Share

Bab 3 makan siang bersama part 2

Setelah mengirimkan pesan aku pergi menuju kantor karena Zayn sudah marah-marah karena aku telat datang.

Sesampainya di kantor aku langsung menuju ke ruangan nya Zayn, dan disana aku melihat kejadian tak terduga.

"Mas, maaf aku…" ucapku yang langsung terdiam melihat apa yang terjadi di depanku.

"Maaf, aku ganggu ya.." ucapku sambil pergi meninggalkan ruangan Zayn.

Aku pergi dengan rasa kesal dan menangis. Lalu Zayn pun langsung mengejarku.

"Rania, tunggu. Ini bukan seperti yang kamu pikirkan." Ucapnya sambil mengejar ku.

"Rania." Ucapnya sambil memegang tanganku lalu menarikku.

"Rania, dengarkan penjelasanku, kamu jangan kaya anak kecil gini, emang kamu nggak malu apa liat banyak orang yang ngeliatin kita. Ayo masuk ke mobil nanti aku jelasin di mobil." Ucapnya sambil meminta ku masuk ke mobil.

Di perjalanan aku hanya diam. Tanpa melihat ke arahnya.

"Rania, itu semua nggak seperti yang kamu pikirkan, tadi dia nggak sengaja terjatuh, saat hendak memberikan file untuk bahan rapat sekarang."

" Percaya lah, aku nggak akan macam-macam."

" Jadi kamu nggak usah berpikir macam-macam juga." Jelasnya padaku.

"Aku nggak cemburu kok, terus aku juga percaya kamu emang nggak akan macam-macam. Karena kamu bukan orang yang seperti itu." Jawabku dengan ketus seraya memanyunkan bibirku.

"Lalu kenapa kamu marah?" Tanyanya dengan singkat.

"Aku kesel aja, sama sekretaris pribadi mas, dari awal bertemu, dia sudah sangat menyebalkan. Kelihatannya dia suka sama kamu mas." Jawabku yang masih kesal dengan sinis pada Zayn.

"Ya, wajar aja dia suka sama aku, aku kan udah tampan, kaya lagi, kamu juga tertarik kan sama aku dulu pas jadi sekretaris pribadiku." Jawabnya dengan rasa percaya diri yang tinggi.

"Ih, mas itu kalau kepedean boleh, tapi jangan terlalu ya mas, mana ada, yang ada dulu itu aku kesel banget sama kamu mas, orang yang seenaknya jidat, dingin, kaku. Ya mas tau sendirilah dengan sifat mas." Jelasku seraya menoleh padanya.

Dia pun tertawa terbelalak mendengar jawaban dariku.

"Tapi kan sekarang kamu cinta kan sama aku." Jawabnya dengan pandangan penuh rayuan.

"Ish, kamu itu habis makan apa sih, sampai jadi kaya gini." Jawabku seraya mengangkat bibir atas sebelah kanan dan melirik Zayn dengan sinis.

"Yaudah, sekarang kamu udah nggak kesal kan?" 

"Kita makan dimana sekarang, sekarang aku terserah kamu mau makan dimana. Kamu yang pilih ya." Ucapnya sambil tersenyum.

"Aku bebas aja, gimana kamu mas, mau makan dimana. Yang deket juga gapapa, bukannya kamu mau meeting nanti pas udah makan siang. Nanti telat lagi meeting nya." Jawabku pada Zayn.

"Oke, kita makan di cafe yang biasa kita makan ya." Ucapnya sambil melajukan mobilnya ke arah cafe.

"Akhirnya sampai juga. Silahkan tuan putri." Ucapnya sambil mempersilahkan aku keluar dari mobilnya seraya membukakan pintu mobilnya.

"Terimakasih, sayang." Ucapku sambil memberikan senyuman manis.

Kami pun masuk ke dalam cafe, dan kebetulan tempat duduk yang biasa kami duduk dalam keadaan kosong.

"Kita duduk disana ya." Tawarnya sambil berjalan ke arah tempat duduknya.

"Kamu mau pesan apa? tunggu biar aku yang pesankan. Aku kan tau, makanan apa yang akan kamu pesan." Ucapnya yang terus-menerus nyerocos tanpa mendengar jawaban dariku.

"Mbak, aku pesan kepiting balado, sama nasi goreng seafood nya ya dua, terus milky late nya satu, milkshake strawberry nya satu. Udah itu saja dulu." Pesannya pada pelayan. 

Saat pelayan hendak pergi menyiapkan makanan. Zayn pun kembali memesan makanan tambahan.

"Oh ya mbak satu lagi, cheese cake nya satu ya. Udah itu aja." Pesan Zayn.

"Banyak amat pesannya. Tumben kamu pesan cake, bukannya kamu nggak suka cake?" Tanyaku yang tengah heran.

"Memang aku nggak suka cake, aku pesan itu semua buat kamu. Nanti habiskan ya." Ucapnya sambil tertawa puas karena bisa mengerjai ku.

"Apa? Nggak salah itu banyak amat." Ucapku sambil terbelalak.

"Ini makanannya sudah siap. Selamat menikmati." Ucap pelayannya

"Mas, ini kebanyakan." Ucapku

"Udah makan saja yang banyak, pokoknya kamu harus habiskan ya." Ucapnya sambil menikmati makanan yang meja.

Kami pun menikmati suasana makan siang bersama, dan benar juga Zayn memaksaku untuk menghabiskan makanan yang dia pesan.

Tak berapa lama pelayan kembali datang dengan membawa dua mangkuk es krim.

"Loh, aku kan nggak pesan ini mbak." Tanya Zayn.

"Ini free pak, dari kami untuk pelanggan setia kami. Silahkan menikmati." Ucap pelayannya.

"Oh begitu, terimakasih ya mbak." 

"Mas, aku kenyang loh, serius." Ucapku pada Zayn.

"Udah makan saja, lumayan kan dapat ice cream gratis." Ucapnya sambil menikmati ice cream.

"Sejak kapan mas jadi senang dapat yang gratisan gini?" Tanyaku dengan heran.

"Sejak nikah sama kamu." Ucapnya dengan singkat dan itu membuat mataku terbelalak. Aku pun tertawa kecil mendengar jawaban dari Zayn.

Kami pun menikmati ice cream.

"Gimana setelah makan ice cream, marahnya udah hilang kan?" Tanyanya.

"Ih, siapa bilang? Aku kan marahnya ke cewek itu bukan sama mas." Jawabku sambil melanjutkan makan.

"Kamu mau langsung pulang, atau mau nunggu di ruangan ku, biar nanti kita pulang bareng?" Tanyanya sambil melihat jam tangannya.

"Masih lama nggak kerjanya, kalau sebentar ya aku nunggu saja. Kalau lama.." tanyaku yang langsung terpotong oleh ucapannya.

"Ya kalau lama kamu tiduran aja, kan ada ruangan pribadi kita sayang." Ucapnya sambil tersenyum penuh dengan tatapan yang bikin hati klepek-klepek.

"Ya deh, aku nunggu saja." Jawabku.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status