Home / Fantasi / Alstroemeria / Lelaki aneh

Share

Lelaki aneh

Author: Scaty
last update Last Updated: 2021-06-02 13:36:51

Aku masih terdiam, menatap Rubah Putih yang baru saja meninggalkan ruangan. Suasana yang tadinya tegang kini sedikit mencair, namun rasa penasaran tetap membara.

Siapa sebenarnya rubah itu, dan mengapa sikapnya bisa berubah begitu cepat?

Tiba-tiba, suara tenang namun berwibawa terdengar dari arah belakang.

“Apakah kau sekarang sedang membicarakan aku, Ji Zhi?”

Aku menoleh, dan seketika sadar ada sosok Guru yang berjalan santai mendekat. Wajah Rubah Putih berubah menjadi sangat takut.

“Ti-Tidak,” jawabnya terbata-bata.

Guru menatapnya tajam. Aku cepat angkat suara, “Dia berbohong, Guru. Bahkan tadi ia mengatakan bahwa Guru adalah rubah hitam tua yang sangat tidak sopan, seperti muridnya.”

Rubah Putih tampak panik. “Ka… Ka… Kau SUNGGUH MENYEBALKAN!” ujarnya sambil menunjukku. Namun, begitu ia mendekati Guru, suaranya berubah manis, penuh kepura-puraan.

“Aku hanya bercanda, Kakak. Jadi, jangan hukum aku lagi,” ucapnya.

Aku terkejut. Ternyata ia adik Guru? Sikapnya begitu berbeda—lebih cerewet, riang, dan menyebalkan dibandingkan Guru yang dingin, elegan, dan berbicara seperlunya. Perbedaan itu membuatku sulit percaya kalau mereka saudara.

Guru menoleh ke arah Pangeran Ketiga.

“Apakah benar, Zhu Tao?”

“Ya, Paman,” jawabnya singkat.

Rubah Putih itu tiba-tiba berubah menjadi wujud aslinya dan melesat pergi dari ruangan.

“Zhang Li, kembalilah ke rumah Guru. Aku harus memberikan sedikit pelajaran kepada Rubah Putih itu. Kamarmu akan dihiasi dengan banyak ornamen bulu putih,” kata Guru sambil menatapku.

“Baiklah, Guru,” jawabku, menahan rasa penasaran yang semakin membuncah.

Guru mengubah wujudnya menjadi rubah hitam berekor sembilan lalu langsung keluar ruangan.

“Apakah ingin aku antar Nona Zhang Li?” tanya Pangeran Ketiga sambil tersenyum.

“Tidak usah. Aku tidak ingin merepotkan Pangeran. Terima kasih atas hari ini,” jawabku. Pangeran Ketiga hanya membalas dengan senyum, lalu mengantar aku keluar dari kediamannya.

Aku berjalan perlahan mengikuti arahan Pangeran, sambil menikmati pemandangan malam. Di depan, kulihat sebuah jembatan. Di depan sana pasti jembatan yang dimaksud Pangeran Ketiga, gumamku.

Aku berlari menuju jembatan, tetapi saat hampir sampai tubuhku tak dapat bergerak; leherku nyeri. Apa yang terjadi? Kakiku seakan tak lagi menapak tanah. Segumpal asap hitam berbentuk mirip manusia tiba-tiba muncul di hadapanku — apakah ia penyebabnya?

“He-i… lepaskan!” suaraku tercekat karena sakit di leher membuatku sulit bersuara.

Asap hitam itu berubah sekejap menjadi pria tampan bermata coklat. Ia menatapku tajam dengan senyum meremehkan — berbeda dengan sikap Pangeran Ketiga, yang jauh lebih tenang. Rambut hitam panjangnya diikat rapi, kini sedikit berantakan diterpa angin malam; pakaiannya serba hitam.

Ia mempererat cengkraman di leherku hingga rasa sakit melilit. “Siluman! Berani kau memasuki wilayahku dan memperhatikan penampilanku!” bentaknya tegas. Aku belum pernah melihatnya selama tugasku dari Guru.

Aku belum pernah melihatnya selama tugasku dari Guru. Dia memanggil aku siluman?! Apakah ia buta dan tidak bisa melihat wujudku dengan jelas?

“Tidak menjawab? Maka aku akan membunuhmu sekarang juga!” ancamnya.

“Le-... lepas!” aku berusaha berteriak, suaraku serak karena nyeri.

“Lepas? Kau siluman harus mati! Apalagi saat memasuki wilayahku,” katanya, matanya penuh niat membunuh. Tiba‑tiba sebuah cahaya menyilaukan memaksa lelaki itu melepaskan cengkeramannya. Aku tidak sempat melihat dari mana cahaya itu datang karena terlalu silau.

Uhuk… uhuk…

Aku menarik napas dalam-dalam lalu berseru, “Menyebalkan! Aku bukan siluman, bodoh! Apakah kau buta? Dasar lelaki tampan yang sangat bodoh. Bahkan, kau tidak bisa membedakan siluman!”

Cahaya apa tadi? Siapa wanita ini? Mengapa tubuhnya mengeluarkan cahaya? Mengapa dia begitu berani membentakku? pikirnya.

“Berani sekali kau berkata tidak sopan seperti itu kepadaku,” geramnya.

“KAU DEWA PERTAMA YANG SANGAT AMAT MENYEBALKAN PADA HARI PERTAMAKU DI ALAM LANGIT!” teriakku, melampiaskan seluruh kekesalanku yang menumpuk dihatiku.

Saat melihat dahi Pria ini, di sana juga tampak sebuah cap merah berbentuk kelopak bunga — mirip milik Pangeran Ketiga. Tidak mungkin dia pangeran, batinku.

“Apa yang membuatmu kesal? Kau sendiri berjalan seperti pencuri,” balasnya dingin.

“Kau baru saja menuduhku siluman, sekarang menyebutku pencuri! Guru, kenapa aku harus bertemu Dewa semacam ini di Alam Langit? Aku kesal, Guru! aaa!” aku mulai menjerit, setengah mengeluh dihadapannya.

“Perhatikan ucapmu. Aku tidak berbuat jahat padamu,” katanya tetap dengan ekspresi dingin.

“Tingkah lakumu saja seperti Dewa yang jahat. Aku baru pertama kali ke Alam Langit, tapi langsung dituduh macam-macam! aaa, tolong aku, Guru!”

Melihatnya merengek begitu, aku tak lagi marah — rasanya lucu melihat ada seorang Dewi yang berani bersikap seperti anak kecil di hadapannya.

“Siapa gurumu?” tanyanya tiba-tiba, serius kembali.

“Dewa Pembasmi Roh Iblis,” jawabku.

“Ah, mengapa Paman memiliki murid sepertimu? Sungguh tidak pantas,” ujarnya sambil tersenyum menantang.

Nada bicaranya semakin menantang — hampir seperti adik Guru. Kalau saja kau tahu siapa aku, pasti kau akan takut, pikirku geram.

“Kau memang jahat!” kataku singkat, lalu melesat mengikuti jalan yang menurun setelah melewati jembatan, menuruni tangga tanpa menoleh lagi.

Pria itu hanya menggelengkan kepala, lalu mengutus pengawal pribadinya untuk mengikuti pewaris pamannya itu. “Ikuti gadis bodoh itu.”

Setelah cukup jauh dari kediaman lelaki menyebalkan itu, aku berhenti sejenak untuk bernapas dan mengamati sekeliling. Sepanjang jalan, terlihat banyak pepohonan, dan ada beberapa rumah di sekitar. Apakah rumah Guru ada di dekat sini?

Terdengar alunan nada merdu dari sebuah seruling, sepertinya tidak jauh dariku. Aku mencoba mencari sumber suara itu. Ternyata berasal dari atap rumah di belakang, samping kananku. Langsung saja kuhampiri lelaki itu dan menyapa, “Selamat malam.”

“Ada apa?” tanyanya.

Ia tampan, namun rambut panjang berwarna putih membuatku menyadari ia pasti sudah sangat tua. Pakaian putih yang ia kenakan terlihat sangat elegan.

Apakah wanita ini yang dari tadi berdebat dengan Pangeran pertama? Berani juga.

“Apakah Dewa tahu kediaman Dewa Pembasmi Roh Iblis?” tanyaku.

“Tiga rumah dari sini. Di depan rumahnya ada kolam berisi roh iblis duyung yang tersegel untuk dimurnikan menjadi roh duyung baik. Jangan pernah mendekati kolam itu. Mengerti, Nona?” balasnya tegas.

Apa hubungan wanita ini dengan Dewa Pembasmi Roh Iblis?

“Mengerti, terima kasih, Paman.”

“Hahaha, aku adalah Dewa Bumi & Langit bernama Ru Yu. Jadi, panggil saja aku Dewa Bumi & Langit.”

Aku pernah mendengar kisah tentang Dewa Bumi & Langit. Sebenarnya ia adalah Dewa Bumi, tapi setelah kehilangan istrinya, ia menetap di Alam Langit. Kaisar memberinya gelar Dewa Bumi & Langit agar ia layak tinggal di sini.

“Baiklah, Dewa Bumi & Langit,” jawabku.

Dewa Bumi & Langit hanya mengangguk, kemudian kembali bermain seruling.

Aku langsung turun dari atap dan berjalan mengikuti petunjuk yang diberikan Dewa Bumi & Langit.

Belum sehari berada di tempat ini, aku sudah bertemu Dewa Naga Api dan Dewa Bumi & Langit. Sungguh pengalaman yang menakjubkan. Aku tentu tidak akan mengakui pertemuanku dengan lelaki aneh dan menyebalkan itu, atau adik Guru yang galak—hal itu bisa merusak hari pertamaku di sini.

Di depan pintu masuk, terlihat tulisan: Kediaman Dewa Ji Dan. Sepertinya inilah tempatnya.

Saat memasuki pintu, aku melihat taman bunga dan kolam yang mungkin berisi duyung jahat. Aku melangkah masuk ke dalam rumah Guru, dan tiba-tiba muncul seekor rubah kecil berwarna oranye dengan lima ekor, serta tanda di dahinya menyerupai satu kelopak bunga putih.

Rubah itu menatapku cukup lama. Kenapa rubah selalu menatap seseorang begitu lama? Kali ini aku memutuskan untuk tidak menyentuhnya agar tidak menimbulkan masalah.

Tak lama kemudian, rubah oranye itu berubah menjadi sosok gadis kecil. Rambutnya ikal dan terkuncir dua, ia mengenakan gaun serba merah muda, dengan tanda satu kelopak bunga putih di dahinya.

“Siapakah Nona? Ada keperluan apa kemari pada malam hari?” tanyanya.

“Aku murid dari Dewa Pembasmi Roh Iblis,” jawabku.

“Kakak seperguruan! Akhirnya kau datang juga! Aku sudah menunggumu dari pagi hingga malam, karena Guru bilang aku akan punya kakak perempuan yang sangat cantik. Tapi kenapa Kakak seperguruan memakai cadar? Apakah Kakak memiliki luka di wajah?” Gadis kecil itu bertanya dengan cepat, membuatku tak sempat menjawab.

Pertanyaannya panjang dan cukup menyebalkan. “Baiklah, panggil aku Zhang Li, jangan Kakak seperguruan. Aku memakai cadar karena aku wanita suci dari Alam Bunga. Tapi di mana kamarku?” tanyaku.

“Baiklah, Kakak Zhang Li. Ayo ikut aku, aku antar ke kamar,” ujarnya.

Setelah sampai di kamar, aku terpesona dengan hiasan yang disediakan Guru. Bulu putih yang lembut menutupi karpet, selimut, bantal, bahkan tirai, membuat ruangan terasa hangat dan nyaman.

Apakah semua ini karena Guru rubah? Hanya Guru yang tahu jawabannya. Aku akan menanyakannya nanti, saat ada kesempatan.

Aku merebahkan diri, masih terpesona oleh semua yang kulihat hari ini—Dewa Naga Api, Dewa Bumi & Langit, bahkan rubah yang bisa berubah wujud. Rasanya… ini baru permulaan dari pengalaman yang menantiku di Alam Langit.

Siapa lagi yang akan kutemui esok hari, dan kejutan apa yang menungguku?

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Alstroemeria   Kunjungan Raja Naga

    Alam langit yang sedang berbahagia dengan kemunculan dua bayi kembar dari keturunan Zhang Li dan Putra Mahkota, tentu saja menjadi momen terbaik dalam sejarah alam langit. Karena, alam langit tidak pernah kehadiran bayi kembar.Baik Dewa biasa ataupun Keluarga Kaisar, tapi semua kebahagiaan ini juga mendatangkan banyak pertanyaan karena bakat Dewa yang berada dalam diri Zhu Suyi dan Zhu Suye. Akhirnya, seluruh raja naga beserta para Dewa Dewi terus membantu Kaisar mencari tahu alasan dibalik Bakat Dewa muncul bersama kedua bayi ini.Sisi lain, Dewi Burung ternyata tidak mati. Bahkan, ia berhasil bertahan hidup dalam pagoda suci dan melahirkan anaknya "Anakmu tidak dapat keluar dari tempat ini, karena roh jahat menempel pada dirinya. Jadi, ia harus melewati penyucian berulang kali baru bisa keluar dari Pagoda." Bagaimanapun, bayi ini keluar dari perut pendosa yang kerasukan inti roh raja iblis. Walaupun sudah lenyap, tapi tetap saja harus melewati penyucian."Apakah anakku harus mena

  • Alstroemeria   Kutukan Setengah Siluman

    Kepergian Kaisar dan Dewi Zhang Li, membuat dirinya bisa bernapas dengan legah. Karena alam langit benar-benar melepaskan rakyat kota Zhen dari perjanjian 1.000 tahun lalu, juga anak tercintanya Liu Zha, sudah terlepas dari kutukkan setengah siluman dan manusia. Liu Ge, segera mengutus prajuritnya untuk menampung air dalam 10 gentong besar agar tidak kekurangan saat proses pelepasan kutukan setengah siluman ini. Setelah semuanya siap, seluruh rakyat kota Zhen berkumpul ditengah lapangan istana kota untuk menyembuhkan kutukan mereka. Sekaligus, merayakan lepasnya kaum siluman dari perjanjian 1.000 tahun yang sudah menyulitkan mereka.Belum saja, Liu Ge berbicara sepatah kata apapun. Seluruh rakyat kota Zhen malah ingin membalaskan dendam kepada Alam Langit, karena sudah membuat generasi baru menderita dan terkurung dalam kota. Liu Ge langsung menghentikan niat buruk mereka dan menjelaskan maksud dirinya mengutus para prajurit mengumpulkan mereka ditengah lapangan istana kota zhen, te

  • Alstroemeria   Alam Ilusi Rasi Bintang Gugur

    Hutan Meraire sudah tidak bisa menahan raja iblis lagi, karena kekuatan Dewa Pu Chai melemah.Akhirnya, Zhu Yi hanya berhasil memecahkan inti roh raja iblis menjadi tujuh bagian dengan kekuatan yang telah tercampur darahnya. Meskipun Zhu Yi gagal mengurung keenam inti roh lainnya, tapi setidaknya Zhu Yi berhasil mengurung inti roh ketujuh yang memiliki aura pembunuhan sangat kuat dan merupakan kekuatan inti raja iblis.Zhu Yi Melilit paksa Inti roh Raja Iblis ke-7 untuk memasuki Alam Ilusi Rasi Bintang Gugur. Ruang Hampa yang terletak pada dimensi bintang mati dengan massa tak terbatas ini. Sebenarnya, tidak dapat dijangkau oleh mahluk manapun. Bahkan, banyak Dewa ataupun siluman menganggap tempat ini hanya sebuah legenda kuno.Berusaha menyelamatkan dunia. Dirinya, dihampiri oleh utusan surgawi yang langsung membuka portal sebagai jalan pintas menuju alam ilusi rasi bintang gugur. Bahkan, ia dibekali rantai air mata bidadari yang tak pernah ada dalam sejarah manapun "Gunakan ini." S

  • Alstroemeria   Musnah untuk kali ke-5

    Xai yang sudah aku utus seharian penuh untuk mengamati aktivitas Liu Zha lebih dekat. Akhirnya, membuat aku cukup mudah mendekati Liu Zha hingga mempercayaiku dan bermain bersamaku.Sedangkan, Pangeran ketiga dari kemarin mencoba berdiskusi tentang pembatas transparan yang dibuat oleh Zhu Yi. Bahkan, ia sengaja mengulur waktu dengan mengeluarkan seluruh pedangnya untuk mencobai pemabatas ini."Gadis manis, aku punya hadiah untukmu." Liu Zha langsung mendekat dan matanya berbinar ketika melihat gelang Lily Hitam. Ia langsung memintaku untuk memasangnya, tapi saat terpasang. Inti Roh Iblis Kelaparan bereaksi dan memberontak, tapi untung saja ada Xai yang membuat tabir pelindung hingga suara teriakkan Liu Zha tidak menarik perhatian siapapun."Keluarlah dari tubuh gadis ini, jangan terus membuat masalah raja iblis. Apakah kau tidak lelah? Selalu menindas yang lemah? Apakah kau tidak memiliki kemampuan untuk menindas yang kuat?" Ucap Zhang Li yang sengaja memancing."Hanya seorang gadis

  • Alstroemeria   Pemimpin Kota Zhen

    Setelah keluar dari hutan, kami memutuskan untuk kembali ke kota Zhen. Pemandangan kota ini, jauh lebih indah daripada siang hari. Baru saja keluar dari perbatasan hutan, kami semua disambut pemimpin kota Zhen. Pemimpin kota Zhen yang sudah mengetahui kami akan turun gunung dari Xai, langsung menyambut kami dengan hangat.Mereka juga sudah mengatur sebuah paviliun megah nan mewah untuk kami semua singgah selama beberapa hari dalam kota Zhen yang sangat indah ini.“Perkenalkan, namaku Liu Ge dan istriku Cheng Mi yang berasal dari dunia manusia." Setelah memperkenalkan diri satu samalain, kami diberikan waktu untuk beristirahat.Malam telah tiba, kami semua diundang secara langsung oleh pemimpin kota Zhen untuk menikmati pesta sambutan yang dibuat secara khusus untuk kami semua "Nikmatilah acara ini," Ucap Liu Ge lalu menyuruh pengawal pribadinya untuk menutup pintu aula istana kota zhen.Acara dimulai dengan tarian pembuka-an dari klan siluman ular piton hijau yang sangat gemulai da

  • Alstroemeria   Kota Zhen

    Tubuhnya yang terasa lemah hanya bisa membuat dirinya memandangi para dewa dan dewi yang nampak legah, karena Zhang Li sudah membuka kedua matanya "Apakah masih terasa sakit?" Tanya Dewi Tabib dan aku hanya bisa menggelengkan kepala, agar mereka tidak khawatir. Kaisar yang baru saja tiba bersama beberapa dayang, langsung sibuk mempersiapkan ramuan herbal terbaik untuk meningkatkan energi dan pertumbuhan bayiku. Sedangkan, para Dewa Dewi hanya bisa menatap haru perlakuan Kaisar terhadap Zhang Li yang sangat khawatir. “Kaisar, Nona Zhang Li sekarang sudah memasuki massa kehamilan 40 minggu. Jadi, normal saja kalau sering terjadi kontraksi palsu. Mengejutkannya lagi, anak Zhang Li merupakan bayi kembar." Zhang Li merasa bahagia, sekaligus sedih. Karena, anak kembar ini tidak disambut oleh Ayah mereka. Seandainya, disini ada Pangeran Pertama. Pasti kabar ini akan menyempurnakan kehidupan kami dengan membuat keluarga kecil. Apakah langit akan adil terhadap kedua bayi kecilku ini? Ap

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status