Share

Aku Mundur, Mas! (Bukan Istri Idaman)
Aku Mundur, Mas! (Bukan Istri Idaman)
Penulis: kinan_arunika

Bab 1

Penulis: kinan_arunika
last update Terakhir Diperbarui: 2022-11-30 07:33:55

"Ma, ini uang jatah untuk bulan ini aku taruh di meja ya? Papa mau makan sayur asem, balado tongkol dan semur jengkol untuk makan malam. Jangan lupa bikin sambal terasi juga, Ma. Papa berangkat kerja dulu," ujar Doni pada sang istri yang sedang menjemur baju di belakang rumahnya.

"Oh iya Papa sudah lebihkan untuk jajannya Keyra dan Keynan, jangan terlalu boros," nasihat Doni.

"Iya Pa," hanya itu jawaban yang diberikan Mayra.

Setelah selesai dengan urusan menjemur bajunya, Mayra langsung melihat uang yang diberikan oleh suaminya, namun alangkah terkejutnya ketika dia melihat empat lembar seratus ribuan dan juga 4 lembar uang dua puluh ribuan yang tergeletak di atas meja.

"Ya Allah Mas, kamu ngasih uang segini setiap bulan tapi kamu minta makan yang enak-enak setiap hari. Dan apa ini katanya dilebihin buat jajan anak-anak, ini dikasih lebih 30 ribu aja," gerutu Mayra.

Seharusnya Mayra tidak perlu berekspektasi terlalu tinggi, menjadi istri seorang Doni Alamsyah selama lima tahun tentunya dia sudah bisa menerka bagaimana kelakuan suaminya yang pelit dalam urusan nafkah tersebut.

Bukan Mayra tidak bersyukur dengan pemberian dari suaminya, hanya saja Mayra tidak habis pikir dengan sifat pelit sang suami. Dia memberi nafkah sebesar 15 ribu per hari dan itu juga termasuk dengan uang jajan kedua anaknya. Dan sudah begitu suaminya selalu minta ada ayam atau ikan setiap kali makan, Doni akan marah jika Mayra hanya menyajikan tahu tempe, kalau sudah begitu dia memilih untuk membeli makan di luar itupun hanya untuk dirinya sendiri.

*

"Mas, anak-anak minggu besok ada acara field trip di sekolahnya, bayarnya 300 ribu per anak, jadi dua anak totalnya 600 ribu," ujar Mayra ketika Doni pulang kerja.

"Nggak usah ikut begituan aku nggak ada uangnya," jawab Doni ketus.

"Tapi Mas, anak-anak sangat berharap bisa ikut acara itu," Mayra memohon pada sang suami agar kedua anak kembarnya bisa diijinkan untuk ikut acara tersebut.

"Ck.. Kamu itu Mayra, kalau aku bilang nggak usah ikut yasudah nggak usah ikut. Ngapain sih pakai ikut acara kayak gitu buang-buang uang aja. Jangan boros-boros kenapa jadi istri. Kamu itu nggak tahu kan aku itu capek banting tulang nyari nafkah, bukan dibuat foya-foya kayak gitu!" bentak Doni.

Mayra yang mendengar bentakan dari Doni seketika menangis, dia merasa sedih karena sang anak tidak bisa mengikuti acara yang diadakan oleh sekolah mereka.

Beruntung kedua anaknya sedang bermain di ruang tamu jadi mereka tidak mendengar suara bentakan dari sang papa.

"Sudah nggak usah nangis, cengeng banget jadi istri. Aku mau makan siapkan makanannya," ujar Doni.

Mayra pun menghapus air matanya dan berusaha menghilangkan kesedihan yang melanda hatinya. Meskipun dia tahu dengan watak pelit sang suami yang sudah mendarah daging namun jauh di lubuk hatinya dia selalu berdoa agar sang suami suatu saat bisa berubah lebih baik.

"Ini Mas piringnya," ucap Mayra pelan. Sejujurnya dia masih gondok dengan sang suami namun dia masih mau bersikap baik melayani suaminya.

"Papa minggu besok Keya ada field trip, mama sudah bilang kan sama papa?" ujar Keyra tiba-tiba muncul dari arah ruang tamu.

"Nggak usah ikut, papa nggak punya uang," sahut Doni ketus. Dia merasa acara makannya terganggu dengan kehadiran sang anak.

Mayra yang sudah melihat raut muka masam yang ditunjukkan Doni segera menyahuti.

"Sayang papa kan sedang makan, kalian main dulu ya di depan? Nanti kita bicara lagi ya?" jawab Mayra berusaha mengalihkan perhatian sang anak.

Keyra cemberut karena merasa tidak diperhatikan oleh sang papa namun dia menuruti perkataan mamanya agar membiarkan papanya makan terlebih dahulu.

"Mas, kamu lihat sendiri mereka sangat ingin ikut acara sekolah kali ini, karena sudah beberapa kali setiap ada kegiatan outdoor mereka tidak pernah ikut," ujar Mayra yang masih berusaha membujuk Doni.

"Ck.. Mayra aku tadi kan sudah bilang nggak usah ikut. Kalau kamu masih tetap ngotot anak kamu ikut acara sekolah yasudah kamu bayar sendiri, aku tidak mau tahu kamu dapat uang darimana," ujar Doni sambil membanting piringnya yang sudah kosong dan bergegas pergi ke luar rumah untuk merokok.

Mayra hanya mengelus dada dengan kalimat pedas yang diucapkan oleh Doni. Dia bergegas membereskan meja makan dan mencuci piring-piring yang ada di sana. Dia bergegas membereskan semua itu sebelum menyuruh anak-anaknya untuk tidur lebih awal.

*

Keesokan harinya ketika Doni sedang sarapan, tiba-tiba datanglah Hanum, adik dari Doni yang sudah menikah. Kedua anak kembar Hanum masih berganti baju di kamar karena Mayra sudah mengajarkan mereka untuk menjadi anak yang mandiri sejak kecil.

"Bang, minggu besok Nabila ada field trip harus bayar 300 ribu paling lambat besok," ujar Hanum.

"Iya nanti abang transfer ya sekalian untuk uang sakunya," jawab Doni sembari tersenyum ke arah Hanum.

Mayra terkejut dengan jawaban yang diberikan oleh Doni, semalam dia meminta uang untuk anak-anaknya dia bilang tidak ada uang, tetapi giliran adiknya yang meminta langsung ditransfer tanpa ada penolakan.

"Katamu sedang tidak ada uang Pa, Keyra sama Keynan juga akan field trip tidak kamu ijinkan. Giliran adikmu yang meminta kamu langsung beri begitu saja," protes Mayra.

"Loh Bang Doni kan kakakku, ya wajar lah kalau dia menuruti kemauanku, nggak usah sirik gitu deh Mbak," sindir Hanum.

Sedangkan Doni hanya diam tidak menyahuti protes yang diberikan oleh Mayra, dia malah asik menghabiskan sarapannya.

"Kamu kan sudah ada suami Num, harusnya kamu minta suami kamu, bukan malah minta Mas Doni. Kamu nggak lupa kan kalau Mas Doni juga sudah memiliki dua orang anak yang harus dipenuhi kebutuhannya?" sahut Mayra yang merasa kesal dengan Hanum.

"Ih Bang, istrimu itu kenapa sih sirik terus sama aku, heran deh," jawab Hanum.

"Sudah Mayra stop hentikan, kamu ngapain sih ikut campur. Perkara aku ngasih adikku ya wajar lah orang dia adikku, kamu nggak usah kebanyakan protes kayak gitu lah," bentak Doni.

"Tapi Pa, Keyra dan Keynan pasti sedih kalau mereka tidak ikut. Sedangkan Nabila saja bisa ikut, kamu seharusnya mikirin perasaan mereka juga donk," ujar Mayra.

"Makanya kamu ajarin anak kamu biar bisa bersyukur menerima keadaan, jangan dibiasakan lah iri hati gitu, apalagi sama saudara sendiri," ucap Doni sembari meninggalkan meja makan.

"Yuk Dek, abang antar pulang sekalian berangkat kerja," ajak Doni kepada Hanum.

Hanum yang merasa di atas angin karena begitu diperhatikan oleh sang abang tentu saja kegirangan. Dan sebelum meninggalkan Mayra, Hanum masih sempat-sempatnya meledek Mayra.

"Duh kasihan sekali sih Mbak, makanya nggak usah sok jadi kakak ipar. Beruntung Mbak tuh dinikahi sama abang aku," ledek Hanum sembari pergi meninggalkan Mayra sendirian.

Sekali lagi Mayra harus menahan pilu dalam menghadapi tingkah laku Doni. Terkadang tercetus keinginannya untuk menyerah saja namun dia masih memikirkan nasib kedua anaknya jika dia harus berpisah dengan Doni.

*****

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Louisa Janis
JAHAT nya keluarga Fir'aun
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Aku Mundur, Mas! (Bukan Istri Idaman)   Bab 38

    'Si*l, Mayra keterlaluan, berani benar dia mengatakan hal seperti itu kepada hakim,' batin Doni kesal.Sementara itu dalam batin Monika merasa khawatir dengan kehadiran atasannya itu. Dia merasa penasaran ada hubungan apa antara pemilim butik tempat dia bekerja dengan Mayra, hingga dia meluangkan waktunya untuk datang menghadiri sidang.'Meskipun Mayra bekerja di butik tempatku tapi masak iya kalau Mayra anaknya Bu Mayang? Sepertinya baik Mas Doni dan mamanya tidak mengenali beliau. Lagipula mana mungkin seperti itu, haha, aku terlalu banyak nonton sinetron di ikan terbang sepertinya,' batin Monika bermonolog."Baik untuk saudara Tergugat silahkan jika ingin menyampaikan sanggahannya!" titah Hakim Ketua."Saya menyanggah Yang Mulia, istri saya ini adalah istri yang boros. Dia hobi belanja, lihat saja penampilannya begitu glamor dan mewah bukan. Karena itulah saya menghukum dia dengan membatasi jatah uang belanja, jadi harap Yang Mulia mempertimbangkan hal tersebut," jelas Doni panjang

  • Aku Mundur, Mas! (Bukan Istri Idaman)   Bab 37

    POV MayraHari ini adalah hari dimana aku akan menjalani sidang perdana perceraian terhadap suamiku, Mas Doni. Aku merasakan gugup yang luar biasa ketika akan menjalani sidang ini."Mama, hari ini sibuk ya? Ayo kita jalan-jalan. Keynan bosan sekolah terus," rengek Keynan pagi itu.Aku terhenyak, tidak biasanya Keynam merengek meminta jalan-jalan seperti itu. Biasanya dia adalah anak yang sangat tenang. Apakah dia ikut merasakan jika hari ini adalah hari sidang perpisahan kedua orang tuanya?Aku pun menunduk ke arah Keynan, mencoba mensejajarkan posisiku dengannya hingga manik mataku tepat menatap manik matanya."Sayang, hari ini mama ada urusan dulu. Bagaimana kalau besok kita jalan-jalan? Kan sekolah Keynan besok libur, gimana?" rayuku kepada nocah tampan yang saat ini berdiri di depanku ini."Tapi Keynan bosan sekolah Ma," ujar Keynan padaku."Memangnya kenapa Keynan kok bosan sekolah?" tanyaku mencoba mengorek informasi."Di sekolah ada yang suka nempel-nempel sama Keynan Ma, makan

  • Aku Mundur, Mas! (Bukan Istri Idaman)   Bab 36

    Bu Kartika begitu terkejut ketika mendapati surat dengan keterangan pengadilan agama yang tertera di depannya. Surat tersebut ditujukan kepada Doni, sang anak."Surat apa ini?" tanya Bu Kartika seraya membawanya masuk ke dalam rumah.Dia bergegas membuka surat tersebut ketika sudah mendudukkan dirinya di sofa ruang tamu. Dan mulutnya ternganga ketika mendapati surat tersebut adalah surat panggilan sidang untuk Doni."Hanuummm.. Numm, sini cepet," teriak Bu Kartika.Hanum yang sedang menggunakan alis seketika mengumpat karena alisnya jadi tercoret cukup panjang. Dengan menggerutu Hanum mendatangi sang mama, yang terlihat bersungut-sungut di ruang tamu."Ada apa sih Ma? Kenapa teriak-teriak, alis Hanum jadi tercoret ini?" gerutu Hanum begitu tiba di depan Bu Kartika."Ini lihat ini, surat dari pengadilan agama buat mas mu, lihat ini!" seru Bu Kartika tidak mempedulikan gerutuan Hanum.Hanum melihat amplop coklat yang dibawa oleh Bu Kartika lalu merebutnya. Dia pun segera membuka amplop

  • Aku Mundur, Mas! (Bukan Istri Idaman)   Bab 35

    Mayra memijit pelipisnya yang terasa berdenyut. Dia merasa jengah sekali dengan kelakuan Doni. Ingin rasanya dia bertanya lagi kepada Pak Adnan kapan surat sidang perceraian itu bisa dikirim, namun dirinya merasa sungkan. Takut dibilang tidak sabaran oleh Pak Adnan. Tiba-tiba ponselnya berdering kembali, tanpa melihat siapa yang menelepon langsung saja dia mengangkat dan berkata judes."Halo apa lagi sih kamu ganggu terus!" bentak Mayra."Bu Mayra?? Apa ada masalah?" suara Adnan terdengar di pendengaran telinga Mayra.Mayra mengerutkan kening dan bergegas melihat ponselnya yang ternyata adalah Adnan. Mayra merutuki tingkahnya yang kurang sopan kepada pengacara tersebut."Ma-maaf Pak Adnan saya kira mantan suami saya yang menghubungi kembali," ujar Mayra pelan.Jujur dia tidak tahu lagi dimana harus menyembunyikan rasa malunya sekarang, kalau boleh dirinya ingin bersembunyi di kutub utara agar tidak ada orang yang menemukannya."Apa Pak Hendra masih sering mengusik Bu Mayra?" tanya Adn

  • Aku Mundur, Mas! (Bukan Istri Idaman)   Bab 34

    "Selamat pagi Bu Mayra, untuk sidang pertama surat dari pengadilan akan dikirim besok ya ke alamat masing-masing?" ujar Pak Adnan dari seberang telepon."Alhamdulillah. Lalu untuk sidangnya kapan berlangsung Pak?" tanya Mayra.Dia begitu lega akhirnya panggilan untuk sidang pertamanya dengan Doni akan segera berjalan. Dia sudah tidak ingin mempertahankan lagi biduk rumah tangganya dengan lelaki tersebut. Biarlah jika Monika ingin memiliki Doni seutuhnya, Mayra dengan ikhlas hati akan menyerahkannya.Mayra yang sedang disibukkan dengan laporan keuangan dari butiknya, ketika pengacara tersebut menghubungi dirinya."Sidangnya kurang lebih dua hari kemudian Bu," jawab Adnan."Baiklah kalau begitu, terima kasih banyak Pak Adnan atas bantiannya. Untuk sidang perdana biasanya yang dibahas apa ya Pak?" tanya Mayra."Biasanya mediasi dahulu Bu, jika nanti gagal biasanya akan berlanjut ke sidang selanjutnya. Untuk semua materi nanti sudah tim saya siapkan Bu Mayra," jelas Adnan panjang lebar."

  • Aku Mundur, Mas! (Bukan Istri Idaman)   Bab 33

    "Hanum ini dari Monika buat kamu," ujar Bu Kartika to the point.Hanum tersenyum kegirangan melihat paper bag yang diberikan kepada dirinya. Dia bergegas mengambilnya dan melihat isinya. Hanum begitu takjub begitu melihat isi di dalamnya, baju yang begitu simpel namun terlihat cantik sekali. Hanum dan Bu Kartika tidak tahu jika baju-baju yang sekarang berada di tangan mereka adalah baju hasil design dari orang yang selama ini mereka anggap tidak berguna, Mayra.*"Ahhhh mama ini bajunya bavus sekali, aku bisa pakai besok ketika jemput sekolah Nabila, pasti aku akan terlihat cantik sekali," teriak Hanum dengan norak.Sekilas raut wajah sinis sempat terlihat di wajah Monika namun tidak ada yang melihat perubahan wajah Monika tersebut."Lihat sayang mama dan adik aku terlihat begitu bahagia sekali," bisik Doni.Monika hanya mampu tertawa garing mendengar kalimat yang disampaikan oleh sang suami tersebut. Dia merasa jika ibu dan adik iparnya saat ini terlihat sesikit norak, namun tentu sa

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status