Beranda / Urban / Aku Sang Pria Pemuas / Bab 7: Dicurigai Adik dokter Ussy

Share

Bab 7: Dicurigai Adik dokter Ussy

Penulis: mrd_bb
last update Terakhir Diperbarui: 2023-06-10 11:36:52

“Terima kasih Langga, kamu datang juga.” dokter Ussy langsung menyambut Langga yang baru datang ke rumahnya. Penampilan Langga bak eksekutif muda, berjas dan baju kaos di dalamnya.

“Cakep banget ni orang.” Batin dokter Ussy sambil tersenyum senang.  

Pesta Ultah Celica yang ke 3 tahun berlangsung ramai, saat Celica asek berceloteh dengan teman sebayanya, sesuai skenario dokter Ussy, Langga mengenakan topeng bergambar karakter film kartun.

“Celica…sini…nih hadiah ultah kejutan buat kamu.” Gadis kecil ini langsung menoleh kaget ke wajah ibunya. Langga pun membatin, cantik sekali gadis kecil ini.

“Siapa orang bertopeng ini Mi…?”

“Kamu buka sendiri dehh…pelan-pelan yaa…!” dokter Ussy mendekati anaknya, Celica rada-rada takut juga melihat seorang pria tinggi besar bertopeng kini jongkok di depannya.

Semua undangan termasuk teman-teman Celica kini terdiam tegang. Tapi ada satu pria muda yang sejak dokter Ussy masuk menggandeng Langga, sudah menatapnya dengan tatapan tajam.

Begitu topeng terbuka, mata indah Celica langsung membulat, melotot saking kagetnya.

“Pa..pa..!” dokter Ussy mendorong Celica agar memeluk Langga, dan gadis kecil inipun kini tanpa ragu memeluk tubuh kokoh Langga, yang menyambutnya dengan pelukan hangat.

Acara ultah bagi Celica hari ini luar biasa membahagiakan, dia jadi tak mau jauh dari Langga, yang sejak tadi selalu dipanggilnya papa ini selama pesta berlangsung.    

Saat Celica kembali bercengkrama dengan teman sebaya, sambil mendadah ke ‘papahnya’ Langga pun menuju ke makanan dan minuman, bermaksud ingin mengaso sebentar.

Pria muda yang sejak tadi menatapnya kini mendekatinya. “Kamu Langga Kasela kan…kenalkan aku Iptu Martin, adik dokter Ussy…boleh aku bicara berdua dengan anda sebentar?”

Langga kaget juga, tapi dia berusaha bersikap normal, sambil menarik jasnya agar kembali rapi, mengatasi hatinya yang tiba-tiba saja gugup. Tingkahnya tak luput dari perhatian polisi muda ini.

Dokter Ussy yang sibuk dengan emak-emak yang mengiringi anak mereka ke ultah  anaknya ini tidak memperhatikan Langga dan Iptu Martin, yang kini berpindah ke balkon rumah di lantai 2.

“Saudara Langga, aku hanya ingin bertanya sedikit dengan kamu, terkait mendiang Astrid, seorang model di Ela Entreprise, aku Kepala Resrim di Polres Metro yang menangani kematian tragis model itu…!”

“A-apa yang bisa aku bantu..pa Iptu Martin?” agak nervous jadinya Langga, tak menyangka polisi muda ini kenal dengannya dan bertanya soal Astrid lagi.

“Hasil penyelidikan kami, di mobil milik Astrid, kabel remnya ada yang tak wajar, dan agaknya kabel itu sengaja diputus…aku hanya ingin tahu, selain akrab dengan kamu…apakah Astrid juga akrab dengan orang lain?”

“A-aku…!” Bingung bukan main Langga, serba salah.

“Saudara Langga, jangan takut, semua informasi kamu akan aku rahasiakan, termasuk jatidiri kamu…bekerjasamalah, oke!” Iptu Martin yang tadi memasang wajah angker kini melunak dan tersenyum, sehingga wajah polisi ini terlihat tampan.

Setelah meminum jus untuk meredakan hatinya yang makin gugup, Langga mengambil nafas panjang. “Dia…Astrid…selama ini simpanan Adi Wibowo…seorang pejabat di Propinsi Bagoya!”

Iptu Martin terdiam sejenak, seakan kaget, tapi wajahnya kembali tersenyum.

“Apakah Astrid pernah cerita ke kamu, kalau dia menerima ancaman dari seseorang sebelum tragedi itu?” Langga langsung mengangguk, Iptu Martin terlihat senang dan makin bergairah bertanya.

“Siapa kira-kira yang kamu curigai orang yang mengancam Astrid?” Iptu Martin kembali menatap tajam wajah Langga.

“Ak-aku…kupikir…pastilah Tante Erna Hadiyanti, istri dari pa Adi Wibowo!”

“Kenapa kamu curiga dengan istri pejabat itu…kudengar gosip kecil…kamu juga sering ya dipakai Tante Erna?”

Langga benar-benar terpojok dengan Iptu Martin ini. Saat akan membuka mulut, tiba-tiba dokter Ussy datang.

“Ngapain kalian di sini Martin, ayoo Langga, Celica cari kamu tuh di bawah, eh kalian ngobrol apa sih?”

“Nggak apa-apa kok kak, aku dan Langga kenalan lama kok…oke ya Langga sampai bertemu lagi. Ka Ussy, aku harus balik ke kantor. Aku mau pamit dengan ponakanku yang ultah dulu.” Tanpa menunggu jawaban Ussy, Martin pun berlalu sambil menepuk bahu Langga dan ucapkan terima kasih.

Langga ternyata tak bisa langsung pulang, Celica yang beranggapan dia adalah papa nya meminta Langga menemaninya sampai gadis cantik ini bobo malam harinya.

Langga bahkan harus membacakan buku cerita sambil tiduran di ranjang Celica. “Papa kan mau langsung pulang ke ke LN, pokoknya temani Celica sampai tertidur baru papa boleh pergi,” gadis inipun berbaring dan memeluk tubuh Langga.

1,5 jam kemudian Celica benar-benar bobo, dan Langga pelan-pelan melepaskan pelukan si cantik ini, lalu mengecup dahinya dengan lembut.

Aksinya itu dilihat dokter Ussy, yang bermaksud masuk ke kamar anaknya ini, dia  tertahan di depan pintu dan menyaksikan Langga mencium dahi dan membelai pipi Celica.

Dokter Ussy pelan-pelan menjauh dan kini duduk di kursi tamu menunggu Langga keluar dari kamar anaknya.

“Thanks ya…kamu sudah membuat anakku bahagia hari ini.”

Langga hanya mengangguk sambil menatap wajah cantik wanita ini. “Bagaimana kesehatan kamu, apakah sudah membaik?” dokter Ussy kembali bertanya sambil menatap tubuh kokoh Langga.

“Iyah, terima kasih dok, obat kamu sangat manjur, tubuhku kini berangsur sembuh!”

“Terus kalau kencing, masih sakit?”

“Nggak, sudah normal, mungkin hanya radang saja ya, akibat luka-luka di tubuhku sebelumnya.”

“Langga…apakah kamu nggak kepikiran untuk berhenti jadi lelaki komersil, sorry kalau pertanyaanku agak private?”

Langga menatap wajah dokter Ussy, barulah dalam hati dia menyadari betapa cantiknya maminya Celica ini, Langga jadi ingat wajah artis Jessica Mila. Wajah dokter Ussy mirip sekali, tapi Ussy lebih dewasa.

“Aku juga manusia biasa dok…tentu kepingin, bahkan kepingin punya kekasih yang tak mempermasalahkan masa laluku.” Langga memutar-mutar gelas yang baru saja isinya di teguknya.

“Langga…apakah malam ini kamu free..?” dokter Ussy memecah kesunyian.

Langga kaget lalu menatap wajah ‘Jessica Milla’. “Iya…aku masih istirahat sejak bersama wanita psikopat itu…emang kenapa dok?” dada Langga berdesir aneh melihat tatapan dokter Ussy.

“Aku ingin jadi klien kamu malam ini…tenang…aku akan membayar sebagaiman klien-klien kamu selama ini…tapi…kita harus pakai pengaman yaa!”     

Mata Langga menatap seakan tak percaya dengan pendengarannya barusan, tapi dokter Ussy sudah bergerak menuju pintu dan klik depan lalu menguncinya dari dalam.

Dokter Ussy memberi kode agar Langga mengikutinya ke kamarnya yang luas dan berbau harum, di lantai dasar rumahnya yang mewah ini.

Langga dipersilahkan duduk di ranjangnya dan dokter Ussy mengambil dua buah pengaman yang terbungkus rapi di laci meja riasnya.

“Jangan kaget, ini milik suamiku dulu…sejak dulu aku memang tak pernah memakai kontrasepsi, sehingga mendiang suamiku selalu memakai ini setiap kali akan penetrasi!”

Langga hanya mengangguk, dan matanya langsung membulat, saat dokter Ussy perlahan-lahan membuka gaunnya satu persatu, hingga tersisa hanya dua penutup lagi di tubuhnya yang putih bersih dan sangat terawat ini.  

“Lakukan tugasmu sekarang…berikan aku kenikmatan malam ini.” suara dokter Ussy seolah bensin yang menyiram hasrat Langga.

*****

BERSAMBUNG

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Aku Sang Pria Pemuas   Bab 477: Cemburu Tanda Cinta

    Bannon hanya menunduk, gayanya tak ubahnya seorang anak TK yang bersiap kena marah bu gurunya. ‘Si guru’ ini antara gemas, marah dan kesal campur aduk.Syahila menghela nafas panjang, andai saja lengan kirinya tak di pasangi infus, sejak tadi dia ingin menabok wajah suaminya menumpahkan kekesalan hatinya.Tapi saat melihat kelakuan suaminya ini, hati siapa yang tak gemas sekaligus ingin tertawa!Dua perawat yang tadi bantu proses persalinan membiarkan kedua suami istri sepadan ini bicara.Tapi mereka sepakat, iri melihat sang suami yang sangat ganteng dan istrinya yang jelita ini dan kini lahirlah seorang junior tampan yang mewarisi keduanya.“Ehemm, cantik banget yaa mami si Banina itu, keibuan lagi dan…sangat dewasa!” cetus Syahila.“I-ya…cakep kayak artis si Celine Evaaa….!” Bannon mengatupkan lagi rahangnya saat mata Syahila yang indah bak bintang kejora melotot.Namun saat melihat sang suami langsung menunduk, mata indah indah ini kembali normal.“Bang, jujur deh, apakah selama in

  • Aku Sang Pria Pemuas   Bab 476: Tak Sengaja di Tolong Angel

    Bannon sudah memensiunkan baju seragam militernya. Dia kini menjadi eksekutif muda, kerjasama dengan perusahaan Abu Magun sepupunya, juga pastinya perusahaan ayahnya.Bannon juga menempati gedung perkantoran Sulaimin Group yang berada di lantai 17, dari 37 lantai gedung mewah ini.Dari berseragam militer, Bannon kini kini sering tampil trendy dengan jas dan dasi.Ritme kehidupan Bannon berjalan baik sampai usia kandungan Syahila sudah memasuki usia 9 bulanan. tapi diam-diam, Bannon tetap jalin komunikasi dengan Angel dan anaknya Banina.Hingga suatu hari usai bertemu sesama pengusaha lainnya, di sebuah kafe yang berada di Plaza Indonesia, Bannon tak sengaja melihat Angel dan Banina.Setelah meminta dua stafnya dan sekretarisnya duluan ke kantor, dengan senyum lebar pria ini mendekati ibu dan anak ini.Hati tak bisa di bohongi, amor cinta sudah begitu mendalam dengan si janda jelita ini.Angel apalagi, tak menyangka bertemu mantan kekasihnya yang makin tampan dan pastinya makin kelihat

  • Aku Sang Pria Pemuas   Bab 475: Pingin Nambah Bini, Tapi...?

    Angel tak langsung mengiyakan, dia menatap Bannon. “Bang…bagaimana dengan Syahila, istri Abang itu,” Bannon terdiam.Melihat pria ini terdiam, Angel tersenyum maklum, walupun usianya dengan Bannon hanya terpaut satu tahun lebih muda dari pria ini. Tapi Angel memiliki pikiran dewasa.Kedewasaan ini lah yang membuat Bannon selalu teringat Angel hingga saat ini. Benar-benar mirip mendiang Yurica sifatnya. Juga pengertiannya yang itu yang tak bisa Bannon lupakan hingga kini.Angel seorang wanita dan paham, belum tentu Syahila ikhlas menerima dia sebagai madunya.“I-itu…nanti akan aku bicarakan dengan Syahila..!” agak tergagap juga Bannon bicara.“Bang…aku akan mengiyakan ajakan Abang menikah…syaratnya adalah, pertemukan aku dengan Syahila dan ingat…seandainya Abang menikahiku, karir Abang di militer habis…pikirkanlah lagi. Abang masih muda, masih bisa meraih pangkat bintang di bahu Abang!”Kaget lah Bannon, mempertemukan kedua wanita cantik ini, bagaimana tanggapan Syahila, mana lagi hami

  • Aku Sang Pria Pemuas   Bab 474: Angel Tiba-tiba Muncul

    Kakek Langga tersenyum memandang hasil tes DNA, hasilnya adalah 99,9 persen Malik Sulaimin identik.Kini tak ada keraguan lagi dari si kakek ini, kalau Malik adalah memang benar buyutnya, anak dari Aldi Sulaimin dan Selena, ibu dari si bocil ini.Kakek Langga sengaja lakukan itu, untuk menyakinkan hatinya, kalau Malik adalah buyutnya...karena Kakek Langga ingin berikan warisan besar buat Malik.Hasil inipun langsung dia kirim ke Kandi Sulaimin, pria setengah tua ini pun bahagia, sama seperti ayahnya Langga Kasela, Kandi Sulaimin juga plong.Besoknya, Kandi dan Nadia langsung terbang dengan private jet ke Banjarmasin.Hati tak bisa di bohongi rasa sayang pada cucu sendiri sangat besar. Kandi langsung memeluk cucunya ini.Kali ini Malik lagi-lagi menerima dengan baik kakek kandungnya sendiri. Melihat ketampanan kakeknya, ceplosan Malik bikin Nadia melotot sambil tertawa."Kakek ganteng banget, nggak pingin nambah nenek baru buat Malik ya kek!" cerocos Malik, telinganya langsung di jewer

  • Aku Sang Pria Pemuas   Bab 473: Kabur ke Banjarmasin

    Bungki ternyata menurun kecerdasan ayahnya, walaupun tak punya uang, tapi akal cerdiknya jalan. Dia jual ponsel mahalnya yang dibelikan Bannon, seharga 15 jutaan.Ponsel berharga hampir 30 juta ini tentu saja langsung di beli pemilik gerai ponsel. Si pemilik gerai tahu ini ponsel premium dan baru 4 bulanan di pakai Bungki.Bungki langsung ke bandara dan tujuannya bukan ke Timur Tengah, tapi ke Kalimantan. Dia ingin ke Banjarmasin. Tempat yang belum pernah ia datangi.Siapa yang di temuinya…?Inilah yang membuat Abu Magun gagal mencarinya, juga aparat kepolisian dan tentara di Jakarta. Sebab di saat bersamaan Bungki sudah berada di Bandara Syamsudinor, Banjarbaru.“Om Bannon pernah bilang kakek buyut dan nenek buyut ada di Banjarmasin,” batin si bocil ini.Dalam hati Bungki, sebenarnya sudah mengakui kalau Abu Magun ayah kandungnya.Saat melihat wajah Abu Magun, Bungki sudah kagum sekali. “Tak heran Umi jatuh cinta dengan Abi….ganteng soalnya!” bibirnya malah senyum sendiri.Tapi pikir

  • Aku Sang Pria Pemuas   Bab 472: Bungki Menghilang

    “Bang…tenang dulu, biar nanti aku bujuk pelan-pelan, entah kenapa Bungki eh si Malik jadi mendadak berubah, begitu tahu Abang adalah ayah kandungnya?” Bannon mencegah Abu Magun yang ingin kejar Bungki.Abu Magun terdiam dan mengangguk.Bungki ternyata kabur dari rumah dan tak pulang hingga malam hari, ponselnya pun sengaja tak di aktifkan. Setelah berkali-kali Bannon mencoba mengontaknya.Bannon apalagi Abu Magun bingung juga dengan perubahan si Bungki, kenapa bisa mendadak berubah dan agaknya marah dengan Abu Magun.Marahnya kenapa? Seharusnya dia bahagia akhirnya tahu kalau Abu Magun adalah ayah kandungnya. Dan tak sengaja malah di temukan Bannon, yang ternyata Om nya sendiri.Bannon sampai menelpon guru dan beberapa teman Bungki di sekolah Paket A. Apakah anak itu ada ke sana. Namun semuanya bilang tidak ada.Abu Magun langsung khawatir dengan anak sulungnya ini.“Jangan khawatir Bang, Bungki itu anak yang

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status