Share

Pisah Rumah

"Kita nggak bisa begini, Tara, setelah di tegur Argi dan Saski, aku mikir lagi. Aku diposisi jahat, walau jelas aku masih...," Kanti menundukkan kepalanya, menatap jemari tangannya yang lentik. Tara mengangguk, ia paham. Tapi bagaimana dengan ibunya, apa tak kan jadi masalah baru lagi. Di rumah itu pun, hanya ibu dan Argi yang bicara pun, seperlunya karena ibu terus-terusan menyalahkan putra bungsunya itu yang mendukung tindakan Bapak dan Dena. 

"Orang tua kamu gimana? Mereka apa udah tau kalau Ibuku minta kamu untuk jadi menantunya juga?" 

"Sudah, Tar, dan kedua orang tuanya setuju. Apalagi saat Ibu bilang kalau Dena belum hamil dan Ibu nggak setuju dengan pernikahan kalian, lebih setuju kalau kita menikah," ucap Kanti yang menghela napas gundah. Sungguh tak enak hati. Keduanya diam, mereka sedang berada di rumah Kanti ke esokkan harinya setelah Tara pulang dari rumah orang tua Dena, ia sempat membahas dengan ibunya dan tetap saja, ibu ngotot minta Tara meni

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Intan Intan
Halah tukang zina aja mimpi jd anak Sholeh Krn nurutin maunya ibu
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status