Beranda / Fantasi / Aku bukan Alea / Tolong sukai aku

Share

Tolong sukai aku

Penulis: Rvn
last update Terakhir Diperbarui: 2025-10-17 21:36:33

***

Tengah malam telah berlalu. Alea memutuskan untuk pulang lebih dulu. Langkahnya pelan, namun mantap, diikuti Keenan yang sejak tadi tak banyak bicara.

"Ayo, aku antar" ucap Keenan singkat.

Alea menoleh sekilas dengan nada datar, tapi bibirnya tersungging samar. "Ya haruslah. Orang kamu yang jemput, kan"

Keenan hanya menghela napas kecil, tidak menanggapi. Ia membuka pintu mobil untuk Alea dengan sikap sopan namun dingin, seolah itu hanya kewajiban, bukan perhatian. Alea masuk tanpa bicara lagi, lalu menatap keluar jendela, menikmati gemerlap lampu kota yang mulai sepi.

Beberapa menit berlalu dalam diam. Hanya suara mesin yang terdengar, mengisi ruang hening di antara mereka.

"Capek?" tanya Keenan akhirnya, suaranya terdengar datar tapi lembut di telinga Alea.

"Lumayan" jawab Alea pelan. Pandangannya tetap terpaku pada pantulan wajahnya di kaca.

"Banyak yang pura pura baik di pesta itu"

Keenan melirik sekilas, sudut bibirnya terangkat tipis. "Kamu juga pura pura n
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Aku bukan Alea   Salah paham

    Ia menggigit bibir, ragu. Dalam novel, Keenan menolong Luna bukan karena peduli tapi karena ingin mempermainkannya. Namun tetap saja, dari situlah kisah mereka perlahan mulai berubah. Alea menatap Luna sekali lagi. Angin sore berhembus lembut, membawa rasa bersalah yang samar. Haruskah aku biarin aja? Atau ikut bantu? Tapi kalau aku ikut campur… alurnya bisa kacau. Sopir membuka pintu mobil dengan sopan. "Nona Alea, mari" Alea terdiam sesaat, matanya masih tertuju pada Luna yang kini duduk pasrah di trotoar, memandangi motor tuanya dengan wajah lelah. Kalau Keenan gak datang… berarti aku yang mengubah segalanya, pikirnya dalam hati. Dan seolah menjawab kegelisahannya, suara deru mesin motor terdengar dari kejauhan. Alea menoleh cepat sebuah motor sport berwarna gelap berhenti di dekat Luna. Keenan Keenan datang membawa motor milik farel, sedangkan farel di bonceng Raiden. Sosok dengan seragam yang sudah sedikit kusut, wajah datar, dan tatapan yang sulit ditebak.

  • Aku bukan Alea   Pemeran utama memang berbeda

    *** Luna langsung dikerubungi oleh beberapa siswa yang penasaran. "Luna, aku dengar kamu sekolah di sini karena beasiswa, ya?" tanya salah satu murid dengan nada setengah ingin tahu, setengah menyelidik. Luna hanya diam. Tatapannya tenang, tapi jelas terlihat ia tak nyaman dengan perhatian berlebihan itu. "Wah, berarti kamu pintar dong!" seru murid lain dengan nada riang. Namun, ucapan itu segera disusul komentar yang membuat suasana berubah dingin. "Ya, lumayanlah. Setidaknya ada gunanya juga. Daripada miskin, bodoh lagi" Beberapa siswa terkekeh pelan. Luna menunduk, berusaha menahan perasaannya. "Oh, jadi kamu miskin?" suara lembut tapi tajam itu datang dari belakang. Alea sontak menoleh, Clarissa. Gadis itu berjalan mendekat dengan senyum samar di bibirnya, namun matanya jelas menyiratkan sesuatu yang berbeda. Alea terbelalak. Kenapa Clarissa ikut campur? pikirnya cemas. "kok bisa si orang miskin sekolah di si....." Belum sempat Clarissa menyelesaikan kalima

  • Aku bukan Alea   jiwa Antagonis Clarissa mulai terlihat

    *** Bel tanda masuk berbunyi, memecah kekakuan suasana. Siswa siswa yang tadi menonton mulai berbisik bisik, membicarakan kejadian itu dengan antusias. Pemeran utama wanita tampak masih gugup, sementara Keenan hanya melangkah pergi begitu saja tanpa banyak bicara, diikuti dua temannya. Alea berdiri mematung, matanya terus mengikuti punggung Keenan yang menjauh. Ada sesuatu di dadanya yang terasa aneh campuran antara panik dan rasa tak percaya. Kenapa dia menatapku seperti itu? pikir Alea. Seharusnya dia fokus pada pemeran utama, bukan aku. Jangan bilang… keberadaanku mulai mengubah jalan ceritanya. "apa aku akan selamat pada akhirnya" pikir Alea. Suara Clarissa yang tiba tiba memanggil namanya membuat Alea tersadar. "Alea! Ngapain bengong di situ?" seru Clarissa sambil menghampiri. "Oh, nggak... nggak apa-apa," jawab Alea cepat, berusaha menormalkan ekspresinya. "aku kaget, tahu tahu kamu lari keluar" kata Clarissa heran. "Kamu kenal sama anak baru itu?" tanya Nayla

  • Aku bukan Alea   Munculnya pemeran utama wanita

    *** Keenan menoleh sekilas ke arah Farel, ekspresinya tetap datar seperti biasa. "Kenapa? Ada masalah kalau dia anak Marvelle?" suaranya terdengar tenang, tapi mengandung nada peringatan halus. Raiden dan Farel saling pandang, menahan tawa. "Enggak, cuma aneh aja. Bukannya keluarga Marvelle gak punya anak cewek?" tanya Farel penasaran. Keenan menghela napas pelan. "Main lu kurang jauh" ujarnya santai. "Dia jarang dipublikasikan aja" tambahnya kemudian, nada suaranya kembali tenang tapi tegas. "lu beneran suka sama dia" tanya farel penasaran. Keenan menatap farel tegas. "yang bilang suka sama dia siapa, memangnya gue bisa apa tentang pertunangan ini" ucap Keenan. Raiden mengangkat alis, senyum jahilnya langsung muncul. "Wih, berarti emang dijodohin dong?" godanya sambil menepuk bahu Keenan. Keenan menatapnya datar, tatapan dingin khasnya cukup untuk membuat Raiden langsung terdiam. "Kurang lebih" jawabnya singkat. Farel mencondongkan badan ke depan, nada sua

  • Aku bukan Alea   teman di tengah gosip

    *** Bel tanda masuk baru saja berbunyi ketika Alea, Clarissa, dan Nayla melangkah menuju kelas, Matahari sudah cukup tinggi, menyinari halaman sekolah yang mulai dipenuhi murid murid dengan berbagai ekspresi dan obrolan pagi. Namun kali ini, Alea bisa merasakan sesuatu yang berbeda tatapan. Setiap langkah yang ia ambil terasa diperhatikan. Beberapa siswa yang duduk di taman depan menoleh ke arahnya, lalu berbisik bisik dengan ekspresi heran, bahkan tak sedikit yang tersenyum penuh arti. Alea menegakkan tubuhnya, mencoba bersikap seolah tak terjadi apa apa. Tapi dalam hati, ia bisa merasakan gelombang rasa canggung yang makin lama makin kuat. "Kayaknya gosipnya udah nyebar ke seluruh sekolah" bisik Nayla pelan, menatap sekelompok siswa yang menatap mereka dari jauh. Clarissa mengangkat alis. "Ya jelas. Semalam aja satu kota tahu, apalagi anak sekolah" Alea hanya mengangguk pelan. Ia memang sudah memperkirakan ini akan terjadi. Tapi tetap saja, berada di tengah sorotan sepert

  • Aku bukan Alea   ketika Clarissa mengetahui alea tunangan keenan

    *** Tubuh Alea seketika menegang, tetapi sebelum sempat bertanya lebih jauh, mobil sudah berhenti tepat di depan gerbang sekolah. Ia menelan ludah, mencoba menenangkan detak jantungnya yang tiba tiba terasa terlalu cepat. "Menyebalkan?" ulangnya pelan, masih mengingat nada dingin dava beberapa detik lalu. "Kenapa?" Tidak ada jawaban. Hanya suara mesin yang perlahan mati, terdengar lebih nyaring dari biasanya seolah menegaskan akhir dari percakapan yang menggantung di udara. Alea turun dari mobil, dan sesaat kemudian mobil itu melaju pergi, meninggalkannya yang masih berdiri dalam kebingungan. Beberapa detik ia hanya terpaku di tempat, hingga suara langkah cepat mendekat dari arah samping membuatnya menoleh. Dua sosok tiba tiba muncul di hadapannya membuatnya terlonjak kaget. "Ya ampun! Kalian bikin kaget aja" serunya sambil menepuk dadanya pelan. Namun, bukannya tertawa seperti biasa, kedua temannya justru diam dengan wajah cemberut. Alea mengerutkan kening, merasa ada

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status