Share

Pasangan?

Author: Scaty
last update Last Updated: 2021-06-02 13:39:41

Acara penyambutan murid pewaris berlangsung begitu megah hingga akhir. Alam Langit sungguh membuatku takjub—dunia yang dipenuhi para Dewa dan Dewi dengan bakat luar biasa.

Guru memintaku untuk kembali ke kediamannya terlebih dahulu. Ia ingin berbicara dengan beberapa Dewa kenalannya, jadi aku hanya menuruti perintahnya dan berjalan keluar dari altar Alam Langit.

Di ambang pintu utama altar, keindahan sejati Alam Langit terbentang di hadapanku. Langitnya berkilau bagai kristal hidup, dan angin yang berembus lembut membawa aroma yang menenangkan. Aku melangkah perlahan menuruni anak tangga yang panjang dan terasa tak berujung.

“Nona…” panggil seseorang, entah dari arah mana.

Aku menoleh sekilas, namun tak dapat memastikan siapa yang memanggilku. Banyak murid pewaris juga sedang menuruni tangga, jadi aku memutuskan untuk tidak menghiraukannya dan terus berjalan. Namun, tak lama kemudian, seseorang menepuk pundakku dari belakang.

“Nona,” ucapnya lembut—suara itu membuatku spontan berhenti dan menoleh.

Ternyata, dia adalah Pangeran Kedua. “Apakah kau sibuk hari ini?” tanyanya, berjalan sejajar denganku menuruni tangga.

“Tidak sibuk. Tapi Guru memerintahkan agar aku langsung kembali ke rumah,” jawabku singkat.

“Bolehkah aku meminta waktumu sebentar? Ada hal penting yang harus kubicarakan denganmu, Nona,” katanya dengan tatapan yang penuh harapan.

Apakah benar sepenting itu? Aku bahkan baru saja tiba di Alam Langit, namun sudah ada hal penting yang harus dibahas.

“Baiklah,” balasku akhirnya.

Aku mengikuti langkahnya hingga kami tiba di kediamannya. Ternyata, rumah Pangeran Kedua berada tak jauh dari tempat tinggal lelaki menyebalkan itu.

Aku duduk di bangku kayu di halaman rumah Pangeran Kedua. Suara gemericik air terjun kecil berpadu dengan semerbak bunga persik yang sedang mekar, menciptakan suasana tenang dan menenangkan.

“Ada apa, Pangeran Kedua?” tanyaku, menatapnya dengan rasa ingin tahu.

Ia terdiam sejenak sebelum akhirnya membuka suara. “Apakah kau sudah memiliki pasangan?”

Aku menatapnya heran. Pertanyaan itu terdengar cukup aneh. Pasangan? Di Alam Bunga saja, satu-satunya lelaki hanyalah Kakek Tetua Zhang Pao.

“Maaf, tapi sejak lahir aku tidak memiliki pasangan, Pangeran,” jawabku jujur.

Ia menatapku penuh kesungguhan.“Kalau begitu… maukah kau menjadi pasanganku?”

Aku hanya bisa memandangnya dengan wajah bingung; apa maksudnya barusan? Aku menunduk pelan. “Aku belum memenuhi syarat untuk memiliki pasangan, Pangeran Kedua.”

Ia tampak tertegun. “Apa syaratnya?”

“Dewi Bunga Agung berkata, aku baru dapat berpasangan jika telah mencapai tingkat Dewi dan kekuatan spiritualku berumur delapan puluh ribu tahun,” jelasku perlahan.

Belum sempat ia menanggapi, suara langkah kaki terdengar dari arah gerbang. Lelaki menyebalkan itu muncul tanpa memberi salam, tatapan dan auranya penuh intimidasi.

“Kau, murid Paman—ikut aku,” ucapnya datar sambil menunjuk ke arahku.

Ia kemudian berbalik dan pergi tanpa menunggu persetujuanku. Pangeran Kedua hanya terdiam, lalu memberi isyarat halus agar aku segera menuruti perintahnya.

Aku berdiri, menatap sekilas ke arah Pangeran Kedua sebelum akhirnya melangkah mengikuti lelaki itu. Entah mengapa, udara di sekitarku terasa jauh lebih berat daripada sebelumnya.

Saat sampai di kediaman lelaki menyebalkan itu, ia langsung duduk di kursi tahtanya dan menatapku serius. “Apa arti dari pasangan?”

“Hubungan lebih dari teman,” ucapku cepat. Pertanyaan itu sebenarnya cukup mudah dijawab, tapi mengapa ia menanyakannya padaku? Tidak mungkin lelaki menyebalkan ini tidak tahu arti pasangan.

“Setelah selesai berpasangan, akan berlanjut ke tahap apa?” tanyanya lagi. Mana aku tahu? Dasar lelaki aneh.

“Tidak tahu, karena Dewi Bunga Agung hanya memberitahu bahwa untuk memiliki pasangan harus sudah mencapai tingkat Dewi dan memiliki kekuatan spiritual berumur 80.000 tahun.”

"Dasar bodoh."

“Kenapa kau selalu mengataiku? Sudahlah, aku ingin kembali saja daripada berhadapan dengan lelaki menyebalkan sepertimu.”

Kenapa dia marah lagi kepadaku? Bukankah aku benar bahwa ia bodoh? Apakah aku salah lagi sekarang?

“Aku tidak memperbolehkanmu pergi dari hadapanku, Nona Zhang Li.”

“Memang kau siapa? Kau bukan guruku, jadi kau tidak berhak mengatur aku sesuka hatimu.”

Aku langsung beranjak pergi dari rumah lelaki menyebalkan itu, tapi ia mengikat tubuhku dengan kekuatan spiritualnya dan menarikku hingga jatuh ke pangkuannya. Ia mendekatkan wajahnya dan menatapku dari jarak yang sangat dekat.

“Aku adalah Pangeran Pertama, sekaligus Putra Mahkota Alam Langit. Jadi, kau harus mengikuti perintahku.”

Menindas orang dengan kekuasaan—dasar lelaki menyebalkan! Kau tidak akan bisa mengaturku.

“Lepaskan aku, lelaki menyebalkan.”

Tangannya yang menahan tubuhku melepaskanku begitu saja. Aku terguling dari pangkuannya hingga jatuh ke dasar tangga menuju kursi tahtanya.

Aku langsung memuntahkan darah. Tubuhku terasa lemah, dan nyeri di punggungku mulai bereaksi lagi. Sungguh sangat menyakitkan!

“Kau sangat dramatis, Nona Zhang Li. Jatuh dari tangga saja langsung muntah darah.”

“Terserah kau. Aku pamit.”

Aku mencoba berdiri perlahan dan berjalan menuju pintu utama rumah itu, tapi belum sampai di pintu, kakiku lemas dan aku terjatuh, akhirnya hanya bisa duduk.

Lelaki itu langsung menggendongku menuju tempat tidurnya.

“Kenapa badanmu sangat panas? Pipimu juga merah. Apakah kau baru saja terkena racun?” tanyanya khawatir.

“Setelah melawan roh iblis ular piton hitam dengan kekuatan spiritual 30.000 tahun, tubuhku menjadi aneh,” jawabku. “Padahal tubuhku biasanya bisa menyembuhkan luka dan racun dengan sendirinya.”

Ia memeriksa denyut nadiku di tangan. “Kau terkena bisa ular piton hitam, lalu tadi kau menggunakan banyak kekuatan spiritual untuk menari. Kau pasti belum sempat makan, kan?”

Tadi ia sangat menyebalkan, tapi sekarang… cerewet sekali.

“Ya,” jawabku singkat.

“Makanlah ini sedikit,” ucapnya sambil langsung memasukkan kue mochi yang ada di tangannya ke mulutku.

Aku terkejut. Rasanya tadi tidak ada makanan di sini. Hebat juga, ia bisa memunculkannya begitu saja.

Pangeran menyuapiku lima kue mochi dan memberiku sedikit air. Setelah itu, ia langsung memanggil Dewi Segala Tabib melalui telepati.

Aku sungguh terkejut ketika seorang Dewi tiba-tiba muncul di ruangan ini.

“Ada apa, Pangeran Pertama?” tanyanya.

Dewi Tabib tampak sedikit terkejut saat melihatku.

“Mengapa kau pucat? Bukankah kemarin tubuhmu sudah sembuh dengan sendirinya?” tanyanya padaku. Aku hanya menggeleng karena sungguh tidak tahu.

Dewi Tabib segera mengecek denyut nadiku.

“Aneh, mengapa nadinya sekarang kacau sekali? Tunggu… aku akan meracik obat penawar racun ular piton hitam untuk membantumu menyembuhkan diri,” ucapnya.

Tak lama setelah itu, ia menghilang dari ruangan.

Di Alam Langit, sepertinya aku harus menyiapkan diri agar tidak terkejut ketika seorang Dewa atau Dewi tiba-tiba muncul di hadapanku. Aku harus membiasakan diri dengan hal semacam ini.

“Apakah aku harus meminum obat itu? Apakah tidak ada cara lain selain minum obat?” tanyaku kepada Pangeran Pertama.

“Kenapa? Kau tidak suka obat?” tanyanya sambil mengerutkan kedua alisnya.

“Aku tidak menyukai obat. Dewi Bunga Agung memberiku Pil Suci Bunga Lily agar tubuhku dapat menyembuhkan luka dan racun dengan sendirinya. Jadi, aku tidak perlu bersusah payah merasakan pahitnya obat.”

“Pil Suci Bunga Lily tidak akan cukup melawan luka yang diberikan musuhmu yang berumur 30.000 tahun, karena kekuatan pil itu tergantung pada umur kekuatan spiritualmu.”

“Umurmu berapa?” tanyaku.

“Umur kekuatan spiritualku 99.000 tahun.”

“Hebat! Kekuatan spiritualku saja baru berumur 10.000 tahun. Berarti saat ini kau sudah memasuki tahap Dewa Langit Agung?” tanyaku lagi.

“Hahaha… semangatlah dalam mengejar ilmu, jangan malas. Baru tahun lalu aku mencapai tahap Dewa Langit,” jawabnya.

“Oh, Dewa Langit… berarti hanya beda satu tingkat saja. Tetap saja itu sangat hebat bagiku, karena aku belum memasuki tahap Dewa,” kataku.

Ia hanya membalas ucapanku dengan senyuman. Aku menambahkan lagi, “Pasti pasanganmu adalah orang yang sangat hebat sepertimu juga, Pangeran.”

Pasti banyak yang ingin menjadi istri atau selir Pangeran Pertama karena kekuatan spiritualnya yang tinggi. Semoga saja aku bisa seperti mereka.

“Hahaha… tidak ada yang berani mendekatiku. Jadi, aku tidak pernah berkencan dengan wanita,” ucapnya.

“Sekarang kita dekat, berarti aku berani kepadamu, Pangeran,” jawabku.

“Apakah kau ingat semalam? Haha.”

Mengingat kejadian semalam membuatku merinding. Sialan… “Ja-jadi, kau benar-benar ingin membunuhku semalam?” tanyaku dengan sedikit memberanikan diri.

“Seandainya kau siluman, pasti kau sudah tidak bernapas hari ini karena terbunuh olehnya,” jawabnya tegas.

Mengapa ia sangat membenci siluman? Aneh, aku sendiri, sebagai murid Dewa pembasmi roh iblis, tidak sebenci itu terhadap mereka.

“Seandainya aku sudah memiliki kekuatan sehebatmu, pasti aku akan membantu Guru membasmi semua roh jahat,” gumamku.

“Berlatihlah denganku,” ucap Pangeran pertama.

“Boleh?” tanyaku penuh harap.

Kesempatan ini sangat langka, bukan? Berlatih dengan Pangeran Pertama yang sudah memasuki tahap Dewa Langit. Mungkin saja ia akan berbaik hati membagikan cara rahasia agar aku cepat menjadi seorang Dewi.

“Tentu saja. Aku akan mengurusnya dengan Pamanmu, tapi kau harus fokus terlebih dahulu pada sekolah yang akan dimulai besok,” jawabnya.

Aku belum sempat menjawabnya karena Dewi Tabib datang. Ia langsung menyuapiku obat yang sangat pahit, lalu memberiku semangkuk kismis untuk menetralkan rasa pahit di mulutku.

“Istirahatlah di sini dahulu,” ucap Pangeran Pertama dengan santai.

Ia berjalan menuju lemari. “Nanti Guru mencariku. Saat pulang, pasti akan dimarahi,” gumamnya.

“Tenanglah,” sahutnya.

Pangeran pertama membakar sebuah wewangian beraroma lavender, lalu memainkan kecapi. Suara musiknya lembut dan menenangkan, membuatku tertidur dengan cepat dan nyenyak.

“Kenapa perut wanita ini berbunyi? Apakah ia lapar?” pikirnya. Tidurnya sangat pulas, membuatnya enggan membangunkanku. “Lebih baik nanti, setelah makanan siap, baru aku bangunkan wanita ini.”

“Xai, segera siapkan hidangan untuk makan siang hari ini dengan porsi dua kali lebih banyak,” perintah Pangeran pertama.

“Siap, laksanakan, Pangeran Pertama,” balas pengawal pribadinya.

Saat hari sudah siang, Pangeran pertama membangunkanku.

“Bangunlah, sudah waktunya makan,” ucapnya beberapa kali.

Setelah bangun, aku langsung mencium aroma makanan yang sangat menggoda. Hoaaaa… aroma ayam bakar, sup iga sapi, sayur tumis, dan masih banyak lagi memenuhi ruangan.

“Makanan sebanyak ini, apakah kau mampu menghabiskannya, Pangeran Pertama?” tanyaku sambil mengambil sup iga sapi.

“Karena itu, bantulah aku menghabiskannya,” jawabnya.

“Jika aku makan sebanyak ini, pasti aku akan menjadi gemuk,” keluhku.

“Kau sedang sakit. Jadi, makanan ini tidak akan membuatmu gemuk,” ujarnya menenangkan.

“Baiklah, aku akan berusaha menghabiskannya,” sahutku.

Kami mengobrol sambil mencoba menghabiskan makanan itu, tapi akhirnya tidak mampu menyelesaikannya. Bahkan pengawal pribadi Pangeran ikut makan bersama kami, namun tetap saja tidak habis. Akhirnya, Pangeran pertama memanggil kucing peliharaan Putri Keempat yang bernama Chu Ba untuk ikut menyelesaikan makanan tersebut.

Setelah itu, aku diantarkan kembali ke rumah Guru. Pangeran pertama menjelaskan kepada Guru apa yang terjadi, sementara aku masuk ke kamar dan melanjutkan mimpi indahku.

Meski tertidur, pikiranku tetap berputar. Apakah Pangeran pertama pernah memiliki pasangan? Bagaimana rasanya dekat dengannya? Apakah akan penuh tekanan?

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Alstroemeria   Kunjungan Raja Naga

    Alam langit yang sedang berbahagia dengan kemunculan dua bayi kembar dari keturunan Zhang Li dan Putra Mahkota, tentu saja menjadi momen terbaik dalam sejarah alam langit. Karena, alam langit tidak pernah kehadiran bayi kembar.Baik Dewa biasa ataupun Keluarga Kaisar, tapi semua kebahagiaan ini juga mendatangkan banyak pertanyaan karena bakat Dewa yang berada dalam diri Zhu Suyi dan Zhu Suye. Akhirnya, seluruh raja naga beserta para Dewa Dewi terus membantu Kaisar mencari tahu alasan dibalik Bakat Dewa muncul bersama kedua bayi ini.Sisi lain, Dewi Burung ternyata tidak mati. Bahkan, ia berhasil bertahan hidup dalam pagoda suci dan melahirkan anaknya "Anakmu tidak dapat keluar dari tempat ini, karena roh jahat menempel pada dirinya. Jadi, ia harus melewati penyucian berulang kali baru bisa keluar dari Pagoda." Bagaimanapun, bayi ini keluar dari perut pendosa yang kerasukan inti roh raja iblis. Walaupun sudah lenyap, tapi tetap saja harus melewati penyucian."Apakah anakku harus mena

  • Alstroemeria   Kutukan Setengah Siluman

    Kepergian Kaisar dan Dewi Zhang Li, membuat dirinya bisa bernapas dengan legah. Karena alam langit benar-benar melepaskan rakyat kota Zhen dari perjanjian 1.000 tahun lalu, juga anak tercintanya Liu Zha, sudah terlepas dari kutukkan setengah siluman dan manusia. Liu Ge, segera mengutus prajuritnya untuk menampung air dalam 10 gentong besar agar tidak kekurangan saat proses pelepasan kutukan setengah siluman ini. Setelah semuanya siap, seluruh rakyat kota Zhen berkumpul ditengah lapangan istana kota untuk menyembuhkan kutukan mereka. Sekaligus, merayakan lepasnya kaum siluman dari perjanjian 1.000 tahun yang sudah menyulitkan mereka.Belum saja, Liu Ge berbicara sepatah kata apapun. Seluruh rakyat kota Zhen malah ingin membalaskan dendam kepada Alam Langit, karena sudah membuat generasi baru menderita dan terkurung dalam kota. Liu Ge langsung menghentikan niat buruk mereka dan menjelaskan maksud dirinya mengutus para prajurit mengumpulkan mereka ditengah lapangan istana kota zhen, te

  • Alstroemeria   Alam Ilusi Rasi Bintang Gugur

    Hutan Meraire sudah tidak bisa menahan raja iblis lagi, karena kekuatan Dewa Pu Chai melemah.Akhirnya, Zhu Yi hanya berhasil memecahkan inti roh raja iblis menjadi tujuh bagian dengan kekuatan yang telah tercampur darahnya. Meskipun Zhu Yi gagal mengurung keenam inti roh lainnya, tapi setidaknya Zhu Yi berhasil mengurung inti roh ketujuh yang memiliki aura pembunuhan sangat kuat dan merupakan kekuatan inti raja iblis.Zhu Yi Melilit paksa Inti roh Raja Iblis ke-7 untuk memasuki Alam Ilusi Rasi Bintang Gugur. Ruang Hampa yang terletak pada dimensi bintang mati dengan massa tak terbatas ini. Sebenarnya, tidak dapat dijangkau oleh mahluk manapun. Bahkan, banyak Dewa ataupun siluman menganggap tempat ini hanya sebuah legenda kuno.Berusaha menyelamatkan dunia. Dirinya, dihampiri oleh utusan surgawi yang langsung membuka portal sebagai jalan pintas menuju alam ilusi rasi bintang gugur. Bahkan, ia dibekali rantai air mata bidadari yang tak pernah ada dalam sejarah manapun "Gunakan ini." S

  • Alstroemeria   Musnah untuk kali ke-5

    Xai yang sudah aku utus seharian penuh untuk mengamati aktivitas Liu Zha lebih dekat. Akhirnya, membuat aku cukup mudah mendekati Liu Zha hingga mempercayaiku dan bermain bersamaku.Sedangkan, Pangeran ketiga dari kemarin mencoba berdiskusi tentang pembatas transparan yang dibuat oleh Zhu Yi. Bahkan, ia sengaja mengulur waktu dengan mengeluarkan seluruh pedangnya untuk mencobai pemabatas ini."Gadis manis, aku punya hadiah untukmu." Liu Zha langsung mendekat dan matanya berbinar ketika melihat gelang Lily Hitam. Ia langsung memintaku untuk memasangnya, tapi saat terpasang. Inti Roh Iblis Kelaparan bereaksi dan memberontak, tapi untung saja ada Xai yang membuat tabir pelindung hingga suara teriakkan Liu Zha tidak menarik perhatian siapapun."Keluarlah dari tubuh gadis ini, jangan terus membuat masalah raja iblis. Apakah kau tidak lelah? Selalu menindas yang lemah? Apakah kau tidak memiliki kemampuan untuk menindas yang kuat?" Ucap Zhang Li yang sengaja memancing."Hanya seorang gadis

  • Alstroemeria   Pemimpin Kota Zhen

    Setelah keluar dari hutan, kami memutuskan untuk kembali ke kota Zhen. Pemandangan kota ini, jauh lebih indah daripada siang hari. Baru saja keluar dari perbatasan hutan, kami semua disambut pemimpin kota Zhen. Pemimpin kota Zhen yang sudah mengetahui kami akan turun gunung dari Xai, langsung menyambut kami dengan hangat.Mereka juga sudah mengatur sebuah paviliun megah nan mewah untuk kami semua singgah selama beberapa hari dalam kota Zhen yang sangat indah ini.“Perkenalkan, namaku Liu Ge dan istriku Cheng Mi yang berasal dari dunia manusia." Setelah memperkenalkan diri satu samalain, kami diberikan waktu untuk beristirahat.Malam telah tiba, kami semua diundang secara langsung oleh pemimpin kota Zhen untuk menikmati pesta sambutan yang dibuat secara khusus untuk kami semua "Nikmatilah acara ini," Ucap Liu Ge lalu menyuruh pengawal pribadinya untuk menutup pintu aula istana kota zhen.Acara dimulai dengan tarian pembuka-an dari klan siluman ular piton hijau yang sangat gemulai da

  • Alstroemeria   Kota Zhen

    Tubuhnya yang terasa lemah hanya bisa membuat dirinya memandangi para dewa dan dewi yang nampak legah, karena Zhang Li sudah membuka kedua matanya "Apakah masih terasa sakit?" Tanya Dewi Tabib dan aku hanya bisa menggelengkan kepala, agar mereka tidak khawatir. Kaisar yang baru saja tiba bersama beberapa dayang, langsung sibuk mempersiapkan ramuan herbal terbaik untuk meningkatkan energi dan pertumbuhan bayiku. Sedangkan, para Dewa Dewi hanya bisa menatap haru perlakuan Kaisar terhadap Zhang Li yang sangat khawatir. “Kaisar, Nona Zhang Li sekarang sudah memasuki massa kehamilan 40 minggu. Jadi, normal saja kalau sering terjadi kontraksi palsu. Mengejutkannya lagi, anak Zhang Li merupakan bayi kembar." Zhang Li merasa bahagia, sekaligus sedih. Karena, anak kembar ini tidak disambut oleh Ayah mereka. Seandainya, disini ada Pangeran Pertama. Pasti kabar ini akan menyempurnakan kehidupan kami dengan membuat keluarga kecil. Apakah langit akan adil terhadap kedua bayi kecilku ini? Ap

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status