Home / Romansa / Alur Baru Sang Selir Ketiga / Chapter 20: Berkuda dengan Garrick

Share

Chapter 20: Berkuda dengan Garrick

Author: KIKHAN
last update Last Updated: 2025-12-01 17:55:33

“Demi apa...?!” Velian menutup mulutnya yang ternganga. Rasa penasaran mengalahkan mood buruknya. Ia segera masuk.

Di dalam, ternyata ada Garrick, mengenakan perlengkapan lengkap untuk berkuda.

Karena wataknya yang memang mudah dekat—atau tepatnya, sok akrab pada semua orang—Velian langsung menghampiri pria itu dengan senyuman terpesona.

“Pantas saja aku tidak melihatmu di ruang makan!” serunya spontan sambil menepuk punggung Garrick dari belakang.

Garrick terlonjak kaget. Begitu berbalik dan melihat siapa pelakunya, ia tampak lebih terkejut lagi. “Nona Eira?”

Garrick masih memandangi Velian seolah ia baru saja melihat kucing liar masuk istal. “Nona Eira, kenapa Nona ke sini dengan pakaian seperti itu?” tanyanya sopan, tapi jelas kebingungan.

Velian menyibak rambutnya yang berantakan karena gerah. “Kenapa? Flint dan Rex keberatan lihat aku begini?”

Flint, kuda jantan putih milik Rhys, dan Rex, kuda abu-abu milik Garrick. Velian menghampiri Flint dengan langkah penuh antusias,
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Alur Baru Sang Selir Ketiga   Chapter 32: Velian Kena Mental

    Berjalan di sisi Rhys seperti ini membuat Velian larut dalam lamunannya sendiri. Ia tak pernah menyangka identitasnya akan terbongkar di hadapan Dylen. Apakah pemuda itu memiliki kemampuan khusus? Ah—ia lupa menanyakannya.“Sejak kapan kamu mengenal Dylen?” tanya Rhys ketika mereka berbelok menuju bangunan tempat Eira Shawn biasa beristirahat. Di belakang, Garrick mengambil arah berbeda, menuju bangunan utama untuk berjaga.“Tanpa sengaja,” jawab Velian singkat, jujur.Rhys tidak puas. “Bagaimana ceritanya? Saya ingin mendengarnya.”“Kami bertemu di perpustakaan. Dylen membantuku mengambil buku di rak tinggi. Aku berterima kasih, lalu sejak itu kami sering mengobrol setiap kali aku datang ke Akademi Pengetahuan Marindor.” Velian sengaja meringkas ceritanya, berharap pertanyaan itu berhenti di sana.Namun Rhys justru mendengus pelan. “Dia berdiri tepat di belakangmu, lalu meraih buku itu—seperti adegan konyol di drama murahan yang pernah saya lihat?”Kepal tangannya mengeras. Nad

  • Alur Baru Sang Selir Ketiga   Chapter 31: Detak yang Menyimpang

    Ia tahu jawabannya. TANAH ITU TIDAK DIJUAL. Dan justru karena itulah kejengkelannya terasa semakin nyata.Keluarga Istana, termasuk Putra Mahkota adalah penyedia lahan dan modal terbesar. Morwenia Group sebagai pengembang utama, teknologi, manajemen, dan branding. Mereka—keluarga Istana meminta kolaborasi karena ingin mendapatkan pengaruh politik Rhys. Mereka ingin namanya tertanam di fondasi bangunan dan memastikan fondasi itu tidak berubah menjadi singgasana baru.Rhys sudah tahu sejak awal mereka tidak butuh uang, tapi posisi. LS Estate bukan proyek hunian, melainkan garis batas tipis antara kekuasaan Istana dan pengaruh Rhys yang kian tak terbendung.Velian tiba-tiba menyahut, “Mereka takut kamu menyaingi mereka, jadi mereka memilih bermain lewat politik. Kamu sudah tahu itu, lalu kenapa tidak jadi pergi ke sana? Kalau nanti terjadi masalah pada hunian elit itu, kamu yang pertama kali disalahkan karena semuanya berdiri di bawah nama Morwenia Group.”Garrick mengangguk pelan. “

  • Alur Baru Sang Selir Ketiga   Chapter 30: Alasan Batal ke Celesthaven

    Wajahnya berubah sigap. Ia membungkuk sedikit pada anak-anak di hadapannya, senyum hangat tersungging. “Saya harus pergi sekarang. Hati-hati di jalan,” pesannya lembut. Pandangannya beralih pada rombongan kecil itu. “Dan antarkan yang perempuan sampai rumah lebih dulu, ya.” “TERIMA KASIH, TUAN GARRICK! SENANG BERTEMU DENGANMU!” teriak mereka serempak, melambaikan tangan penuh semangat. Garrick terkekeh kecil sambil berbalik. “Ya, ya. Senang bertemu kalian juga,” balasnya ringan, sebelum melangkah cepat menuju kendaraan yang sudah menunggunya. Mereka berjalan ke arah yang sama, namun dengan tujuan berbeda. Garrick melangkah menghampiri Rhys, sementara rombongan anak-anak bersiap pulang ke rumah masing-masing. “Tadi aku melihat Tuan Dylen sedang mengobrol dengan perempuan cantik,” celetuk seorang bocah laki-laki berambut ikal kepada teman di sebelahnya—seorang anak perempuan berambut pirang lurus sebahu. Tinggi badan mereka hampir

  • Alur Baru Sang Selir Ketiga   Chapter 29: Garrick Berpapasan dengan Rombongan Anak Kecil yang Selesai Berlatih Sihir

    “Kenapa tidak menemui Tuan Rhys?” tanya Dylen, jelas tak memahami alasan gadis itu justru berbalik dengan wajah panik.“Masih bertanya juga,” geram Velian lirih. “Aku pasti dimarahi. Sudah berlarian tak tahu adat, ditambah lagi bersama pria.”“Eira Shawn.”Suara Rhys kembali terdengar—tegas, datar, tak meninggi sedikit pun. Justru itulah yang membuatnya terasa lebih menekan.“Dari intonasinya biasa saja,” komentar Dylen santai, seolah situasinya tak berbahaya sama sekali.Velian menarik napas panjang, menahannya sejenak, lalu akhirnya berbalik. Wajahnya ia bentuk sumringah seketika, senyum manis terpasang rapi saat ia melangkah menghampiri suami tercinta. Setiap langkahnya anggun dan terukur, namun di dalam dadanya, hati Velian berkecamuk seperti topan yang menunggu meledak.Di sisi Rhys, Garrick ikut memperhatikan dua sosok yang kini berjalan berdampingan itu. Alisnya berkerut tipis.Eira … kenal dengan Dylen? batinnya. Sebuah fakta yang tak perna

  • Alur Baru Sang Selir Ketiga   Chapter 28: Terciduk Main di Akademi

    Velian menarik napas panjang, mencoba merangkai kalimat dengan rapi agar Dylen mengerti. “Aku bukan sengaja masuk ke sini. Semuanya terjadi tiba-tiba. Entah bagaimana awalnya, aku—” Kalimat itu patah bukan karena ia kehabisan kata. Rasa nyeri menghantam dadanya, keras dan mendadak, membuat seluruh napasnya seperti diremas. Dylen langsung membelalak. Dalam sekejap, ia memegang kedua lengan Velian, menahan tubuh gadis itu agar tidak jatuh. “Kau kesakitan? Duduk dulu. Cepat, di sini.” Ia menuntun Velian ke akar pohon besar yang menjalar di tanah. Begitu duduk, dunia Velian sedikit berputar. Dan di tengah rasa sakit yang menusuk, suara monoton terdengar—dingin, datar, seperti sistem yang memberikan peringatan: [ “Peringatan. Mengungkap informasi diri secara berlebihan akan mengurangi umur Anda satu hari.” ] Velian menunduk, menahan rasa perih sambil memijit dadanya. “…Dih,” desisnya lirih. “Kenapa baru ngasih tahunya sekarang, pas udah kena?” Ia mengutuk pelan, wajah meringis antara

  • Alur Baru Sang Selir Ketiga   Chapter 27: Dylen Penasaran dengan Velian

    Hening merayap di antara mereka, tebal dan tak tersela. Mata mereka bertaut—dengan tangan Velian masih berada dalam genggaman Dylen, nyaris menyentuh bibir pria itu—dan dalam sekejap yang sulit dijelaskan, Velian melihat sesuatu berkedip di mata perak-kebiruan Dylen. Seperti cahaya yang menangkap sesuatu jauh di dalam dirinya.Velian tiba-tiba tertawa. Sendirian. Tawa yang terlalu ringan untuk situasi seserius itu, sampai-sampai Dylen yang semula tenang dan fokus justru menatapnya bingung.“Hahaha … ayo ke luar sebentar.”Velian berdiri dan menarik tangan Dylen, menuntunnya keluar dari perpustakaan—meski di dalam dadanya, ada getaran halus yang terasa seperti ketakutan.Mereka terus berjalan. Melintasi koridor, menuruni undakan, keluar dari gedung akademi. Velian tak benar-benar tahu ke mana ia menyeret Dylen; yang ia tahu hanyalah mereka harus menjauh. Jauh dari tatapan orang, jauh dari keramaian, hingga tidak ada satu pun manusia di sekitar yang bisa menghentikan langkah mereka.Dyl

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status