Share

Bab 299

Author: Celine
Saat musik waltz mulai mengalun, Ardi menggandengku masuk ke tengah lantai dansa.

Langkah Ardi… ternyata cukup terampil.

Aku menatapnya terkejut, lalu melirik ke arah tempat Nyonya Lusi dan Rian berdiri. Namun, pandanganku langsung tertutup oleh bayangan tubuh Ardi yang tinggi menjulang.

"Sepertinya aku barusan mengacaukan sesuatu ya, Dokter Raisa," ucap Ardi pelan, tangan besarnya melingkar lembut di pinggangku. "Kenapa? Sudah bilang mau jadi pendampingku, tapi masih mau menari sama pria lain?"

Aku mengalihkan pandangan ke wajah Ardi yang tegas. "Bukan seperti itu," jawabku pelan.

Tadi aku cuma… tidak enak menolak.

"Bukan seperti itu?" Ardi tiba-tiba menarik tubuhku lebih dekat. Napasnya hangat menyapu wajahku, nadanya rendah namun terkontrol saat melanjutkan, "Aku melihat ekspresi Dokter Raisa barusan... seperti orang yang sangat mendambakan sesuatu, ya?"

Dia menuduhku tanpa bukti.

Aku hanya bisa menarik napas dan menjawab setengah bercanda, "Kalau aku sudah bilang bersedia jadi pend
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Aku Minta Diceraikan, Dia Malah Mewek-mewek   Bab 302

    Harapanku agar pamanku bisa sembuh sudah berada di depan mata. Demi dia, aku tidak bisa menolak Ardi.Di saat yang sama, bau alkohol dan antiseptik membakar bibirku. Lututku mencoba menyerang tulang rusuknya, tetapi tubuhku justru semakin terhimpit di tengah jok kulit. "Patuhlah, jangan mengacaukan suasana."Suara Ardi yang serak, terdengar dari bibirnya yang beraroma propiolactone.Hujan di luar semakin deras, suaranya seperti ketukan drum yang cepat, diiringi dengan napas berat Ardi. Aku meringkuk di sudut, air mataku pun mengalir tanpa kusadari.Aku sampai di rumah sendirian.Berdiri di bawah pancuran air hangat, aku terdiam untuk waktu yang lama sekali. Hanya setelah aroma khas pria itu hilang, aku baru keluar dari kamar mandi.Aku mengatur alarm, minum melatonin, lalu tertidur lelap.Besok masih ada operasi, yaitu operasi pamanku. Aku harus tidur nyenyak agar bisa menjalankan tugas sebagai dokter anestesi.Aku harus tidur nyenyak.Keesokan paginya, aku tiba di rumah sakit seolah t

  • Aku Minta Diceraikan, Dia Malah Mewek-mewek   Bab301

    Aku dilempar Ardi masuk ke dalam mobil.Saat sepatu hak tinggiku tersangkut di celah jok kulit, aku mencium bau alkohol bercampur dengan aroma bau antiseptik propiolactone yang masih menempel di jas Ardi.Ketika aku mengangkat kepala, aku melihat Ardi melepas kacamata peraknya, gerakannya seperti sedang mengupas kulit manusia.Dokter bedah saraf yang sopan dan teliti di ruang dansa tadi, sekarang matanya memerah seperti seorang pasien yang mengalami pendarahan otak.Pria yang jarang menampilkan emosi ini sepertinya sedang marah."Kenapa, masih enggan meninggalkan pesta?" Tangannya yang menarik dasi mulai menegang, urat-uratnya menonjol, getaran tubuh yang biasanya hanya muncul saat dia menjahit luka mikro pada pasien tumor otak pun muncul. "Masih ingin kembali ke sana menari waltz yang belum selesai itu?"Aku memandang Ardi dengan bingung, lalu menjawab dengan tenang, "Aku hanya mengikuti etiket pesta, apakah Dokter Ardi merasa ada yang salah?""Etiket pesta nggak menyuruh kamu menebar

  • Aku Minta Diceraikan, Dia Malah Mewek-mewek   Bab 300

    Ternyata ketahuan.Aku tersipu dan buru-buru berkata, "Campuran koktail brody ternyata lebih memabukkan dari yang aku kira… Aku jadi malu di depanmu, Dokter Rian.”"Bukan masalah, tenagaku cukup kuat," jawab Rian santai, seolah tidak mempermasalahkannya. "Biar aku saja yang memimpin Dokter Raisa menari sampai selesai."Ucapannya cukup membuatku merasa tenang.Berbeda sekali dengan saat menari bersama Ardi, aku harus ekstra hati-hati dan penuh tekanan.Bagaimanapun, ini adalah pertama kali aku menghadiri pesta semacam ini, dan lagi pula... sebagai pendamping Ardi, aku tentu tidak bisa mempermalukan diri.Namun seperti kata pepatah, apa yang paling kamu takutkan, justru itulah yang terjadi. Ketika alunan biola kembali meninggi, tubuhku ikut berputar dan tanpa sadar, sepatu hak tinggi yang kupakai mulai tergelincir. Kedua kakiku terasa bukan milikku lagi.Pinggangku tiba-tiba terasa kencang. Ardi maju satu langkah dan menahan punggung bawahku, lututnya menahan kakiku yang goyah. Sorot mat

  • Aku Minta Diceraikan, Dia Malah Mewek-mewek   Bab 299

    Saat musik waltz mulai mengalun, Ardi menggandengku masuk ke tengah lantai dansa.Langkah Ardi… ternyata cukup terampil.Aku menatapnya terkejut, lalu melirik ke arah tempat Nyonya Lusi dan Rian berdiri. Namun, pandanganku langsung tertutup oleh bayangan tubuh Ardi yang tinggi menjulang."Sepertinya aku barusan mengacaukan sesuatu ya, Dokter Raisa," ucap Ardi pelan, tangan besarnya melingkar lembut di pinggangku. "Kenapa? Sudah bilang mau jadi pendampingku, tapi masih mau menari sama pria lain?"Aku mengalihkan pandangan ke wajah Ardi yang tegas. "Bukan seperti itu," jawabku pelan.Tadi aku cuma… tidak enak menolak."Bukan seperti itu?" Ardi tiba-tiba menarik tubuhku lebih dekat. Napasnya hangat menyapu wajahku, nadanya rendah namun terkontrol saat melanjutkan, "Aku melihat ekspresi Dokter Raisa barusan... seperti orang yang sangat mendambakan sesuatu, ya?"Dia menuduhku tanpa bukti.Aku hanya bisa menarik napas dan menjawab setengah bercanda, "Kalau aku sudah bilang bersedia jadi pend

  • Aku Minta Diceraikan, Dia Malah Mewek-mewek   Bab 298

    Dalam situasi seperti ini, kalau aku tidak memberi tanggapan, jelas-jelas sama saja menjatuhkan muka Rian.Meski statusku malam ini hanyalah pendamping Ardi, tetapi tetap saja…Aku memilih berhati-hati dalam memilih kata-kata. Dengan senyum yang sopan, aku berkata, "Dokter Rian sudah banyak membantuku, tentu saja kalau ada yang bisa kubantu, aku tidak akan menolak."Begitu aku selesai bicara, senyum cerah langsung mengambang di sudut bibir Rian. Nadanya pun naik satu oktaf saat berkata, "Lihatlah, Ibu! Aku sudah bilang, Dokter Raisa itu orangnya paling setia kawan!"Nyonya Lusi hanya meliriknya sekilas, lalu tatapannya bergeser melintasiku, jatuh ke Ardi. Dia pun mengalihkan topik dengan nada hangat, "Karena Ardi sudah datang, bagaimana kalau kita mulai saja acaranya?"Akhirnya, topik canggung barusan pun selesai. Seketika itu juga, pembawa acara naik ke tengah ruangan dan memulai acara malam itu.Minuman, sambutan, dan… setelah Nyonya Lusi memberikan pidato singkat, pembawa acara meng

  • Aku Minta Diceraikan, Dia Malah Mewek-mewek   Bab 297

    Meski sejak awal aku sudah menyiapkan diri, begitu benar-benar melihat Rian muncul di hadapanku, rasa bersalah tetap saja menyelinap ke dada.Aku seharusnya bisa menebak. Dengan wataknya yang selalu terorganisir dan penuh perhitungan, Ardi tidak mungkin melakukan sesuatu tanpa tujuan.Aku menduga, Ardi sengaja membawaku ke pesta ulang tahun Nyonya Lusi malam ini.Tujuannya? Bisa ditebak, untuk bertemu langsung dengan Rian di depan umum.Toh, hubungan antara aku dan Ardi belum sampai pada tahap cukup dekat untuk mendampingi dia hadir dalam acara elite seperti ini. Namun karena dia memilih datang bersamaku, artinya… dia ingin menyampaikan bahwa hubungan kami tidak biasa.Bukan cuma kepada Rian, tetapi juga padaku, seolah ingin memberi pelajaran kecil padaku. Dilihat dari ekspresi kaget Rian barusan, bisa disimpulkan kalau Ardi berhasil mencapai tujuannya.Dengan setelan jas abu muda dan gaya rapi bagaikan pangeran aristokrat, Rian melangkah turun dari tangga spiral. Berbeda jauh dari so

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status