"Bisa-bisanya kamu ngaku hamil anaknya Gala. Padahal itu anak kamu sama suami orang. Kamu pembohong tau, nggak!" Mata Intan melotot tajam dan telunjuknya tepat mengarah ke wajah Nada. "Tapi aku nggak bohong tentang kisah Gala, Kiara, dan kakaknya." Nada berusaha membela diri."Itu urusan mereka. Bagaimanapun awal ceritanya, buktinya Manggala sangat mencintai Kiara dan anaknya sekarang ini. Dari Hanan aku mendapatkan penjelasan tentang kamu dan Gala. Pantas saja Gala membuangmu, karena kelakuanmu seperti itu.""Halah, kamu nggak usah munafik, Mbak. Kamu sebenarnya juga mencintai Manggala, kan? Ngaku saja. Masih mending Gala sempat jatuh cinta padaku, sedangkan kamu dilirik pun tidak." Nada yang tadinya ketakutan, justru sekarang menyerang balik pada Intan dengan cibiran.Wajah Intan merah padam. Merasa dikuliti oleh Nada. "Ya, kamu benar. Aku memang nggak seberuntung kamu. Tapi setidaknya aku nggak sampai bersamanya dan merasakan dibuang oleh Gala." Intan ganti menyindir."Aku memang
Pihak istri sah belum memberikan barang bukti untuk menuntut Nada secara pidana. Penangkapan dan penahanan hanya bisa dilakukan kalau sudah ada bukti yang cukup dan proses hukum yang sesuai. Tapi sepertinya pihak wanita itu sedang mempersiapkan tuntutannya.Setelah melalui beberapa prosedur, Pak Daryono membawa Nada pulang ke rumah. Dalam perjalanan yang ada hanya keheningan. "Pa, Ma," ucap Nada lemah setelah mereka duduk di ruang keluarga."Kamu bikin repot kami semua," desis Pak Daryono dengan suara tertahan. "Bukan hanya kamu yang dipermalukan, papa dan mama juga sekarang jadi pusat perhatian media, orang kantor, dan tetangga."Nada mengangkat kepala, air mata mengalir pelan. "Maafkan aku, Pa, "suaranya bergetar dan tubuhnya gemetar."Kamu tahu siapa yang kamu hadapi sekarang? Istri lelaki itu bukan dari keluarga sembarangan dan dia sudah bertekad nggak akan mengampuni kalian berdua." Mata Pak Daryono menyala penuh amarah. Dirinya sedang diselidiki karena kasus korupsi, Nada malah
AKU DI ANTARA KALIAN- Di Antara Kalian Apa hanya Narendra saja yang sedih dengan perasaan campur aduk? Tidak. Manggala pun merasakan hal yang sama. Ini juga rumit baginya. Hubungannya dengan Kiara dibayangi kisah cinta sang istri dan kakaknya sendiri.Dia tahu, Narendra masih menyimpan rapi sosok Kiara di hatinya yang paling dalam, paling istimewa. Dari tatapan mata, terbaca semuanya. Apalagi di antara mereka ada anak yang menjadi simbol perjalanan kisah asmara. Anak yang disayang Manggala sejak lahir.Senyum Manggala merekah, tapi hatinya hanya dia yang tahu. Apalagi saat melihat mata Kiara berkaca-kaca ketika menyaksikan Narendra menerima kue dari Arsha, memeluk, mengucapkan selamat ulang tahun dengan suara bergetar. Dia tetap berfikir positif, itu hanya keharuan yang sewajarnya. Namun ia juga sempat melihat bagaimana mereka bersipandang saat Narendra memasuki ruangan tadi."Arsha, selamat ulang tahun ya, Sayang. Cucu nenek yang paling pinter, paling ganteng." Bu Puri buru-buru be
Setelah Intan menemui Manggala dan Kiara, dia juga mampir ke warung Bu Supi. Di mana dia membantu Nada menggelindingkan bola api untuk menyerang mental Manggala dan Kiara. Tidak hanya pada mereka berdua, tapi juga berimbas pada Pak Gatot dan Bu Puri. Untungnya tidak terlalu berpengaruh pada bisnis mereka. Pekerjaan tetap berjalan seperti biasa. Orderan masuk juga lancar. Beruntung karena rekan bisnis bekerja secara profesional tidak melibatkan tentang permasalahan pribadi pemiliknya.Intan sebenarnya keder juga. Awalnya dia takut dan ingin lari dari masalah. Namun setelah dipikir-pikir, kasihan pada Manggala yang difitnah Nada. Ia yang mendukung merasa harus bertanggungjawab. Akhirnya sebelum pulang ke Surabaya, mampir dulu ke warung yang saat itu lumayan ramai dengan orang-orang yang sedang sarapan.Video yang dia dapatkan dari WAG, ditunjukkan pada mereka. Dia tidak peduli sedang menyebarkan aibnya Nada, yang ia pikirkan hanya untuk membersihkan nama baiknya Manggala. Meski sebagian
"Ya. Ada apa kamu datang ke mari?" tanya Manggala tanpa basa-basi. Nada suaranya juga datar saja. Kedatangan Intan memang bukan sesuatu yang istimewa baginya."Aku datang ke sini untuk menemuimu dan istrimu. Aku ingin meminta maaf atas semua kekisruhan kemarin. Aku yang menemani Nada ke sini. Aku biarkan diriku diseret Nada untuk memfitnah kamu. Dan aku sadar aku salah. Aku percaya sama Nada kalau yang dikandungnya itu anakmu. Ternyata dia hamil sama pria lain."Intan menelan ludah sejenak. "Aku menyesal. Seharusnya aku menolak ikut campur. Sekarang Nada ditahan setelah digerebek oleh istri sah selingkuhannya. Aku baru tahu dia sebusuk itu, setelah kejadian penggerebekan yang membuat grup alumni kita jadi heboh.""Aku sudah tahu.""Hmm, iya," ucap Intan lirih. "Wanita itu sepertinya nggak akan melepaskan Nada begitu saja. Dia benar-benar akan mengurung suaminya dan Nada di penjara."Manggala tidak merespon. Baginya itu hal yang tidak penting untuk diketahui. Terserah apa saja yang hen
AKU DI ANTARA KALIAN- Untuk NarendraSiapa dia? Kiara baru melihatnya kali ini. Wanita di samping mobil itu tampak memperhatikan sekeliling mencari orang hendak bertanya. Kemudian memandang kerumunan ibu-ibu yang sedang berbelanja. Dari dalam mobil turun lagi seorang rekannya. Wanita yang mengenakan setelan warna terakota."Bu, saya tinggal dulu, ya," pamit Kiara pada penjual sayur. Kemudian mendorong pelan strollernya Arsha untuk menghampiri mobil itu.Wanita tadi berjalan tergesa menghampiri Kiara. Wajahnya tampak kebingungan. "Maaf, Mbak. Saya mau bertanya?" Dia mendahului bicara ketika Kiara mendekat. "Benarkah ini rumahnya Mas Manggala?""Ya, benar. Saya istrinya," jawab Kiara sambil memandang dua wanita cantik di depannya. Mereka terkejut dan saling pandang sejenak. "Mbak, siapa ya?" "Saya dari Surabaya. Saya Intan, teman kuliahnya Mas Gala. Dan ini Siska teman saya." Perempuan bernama Intan itu memperkenalkan rekan di sebelahnya. "Saya ada perlu untuk bertemu dengan Mas Gala