Share

Bab 7: Dicurigai Adik dokter Ussy

“Terima kasih Langga, kamu datang juga.” dokter Ussy langsung menyambut Langga yang baru datang ke rumahnya. Penampilan Langga bak eksekutif muda, berjas dan baju kaos di dalamnya.

“Cakep banget ni orang.” Batin dokter Ussy sambil tersenyum senang.  

Pesta Ultah Celica yang ke 3 tahun berlangsung ramai, saat Celica asek berceloteh dengan teman sebayanya, sesuai skenario dokter Ussy, Langga mengenakan topeng bergambar karakter film kartun.

“Celica…sini…nih hadiah ultah kejutan buat kamu.” Gadis kecil ini langsung menoleh kaget ke wajah ibunya. Langga pun membatin, cantik sekali gadis kecil ini.

“Siapa orang bertopeng ini Mi…?”

“Kamu buka sendiri dehh…pelan-pelan yaa…!” dokter Ussy mendekati anaknya, Celica rada-rada takut juga melihat seorang pria tinggi besar bertopeng kini jongkok di depannya.

Semua undangan termasuk teman-teman Celica kini terdiam tegang. Tapi ada satu pria muda yang sejak dokter Ussy masuk menggandeng Langga, sudah menatapnya dengan tatapan tajam.

Begitu topeng terbuka, mata indah Celica langsung membulat, melotot saking kagetnya.

“Pa..pa..!” dokter Ussy mendorong Celica agar memeluk Langga, dan gadis kecil inipun kini tanpa ragu memeluk tubuh kokoh Langga, yang menyambutnya dengan pelukan hangat.

Acara ultah bagi Celica hari ini luar biasa membahagiakan, dia jadi tak mau jauh dari Langga, yang sejak tadi selalu dipanggilnya papa ini selama pesta berlangsung.    

Saat Celica kembali bercengkrama dengan teman sebaya, sambil mendadah ke ‘papahnya’ Langga pun menuju ke makanan dan minuman, bermaksud ingin mengaso sebentar.

Pria muda yang sejak tadi menatapnya kini mendekatinya. “Kamu Langga Kasela kan…kenalkan aku Iptu Martin, adik dokter Ussy…boleh aku bicara berdua dengan anda sebentar?”

Langga kaget juga, tapi dia berusaha bersikap normal, sambil menarik jasnya agar kembali rapi, mengatasi hatinya yang tiba-tiba saja gugup. Tingkahnya tak luput dari perhatian polisi muda ini.

Dokter Ussy yang sibuk dengan emak-emak yang mengiringi anak mereka ke ultah  anaknya ini tidak memperhatikan Langga dan Iptu Martin, yang kini berpindah ke balkon rumah di lantai 2.

“Saudara Langga, aku hanya ingin bertanya sedikit dengan kamu, terkait mendiang Astrid, seorang model di Ela Entreprise, aku Kepala Resrim di Polres Metro yang menangani kematian tragis model itu…!”

“A-apa yang bisa aku bantu..pa Iptu Martin?” agak nervous jadinya Langga, tak menyangka polisi muda ini kenal dengannya dan bertanya soal Astrid lagi.

“Hasil penyelidikan kami, di mobil milik Astrid, kabel remnya ada yang tak wajar, dan agaknya kabel itu sengaja diputus…aku hanya ingin tahu, selain akrab dengan kamu…apakah Astrid juga akrab dengan orang lain?”

“A-aku…!” Bingung bukan main Langga, serba salah.

“Saudara Langga, jangan takut, semua informasi kamu akan aku rahasiakan, termasuk jatidiri kamu…bekerjasamalah, oke!” Iptu Martin yang tadi memasang wajah angker kini melunak dan tersenyum, sehingga wajah polisi ini terlihat tampan.

Setelah meminum jus untuk meredakan hatinya yang makin gugup, Langga mengambil nafas panjang. “Dia…Astrid…selama ini simpanan Adi Wibowo…seorang pejabat di Propinsi Bagoya!”

Iptu Martin terdiam sejenak, seakan kaget, tapi wajahnya kembali tersenyum.

“Apakah Astrid pernah cerita ke kamu, kalau dia menerima ancaman dari seseorang sebelum tragedi itu?” Langga langsung mengangguk, Iptu Martin terlihat senang dan makin bergairah bertanya.

“Siapa kira-kira yang kamu curigai orang yang mengancam Astrid?” Iptu Martin kembali menatap tajam wajah Langga.

“Ak-aku…kupikir…pastilah Tante Erna Hadiyanti, istri dari pa Adi Wibowo!”

“Kenapa kamu curiga dengan istri pejabat itu…kudengar gosip kecil…kamu juga sering ya dipakai Tante Erna?”

Langga benar-benar terpojok dengan Iptu Martin ini. Saat akan membuka mulut, tiba-tiba dokter Ussy datang.

“Ngapain kalian di sini Martin, ayoo Langga, Celica cari kamu tuh di bawah, eh kalian ngobrol apa sih?”

“Nggak apa-apa kok kak, aku dan Langga kenalan lama kok…oke ya Langga sampai bertemu lagi. Ka Ussy, aku harus balik ke kantor. Aku mau pamit dengan ponakanku yang ultah dulu.” Tanpa menunggu jawaban Ussy, Martin pun berlalu sambil menepuk bahu Langga dan ucapkan terima kasih.

Langga ternyata tak bisa langsung pulang, Celica yang beranggapan dia adalah papa nya meminta Langga menemaninya sampai gadis cantik ini bobo malam harinya.

Langga bahkan harus membacakan buku cerita sambil tiduran di ranjang Celica. “Papa kan mau langsung pulang ke ke LN, pokoknya temani Celica sampai tertidur baru papa boleh pergi,” gadis inipun berbaring dan memeluk tubuh Langga.

1,5 jam kemudian Celica benar-benar bobo, dan Langga pelan-pelan melepaskan pelukan si cantik ini, lalu mengecup dahinya dengan lembut.

Aksinya itu dilihat dokter Ussy, yang bermaksud masuk ke kamar anaknya ini, dia  tertahan di depan pintu dan menyaksikan Langga mencium dahi dan membelai pipi Celica.

Dokter Ussy pelan-pelan menjauh dan kini duduk di kursi tamu menunggu Langga keluar dari kamar anaknya.

“Thanks ya…kamu sudah membuat anakku bahagia hari ini.”

Langga hanya mengangguk sambil menatap wajah cantik wanita ini. “Bagaimana kesehatan kamu, apakah sudah membaik?” dokter Ussy kembali bertanya sambil menatap tubuh kokoh Langga.

“Iyah, terima kasih dok, obat kamu sangat manjur, tubuhku kini berangsur sembuh!”

“Terus kalau kencing, masih sakit?”

“Nggak, sudah normal, mungkin hanya radang saja ya, akibat luka-luka di tubuhku sebelumnya.”

“Langga…apakah kamu nggak kepikiran untuk berhenti jadi lelaki komersil, sorry kalau pertanyaanku agak private?”

Langga menatap wajah dokter Ussy, barulah dalam hati dia menyadari betapa cantiknya maminya Celica ini, Langga jadi ingat wajah artis Jessica Mila. Wajah dokter Ussy mirip sekali, tapi Ussy lebih dewasa.

“Aku juga manusia biasa dok…tentu kepingin, bahkan kepingin punya kekasih yang tak mempermasalahkan masa laluku.” Langga memutar-mutar gelas yang baru saja isinya di teguknya.

“Langga…apakah malam ini kamu free..?” dokter Ussy memecah kesunyian.

Langga kaget lalu menatap wajah ‘Jessica Milla’. “Iya…aku masih istirahat sejak bersama wanita psikopat itu…emang kenapa dok?” dada Langga berdesir aneh melihat tatapan dokter Ussy.

“Aku ingin jadi klien kamu malam ini…tenang…aku akan membayar sebagaiman klien-klien kamu selama ini…tapi…kita harus pakai pengaman yaa!”     

Mata Langga menatap seakan tak percaya dengan pendengarannya barusan, tapi dokter Ussy sudah bergerak menuju pintu dan klik depan lalu menguncinya dari dalam.

Dokter Ussy memberi kode agar Langga mengikutinya ke kamarnya yang luas dan berbau harum, di lantai dasar rumahnya yang mewah ini.

Langga dipersilahkan duduk di ranjangnya dan dokter Ussy mengambil dua buah pengaman yang terbungkus rapi di laci meja riasnya.

“Jangan kaget, ini milik suamiku dulu…sejak dulu aku memang tak pernah memakai kontrasepsi, sehingga mendiang suamiku selalu memakai ini setiap kali akan penetrasi!”

Langga hanya mengangguk, dan matanya langsung membulat, saat dokter Ussy perlahan-lahan membuka gaunnya satu persatu, hingga tersisa hanya dua penutup lagi di tubuhnya yang putih bersih dan sangat terawat ini.  

“Lakukan tugasmu sekarang…berikan aku kenikmatan malam ini.” suara dokter Ussy seolah bensin yang menyiram hasrat Langga.

*****

BERSAMBUNG

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status