Share

4. Bertemu lagi

Rumi menatap ke arah Alex, menggeleng pelan, mengatakan jika dia pun tidak tahu apa yang sedang terjadi.

"tidak ada!" ucap Rumi,

"Tidak ada, apa maksud kamu? Siapa pria ini?" Tanya Alex lagi dengan lebih tinggi dari sebelumnya, selain ekspresi marah yang di tunjukkan Alex, Rumi pun melihat ada ekspresi bingung di sana.

"Tidak tahu!" Jawab Rumi jujur, karena dia memang tidak tahu siapa pria yang sedang menarik tangannya.

"Kamu!" Bentak Alex marah. Merasa Rumi sedang mempermainkannya.

"Lepaskan dia, bodoh! Dia calon istriku!" Ucap Alex pada pria itu, sambil menarik tangan Rumi yang berada dalam genggaman pria itu.

Namun pria itu, ternyata menggenggam Rumi dengan kuat, hingga tidak mudah Alex lepaskan. Alex menatap pria itu dengan wajah penuh amarah, pria ini ternyata tidak main-main, batin Alex, mengetahui begitu kuatnya pria itu menggenggam tangan Rumi.

Namun pria itu malah tersenyum sinis "Sudah ku bilang batalkan pernikahan kalian! Sekarang dia calon istriku!" Ulang pria itu lagi.

"Jangan bercanda kamu!"

"Aku bukan orang yang suka bercanda!" Bentak pria itu, sambil menatap Alex tajam, lalu kemudian menarik tangan Rumi, untuk terus mengikutinya.

Alex kembali menghadang langkah pria itu. Alex tentu saja tidak mungkin membiarkan Rumi di ambil oleh pria lain di depan matanya.

"Lepaskan dia bodoh!" Teriak Alex, sambil melayangkan sebuah pukulan pada pria kurang ajar itu.

Rumi menjerit melihat itu. Rumi melihat pria itu tidak bergeming walau sudah terkena Bogeman Alex. Kemudian Rumi melihat pria itu menoleh dan menatap tajam ke arah Alex, Dia mendekati Alex dengan tatapan penuh amarah dan wajahnya terlihat begitu menyeramkan.

"Jika tanganku sedang tidak terluka, bisa di pastikan dirimu hancur saat ini juga! Baik, aku akan membiarkan dia pergi saat ini, namun jika kita bertemu lagi, kamu tidak akan bisa mencegah aku untuk membawanya pergi!" Ancam pria itu. Pria itu sesaat menatap Rumi, seakan-akan mengingat bagaimana wajah Rumi, Rumi sedikit merinding juga di tatap seperti itu.

Alex menatap tajam Rumi, sepeninggalan pria itu. Dia menarik Rumi mendekat ke arahnya, kemudian mencengkram kedua bahu Rumi dengan kuat, hingga Rumi meringis kesakitan, Rumi menatap Alex, baru kali ini dia melihat kemarahan di mata Alex padanya.

"Katakan padaku, siapa pria itu! Dan jangan bohong!" Bentak Alex.

"Aku benar-benar tidak tahu, siapa pria itu! Aku bertemu kemarin, dan dia terluka karena aku, dia ingin aku bertanggung jawab!" Jawab Rumi jujur.

"Bertanggung jawab bagaimana?" teriak Alex, yang terlihat mulai tidak nyaman dengan situasi ini.

"Aku sudah membawanya ke dokter kemarin, namun dia minta aku merawat dan tinggal bersamanya, sampai dia sembuh," lanjut Rumi.

"Brengsek!" Teriak Alex.

Rumi melihat Siska mendekati Alex, lalu menyentuh dan menggenggam tangan Alex, lalu berkata dengan lembut "tenanglah ka, dia sudah pergi!" Rumi melihat Alex menarik nafas panjang mendengar ucapan Siska.

Alex menatap Rumi sekali lagi lalu melepaskan cengkraman tangan kanan nya, yang masih menempel di bahu Rumi, sambil mendengus kesal.

"Jika sampai bertemu dengannya lagi, aku akan menghabisinya!" ucap Alex.

***

Rumi menatap dirinya di cermin, melihat penampilan dirinya di cermin. Rumi ingat dulu dia begitu bahagia menggunakan kebaya pengantin ini, karena sebentar lagi dia akan menikah dan menjadi istri Alex. Namun sekarang perasaan seperti itu tidak ada, yang ada di kepala dia sekarang memikirkan bagaimana cara nya membatalkan pernikahan ini.

"Tok, tok, tok!"

"Masuk!" Ucap Rumi pelan, tanpa bertanya siapa yang datang, karena dia tahu yang datang pasti Siska. Siska menjemputnya, untuk segera bertemu dengan Alex yang sedang menunggu nya di bawah untuk mengucapkan ijab kobul pernikahan.

Rumi melihat Siska tersenyum padanya, walau bibir Siska tersenyum, Rumi tahu di dalam hati Siska, pasti berpikir buruk pada nya.

"Ka Alex dan para tamu sudah menunggu kita!" Ucap Siska.

"Iya,"

Rumi pun segera keluar bersama Siska untuk menemui Alex dan penghulu yang akan menikahkan mereka.

Rumi berjalan perlahan menuju tempat pernikahan, sambil terus berpikir apa yang harus di lakukan olehnya agar pernikahan ini batal.

Rumi menatap para undangan dan kemudian Alex yang sudah berada di tempat seharusnya. Alex terlihat gagah dan tampan dengan jas yang saat ini dia pakai.

"Bagaimana aku bisa kabur, dari sini? Tempat ini begitu penuh!" Pikir Rumi.

"Bagaimana aku bisa lari dengan menggunakan pakaian seperti ini," batin Rumi lagi, otaknya benar-benar di isi oleh pikiran bagaimana dia pergi dari pernikahan ini.

Dalam hati Rumi berdoa semoga ada yang membawa lari dirinya dari pernikahan ini.

Rumi memperlambat langkahnya, berharap sesuatu akan terjadi dan membatalkan pernikahan ini dan menyelamatkan dirinya.

"Ada apa sih, ka? Jangan bilang kakak sekarang ragu, menikah," ucap Siska. Rumi menatap Siska sesaat. Rumi tidak menjawab apapun kemudian pandangan matanya lurus ke depan ke arah Alex yang sedang melihat ke arahnya.

Rumi merasa sedikit lemas, ketika di akhirnya duduk juga di kursi yang memang di sediakan untuk nya.

Rumi melihat ke arah penghulu yang sudah duduk di hadapannya. Rumi rasanya ingin berbisik pada penghulu itu, untuk membatalkan pernikahan ini.

Rumi mengangkat kepalanya sedikit untuk melihat siapa orang yang dapat dia minta untuk menolongnya, membawa lari dirinya dari tempat ini.

Rumi menatap penghulu yang sekarang sedang bicara dengan Alex, entah apa yang mereka bicara kan, Rumi sudah tidak bisa berkonsentrasi, keringat dingin mulai keluar dari pori-pori kulitnya, karena merasa tegang.

Rumi melihat tangan Alex dan tangan penghulu sudah saling berjabat tangan. Rumi berdoa dalam hati sekali lagi, agar Tuhan mengirimkan seseorang untuk menggagalkan pernikahan ini bagaimana pun caranya.

Rumi memejamkan matanya, melihat pak penghulu mulai menggerakkan kedua bibirnya. Rumi menjadi tegang, tapi dia ingat saat itu Alex salah mengucapkan ijab kobul nya, dan benar saja pak penghulu baru saja meminta Alex mengulangi ijab kobul nya.

Rumi melihat ke arah Alex yang sedang bersiap untuk mengucapkan ijab kobul yang kedua. Rumi kembali menegang karena tahu kali ini Alex berhasil mengucapkan ijab kobul nya.

Pernikahan Rumi yang outdoor memungkinkan Rumi melihat keadaan sekitarnya, tiba-tiba mata Rumi tertancap pada seseorang, yang juga sedang menatap ke arahnya.

Rumi seketika berdiri lalu berteriak pada orang itu "sayang!"

Rumi telah membuat semua yang ada di sana terkejut dan mengalihkan perhatiannya ke arah Rumi memandang. Rumi segera berjalan ke arah orang tersebut, lalu memeluknya.

"Tolonglah aku, aku tidak mau menikah dengannya!" Bisik Rumi pada pria yang sedang di peluk nya.

Merasa tidak ada respon dari pria itu, Rumi melepaskan pelukannya, lalu menatap pria itu dengan ekspresi sedih "please, tolonglah aku!" ucap Rumi pelan.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status