Share

3. Membeli Gaun pengantin

Rumi melirik Siska yang sedang menyantap sarapannya, wajah Siska terlihat bahagia, tidak terlihat jika dia tidak menyukai pernikahan ini, atau terlihat sedih jika Alex menikahinya.

"Pandai sekali dia menyimpan perasaan nya!" Batin Rumi, melirik sinis ke arah Siska.

Belum juga sarapan mereka habis. Bel pintu berbunyi, Rumi pura-pura tidak mendengar karena dia tahu yang datang itu pasti Alex yang akan mengantar mereka pergi ke butik. Rumi ingat ketika itu, dalam posisi yang sama, dia begitu mendengar bunyi bel langsung berdiri dan menyambut Alex dengan gembira.

"Kakak! Itu ka Alex!" Seru Siska memberitahunya.

"Iya," jawab Rumi, sambil sedikit senyum, lalu menoleh ke arah Alex yang sudah berdiri di depan pintu, namun kemudian meneruskan sarapannya.

Siska melihat ke arahnya, lalu berkata "Kaka tidak menyambutnya?"

Rumi hanya tersenyum sinis menanggapi ucapan Siska, "jangan harap mereka akan melihat aku memeluk dan mencium tangan Alex lagi mulai sekarang," batin Rumi.

"Halo, sayang!" Ucap Alex, saat sudah ada dekat Rumi, mendengar itu Rumi rasanya ingin muntah, Rumi menahan diri membiarkan Alex mencium keningnya, walaupun tanpa sepengetahuan Alex Rumi mengusap kening nya, untuk menghilangkan noda ciuman Alex. Sesudah ini, Alex pasti akan mengulurkan tangannya untuk di cium oleh-nya, Rumi hafal sekali kebiasaan Alex. Benar saja saat ini Alex mengulurkan tangan nya, Rumi yang tidak sudi lagi mencium tangan Alex, menjatuhkan sendoknya.

"Maaf, sendokku jatuh!" Ucap Rumi, menunduk mengambil sendoknya.

"Kenapa?" Tanya Rumi melihat Alex, tidak beranjak dari tempatnya "Duduklah, kamu belum sarapan, kan?" Lanjut Rumi.

Alex terdiam sambil menarik tangannya, lalu menggeleng menjawab pertanyaan Rumi, dia menatap Rumi sebentar, lalu berjalan ke bangku kosong yang ada di sebelah Rumi.

"Kamu mau sarapan, apa?" Tawar Rumi.

"Roti saja!" Jawab Alex, dengan telaten Rumi menyiapkan roti untuk Alex. Membuat wajah Alex yang kesal, menjadi ceria lagi.

"Kita akan ke butik hari ini. Kita akan membeli gaun yang indah untuk pernikahan kita," ucap Alex dengan penuh semangat.

"Iya, tadi Siska mengingatkanku," timpal Rumi.

"Kakakku memang pelupa! Jadi jaga dia!" Ucap Siska.

"Tentu saja! Setelah menikah dia itu bukan hanya kakak kamu, tapi juga istri aku!" Timpal Alex.

"Betul juga! Jadi sekarang bukan cuma aku yang ada di sisi kakak, setelah kematian ayah, tapi juga ada ka Alex!" Seru Siska, sambil tersenyum pada Rumi.

Rumi tersenyum kecil mendengar itu, kata-kata Siska memang sangat manis, hingga saat itu, dia begitu sangat menyayangi Siska, walau mereka saudara angkat. Namun sekarang rasanya mau muntah mendengar semua itu, Rumi benar-benar tidak menyangka jika Siska ternyata menyimpan rasa benci padanya.

Setelah sarapan Rumi melirik ke arah Alex dan Siska yang asyik dengan obrolan mereka, mereka terlihat sangat akrab. "Aku memang bodoh! Tidak bisa melihat hal ini dari dulu!" Batin Rumi.

Setelah semua nya siap, akhirnya mereka pergi bersama menuju butik, dengan menggunakan mobil Alex.

Rumi melihat Siska terus menggandeng tangan Alex. Saat itu Rumi berpikir Siska melakukan itu, karena Siska mengganggap Alex sebagai kakaknya, seperti dirinya. Tapi sekarang dia merasa jijik melihatnya.

"Kakak! Lihat gaun ini sangat cantik! Apalagi kakak yang pakai!" Seru Siska dengan penuh semangat, seperti dia yang akan menikah.

Rumi melihat gaun pengantin yang di pilih oleh Siska, sebentar, namun kemudian memilih yang lain.

"Kamu tidak suka dengan pilihan Siska!" Ucap Alex, hingga Rumi terdiam, dia menoleh ke arah Akex.

"Terlalu seksi, aku tidak suka!" Jawab Rumi.

Rumi melihat ada raut kecewa di wajah Siska, Rumi tentu tidak perduli, tapi tidak dengan Alex, dia mendekati Siska, entah apa yang mereka bicarakan, hingga akhirnya Rumi melihat Siska tersenyum.

Rumi jadi merasa sangat bodoh selama ini, tidak bisa melihat jika Alex dan Siska sebenarnya bermain di belakangnya.

"Kakak! Maafkan aku, aku lupa jika kakak tidak suka dengan baju terlalu terbuka!" Ucap Siska.

Rumi tidak menanggapi ucapan Siska barusan, pandangan matanya fokus pada gaun-gaun pengantin yang ada di depannya. Pandangan Rumi jatuh pada sebuah gaun pengantin yang menggantung tidak jauh di depan matanya, Rumi segera mendekati gaun itu, dan mengambilnya.

"Aku akan mencoba, gaun yang ini!" Ucap Rumi.

Tanpa menunggu reaksi dari Alex dan Siska, Rumi berjalan menuju kamar ganti. Rumi memandang dirinya di cermin, lalu tersenyum melihat begitu cantiknya gaun itu. Namun kemudian wajah nya berubah sedih, saat ingat pengkhianatan Alex.

Rumi berjalan perlahan keluar dari kamar ganti, untuk memperlihatkan gaun pengantin yang dia pilih. Rumi berjalan dengan anggun, ke arah Alex, Rumi bisa melihat mata Alex seketika tidak berkedip menatap ke arahnya.

Kemudian Rumi melihat ke arah Siska yang juga tersenyum lebar padanya. Siska berjalan ke arahnya, lalu memapah dirinya berjalan ke arah Alex.

"Kamu cantik!" Ucap Alex.

"Terimakasih!" Jawab Rumi, tanpa melihat ke arah Alex, karena tahu apa yang di katakan oleh Alex itu bohong.

"Aku mau yang ini saja!" Ucap Rumi, sambil meninggalkan Alex, lagi.

"Tunggu bagaimana penampilan ku?" Tanya Alex.

Rumi teringat saat itu, dia begitu terpesona dengan penampilan Alex saat ini.

"Tampan!" Jawab Rumi dengan ekspresi datar, susah juga ternyata menyembunyikan perasaan tidak suka.

"Benar aku tampan?" Tanya Alex sekali lagi.

"Iya! Aku mau ganti gaun ini dulu!" Ucap Rumi sambil berjalan cepat meninggalkan Alex.

Alex sedikit mendengus kesal, dengan kepergian Rumi, Rumi tahu itu namun dia tidak perduli. Rumi begitu selesai membuka Gaun pengantinnya, dia segera keluar.

"Rupanya kamu mau menikah?" Suara pria mengejutkan Rumi.

"Sudah ku bilang, jangan kabur dariku! Karena percuma, aku pasti akan menemukan dirimu!" Lanjut pria itu.

"Aku tidak bermaksud kabur, tapi aku memang harus pulang!" Jawab Rumi, sambil menatap pria itu.

"Dengar! Dalam hidupku, aku tidak pernah menerima alasan apapun! Sekarang ikut aku!" Ucap pria itu sambil menarik tangan Rumi.

Alex dan Siska yang sedang menunggu Rumi, terkejut saat melihat Rumi berjalan dengan tangan Rumi di tarik oleh seorang pria.

"Tunggu! Mau di bawa kemana dia?" Ucap Alex, sambil menghadang langkah pria itu.

"Bukan urusan kamu!"

"Jangan sembarangan! Dia calon istriku!" Bentak Alex marah.

"Kalau begitu pernikahan kalian batal! Sekarang dia calon istriku!" Ucap pria itu lagi, tanpa sedikit pun merasa takut atau bersalah pada Alex, Rumi menatap pria yang sedang memegang tangannya sekarang ini, pria macam apa dia? Batin Rumi.

Bukan hanya Rumi yang terkejut dengan ucapan pria itu, Alex pun tidak kalah terkejut nya sama seperti Rumi, seketika itu juga Alex menjadi marah.

"Katakan padaku, ada apa ini?" Tanya Alex, pada Rumi.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status