Share

BAB 6

Penulis: Aw safitry
last update Terakhir Diperbarui: 2023-12-12 12:48:31

Sepanjang perjalanan ke apartemen, Ayumi dan Satya masih saling diam. Ayumi lebih menyibukkan diri dengan memandangi apapun yang dia lewati selama perjalanan. Sedangkan Satya lebih fokus pada kendali mobilnya. Benar-benar perjalanan yang membosankan.

Hingga mobil sport hitam milik Satya berhenti di depan sebuah gedung lima lantai yang terletak di tengah-tengah kota Surabaya.

“Turun!” titah laki-laki bercambang tipis itu tanpa menoleh pada sang Istri.

“Di sini?” tanya Ayumi tampak menatap sekitar sembari mengerutkan keningnya. Pasalnya, mobil yang dia naiki berhenti tepat di pintu lobby apartemen.

“Iya lah. Memang mau turun di mana?” Satya bertanya balik sembari menatap istrinya dengan memutar bola matanya.

Ayumi hanya mengembuskan napas panjang sedikit kasar. Lalu turun dari mobil tanpa banyak protes lagi.

“Jangan lupa turunkan barang-barang di bagasi. Aku mau parkir mobil!” teriaknya dari dalam mobil.

“Iya,” sahutnya setengah kesal. Lalu membuka bagasi mobil yang sudah dibuka kuncinya oleh sang Suami.

Satya menatap sang Istri dengan senyum penuh kemenangan. “Nggak usah sok jadi tuan putri, Ayumi. Perempuan kampung sepertimu memang paling cocok sebagai kacung!”

Setelah memastikan barang bawaan turun semua dari mobil dan Ayumi menutup pintu bagasi mobil, Satya langsung melajukan mobilnya menuju basement untuk memarkirkan mobilnya. Kemudian menemui istrinya.

“Ayo jalan! Jangan lupa kopernya dibawa,” titahnya sambil menunjuk koper miliknya. Membuat Ayumi melebarkan kedua matanya. Tak menyangka jika Satya menyuruhnya membawa kopernya juga.

Namun, detik berikutnya dia ingat dengan semua kebaikan yang telah Hadi Wijaya berikan padanya. Jika bukan karena ayah mertuanya, dia pasti sudah menendang laki-laki judes bin sombong yang ada di hadapannya itu.

“Sabar, Ayumi. Sabar …,” gumamnya berusaha menghibur dirinya agar hatinya lapang. Meski dia sedikit kerepotan karena dia membawa dua koper. Satu koper miliknya dan satu lagi koper berisi barang-barang suaminya.

“Cepat! Tidak usah banyak ngedumel. Anggap saja kamu ini sekarang asisten pribadi aku. Paham?” titahnya seraya menyugar rambutnya yang hitam legam.

Mendengar kalimat yang keluar dari mulut suaminya, Ayumi menyipitkan kedua matanya. Lalu mendengus dengan kesal. Dia lantas mengikuti langkah suaminya menaiki lift hingga berhenti di lantai lima.

Keduanya menyusuri koridor apartemen yang didominasi warna kuning keemasan. Ayumi terlalu antusias menatap sekitar. Ini pertama kalinya menginjakkan kaki di apartemen mewah yang harganya pasti sangatlah mahal. Saking asiknya, hingga dia memekik saat tubuhnya tak sengaja menabrak tubuh Satya yang tiba-tiba berhenti di hadapannya.

“Aduh!”

Ayumi hampir saja jatuh jika saja tangan Satya tidak reflek menahannya dalam pelukan. Untuk pertama kali, mereka tak berjarak. Bahkan saling mendekap dan saling melempar pandangan satu-sama lain untuk beberapa detik.

Membuat jantung keduanya berpacu dengan cepat. Ayumi bahkan bisa mendengar degup jantung Satya yang tepat di samping telinganya.

Cantik juga perempuan ini ….

Satya sampai tidak sadar telah memuji kecantikan sang Istri meski hanya dalam hati. Membuat sisi laki-lakinya bangkit begitu saja. Saat menyadari itu, Satya segera menarik diri dan membuat dekapan keduanya terlepas. Mereka kembali berjarak dengan suasana yang canggung.

“Kamu itu, ya. Bisa lebih hati-hati nggak sih? Dasar kampungan!” omelnya seraya mendelik pada Ayumi. Namun sedikit salah tingkah.

Berbeda dengan sang Istri hanya terdiam saja dengan kepala tertunduk. Dia masih berusaha menormalkan degup jantungnya yang tadi berpacu lebih cepat dari biasanya. 

Ya Allah … itu tadi apa?

Pikiran Ayumi menjadi kacau saat merasakan sesuatu yang aneh saat tubuhnya dipeluk oleh suaminya sendiri. Suami yang tidak mencintainya dan hanya menganggapnya sebagai asisten pribadi.

“Ayo masuk dan tata dengan rapi barang-barang aku!”

Instruksi dari Satya membuat Ayumi tersadar dari lamunannya. Lantas, dia pun langsung masuk ke sebuah apartemen yang pintunya sudah terbuka sembari menyeret dua kopernya dengan susah payah.

“Bantuin kek, Mas,” pintanya dengan wajah memelas.

Namun, Satya hanya menoleh dan melirik sekilas. Kemudian berlalu ke kamar mandi. Tak peduli dengan Ayumi yang tampak kelelahan karena membawa dua koper besar sekaligus.

“Ish, dasar laki-laki nggak punya hati!” umpatnya tertahan.

Ayumi langsung menjatuhkan bobot tubuhnya di atas sofa empuk yang ada di dalam apartemen mewah milik suaminya itu. Pandangannya menyapu sekitar, mengamati setiap sudut dari apartemen yang akan menjadi tempat tinggalnya dengan sang Suami yang judes bin sombong itu.

Apartemen bernuansa biru langit itu memiliki lima ruangan. Ada ruang tamu yang memiliki akuarium besar yang menempel di dinding, membuat suasana sekitar tampak menyegarkan mata. Juga dua kamar dengan kamar mandi masing-masing ada di dalamnya. Dapur juga ruang makan. Dan satu lagi ruang kerja Satya.

“Ngapain kamu duduk santai di situ? Aku suruh kamu masukkan baju-baju ke dalam lemari kan?”

Lagi, suara instruksi dari Satya membuat Ayumi yang tengah mengamati sekitar terkejut bukan main. Hingga tubuhnya sedikit terlonjak.

“Astaghfirullah, Mas. Bisa nggak sih kalau ngomong itu biasa saja nggak usah ngegas. Aku ini masih dengar lho,” protesnya menatap suaminya sedikit kesal.

“Dengar kok malah nggak dikerjain. Aku suruh apa kamu tadi, hah?” sahutnya tak kalah sengit. “Perempuan kampungan, kamu aku bawa ke sini bukan untuk senang-senang. Jadi bekerjalah di sini!” imbuhnya penuh penekanan.

“Iya-iya. Aku kerjakan sekarang, Pak Satya!” tukasnya lalu bangkit dan menyeret koper yang berisi barang-barang suaminya.

Sesaat langkahnya terhenti. “Kamar Anda di mana, Pak Satya?” tanyanya menoleh pada suaminya yang malah tersenyum sinis.

“Makanya, apa-apa itu tanya dulu. Sok tahu banget sih,” omelnya.

Lalu melangkah ke sebelah kiri dan membuka pintu kamar yang akan dia tempati.

“Nah, simpan dan tata dengan rapi semua barang-barangku. Lalu kamarmu ada sebelah. Aku tidak ingin satu kamar denganmu, Perempuan Kampungan!” katanya dengan tatapan sengit.

“Oke. Aku juga tidak mau satu kamar dengan tuan judes bin sombong seperti Anda,” balasnya tak kalah sengit.

“Berani kamu melawan, ya!” Satya mendekat dan mencengkeram lengan Ayumi dengan kuat. Membuat perempuan itu meringis kesakitan.

“Lepas, Mas!” pintanya seraya melepaskan diri. Tapi tak mampu karena Satya mencengkeramnya dengan kuat. Tak peduli dia perempuan dan bahkan istrinya. Hatinya sudah terlanjur dongkol dengan apa yang ucapkan Ayumi tadi.

“Berani kamu melawan aku atau mengata-ngataiku dengan julukan-julukan tadi, aku akan pastikan jika panti asuhan tempat tinggalmu itu tidak akan mendapat pasokan makanan dan semua penghuninya akan mati  kelaparan. Juga pengasuh panti mati perlahan karena tidak mendapat sumbangan dariku untuk biaya pengobatannya. Paham?”

Laki-laki itu mengancam Ayumi. Menjadikan anak-anak di panti asuhan tempat dia dibesarkan juga pengasuh panti yang tengah berjuang melawan penyakitnya itu sebagai senjata untuk melemahkan Ayumi.

Perempuan berhijab ungu muda itu melebarkan kedua matanya. Menatap Satya seolah tak percaya.

“Kejam kamu, Mas,” geramnya seraya menyentak tangan sang Suami.

Lalu meninggalkan laki-laki itu setelah membereskan semua pakaian sang Suami ke dalam kamar yang sudah ditunjuk oleh Satya. Kini, tak ada alasan lagi bagi Ayumi untuk melawan Satya jika ingin orang-orang panti mendapatkan haknya.

Dia tahu jika Satya sudah mengancam, maka dia benar-benar akan melakukannya.

“Memang aku peduli!” sahutnya setengah berteriak. Lalu tersenyum penuh kemenangan karena akhirnya dia menemukan kelemahan Ayumi yang akan dijadikan senjata saat perempuan itu melawan.

Aw safitry

Hai, aku udah mulai update lagi nih. jangan lupa subscribe dan komen ya ... thank's ... :)

| Sukai
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Aku Tahu Kau Tak Mencintaiku   BAB 34

    Satya pun tiba di rumah Clara dan langsung menemani kekasihnya itu berbelanja sekalian jalan-jalan di mall.“Maaf, ya. Kamu jadi nunggu lama,” ujarnya dengan perasaan bersalah. Kemudian mengecup kening Clara dengan lembut.“Memang macet banget tadi di jalan?”“Iya, Sayang. Tadi juga ada beberapa hal penting yang harus aku urus sebelum pulang. Maaf, ya,” katanya lagi sambil menatap wajah kekasihnya dengan harapan bisa dimaafkan.“Iya, iya. Aku maafkan. Tapi jadi kan kamu temani aku belanja?” tanyanya membalas tatapan Satya.“Jadi dong pasti! Kan aku memang sudah meluangkan waktu untuk kamu,” sahutnya dengan senyum merekah.“Tapi, istri kamu itu nggak tahu kan kalau kita pergi?” Dia kembali melayangkan pertanyaan dengan nada sinis.Satya menggeleng. Kemudian merangkul bahu Clara dengan mesra. “Nggak, Sayang. Ya udah yuk nanti keburu malam. Katanya mau belanja!” ajaknya dan langsung menuntunnya memasuki mobil.Mereka pun melaju kea rah mall besar yang menjual barang-barang branded kesuk

  • Aku Tahu Kau Tak Mencintaiku   BAB 33

    Ayumi sendiri memutuskan untuk pulang sendiri menggunakan ojek online. Padahal, Satya menunggunya di mobil. Laki-laki itu merasa bersalah karena melihat Ayumi menangis.Entah kenapa, air mata Ayumi kali ini baru berhasil menggugah hatinya.Dia pun membuntuti Ayumi dari belakang saat ojek online yang ditumpangi istrinya itu tidak berbelok ke arah apartemen miliknya. Tapi ke panti asuhan tempat istrinya dibesarkan.“Ngapain dia ke sini?” gumamnya sambil terus memperhatikan langkah sang Istri yang turun dari motor dan memasuki area panti asuhan yang sekarang bisa menampung dua ratus orang lebih.Bangunannya sudah lebih besar dan lebih bagus karena sumbangan dari Hadi Wijaya yang merupakan donatur utama di panti asuhan tersebut.Satya pun ikut turun setelah memastikan Ayumi masuk. Kemudian diam-diam mengikuti langkah Ayumi yang langsung dikerubungi anak-anak kecil.Senyum Ayumi merekah setelah bertemu dengan anak-anak kecil yang ada di panti asuhan.“Mbak ada bawa mainan sama jajan buat

  • Aku Tahu Kau Tak Mencintaiku   BAB 32

    Sita pun menyusul Ayumi ke mobil yang ada di parkiran setelah membayar sejumlah uang di kasir. Dia menatap Ayumi yang tengah berjongkok di samping mobil dengan bahunya yang bergetar. Lalu mendekatinya.“Ay,” panggilnya pelan. Ayumi pun menolah dengan wajahnya yang basah karena air mata. Kemudian merengkuh sahabatnya ke dalam pelukannya. Dia membiarkan sahabatnya meluapkan kesedihannya selama beberapa saat. Hingga hampir sepuluh menit Ayumi baru reda tangisnya.“Balik ke kantor, yuk! Kita sudah terlambat,” katanya dengan terbata-bata. Karena masih menyisakan isak tangis.“Kamu nggak apa-apa? Atau mau aku antar ke apartemen saja? Biar kamu bisa istirahat,” tawar Sita menatap sahabatnya dengan cemas. Khawatir terjadi sesuatu dengan sahabat yang sudah dia anggap seperti saudara sendiri itu.Ayumi menggeleng pelan. Meski sorot matanya masih terlihat sayu juga sedikit bengkak karena baru saja menangis. “Aku nggak apa-apa kok, Ta. Udah, yuk!”Sita menganggukkan kepalanya. Lalu menekan kunci

  • Aku Tahu Kau Tak Mencintaiku   BAB 31

    Begitu juga dengan Sita. Dia tak kalah terkejutnya, sama halnya dengan Ayumi. Kedua matanya menatap wajah Aditya dengan perasaan heran juga penasaran denga napa yang menjadi alasan dokter muda itu batal menikah. Biar bagaimana pun, dia tahu banyak tentang kisah cinta mereka. Saling mengagumi dalam diam hingga menjalin kedekatan dan berniat meneruskan hubungan mereka ke hubungan yang lebih serius lagi. Sayang, orang tua Aditya tidak merestui hubungan keduanya hanya karena Ayumi dibesarkan di panti asuhan yang asal-usulnya saja tidak jelas. Dan berakhir dengan perjodohan Aditya dengan anak dari salah satu rekan bisnis ayahnya. “Kenapa, Mas?” Pertanyaan itu keluar secara spontan dari mulut Sita. Lalu perempuan itu membekap mulutnya yang lancing. “Maaf … ma-maksudku-“ “Tidak apa. Mungkin pertanyaan itu juga turut mewakili Ayumi,” sahutnya santai. Namun tatapannya terus mengarah pada Ayumi yang sejak tadi menundukkan kepalanya sambil memainkan jari-jemarinya yang lentik. Perempuan itu

  • Aku Tahu Kau Tak Mencintaiku   BAB 30

    Ayumi yang merasa sudah tidak sanggup lagi menahan perasaannya pun memilih mencurahkan apa yang terjadi dengan pernikahannya pada Sita.Karena dia yakin, sahabatnya itu bisa menjaga rahasia. Dia sudah mengenal Sita sejak mereka kecil dan hidup bersama di panti asuhan.Saling berbagi apapun yang mereka miliki. Dan saling berbagi keluh kesah. Dari kecil hingga mereka dewasa.“Ay, kamu nggak lagi bercanda kan?” Sita kembali malayangkan pertanyaan untuk memastikan apa yang dia dengar dari sahabatnya itu adalah hal kebenaran.Ayumi mengangguk lemah. “Aku sebenarnya sudah lelah dengan semua sandiwara ini, Ta. Tapi aku nggak tahu harus bagaimana,” jawab pelan. Nafsu makannya tiba-tiba lenyap entah ke mana.Pandangannya menerawang pada kedua angsa yang masih berenang bersama. Menikmati romansa yang tercipta tanpa merasa terganggu dengan suasana yang ada.“Sudah lima bulan kalian menikah dan kamu masih perawan? Apa Pak Satya sama sekali tidak penasaran? Tidak tertarik padamu? Itu mustahil, Ay!

  • Aku Tahu Kau Tak Mencintaiku   BAB 29

    Beberapa hari berlalu, Ayumi yang merasa sudah membaik pun masuk ke kantor karena jenuh di apartemen. Merasa bosan karena tidak ada tetangga atau siapapun yang bisa diajak untuk mengobrol. “Mau ke mana dandan rapi begitu?” tanya Satya dengan tatapan sinis. “Aku ikut ke kantor, ya, Mas. Bosan di rumah,” pintanya menatap suaminya dengan penuh harap. “Ck, ke kantor kok Cuma bosan. Ke kantor itu kerja,” cibirnya. Ayumi mengembuskan napas panjang. “Ya memang mau kerja, Mas. Kan selama beberapa hari ini aku juga kerja meski hanya di rumah.” Dia kembali menjadi Ayumi yang cerewet. Moodnya benar-benar kembali setelah bertemu dengan Aditya. Entah karena apa. “Ya sudah, ayo! Aku sudah telat,” tukasnya. Lalu berjalan terlebih dulu menuju lift. Ayumi pun mengikuti langkahnya dan mengunci pintu apartemennya terlebih dulu. Kemudian menyusul suaminya. Sesampainya di parkiran, mereka pun melangkah bersama menuju mobil. Meski tidak sempat bergendengan tangan dan bertukar kata mesra, tapi entah k

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status