Kami pun selesai makan siang, dan menuju ke kantor Zayn, dan langsung ke ruangan kerja Zayn.
"Aku meeting dulu ya, kamu kalau mau tidur, tidur saja. Nanti selesai meeting kita pulang." Ucapnya sambil keluar ruang kerja nya dan menuju ke ruangan meeting.
Sambil menunggu Zayn yang tengah meeting aku mainkan hp, dengan membuka situs-situs web dan baca-baca novel online.
Hingga tak terasa aku tertidur, di meja kerja Zayn.
POV Zayn
"Theresia, siapkan file untuk bahan meeting nanti. Aku tunggu." Pintaku pada sekretaris pribadi.
"Baik pak, ini sudah siap, akan saya antarkan ke ruangan Bapak." Ucap Theresia.
Tok...tok...tok…
"Masuk." Ucapku
"Ini pak, berkas yang bapak minta, untuk di pelajari." Ucap Theresia.
"Ya simpan saja di mejaku." Perintahku.
Theresia pun berjalan ke arahku seolah dia sedang mencari kesempatan untuk mencari perhatianku.
Saat dia menyimpan file di meja ku dia tiba-tiba berdiri disebelah kiri saya. Entah kenapa tiba-tiba Theresia itu jatuh dan aku sigap untuk menolong nya.
Tapi saat aku menolongnya, pintu ruangan ku terbuka, dan Rania datang menemuiku, karena aku memang sudah janjian dengan nya. Dia melihat ku sedang memegang tangan Theresia.
Alangkah terkejutnya aku saat melihat Rania, ada di depan pintu dan melihat aku memegang tangan Theresia.
"Ah sial, dia pasti berpikir macam-macam lagi, aku harus menjelaskan semuanya dan aku harus mengejarnya terlebih dahulu." Ucapku sambil berlari mengejar Rania.
Rania pergi dengan rasa kesal dan menangis. Lalu aku pun langsung mengejarnya
"Rania, tunggu. Ini bukan seperti yang kamu pikirkan." Ucapku sambil mengejarnya.
"Rania." Ucapku sambil memegang tangannya lalu menariknya
"Rania, dengarkan penjelasanku, kamu jangan kaya anak kecil gini, emang kamu nggak malu apa liat banyak orang yang ngeliatin kita. Ayo masuk ke mobil nanti aku jelasin di mobil." Ucapku sambil memintanya masuk ke mobil.
Di perjalanan dia hanya diam. Tanpa melihat ke arahku.
"Rania, itu semua nggak seperti yang kamu pikirkan, tadi dia nggak sengaja terjatuh, saat hendak memberikan file untuk bahan rapat sekarang."
" Percaya lah, aku nggak akan macam-macam."
" Jadi kamu nggak usah berpikir macam-macam juga." Jelasku padanya
"Aku nggak cemburu kok, terus aku juga percaya kamu emang nggak akan macam-macam. Karena kamu bukan orang yang seperti itu." Jawabnya dengan ketus seraya memanyunkan bibir.
"Lalu kenapa kamu marah?" Tanyaku dengan singkat.
"Aku kesel aja, sama sekretaris pribadi mas, dari awal bertemu, dia sudah sangat menyebalkan. Kelihatannya dia suka sama kamu mas." Jawabnya yang masih kesal dengan sinis padaku.
"Ya, wajar aja dia suka sama aku, aku kan udah tampan, kaya lagi, kamu juga tertarik kan sama aku dulu pas jadi sekretaris pribadiku." Jawabku seraya tersenyum kecil padanya
"Ih, mas itu kalau kepedean boleh, tapi jangan terlalu ya mas, mana ada, yang ada dulu itu aku kesel banget sama kamu mas, orang yang seenaknya jidat, dingin, kaku. Ya mas tau sendirilah dengan sifat mas." Jelasnya seraya menoleh padaku
Aku pun tertawa terbelalak mendengar jawaban darinya.
"Tapi kan sekarang kamu cinta kan sama aku." Jawabku dengan pandangan penuh rayuan.
"Ish, kamu itu habis makan apa sih, sampai jadi kaya gini." Jawabnya seraya mengangkat bibir atas sebelah kanan dan melirikku dengan sinis.
Aku pikir dia sudah tak marah lagi, akhirnya aku bawa dia ke cafe favorit dia.
Dan disana aku sengaja memesan semua makanan kesukaannya.
Dan terakhir aku memesan ice cream karena makanan itu bagus untuk bisa membuat mood lebih baik, tapi dia pasti nggak mau kalau aku pesankan ice cream jadi aku meminta pelayan untuk menyajikannya di akhir, lalu bilang kalau itu adalah free dari pihak cafe.
Kami pun makan bersama, dan aku memintanya agar menungguku di ruangan kerja, untuk mencegah dia berpikiran macam-macam lagi, gara-gara kejadian tadi.
Saat aku beres meeting aku langsung masuk ruangan dan ketika aku masuk ruangan, aku melihatnya tengah duduk di kursi kerjaku hingga tertidur lelap.
Saat dia tertidur lelap, aku memperhatikan Rania, dia manis juga. Pantas aku begitu mencintainya.
"Hmmm, pasti dia kecapean sampai tertidur gini, pasti dia bosan sendiri disini." Ucapku dengan pelan seraya tertawa kecil.
Aku mendiamkan nya dan tak mau membangunkan nya, aku lebih memilih tiduran di sofa. Hingga dia terbangun.
Aku melihat jam ternyata sudah waktunya jam pulang, tapi dia masih saja tertidur.
"Aku lebih baik, tunggu dia bangun saja. Sambil menunggu dia bangun, aku minum teh dulu saja." Ucapku sambil memesan teh hijau dan segelas susu panas agar dia pas bangun, langsung aku suruh minum susu.
POV RaniaSetelah terbangun aku langsung melihat Zayn yang tengah tertidur di sofa."Aku ketiduran pasti lama sampai dia ketiduran di sofa." Ucapku"Mas, bangun." Ucapku sambil membangunkan Zayn."Eh, aku ketiduran ya. Jam berapa ini?" Tanyanya"Udah jam 7 sayang, maaf ya aku tadi ketiduran, kenapa kamu nggak bangunin aku sih, pasti ayah dan ibu khawatir, kita belum pulang." Ucapku"Ya abis kamu nyenyak banget tidurnya sampai aku nggak tega buat bangunin." Ucapnya seraya mencubit hidungku."Pulang yuk." Ajakku pada Zayn."Ya ayok, kita pulang." Jawabnya seraya mengacak-acak rambut ku."Ih, mas ini." UcapkuKami pun langsung pulang, tapi saat kita di parkiran tiba-tiba mataku jadi buram dan gelap, dan aku pun tak sadarkan diri.POV Zayn.
Setelah Zayn mengurus administrasi, kami langsung pulang ke rumah.Disana ayah dan ibu sudah khawatir karena kita terlambat pulang."Kalian dari mana saja, oulang terlambat, tapi nggak mengabari kami disini." Tanya Ibunya Zayn"Bu, tenang saja, menantumu kan pergi dengan suaminya, kenapa khawatir sih." Ucap Ayah mertua.Zayn langsung memeluk ibunya, seraya menangis bahagia."Bu, selamat ya. Ibu sebentar lagi akan jadi nenek." Ucap Zayn sambil memeluk ibunya dengan bahagia."Apa? Jadi menantuku…" Ucap ibunya Zayn sambil menuju ke arahku."Selamat ya sayang, akhirnya doa-doa kita terkabul." Ucapnya sambil memelukku seraya mencium kening ku.Betapa bahagianya mereka setelah mendengar kabar gembira ini. Begitupun aku sendiri. Aku masih tak percaya kalau aku sekarang tengah hamil."Sekarang, kam
Siang hari aku merasa bosan dan memutuskan untuk menelpon Zayn."Halo sayang, kamu lagi sibuk?" Sapaku di telpon." Nggak, ada apa?" Tanyanya dengan singkat."Aku jenuh sayang. Mas, nanti pulang bawain aku pizza ya, tiba-tiba aku pengen banget pizza." Pintaku pada Zayn."Ya, nanti aku bawain." Jawab Zayn."Tapi aku mau nya sekarang." Pintaku"Tapi akan aku masih kerja, atau aku pesankan saja nanti biar kurir yang kirim kesana." Jelasnya"Ya udah deh, nggak usah kalau mas nggak bisa. Aku nggak maksa." Ucapku seraya menutup panggilan telefon."Ya sudah deh, aku lebih baik tidur saja." Aku pun menutup badanku dengan selimut.Saat aku hendak tertidur, tiba-tiba ada suara ketukan pintu.Tok...tok..tokAku pun langsung membuka pintu."
Saat aku memeriksa Theresia dan aku menemukan foto Zayn yang di sembunyikan di belakang tubuhnya."Apa yang akan kamu lakukan dengan foto suami saya?" Tanyaku dengan nada tinggi.Aku kesal sekali bisa-bisanya dia menyimpan foto Zayn."Ayo jawab!!!""Kenapa kamu diam?""Jangan pernah berpikir untuk macam-macam dengan suami saya, karena saya tak akan tinggal diam.""Sekarang kamu jawab, kenapa kamu mencuri foto suami saya, dan apa yang kamu lakukan di ruangan suami saya." Ucapku dengan nada tinggi dan marah.Entah kenapa, emosiku bisa tak terkontrol seperti ini, apa mungkin bawaan karena aku sedang hamil.Theresia pun mencoba kabur dengan mendorongku agar tak menghalanginya.Bruk!!!"Rania, kamu tidak apa-apa?" Tanya Zayn yang khawatir akan keadaanku.&n
Setelah beberapa saat kemudian mas Zayn beres mandi dan melihat ku yang tengah melamun."Hey, ngelamunin apa?""Nggak baik loh, ngelamun apa lagi ini udah malam gini, ayo makan udah makan kita tidur." Ucapnya sambil menyodorkan makanan padaku." Ya, mas." Jawabku sambil makan makanan yang disiapkannya.Kami pun makan bersama. Setelah selesai."Ini minum vitamin nya." Ucap Mas Zayn sambil menyodorkan aku vitamin dan segelas air putih."Terimakasih ya mas, udah perhatian sekali sama aku." Ucapku sambil memeluk tangan mas Zayn."Ya aku kan, emang harus semestinya seperti ini, selama aku bisa." Jawabnya seraya mengelus rambutku."Nak lihat ayahmu baik kan, kamu nanti harus baik juga kayak ayah kamu sekarang ya, jangan kaya sifat ayahmu dulu yang dingin kaya es batu." Ucapku seraya mengelus perutku."O
Saat diperjalanan menuju ke kantor."Nanti kalau kamu capek bilang ya, jangan biarin badan kamu kecapean. Kasian nanti anak kita. Kamu nggak mau kan terjadi apa-apa dengan anak kita kalau kamu kecapean." Jelas Zayn padaku.Aku pun mengangguk seraya tersenyum."Sebelum ke kantor kamu mau mampir dulu nggak kemana gitu atau mau cari makanan buat ngemil di kantor. Biasanya kan ibu hamil bawaannya lapar terus." Tanya Zayn seraya fokus mengemudi."Emang boleh gitu, kerja sambil makan? Bukannya dulu kamu suka marah kalau liat pegawai yang santai-santai." Tanyaku seraya menoleh ke arahnya."Memang nggak boleh, tapi kamu kan bukan pegawai ku, kamu istriku yang membantu suaminya. Lagian aku nggak mau kalau sampai anakku kelaparan di dalam perut kamu." Jawabnya seraya mengelus perutku dengan tangan kirinya karena tangan kanannya memegang kemudi."Oh, jadi Mas cuma perha
Setelah mendapat pesan dari Anita aku pun pergi ke ruangan kerja Zayn.Tok...tok...tok…"Masuk!" Perintah Zayn."Bapak memanggil saya?" Tanyaku."Iya, masuk!" Perintah Zayn, aku pun langsung masuk ke ruangan."Kamu kenapa? Tadi kata Anita, kamu buru-buru gitu ke toilet?" Tanya Zayn."Gapapa, cuma tadi tiba-tiba mual gitu." Jawabku dengan santai."Apa? Apa kamu sakit perut, atau kamu salah makan? Tadi kamu makan apa aja? Tunggu-tunggu kamu nggak makan sembarangan kan?" Tanya Zayn yang tanpa henti bertanya terus menerus."Maaf, bisa tanyanya pelan-pelan nggak?""Mas, tenang aja. Aku nggak apa-apa, ini normal kok bagi wanita yang sedang hamil muda, terus aku kan tadi makan nya bareng sama mas dan ayah ibu, kita kan makan sama-sama dan makanan nya pun sama kaya yang mas makan."
Pov ZaynSaat Rania keluar dari ruangan ku tiba-tiba ada telpon dari kantor polisi.Kring ...kring...kring…"Ya halo." Sapa ku"Pak, saya dari kantor polisi, ingin memberikan informasi tentang kasus yang terjadi kemarin di kantor bapak. Apakah bapak bisa ke kantor polisi sekarang?" Tanya polisi."Baik pak, saya segera kesana." Jawabku.Aku langsung pergi ke kantor polisi dan aku sengaja tak memberitahu Rania, aku takut dia khawatir dan kepikiran kejadian kemarin.Aku pergi tanpa menoleh ke arahnya. Saat aku sedang di dalam mobil tiba-tiba ada pesan masuk dan aku yakin itu dari Rania.Aku sengaja tak membuka pesan itu. Aku pikir aku akan menjelaskan nya langsung.Saat aku sampai di kantor polisi. Ternyata ada berita yang mengejutkan."Selamat siang pak Zayn."