Share

Bab 18# Mulai Bekerja

Author: Ayu novianti
last update Huling Na-update: 2025-06-12 15:35:14

Natasya menarik napas panjang, menatap tepat di manik mata tegas milik Kenan.

“Tentu saja tidak.” balas Natasya cepat. “Aku akan menerima tawaran pekerjaan darimu,” sambungnya lagi.

Meski Natasya akhirnya setuju, Kenan tidak langsung melepaskan rangkulannya. Dia bahkan kembali mencium Natasya dengan keganasan yang sama, seperti sebelumnya.

Natasya benar-benar tidak tahu lagi, apa yang pria itu pikirkan. Bahkan setelah Natasya sudah mengikuti kemauannya, dia masih saja tidak berhenti mendesak dan menciumnya.

Karena tempat duduknya begitu sempit, Natasya mencoba untuk mencengkeram semua benda yang ada di dekatnya, agar dia tidak berubah pikiran dan mencium Kenan.

“Sshhh, apa lagi yang kamu inginkan?” tanya Natasya dengan susah payah.

Dia menatap Kenan sejenak, dan kemudian berbicara kembali, “Aku tidak akan membalas ciumanmu lagi kali ini,”

Mendengar itu, ekspresi Kenan lantas berubah. Bukannya membaik, sepertinya itu malah semakin memperburuk keadaan.

“Aku masih tidak m
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Pinakabagong kabanata

  • Aku Tidak Menargetkanmu, Tuan!   Bab 33# Luka Lama

    Ketika Natasya kembali dari perusahaan Kenan, dia langsung kembali ke perusahaan ayahnya. Masih ada sebuah map lagi, yang harus dia berikan.“Ahh, aku sudah bosan berdebat,” gumam Natasya.Dia sudah membayangkan apa yang akan terjadi di ruangan ayahnya nanti. Meski tidak sekeras kepala Kenan, ayahnya juga pasti tidak akan diam saja.“Entah kapan aku akan berhenti menguras tenaga karena berdebat,” batinnya lagi.Tanpa menunggu lagi, langkah kakinya langsung menuju ruangan kerja Thomas Watson, ayahnya. Bukan karena ingin berbasa-basi. Tidak ada niat mendadak untuk menunjukkan bakti seorang anak perempuan. Ini murni soal kejelasan. Soal menyelesaikan sesuatu yang menggantung, sebelum makin dalam menyeretnya. Jika biasanya sang ayah yang memanggil lebih dulu, maka hari ini, dia mengambil inisiatif. Lebih cepat, lebih baik baginya. Begitu tiba di lantai ruangan itu, Natasya lebih dulu bertemu dengan Arta, asisten ayahnya. Lelaki par

  • Aku Tidak Menargetkanmu, Tuan!   Bab 32# Posisi Rawan

    Setelah semua perbincangan yang mereka lakukan sejak tadi, tampaknya Kenan masih tidak ingin menyerah. Kenan masih berdiri di depan Natasya, satu tangan bertumpu pada meja, dan tubuhnya masih sedikit membungkuk ke arahnya. “Apa lagi yang diinginkan pria ini?” batin Natasya, mencoba menebak tindakan Kenan selanjutnya. Natasya mengangkat dagunya, menatap mata pria itu tanpa gentar. Sorot matanya tak berubah, dingin dan tak tertarik, tapi juga tak mundur. Dia tak seperti wanita-wanita lain yang akan terbakar oleh sentuhan itu, oleh kedekatan yang disengaja. Napas Kenan terdengar berat. Bukan karena marah, tapi karena menahan sesuatu yang bahkan dia sendiri tak mengerti. Ada hasrat yang tumbuh, entah dari rasa obsesi, dari keinginan untuk memiliki, atau dari tantangan karena tidak ingin kalah. Namun Natasya terlalu pandai untuk membuatnya terus bertahan dalam ketegangan itu. Ketika Kenan berusaha mendekatkan l

  • Aku Tidak Menargetkanmu, Tuan!   Bab 31# Tantangan

    Malam itu, ketika notifikasi muncul di layar ponselnya, Natasya hampir saja mengabaikannya. Namun nama pengirimnya membuatnya mengangkat ponsel dan membuka isi pesan.Itu pesan dari Rival. Jika dia sudah menghubungi, maka itu pasti tentang pekerjaan.“Ah, bahkan proyek itu masih belum selesai,” gumam Natasya.Proyek ruangan kerja Kenan itu, memang masih berlangsung. Dia masih menunggu hasil dari desainnya.‘Apa kamu sibuk besok? Kamu harus melihat hasil pekerjaannya.’Begitulah isi pesan yang dikirimkan Rival. Tentu saja itu merujuk pada desain yang ia kerjakan untuk ruangan kerja baru Kenan. Permintaan itu sederhana, hampir profesional, dan Natasya tidak ragu untuk membalasnya. Natasya mengetik balasan cepat. ‘Baiklah. Aku akan datang besok.’ Tidak ada tambahan. Tidak ada senyum. Tidak ada ketertarikan. Hanya kewajiban yang perlu diselesaikan. Keesokan paginya, langit mendung, dan suasana seolah tahu bahwa s

  • Aku Tidak Menargetkanmu, Tuan!   Bab 30# Sisi Lain Hidup

    Setelah keluar dari ruang praktik Stella, Natasya berjalan melewati lobi kecil menuju tempat parkir. Langkahnya cepat, tidak ingin berlama-lama di tempat yang selalu terasa terlalu sunyi meski dipenuhi orang-orang dengan suara berbisik. Namun, begitu dia tiba di luar gedung dan akan menuju mobilnya yang sedang terparkir,matanya langsung menangkap sosok yang tak asing. Wanita yang tadi dilihatnya keluar dari ruang periksa Stella, kini sedang duduk di bawah sebuah pohon rindang.“Dia pasti memiliki banyak beban,” gumam Natasya.Bahkan dari jarak seperti itu, dia bisa melihat betapa gelisahnya wanita asing itu. Apalagi setelah ucapan Stella tadi, itu membuat Natasya bisa mengerti garis besar masalahnya.“Sudahlah,” ucap Natasya sembari berjalan menuju mobilnya. Awalnya, Natasya memang tidak berencana untuk berhenti. Tapi sesuatu seolah menahan langkahnya. Entah karena wajah wanita itu yang begitu sedih, atau karena ucapan Stella yang masih

  • Aku Tidak Menargetkanmu, Tuan!   Bab 29# Bukti

    Di tempat lain, Kenan sedang duduk di ruangannya. Matanya menatap layar komputer, tapi pikirannya tidak di sana. Ia baru saja membaca berita tentang kabar pernikahan Laura. Di halaman depan berita itu, tampak wajah Kevin yang ditampilkan di samping Laura. “Menarik,” gumam Kenan. Tapi bukan itu yang membuatnya mendadak kehilangan konsentrasi. Kenan mengingat bahwa pria dalam gambar itu, Kevin, masih saja dekat dengan Natasya, bahkan setelah berita pernikahannya tersebar dengan Laura. “Sial!” kesal Kenan tidak terima. Dia mencengkeram ponselnya dengan erat. Waktu itu dia hanya berpikir bahwa Kevin adalah pasangan kencan Natasya. Tapi sekarang, kenyataannya tidak sesederhana itu. Kevin akan menikahi Laura Watson. Itu berarti, hubungan antara Kevin dan Natasya akan semakin dekat. Bagaimana jika mereka akhirnya tinggal di rumah yang sama? Hubungan Natasya dan Kevi

  • Aku Tidak Menargetkanmu, Tuan!   Bab 28# Rencana

    Begitu sampai di rumah, Natasya membanting pintu kamarnya tanpa peduli suara berdebam yang memantul di dinding. Tas kerjanya dia lembar ke sofa, dan blazer hitamnya dibiarkan jatuh begitu saja di lantai. Kamar itu terang, tapi hampa. Seperti dirinya sendiri. “Melelahkan sekali,” ujar Natasya dengan lesu. Dia berjalan menuju kamar mandi, membuka keran shower hingga suara air menenggelamkan segalanya. Tanpa menunggu air menjadi hangat, dia berdiri di bawah guyuran itu, membiarkan bajunya basah, membiarkan air mengguyur rambut dan kulitnya sampai napasnya berembun di kaca. “Arggh!” Teriakan itu menggema, meledak dari dalam dadanya yang penuh amarah. “Sialan. Kenan benar-benar sudah kehilangan akal.” kesal Natasya lagi. Napasnya memburu. Air yang mengalir bahkan tak bisa menenangkan apa pun. Kenapa pria itu tiba-tiba melamarnya? Setelah semua yang terjadi, setela

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status