Home / Romansa / Aku Tidak Bisa Membencimu / CHAPTER 4 : WANITA YANG DICINTAI REIGA

Share

CHAPTER 4 : WANITA YANG DICINTAI REIGA

Author: Nay
last update Last Updated: 2025-07-07 22:51:56

Fhilia berdiri kaku di ruang tamu, tubuhnya bergetar seperti daun diterpa angin. Matanya membeku pada pemandangan di depannya. Reiga, suaminya, berdiri begitu dekat dengan seorang wanita asing yang kecantikannya nyaris tak masuk akal. Gaun sederhana yang ia kenakan justru menonjolkan keanggunannya, rambut hitam panjangnya jatuh sempurna, dan matanya berkilat seperti menyimpan sesuatu yang hanya bisa dibaca Reiga.

“Dia wanita yang aku cintai,” suara Reiga terdengar dingin, jelas, menusuk telinga Fhilia hingga membuat lututnya nyaris lemas.

Wanita itu terkejut, matanya melebar, menatap Reiga dengan ekspresi campuran antara terkejut dan ngeri. Ia tak menyangka pria itu akan mengucapkan kalimat setegas itu di hadapan seorang istri yang sah.

Fhilia mengepalkan tangan hingga jemarinya memutih. Ia mencoba keras menahan air mata agar tidak jatuh.“Kau tidak pernah bilang kalau sudah memiliki wanita yang kau cintai,” ucapnya lirih, suaranya bergetar, nyaris pecah.

Reiga menatapnya dengan sorot tajam. “Aku sudah bilang padamu sejak awal, jangan menikah denganku. Aku tidak pernah ingin pernikahan ini terjadi. Kau sendiri yang memilih tetap melangkah.”

“Apa kau pikir aku akan menyerah begitu saja?!” suara Fhilia meninggi, kali ini emosinya tidak bisa lagi ia tahan.

“Aku sudah jadi istrimu, Reiga. Apa kau pikir aku akan membiarkan pernikahan ini hancur hanya karena kau tidak bisa melepaskan masa lalumu?” Suasana membeku.

Fhilia menunduk sejenak, dadanya naik turun, melihat wanita itu tidak melepaskan diri dari sisi Reiga. Jemari halusnya justru perlahan menggenggam lengan pria itu sebuah isyarat bahwa ia takut dengan nada suara Fhi.

Reiga menarik napas panjang, tatapannya tetap menusuk. “Kalau begitu, bersiaplah. Karena aku tidak akan pernah berpaling darinya.”

Darah Fhilia mendidih. Kata-kata itu seperti belati menusuk jantungnya. Namun di balik air mata yang hampir jatuh, api kecil mulai menyala.

Ia mendongak, menatap Reiga dengan mata berkilat tajam. “Kalau begitu, bersiaplah kau juga, Reiga. Karena aku tidak akan kalah darinya.”

Keduanya terdiam. Hanya detik jam dinding yang bergema nyaring, mengiris keheningan ruang tamu yang mencekam. Fhilia menghela napas pendek, lalu dengan langkah gemetar ia berbalik menuju pintu. Ia tahu, jika tetap berdiri di sana, tangisnya akan pecah dan ia tak ingin terlihat lemah di hadapan mereka.

Jemarinya hampir menyentuh gagang pintu ketika sebuah suara memanggilnya.

“Fhilia.” suara wanita itu lirih, ragu, tapi penuh maksud.

“Ada sesuatu yang kau tidak tahu. Aku ...” Kalimat itu terputus mendadak.

Ponsel Reiga berdering keras, memotong udara yang tegang. Tanpa sedikit pun keraguan, pria itu meraih ponselnya.

“Halo?” suaranya dingin, cepat, seakan Fhilia tak lagi ada di ruangan itu. Lebih perih lagi ketika Reiga menggenggam tangan wanita itu.

“Ayo,” ucapnya singkat, lalu menuntunnya menjauh, meninggalkan Fhilia sendirian di dekat pintu. Fhilia membeku, napasnya memburu, dadanya naik turun tak beraturan.

Jemarinya mencengkeram gagang pintu begitu keras hingga memutih, seolah itu satu-satunya pegangan yang bisa menyelamatkannya dari runtuh.

"Apa aku benar-benar tak terlihat di mata mereka?" pikirnya getir. Jantungnya berdegup liar, kepalanya dipenuhi ribuan pertanyaan dan skenario buruk yang saling bertabrakan.

Ia menggigit bibir, menahan perih yang mengalir di dada.

“Bisakah aku… bertahan dalam pernikahan ini?” bisiknya nyaris tanpa suara, tenggelam dalam bunyi jam dinding yang kembali berdetak, dingin dan tak peduli.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Aku Tidak Bisa Membencimu   CHAPTER 21 : SEPERTI SUAMI ISTRI

    Pagi ini, Fhi bangun lebih cepat dari biasanya. Matahari bahkan belum sepenuhnya mengintip dari balik jendela. Ia berdiri di depan cermin, merapikan rambut, mencuci muka, dan memakai parfum lembut beraroma bunga apel. Ada sesuatu yang berbeda di hatinya seperti ada harapan kecil yang ia takutkan akan patah, tapi tetap ia genggam erat.Saat berjalan melewati pintu kamar Reiga, langkahnya tertahan.“Fhilia.”Suara itu. Dalam, tenang, dan… dekat.Fhi menoleh cepat. Pintu kamar Reiga terbuka sedikit, dan lelaki itu berdiri di sana dengan kemeja kerja tetapi dasi masih terurai.“Ya, ada apa?”Reiga mendekat, menyodorkan dasinya. “Bantu pasangkan.”Hati Fhi mencelos. “A aku? Tapi...”“Cepat, aku terlambat.” Nada suaranya tenang, namun ada kehangatan samar yang tak pernah Fhi dengar sebelumnya.Dengan tangan sedikit gemetar, Fhi mendekat. Jarak mereka hanya sejengkal. Ia bisa merasakan hangat napas Reiga, sementara jemarinya perlahan melingkarkan dasi di bawah kerah kemeja. Detak jantungnya

  • Aku Tidak Bisa Membencimu   CHAPTER 20 : TIBA-TIBA BERUBAH

    CHAPTER 20 – Tiba-Tiba BerubahYang menakutkan bukan ketika seseorang membencimu… tapi ketika seseorang yang semula acuh tiba-tiba berubah, seolah-olah tengah menyembunyikan sesuatu yang jauh lebih gelap.....Sudah satu minggu. Satu minggu Reiga menghilang dari rumah, tanpa kabar, tanpa pesan, tanpa penjelasan setelah malam yang menyedihkan itu. Fhi mulai belajar menerima sunyi, bahkan hampir percaya bahwa Reiga tak akan kembali.Namun pagi ini, langkahnya terhenti begitu ia melihat sosok itu.Reiga.Ia duduk santai di meja makan, bersandar tenang di kursi, membaca sesuatu di dalam tabletnya seperti tidak pernah terjadi apa-apa di antara mereka. Tidak ada raut canggung. Tidak ada pembicaraan soal malam itu. Tidak ada penjelasan atas kepergiannya.Hanya… Reiga. Dingin, tenang, dan tiba-tiba ada.“Selamat pagi, Tuan…” Bi Inah berkata pelan, mencoba mencairkan suasana.Reiga tidak menatap siapa pun saat berbicara. “Buatkan aku sarapan.”“Baik, Tuan,” jawab Bi Inah cepat.Reiga menutup t

  • Aku Tidak Bisa Membencimu   CHAPTER 19 : KAU BENAR-BENAR TIDAK INGAT?

    Kadang, luka paling dalam bukan berasal dari kata-kata kasar atau perlakuan menyakitkan… tetapi dari orang yang memilih untuk lupa saat kita mengingat segalanya...Pintu kamar terbanting keras.“Masuk,” suara Reiga dingin, tapi tergesa. Ia menggenggam pergelangan tangan Fhi, menyeretnya masuk seolah takut ada yang melihat percakapan mereka.Fhi terkejut, namun tidak melawan. Di balik matanya yang sembab, hanya ada satu tanya,apa dia benar-benar tidak mengingat apa pun?“Jelaskan,” suara Reiga bergetar, menahan marah atau takut? “Apa yang… terjadi kemarin malam?”Fhi menatapnya, sayu. “Kau benar-benar tidak ingat apapun?.”Reiga mengernyit. “Aku… aku hanya ingat kita bicara sebentar. Kau menangis. Setelah itu ...”“Setelah itu kau memperkosaku Reiga.” Fhi menarik napas berat. “Lalu kau ...”Wajah Reiga mengeras. Ia menggeleng pelan ingatan samarnya apakah benar terjadi. “Aku? tidak mungkin.”“Kau menyakitiku Reiga,” Fhi memotong, suaranya bergetar. Keheningan turun seketika.Reiga te

  • Aku Tidak Bisa Membencimu   CHAPTER 18 : SUNYI YANG MEMBEKU

    Fhilia terbangun dengan napas berat. Cahaya matahari yang menembus tirai jendela terasa terlalu terang untuk matanya yang bengkak. Tenggorokannya kering, seolah semalaman ia menangis tanpa suara. Untuk sesaat, ia berharap kejadian kemarin hanyalah mimpi buruk. Tapi nyeri yang merambat dari tubuh hingga dadanya membuyarkan harapan itu."Kenapa aku masih di sini? Kenapa aku masih hidup setelah semalam?"Fhi mengusap wajahnya, merasakan gurat perih di pipi bekas tamparan yang ia tutupi dengan bedak tipis. Sakitnya bukan hanya di tubuh, tapi juga di hati, yang kini sepi, dingin, dan hancur.Namun waktu tidak menunggu luka untuk sembuh.Hari ini ia harus bekerja bersama Louis di perusahaan, berdiri seolah hidupnya baik-baik saja.Pelan, ia bangkit, meraih kemeja kerja, dan menata rambut panjangnya dengan tangan gemetar.Tangga rumah terasa lebih panjang dari biasanya. Aroma wangi masakan pagi menyambutnya padahal ini masih terlalu pagi.“Bi Inah… saya yang masak saja,” ucap Fhi pelan, meng

  • Aku Tidak Bisa Membencimu   CAHPTER 17 : LUKA YANG TIDAK TERLIHAT

    Hingar-bingar lampu klub malam menari liar di dinding, seakan ikut menertawakan kebodohan Reiga malam itu. Musik berdentum keras, memenuhi setiap rongga kepalanya yang sudah terlalu lama bergema oleh nama yang sama, Fhilia.Di kanan-kirinya, dua wanita berpakaian minim tertawa genit, menggoda dengan tawa palsu yang membuatnya muak.Ia meneguk alkohol lagi dan lagi, berharap rasa panas di tenggorokan bisa membakar habis bara yang menyiksa dadanya.“Sialan kau, Fhilia,” gumamnya, dengan suara yang nyaris tak terdengar di tengah bising musik.“Bahkan wanita yang aku cintai… pergi juga karena kau.”Ia menghantam meja, membu

  • Aku Tidak Bisa Membencimu   CAHPTER 16 : BARA DIBALIK DIAMNYA HATI

    Entah harus berapa lama lagi Fhi menahan perasaan tidak nyaman ini.Setiap pagi terasa sama duduk di meja kerja yang dingin, menyapa rekan-rekan dengan senyum tipis yang hambar, karena perusahanan tempat kerjanya kali ini harus bekerja sama dengan perusahaan suaminya. Suami yang hanya sebuah status di atas kertas, Reiga.Hanya mendengar namanya saja sudah cukup membuatnya tidak bersemangat.“Hari ini kita akan lihat lokasi proyek kerja sama dengan Angkasa Group,” ucap Fhi pelan, nada suaranya datar. Ia mencoba terdengar profesional, meski hatinya terasa seperti diikat simpul yang kencang.Louis yang duduk di seberangnya menatap wajah Fhi yang tampak pucat.“Kalau kamu tidak nyaman, aku bisa lihat sendiri saja Fhi,” ujarnya lembut. “Aku tahu… ada sesuatu tidak nyaman diantara kalian.”Fhi menatap layar laptop-nya, pura-pura sibuk membaca data.“Tidak apa-apa. Aku akan ikut. Aku ingin tetap profesional.”Walaupun kata “profesional” itu terasa getir di lidahnya, ia menelannya tanpa banya

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status