Share

Sadar

“Satu jam lagi, Ibu. Itu sudah sesuai dengan dosis yang diberikan.”

Dokter Nathan mengatakan aku tidak perlu khawatir. Mungkin sekarang Gus Azam sudah mulai bisa mendengar, tetapi belum sepenuhnya sadar. Hingga azan Asar berkumandang, aku terbangun kala kurasakan sebuah sentuhan di kepalaku.

“Mas Azam? Alhamdulillah Engkau berikan kesadaran pada suamiku, ya Allah.”

Suamiku tersenyum meski wajahnya terlihat masih pucat. Dia mengelus kepalaku yang berbalut jilbab. Entah sejak kapan aku tertidur dan di belakang tidak ada Meyda maupun Abah dan Umi. Melihat kebingunganku, Gus Azam berbicara.

“Aku meminta Umi dan Abah pulang. Kasihan Meyda harus berlama-lama di rumah sakit. Rumah sakit itu bukan tempat yang baik untuknya.”

“Sejak kapan Mas Azam sadar?”

“Cukup lama, semenjak ilermu masih menetes di tanganku,” ucapnya sambil tersenyum.

Aku melihat ke tempat di mana aku menyandarkan kepala ketika tertidur, ternyata benar ada bekas iler di sana. Rasanya aku ingin bersembunyi di bawah branka
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (3)
goodnovel comment avatar
Eka Wati
Ceritanya bagus kak
goodnovel comment avatar
Shofie Widdianto
wah, kakak mampir ke sini juga. Makasih banyak ^_^
goodnovel comment avatar
Elok Fatimah
apalagi yg kmu smbuyikan Gus Azam? ksian Fia, klo kmu kbykn rahasia yg lama2 akn trbongkar juga mski tk kmu ucpkn dan mmbuat Fia sakit hati.
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status