Share

Jujur dan Terbuka

“Apa yang membuatmu tidak tenang, Fia? Bukankah sudah kukatakan aku hanya mencintaimu. Dia itu temanku, aku sudah menganggapnya seperti adikku sendiri. Kamu tidak perlu cemburu dengannya.”

Sudah beberapa kali Gus Azam mengatakan hal itu, tetapi beberapa fakta yang muncul membuatku selalu berburuk sangka padanya.

“Sekarang dia menjadi adik iparmu, Mas. Kita akan tinggal serumah dengannya.”

“Dia sudah menikah, Fia. Wanita yang sudah menikah akan menjaga Marwah (kehormatan diri) terhadap lelaki lain. Dia itu wanita berpendidikan, kamu tenang saja. Mas tahu yang kamu khawatirkan.”

Aku menarik napas panjang. Apakah wajahku memperlihatkan isi hati dan pikiranku? Kenapa Gus Azam bisa menebak semuanya? Apa jangan-jangan suamiku ini dukun?

Tuk!

Suamiku menyentil keningku. “Sakit, Mas! Em, aku boleh tanya sesuatu? Ini tentang Mas dan Ustazah Layla.”

Entah mengapa aku tidak pernah bisa mengerem mulutku. Aku tidak bisa lama-lama berbohong dan menyembunyikan sesuatu. Semua akan terasa berat dan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (3)
goodnovel comment avatar
Shofie Widdianto
Sekali lagi makasih, Kak. sudah saya edit.
goodnovel comment avatar
Shofie Widdianto
......... ya Ampun. author oleng. Makasih koreksinya, Kak
goodnovel comment avatar
Malika Maliki
Thor sekedar koreksi bukan kah orang nifas itu seperti halangan ya jadi tidak ada kewajiban sholat ..pas di RS fia kenapa izin pergi sholat ya
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status