Anak Anak Muda

Anak Anak Muda

last updateTerakhir Diperbarui : 2021-09-28
Oleh:  MilkPinkOn going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
1 Peringkat. 1 Ulasan
24Bab
9.1KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi

Sinopsis

Bercerita tentang Zain seorang mahasiswa di universitas Islam ternama yang mengisi waktu luang untuk mengajak teman-temannya melakukan kegiatan bermanfaat di bulan Ramadhan. Dimulai Ramadhan tahun ini merupakan awal dari kisah diantara mereka berkembang seiring berjalannya waktu. Akankah Zain dan teman-teman mampu melewati Ramadhan tahun ini dan melangkahkan kaki bersama di jalan yang benar? Cerita ini penuh dengan semangat emosi dan juga kelabilan yang menggambarkan kehidupan anak yang baru bertumbuh dewasa yang dapat diharapkan dinikmati pembaca.

Lihat lebih banyak

Bab 1

01 : Pengisi Waktu

Mungkin pernahkah terngiyang akan lagu— Libur telah tiba, libur telah tiba. Hore, horeee. Itulah penggalan lirik lagu yang di lantunkan oleh Artis cilik Tasya Kamila.

Namun ini bukan tentang Tasya yang mengalami libur yang disambut sukacita dengan berjingkrak-jingkrak ria sambil menyanyi lagunya sendiri. BUKAN.

“gimana ndok rasanya oleng ke jurusan sejarah?”, Suara Gita yang didengar tidak langsung oleh lawan bicaranya Zain melalui jaringan Video Call.

Zain, laki-laki berumur 20 tahun, mahasiswa Fakultas Adab dan Dakwah di salah satu universitas negeri Islam di Bandung.

Sedang menikmati libur semesterannya. Sedang berbincang dengan sepupu nya yang berada jauh di negeri orang.

“ya begitulah Kak Git. Dijalanin aja”.

“kalau ndak kuat yo, ndak usah dipaksa toh”, mendengar perkataan Gita yang merupakan sepupu dekatnya, Zain hanya bisa mengendus kesal,

“ck..bukan masalah kuat nggaknya kak”.

“gini loh, aku tuh udah relain waktu buat belajar, udah doa juga, optimis juga udah, malahan berharap banget keberuntungan akan datang kepadaku. Tapi nyatanya nihil”

“aku terlalu anggap santai semuanya, mungkin selama ini memang aku sendiri yang terlalu pede dan menyepelekan, bahkan aku percaya takdir itu dapat diubah, tapi aku tidak dapat merasakannya".

"Sekarang aku harus apa Kak Git?”, tanyanya setelah ia selesai menceritakan.

Terlalu berat dijawab, Gita sedikit menggaruk kerudungnya yang tak gatal,

“jangan mikirin takdir dulu Zain elahh, emang kamu tau takdir kamu gimana nantinya? enggak kan, oleh sebab itu kita sebagai seorang manusia berpikirnya jangan kedepan mulu, sekali-kali liat belakang macam kaca spion, ngerti ora?”

“ngecheck kondisi belakang gitu ya?”, Gita tersenyum lalu menambahkan,

“lihat dari kejadian yang pernah kamu alamin dulu, belajar dari situ, nah kamu bisa dapat pengalamannya”.

“kayaknya sedikit kak perubahannya, urang nteu pinter-pinter. Lama banget ngestart otak loading mulu udah kayak komputer pengen di servis”.

“kayaknya emang Allah belum ngizinin kamu jadi pinter cuk, karena Allah tau lo bakal sombong, nggak tau diri, lalai, entar lo bakal mikirin segala hal dengan otak lo terus tanpa diselingi agama”.

“Perkataannya nancep borr, iri urang mah keur maneh”

“hilangin iri, mending irinya membangun. Tapi kalo ujung-ujungnya jadi dengki, siap-siap ndak masuk penghuni surga sejati” Tegasnya sampai Zain membulatkan matanya seperti tahu bulat,

“Astagfirullah, nyelekit pisan Kak Git tuh, ihhh parah Naudzubillah Ya Allah”.

“makanya disyukuri, dan sudah sepantasnya lo banyak berterima kasih kepada-Nya, nggak semua orang bisa ditunjukkin jalan-Nya untuk diingatkan kembali kepada-Nya, nah kalau udah gini, siap-siap lo masuk seleksi penghuni surga sejati”.

Dengan ekspresi bangga Zain berkata,

“Waww.. siap Ustadzahku syukroon katsiroon”, dijawabnya cepat, “afwan, dah ahh mau nyuci. Kelamaan nanti bayarnya mahal, jarak Indonesia ke Jerman kan jauh”. candanya.

“sombong..dikeluarin dari seleksi loh”, goda Zain.

“hmm ya iyaa, tapi ini mau nyuci serius”, Sahut Gita dan dibalas acungan jempol Zain,

“okeoke semangat nyucinya” dan percakapan pun berakhir masing-masing menutup Vc.

Setelahnya Ponsel Zain berderit, ada sebuah Pesan dari Brivio. Temanku.

CHAT

Brivio:

| jadi kesini nggak, katanya mau bahas kegiatan bulan Ramadhan

Zain

| tumben lu bri, iya otw 

Bulan Ramadhan dapat dihitung berapa hari lagi, singkatnya satu bulan. Kami begitu antusias saat kegiatan bulan Puasa diadakan apalagi atas keinginan Kita sendiri untuk membangunnya.

Lumayan kan pengalaman baru, kebetulan juga Kompleks blok M anak-anaknya banyak yang seumuran jadi lebih nyambung buat rundingannya.

Sampailah di Rumah Brivio. Disana ada Azka dan Olif. kemudian, ada Yasmin juga.

Formasi saat itu masih berlima, disitu kami mulai merencanakan terlebih dahulu sebelum mengajak semua anak komplek menjadi anggota. 

Di balik tembok rumah Brivio ada 3 anak perusuh yang sedang menguping.

“kita pengen bersin sial”, celetuk Farel sambil memegang hidungnya.

“ssttt jangan nanti ketauan bego”, jawab Jefri yang posisinya diatas Farel.

Sedangkan Denan diposisi bawah menahan rasa berat.

Tak lama hidung Farel udah ngga bisa diajak kompromi makanya Farel langsung keluarin bersinnya dan otomatis mereka pada gubrak lalu yang diintip pada cengo semua, bodo amatlah ketahuan udah ga tahan.

“Astagfirullah Kaget”, Sahut Olif bersamaan disusul oleh Yasmin

“Tuhkan bener ada yang nguping”, Zain dengan lagak instingnya

“Astagfirullah kaget Aing”, dilanjut Azka sambil mengelus dadanya, sedangkan Brivio sang pemilik rumah hanya terdiam. 

Kalau udah ke-geb kayak begini ujungnya bakal susah buat cari alasan.

Semua ini gegara Farel yang ngajak nguping padahal ini bukan caranya Farel tapi entah kenapa dia malah nurut-nurut aja.

Seringnya anak-anak ini memang suka banget mondar-mandir di rumah Brivio biasanya Cuma lewat doang, kadang ngejahilin pemilik rumahnya apalagi jika ada Azka kalau ikut nongkrong terus mood hancur wah bisa-bisa mereka tawuran.

“ini pada ngomongin apa sih”, Tanya Jefri sok akrab sedangkan Denan sama Farel hanya saling senggol-senggolan

“bukan urusan lo”, jawab Olif dan dilanjut candaan Yasmin, “eh anak kecil tuh gausah ikut-ikutan”

Zain pun menyambungnya, “pala lo anak kecil hahaha”.

Jefri tak merespon kembali ucapan mereka itu, Farel sendiri kayak gini sudah biasa ia tanggapkan tak lantas membuat ia menyerah dan pergi.

sedangkan Denan ia benar-bener pengen pergi aja kalo ngga ada mereka berdua malu borr wajah tampan nya ternistakan.

Keberadaan mereka disini bisa diibaratkan sama aja kaya kentut orang yang jaraknya 10 kilometer lebih. Nggak akan tercium, didengar juga kagak ya iyalah 10 kilometer dong.

Udahlah ngapain kentut dibicarain yang ada waktu 24 jam kita keburu habis Cuma gegara ngomongin kentut.

“lain kali yang sopan dong jangan nguping pembicaraan orang!”, Omel Olif yang direspon kasar oleh Jefri,

“B.A.C.O.T”

“udah ah yuk cabut”, dijawab oleh anggukan Jefri,Denan. 

Melihat kedua temannya pergi Jefri pun ngikut pergi juga sambil smirk- smirk indah dahulu kearah Yasmin kemudian ia berkata,

“Yasmin…katanya Jefri suka jeh”,  setelahnya ia ngibrit pergi. 

Hari Pertama

Pada siang harinya, Zain mengajak diskusi rundingan Kurma kembali, bedanya kali ini kumpul dirumahnya.

Formasi masih berlima, Zain ini membahas bagaimana cara mempromosi kepada anak-anak kecil komplek yang mau diajak pesantren kilat.

Berhubung kegitaan anak-anak di komplek ini lagi sibuk-sibuknya tes seleksi tahfizh di salah satu pesantren yang jarak tempuhnya 7 menit kalau naik kendaraan, jadi mereka harus sebisa mungkin membagi waktu alhasil Zain menyarankan agar pesantren kilatnya diundur menjadi sore hari sekalian itung-itung sebagai ngabuburit menunggu buka puasa.

Atas saran yang telah dibuat, Brivio, Azka, Olif, dan Yasmin cuma bisa ngangguk-ngangguk setuju mungkin mereka menyerahkan penuh pada Zain ini atau mungkin lelah dengan semua ini.

Beralih ke awal lagi yakni cara mempromosi, Disitu kami masih mencari solusi.

Hingga Suatu ide pun akhirnya muncul,

“ajakin aja anak-anak esdeh pasti seru”.

“mending buat pamflet aja terus disebarin”.

“minta grup w******p warga blok M aja”.

Dari 3 ide yang kami sudah usulkan, akhirnya Zain memantapkan pilihannya kepada Olif.

Ini sangat disayangkan, padahal usulan Azka termasuk yang paling simple, efisien, dan yang pasti non badget.

Alasannya sih katanya kurang sopan kalau di grup.

“min, tolong kamu fotocopy pamfletnya ya”, suruh Zain kepada Yasmin.

“loh kamu ternyata udah buat pamfletnya?”, sahut Olif lalu dibalas anggukan Zain,

“hooh”.

“Kalau gitu ceritanya sih mending ngga perlu minta usulan dari kita kali zen”.

“gapapa, biar kalian ada kerjaan gitu”, kali ini Brivio yang ngomong.

Tak lama sorenya Brivio pulang karena Yasmin dan Olif tak kunjung datang membawa fotocopy-an.

usut punya usut, ternyata mereka mandeg di resto seafood yang baru buka 3 hari lalu, sementara itu Zain juga mau pergi, jadi intinya Azka diusir.

Malamnya 3 anak laki-laki ini (Zain,Brivio,Azka) berniat menawarkan kegiatan tersebut kepada abang-abangnya kali aja mereka mau kan enak tuh, otomatis jika mereka ikut akan menjadi yang tertua di Kurma dan akan sering ditunjuk oleh Kak Fariz.

Beliau adalah guru agama di madrasah kami menimba ilmu dulu, sebagai pemateri, Syukur-syukur mereka terus, agar kita hanya mantengin tanpa lelah menjelaskan.

Ya, dari kelima formasi member Kurma ini, yang masing-masing mempunyai kakak ialah Zain, Brivio dan Azka yang dimana dari situlah merupakan salah satu alasan kami bertiga menjadi akrab karena ketiga kakak nya tersebut adalah seorang lelaki yang merupakan geng satu sama lain.

Intinya buah jatuh nggak jauh dari pohonya lah..  

Ekspektasi yang dibayangkan ternyata salah, boro-boro jadi pemateri, diajakin aja nolak, hal ini disesali oleh Brivio yang telah mengajak abangnya sama seperti halnya, Zain pun sama belum juga nawarin udah kesel sendiri bawaanya.

Di lain sisi Azka malah kebalikannya, aanya kekeh pengen ikut tapi ditolak mentah-mentah olehnya alasannya simple ‘malu-maluin’,

“gimana nggak? Aa nya Cuma pengen numpang makan aja kan malu-maluin namanya”, gumam Azka.

Tampilkan Lebih Banyak
Bab Selanjutnya
Unduh

Bab terbaru

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

user avatar
Aldho Alfina
Semangat thor, salam dari "Penguasa Dewa Naga'
2023-03-24 23:04:44
2
24 Bab
01 : Pengisi Waktu
Mungkin pernahkah terngiyang akan lagu— Libur telah tiba, libur telah tiba. Hore, horeee. Itulah penggalan lirik lagu yang di lantunkan oleh Artis cilik Tasya Kamila.Namun ini bukan tentang Tasya yang mengalami libur yang disambut sukacita dengan berjingkrak-jingkrak ria sambil menyanyi lagunya sendiri. BUKAN.“gimana ndok rasanya oleng ke jurusan sejarah?”, Suara Gita yang didengar tidak langsung oleh lawan bicaranya Zain melalui jaringan Video Call.Zain, laki-laki berumur 20 tahun, mahasiswa Fakultas Adab dan Dakwah di salah satu universitas negeri Islam di Bandung.Sedang menikmati libur semesterannya. Sedang berbincang dengan sepupu nya yang berada jauh di negeri orang.“ya begitulah Kak Git. Dijalanin aja”.“kalau ndak kuat yo, ndak usah dipaksa toh”, mendengar perkataan Gita yang merupakan sepupu dekatnya, Zain hanya bisa mengendus kesal,“ck..bukan masalah kuat nggaknya kak&rdqu
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-09-10
Baca selengkapnya
02 : Mencari Target
Hari KeduaKeesokan harinya, Kak Fariz berjalan-jalan untuk mencari target anggota cowok yang akan menemaninya nanti eits..jangan salah sangka, maksudnya menemani Kultum.Arahnya sengaja melewati rumah Pak Soman soalnya daerah disana terdapat tempat rumah-rumah yang dihuni para remaja cowok.Dan ditemukanlah sesosok Jeff. cowok yang sedang nongkrong di kursi depan rumah. sehingga Kak Fariz bisa melihatnya.Ya dia bisa dibilang jarang keluar rumah, dia pernah bilang kalau dirinya disebut introvert , jarang sekali wujudnya terpampang diluar. Sebelas duabelas lah sama Zain.Adapun Brivio jika mengajak bermain keluar dia selalu menolak beralasan sibuk.  “Assalamu’alaikum”, Salam Fariz kemudian disambut hangat oleh Jeff,“Wa’alaikumussalam, Apa kabar kak?”. Semestinya ia bisa melihat kan kondisi Fariz saat ini, obrolan basi yang menjadi basa-basi tak semesti, apasiiiiiiii.Di lain Tempat, te
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-09-10
Baca selengkapnya
03 : Menaruh Keyakinan
Tepat pada siang hari, dimana matahari tampak memancarkan aura ganasnya membuat orang-orang yang berlalu lalang dibuat gerah karena terguyur keringat di sekujur tubuhnya.Belum lagi wajah mereka  yang memerah akibat terik cahaya dari sang surya yang menjadikan hari itu cuacanya sungguh panas tingkat dewa. Dengan wajah tampak beringas. Dia berjalan menuju Masjid yang hanya beberapa blok dari area rumah sambil menyibak kertas sesekali untuk menyejukan badan kemudian memandangi area sekitar.  “panas banget hari ini”,kondisi luar kian sepi, sepertinya orang-orang enggan untuk keluar rumah apakah mungkin inisiatifku ini didengar mereka?Begitulah kira-kira 3 hari perjuangan Zain mengajak kawan-kawan komplek nya untuk memperbaiki akhlak.Maksudku, setidaknya meramaikan masjid yang sepi dari anak-anak remaja masjid yang berada di komplek blok M.salah satu masjid yang bisa di bilang tidak memiliki remaja m
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-09-10
Baca selengkapnya
04 : Bertemu dengan Fathur
Waktu yang paling nyaman serta aman itu adalah sendiri.  Ya, sudah seminggu atas kabar kak Fariz dibawakan ke rumah sakit akibat pembengkakan di kakinya, kegiatan kami yang semula akan aktif terhenti sejenak.Tepat Di Hari minggu setelah Zain memutuskan untuk tidak mengikuti acara rekreasi keluarga besar dan lebih memilih rekreasi di rumah sambil bermalas-malas sangat menyenangkan rasanya.Walaupun lebih memilih tetap tinggal dirumah, tetap saja tugas rumah menantiku untuk bertumbuk sehingga energiku akan terkuras juga.Kalau saja bukan soal komputer baru—nghh…ah gapapalah hitung-hitung mengisi waktu luang. Kata bunda anak lelaki itu juga harus tau betapa beratnya pekerjaan wanita di rumah, nah mumpung kamu dirumah mending bantuin selesain tugas-tugas bunda biar pas bunda pulang kan enak, ya perkataanya teringat betul di gendang telingaku.Namun, bukan Zain kalau tidak meminta imbalan komputer baru haha.    
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-09-10
Baca selengkapnya
05 : Sebuah Mobil Mewah
Seseorang pernah berkata kepadaku, tulislah jika ingin menulis.Semua cerita bisa kamu tuangkan dalam sebuah bentuk tulisan yang kamu ciptakan, tak terkecuali peristiwa serta kejadian yang pernah dialami.Lambat laun manusia pasti akan menua. Dalam artian bukan tua, melainkan mereka tumbuh menjadi pribadi kuat.Dimana kuat bertempur dalam lingkungan pergaulan baru, kuat menghadapi masalah, serta kuat menerimanya, begitupun hal semacam lainnya.Setiap kisah selalu punya makna.“Genggam pena catat peristiwa”Begitulah kalimat spontanitas yang dilontarkan pemuda-pemudi yang jauh kulihat namun bisa ku pandang wujudnya, dilihatnya sambil membawa bendera kebangsaannya.Semangatnya 45, teriaknya sungguh menembus gendang telingaku. Kalau saja pisau yang menjadi deskripsi sebuah teriakan itu, mungkin ku sudah tertusuk.Dan cerita pun berakhir.Terbesit dalam sanubariku, ada hal ganjal dingatan.Bukan mereka, na
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-09-10
Baca selengkapnya
06 : Dokumentasi
Perjuangan dilewati dengan berkorban.Penurut, kreatif, penuh semangat, mungkin tidak salah pula jika dikatakan rupawan. Semua ada pada Zain, menjadi calon sejarawan baginya merupakan sebuah hasil usaha dan kemampuannya.Sejak ia mencoba mengajukan rapot nilai hasil kelulusannya dua tahun lalu.Zain bukan satu-satunya seseorang yang tak sesempurna dibayangkan di lingkungannya, semenjak di bangku madrasah tsanawiyah (Mts) , Zain yang penurut hanya memenuhi semua kebutuhan yang terbaik untuk dirinya ditangan orangtua.Tidak jarang, keinginannya selalu ia batalkan karena fikiran negatifnya selalu menghantui jika ia melangkah sendiri.Semua orang bangga pada Riri, begitu juga Zain. Ingatkanku kembali di masa dimana Riri, ia sesosok sebagai perempuan yang pintar juga optimis.Selain bertetangga, Zain dan Riri juga merupakan teman sekelas di waktu SMA, jika jam sekolah berakhir, tak jarang mereka pulang bersama.Kami berkenalan sepintas dis
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-09-11
Baca selengkapnya
07 : Yasmin yang terjatuh
“Bukannya lu itu nggak jadi putus? Kok malah dibilang mantan?”, Tanya Azka pada Brivio. mereka ada di sisi depan meja. Atmosfer kini mengelilinginya saat ditanya perihal hubungannya dengan sang perempuan yang dibilang mantan oleh Farel.Namanya Atla. Bisa dikatakan ialah cinta pertamanya. Sewaktu dibangku madrasah tsanawiyah (MTs) pertemuan mereka yang singkat pada ujian nasional ternyata menimbulkan suatu getaran asmara diantara keduanya.Laki-laki bertubuh gembul itu merupakan anak dari Ustad di tempat sekolahnya di MTs, Ya, Brivio memang dikenal laki-laki yang mengumbar pesona. maksudku populer. bagaimana tidak? Hampir semua kalangan area tempat perempuan mengenali Brivio. Tak heran ia selalu dicurigai banyak pengintai guru-guru BK namun sejauh ini, Nyatanya belum ada sesuatu kasus pun menimpa Brivio.Hanya saja, saat ujian nasional dimana para murid akhi dan ukhti bercampur sehingga beberapa diantaranya mengambil kesempatan disitu, pada momen selesainy
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-09-11
Baca selengkapnya
08 : Berkunjung ke Pesantren
Aku seperti berada dalam tempo hari yang cukup cerah. Secerah matahari juga hati Jefri saat sekarang ini. Perjalanan kami belum saja tuntas, aku termenung memikirkan surat yang berisi denah lokasi pesantren. Karena mereka masih memenuhi energi untuk berkeliling, maka setelah ke Masjid Sang Cipta Rasa selesai berbuah manis. Tak lama kemudian kami pun menyusuri daerah Pesantren Azzikri untuk dikunjungi.“antum Lurus saja.. ka sana. A…nanti ada perempatan beloklah ke kanan”, ujar bapak-bapak yang kami temui di jalan.Kami mengangguk dan kembali menyusuri jalan. Sekitar waktu 25 menit hampir setengah jam, mobil melaju penuh kebingungan menyesuaikan arah yang benar pada lokasi denah yang tertulis,Belum lama ini aku baru saja mengetahui adanya Pesantren di kawasan ini, Farel mungkin sudah bisa ketebak bahwasannya dia punya pengalaman sewaktu kecil disana, Farel menjelaskan dirinya itu yang pernah tinggal di Pesantren berumur 5 tahun. Semua orang yang ber
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-09-11
Baca selengkapnya
09 : Hari yang Kusuka
“silahkan duduk”, ucap seorang Pria paruh baya tersebut. rupanya beliau adlah Adik kandung dari Fathur, beliau bernama Andi. Wajahnya ternyata agak terlihat lebih muda dari biasanya kulihat waktu itu.Tapi sekilas mirip, seperti saudara kembar seiras.Kami dibawa ke sebuah kantoe miliknya. Santri yang membawa Kami pamit pergi dan meninggalkan Kami dengan Kak Andi di ruangannya.Dengan tampak canggung, banyak diantara Kami diam. Bingung ingin membahas apa. Alhasil Kak Andi membuka suaranya dan memulai sebuah Topik pembicaraan.“Apakah ada kendala untuk, perjalanan menuju tempat ini?”, Tanya nya kepada Kami. Menoleh sebagian dari pada Kami. “tidak ada kak, justru kami sangat antusias karena bisa ditawarin untuk main ke Pesantren”. Jawabnya Farel.Zain memainkan manik matanya, Beliau terlihat sedikit mengenal sosok Farel hanya saja agak lupa darimana, ia mencoba membantunya mengingat siapatau beliau mengetahui Farel yang dulu
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-09-15
Baca selengkapnya
10. Pulang ke Rumah
Usai berkunjung selesai Kami pulang dengan berpamitan. Sampai rumah pada sekitaran jam setengah lima. Zain berpamitan untuk pulang, dan yang lain juga ikut mengekor pulang ke rumah masing-masing. Sungguh hari yang menyenangkan.Zain sampai rumah. Sebelum membuka pintu, ia merogoh sakunya untuk mengambil kunci rumah cadangan yang di bawanya setiap bepergian ke luar, takutnya seisi rumah tidak ada orang, jadi dia antisipasi dengan membuat kunci duplikat yang saat itu ia pinjam dari bundanya. “cklekk..”,suara kunci membuka pintu rumah.Dan benar keadaan rumah tampak sepi. Kayaknya Via,Bunda, Abang serta Ayah sedang tidak berada di rumah. Sudah kuduga dirinya selalu saja ditinggali tanpa diberi kabar mereka pergi kemana. Zain melepas jaket yang terpasang di badannya. Ia selempangkan di atas tiang gantungan dekat laci ruang televisi. Lalu badannya ia lemparkan ke setumpuk bahan empuk yakni sofa. Ia rentakan kaki disana. Rebahan dimulai.Tepat setengah jam kedep
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-09-15
Baca selengkapnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status