Share

Part 14

"Lu jadi ngecek gudang sekarang, Fir?" Arimbi bertanya ketika kami sedang istirahat makan siang.

"Ya jadi lah, Mbi. Kalau nggak, mati gue kena maki ama itu bos," balasku sambil mengaduk aduk malas makanan di depanku.

"Yoda gak papa, biar cepat kelarnya. Eh denger-denger malam minggu nanti kantor ngadain acara di aula," sambungnya lagi.

"Acara buat apaan?" tanyaku penasaran.

"Katanya sih acara penyambutan Pak oppa gitu. Emang kayaknya bener deh, dia akan ngantiin Pak Amran di kantor," jelas Arimbi.

"Masak?" selaku.

"Di dapur," sosornya.

"Ck, sialan lo. Gue malas banget sendirian Mbi, seram gue kalau ke gudang nggak ada temennya," alasanku agar dia mau menemani sukarela.

"Hallah, jadi cewek itu harus pemberani dan tangguh!" sarannya yang membuatku sedikit terkikik.

"Sok Marcopolo banget si lu!" cetusku.

"Iss, coba sini gue mo liat dompet lu," perintah Arimbi.

Aku mengeluarkan dompet di dalam tasku dan menyerahkan kepadanya.

"Mau apa sih?" tanyaku penasaran.

"Lu apa nggak ka
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status