu pada Daniel. Namun sekilas, Daniel bisa melihat semu merah tadi belum memudar justru semakin gelap dan entah mengapa Daniel punya perasaan tidak enak soal pertanyaan berikutnya. "Peran yang kau mainkan kali ini mempunyai adegan dewasa yang cukup panas? Benar?"

อ่านหนังสือเล่มนี้ต่อได้ฟรี
สแกนรหัสเพื่อดาวน์โหลดแอป

บทล่าสุด

  • Aku Mencintaimu Tanpa Syarat Apapun   GENGGAMANMU ADALAH RASA TENANGKU

    Daniel menarik nafas panjang. Melihat ke arah Ariana yang sedang tertidur cukup pulas, membuatnya ingin ikut menyandarkan tubuhnya ke kursi mobil pula seperti yang Ariana lakukan. Daniel pun menempelkan punggungnya ke sandaran kursi mobil yang sedang dikendarai oleh Zidane.Daniel tidak menyangka jika posisi yang dia ambil saat ini benar benar membuatnya sangat nyaman. Daniel mencoba menutup matanya. Berharap hal itu dapat memberikannya ketenangan dalam amukan emosi yang menyala di dalam hatinya.Namun tiba tiba, Daniel merasakan ada sebuah benda yang cukup berat, menempel di pundaknya. Daniel segera membuka kedua matannya dan melihat bahwa itu adalah kepala Ariana. Yah, tanpa sadar Ariana menyandarkan kepalanya di pundak Daniel.Daniel ingin memindahkan kepala Ariana. Namun sedetik kemudian, Daniel mengurungkan niat itu. Dia malah mengamati Ariana dan membelai surai hitam dari gadis yang sedang tertidur tersebut.Daniel memanfaatkan kaca spion untuk melihat posisi mereka kali ini. Da

  • Aku Mencintaimu Tanpa Syarat Apapun   SUATU SAAT AKU AKAN MENINGALKANMU

    Ariana terkejut atas perlakuan Daniel yang menurutnya, ini terlalu manis. Hingga, sedikit menimbulkan kecurigaan pada pikiran Ariana sendiri. Apakah di dalam mobil ini ada kamera?Jika ada, dimana letak kameranya? Jika tidak, untuk apa Daniel memeluknya dan mencoba menenangkannya? Sedangkan tidak ada satu orang pun yang melihat sikap mereka kecuali Zidane.Jujur. Otak Ariana ingin terlepas dari pelukan Daniel. Tetapi jiwa dan tubuhnya enggan melakukannya. Pelukan Daniel terasa hangat dan menenangkan. Hal itu membuat Ariana ingin semakin mengeratkan pelukannya pada Pria itu.Tapi untungnya, logikanya masih berkerja! Ariana tidak mungkin melakukan hal konyol seperti itu meskipun dari dalam hatinya sangat ingin melakukannya.“Kenapa kau tidak cerita?” Daniel bertanya dengan nada yang lirih tapi cukup di dengar oleh Ariana.Ariana mendongak menatap wajah Daniel dengan ekspresi tidak mengerti. “Cerita tentang apa?”“Tentang Si Brengsek Addison.” Jawab Daniel seolah menahan amarahnya.Aria

  • Aku Mencintaimu Tanpa Syarat Apapun   PELUKLAH AKU JIKA ITU YANG KAU BUTUHKAN

    Belum ada sepuluh langkah Ariana dan Helena menapakan kakinya di halaman luar studio, Para Wartawan langsung menyerbu mereka layaknya barang yang perlu diperebutkkan. Helena berteriak mengancam Para Wartawan yang mencoba mendekat ke Ariana, namun sayangnya, hal itu sama sekali tidak memberikan perubahan apapun.“Bagaimana perasaan Anda saat berada satu panggung dengan Tuan Addison?”“Apakah Tuan Collins tidak keberatan jika Anda berkerja dengan seseorang yang memiliki masa lalu dengan Anda?“Apakah Anda sengaja mengikuti acara ini untuk menemui Tuan Addison?”“Jika hubungan Anda dan Tuan Collins serius, seharusnya Anda menolak dipasangkan dengan Tuan Addison. Lalu mengapa Anda melakukan ini?”Pandangan Ariana mulai berkunang kunang karena mendengar berbagai pertanyaan yang cukup menyanyat hatinya. Di tambah lagi, jepretan flash kamera benar benar mengganggu indra penglihatannya. Beruntung, Helena memeluknya erat untuk menguatkannya.Sialnya! Ponsel Helena berdering! Mau tidak mau, Hel

  • Aku Mencintaimu Tanpa Syarat Apapun   KAU TELAH MENYENTUH HATIKU YANG PALING DALAM

    Akhirnya, Daniel mengerti sekarang dari mana senyum sendu milik Ariana datang."Mungkin sedikit terlambat menanyakan ini.” Zidane memecah kebisuan mereka berdua. Sebab, Daniel langsung diam seribu bahasa setelah melihat video di situs porno itu. “Mungkin kau bertanya tanya mengapa aku terlihat sangat panik sejak pertama kali kau mencium Nona Smith. Apakah sekarang kau sudah mengerti alasannya?"Daniel menghela nafasnya. Lalu memasukan oksigen sebanyak banyaknya ke dalam diafragmanya sebelum memberikan jawaban pada Zidane. "Karena Aku mengundang masalah yang lebih besar dari yang apa yang aku bayangkan."Zidane menyunggingkan senyum serba tahunya yang biasanya akan membuat Daniel mengancam memotong gajinya. Meskipun Zidane tidak pernah merasa terancam karena ia tahu Daniel tidak akan cukup berani memtong gajinya. Tapi kali ini Zidane benar.“Baiklah!” Daniel mencoba untuk tersenyum. “Mungkin lain kali Aku akan meng-google soal seseorang yang akan kucium terlebih dahulu."Zidane tertaw

  • Aku Mencintaimu Tanpa Syarat Apapun   AKHIRNYA AKU MENGERTI ARTI SENYUMANMU

    “Ketika Pelakor tidak tahu diri?" Daniel membaca salah satu judul artikel dengan nada yang cukup kaget.Di dalam artikel digital yang dibaca Daniel, terdapat gambar dimana seorang gadis yang sepertinya Ariana sedang terjebak dalam ciuman dengan seorang pria yang terlihat lebih dewasa dan besar, yang sangat mirip dengan Andrian Addison. Berlokasi di dinding salah satu bar murah di kawasan Canal Street. Sepertinya, Daniel pernah syuting di sekitar lokasi itu. Kelihatannya foto artikel ini diambil sekitar tiga belas tahun yang lalu, tapi tidak banyak yang berubah. Dalam foto tersebut, Keduanya terlihat tenggelam dalam ciuman yang sangat panas. Daniel mengabaikan rasa gerah yang tiba tiba menjalari tubuhnya. Ia berusaha fokus dan mencoba untuk tidak membayangkan dirinya melakukan hal yang sama pada Ariana.Dan Daniel tidak cemburu, tentu saja. Untuk apa ia cemburu pada kekasih lama Ariana? dia juga bukan kekasih Ariana? Kenapa harus cemburu? Daniel tidak cemburu. Dia hanya tidak suka j

  • Aku Mencintaimu Tanpa Syarat Apapun   MENCOBA MEMBUKA TABIR MASA LALU

    Daniel tidak mengerti kenapa ekspresi Zidane langsung berubah seketika, saat dia mengucapkan kalimat yang terakhir. Apakah Zidane berpikir jika dia cemburu pada Andrian Addison? “Kenapa wajahmu langsung berubah seperti itu? Ayolah! Aku dan Ariana tidak benar benar serius dalam menjalin hubungan. Apa kau takut jika aku cemburu ketika mengetahui Addison adalah matan pacar Ariana?” Tanya Daniel dengan sangat percaya dirinya.Ya, meskipun Daniel cukup terkejut jika Ariana memiliki masa lalu dengan seseorang, apalagi seorang Andrian Addison. Tapi percayalah! Jika Daniel bukanlah tipe Pria yang pencemburu. Lagi pula, setiap manusia pasti memiliki masa lalu."Astaga!” Desah Zidane yang menanggapi perkataan Daniel yang menurutnya terlalu over percaya diri. “Apakah kau benar benar tidak pernah mendengar skandal ini?""Tidak." Jawab Daniel enteng. "Skandal apa?"Zidane mendesah pasrah begitu dramatis, lagi. Melihatnya seperti itu, Daniel ingin sekali melempar sepatu ke wajah Zidane. Menurutnya

บทอื่นๆ
สำรวจและอ่านนวนิยายดีๆ ได้ฟรี
เข้าถึงนวนิยายดีๆ จำนวนมากได้ฟรีบนแอป GoodNovel ดาวน์โหลดหนังสือที่คุณชอบและอ่านได้ทุกที่ทุกเวลา
อ่านหนังสือฟรีบนแอป
สแกนรหัสเพื่ออ่านบนแอป
DMCA.com Protection Status