Home / Romansa / Anak Anak Muda / 02 : Mencari Target

Share

02 : Mencari Target

Author: MilkPink
last update Last Updated: 2021-09-10 14:26:09

Hari Kedua

Keesokan harinya, Kak Fariz berjalan-jalan untuk mencari target anggota cowok yang akan menemaninya nanti eits..jangan salah sangka, maksudnya menemani Kultum.

Arahnya sengaja melewati rumah Pak Soman soalnya daerah disana terdapat tempat rumah-rumah yang dihuni para remaja cowok.

Dan ditemukanlah sesosok Jeff. cowok yang sedang nongkrong di kursi depan rumah. sehingga Kak Fariz bisa melihatnya.

Ya dia bisa dibilang jarang keluar rumah, dia pernah bilang kalau dirinya disebut introvert , jarang sekali wujudnya terpampang diluar. Sebelas duabelas lah sama Zain.

Adapun Brivio jika mengajak bermain keluar dia selalu menolak beralasan sibuk.  

“Assalamu’alaikum”, Salam Fariz kemudian disambut hangat oleh Jeff,

“Wa’alaikumussalam, Apa kabar kak?”. Semestinya ia bisa melihat kan kondisi Fariz saat ini, obrolan basi yang menjadi basa-basi tak semesti, apasiiiiiiii.

Di lain Tempat, tepatnya rumah Denan.

Farel mengarahkan gadget pada objek terindah yang diciptakan Allah yakni dirinya,

“ekhem..hallo guys, what’sap yo ini channel baru gue, perkenalkan Farel in the house yoo pemuda berkulit hitam yang manisssnya melebihi sirup campoline dan disini ada Jefri temen gue yang lagi mabar sama temenya namanya Denan guys”.

Gadget diarahkan pada Jefri tapi ia tak menghiraukannya,

“oke guys, dia sepertinya sedang fokus maen, tapi percayalah dia tipe setia kok nggak pernah oleng ke siapapun buktinya bisa dilihat ya”.

Belum aja diarahin ke Denan tapi ia sudah mematikan gadgetnya,

“hee gue belum disapa”, dikasihnya ke Denan,

“hey guys Pemuda paling akhir ini Denan paling gantenk a.k.a Dolan, karena gue ngga suka Dilan. Hidup Dilan itu bucin terus, enak Dolan hidupnya main terus, main balap motor, main Mobile Legend, Main Tembak-tembakan, Asalkan bukan mainin cewek aja hehehe”. 

“eh kok mati nj*r”, Denan baru sadar kalo daritadi emang udah dimatiin oleh Farel. 

“Zainnn, kita dah diluarrr”, seorang 2 cewek namanya Yasmin dan Olif datang menyamper Zain yang dimana rumahnya berada di samping Rumah Denan.

“Zainnya lagi mulung”, sahut Denan dengan suara kecil, takutnya yang punya nama denger.

“awas ya gua bilangin”, pungkas Olif sambil nunjuk-nunjuk. Setelah itu Yasmin menunjuk orangnya,

“tuh Zain nya”.

“hayukk”, jawabnya Polos. Semua terdiam,

“kenapa sih?”.

Belum berapa menit Azka datang, seketika Jefri nengok.

“awas ada bom jef, JEF JEFRII YAH MATI”, kesal Farel playernya game over.

“Kasihan Jefri yang tadi malam chat Cuma di read sama doi nya bwahhaa”, celetuk Denan berharap di-notice oleh orangnya ternyata nihil.

Sedangkan Jefri misuh-misuh supaya Denan ngga bongkar kalau Jefri dengan Yasmin sedang pdkt. 

“apa sih gaje”, malah dijawab Olif.

Celaka!! Denan baru sadar ada seorang cowok yang naksir Yasmin juga disitu, kalau dia mengetahuinya pasti bakalan rame sejagad.

“udah yuk ahh”, Ajak Yasmin.

“itu mau kemana sih”, Tanya penasaran Jefri.

“ya Tanya aja sama ukhty-ukhty nya”, Sahut Denan.

“mau ke Jonggol, kenapa? Mau ikutt?”, tantang Olif. Sementara Jefri Begidik,

“dihh aneh”.

Bersama Yasmin, Olif, dan Azka. Kami pun berjalan menuju mushola yang jaraknya sejalan dari rumah Zain, cukup dekat.

“gua kirain Brivio udah kesini”, Tanya Azka.

“katanya nanti nyusul”, Jawab Zain.

“oh Brivio ngajak kalian juga”, Sahut Jefri.

“lu mending ikut kita ke masjid, lumayan barangkali dosa lu selama ini bisa berkurang”, Zain nyengir.

Tidak bisa melihat kemalasan terus menerus anak itu, melihat kegiatannya yang selalu nongkrong depan gang, kali ini mungkin ajakannya berhasil, bisa saja jika ia mau dan lainnya mungkin akan mengikut juga.

“kita sebenarnya berinisiatif ngajak semua, Cuma ya kita sih liat dulu banyak yang mau atau nggak. Ya ngga Lif”, Tanya Zain.

“iya, kita ngga bisa diandalin hehehe…masih banyak belajar”.

Seketika suasana hening.

“wehh kita aja masih cetek ilmu agamanya”, gumam Farel.

“apalagi gua RELL”, Sahut Jefri tak kalah melontarkan.

“hmm..kalau saya sih ngga usah ditanya. Jujur ya, ikut kegiatan ini juga disuruh sama bunda.

Katanya Zain kamu itu kerjaannya rebahan mulu sana bantu-bantu di masjid!!”, Curhat Zain sambil ngikutin logat bundanya ngomel.

“Ya Allah lucu zen ahahahaa”, ketawa anggun Yasmin.

Sesampai nya di gerbang masjid, ternyata Brivio ada disana menunggu kami.

“wedehh akhi-ukhty mau kemana kwkwkwk”, bercandanya.

Saat itu juga Kami mengabaikan bercandaan si Brivio dan masuk, terlihat ada Kak Fariz disana sedang duduk.

Sepertinya menunggu Kami (anggota KURMA).

“Assalamua’laikum”, Kami serentak bersalam.

“Waalaikumussalam”, Dijawabnya oleh Fariz.

“segini aja nih orangnya?”

“ya segini aja kak, di blok M kan Olif akrabnya sama orang-orang ini wkwk”.

“Zain kamu apa kabar? Sudah besar ya, kaka baru liat lagi”.

“hehe iya kak, alhamdulilah baik kak”.

“yang dua ini siapa nih, kakak baru liat”.

“Saya Yasmin Kak”.

“Kalau Saya Olif Kak”.

Setelah berbincang-bincang sedikit itu, tak lama Jeff datang.

Seketika kami terkejut, Yasmin dan Olif saling melirik yang duduk samping-sampingan mereka menghela nafas terharu. Zain tersenyum lalu Jeff tanpa canggung berkata,

“ASSALAMUALAIKUM”. Salam penuh semangat oleh Jeff.

“Waalaikumussalam”. Jawab Kami serentak.

“ya ampun tong, rapi amat dandanannya”.

“iya dong kak, masa ke kondangan doang yang harus rapih”.

“ke kondangan sapa irae Jeff ahahaha”, gumamnya Brivio.

“MANTAN”, Canda Jeff tetapi seolah-olah serius karna komuknya.

Sedikit informasi, Jeff ini adalah teman SD Kami, jadi Kami begitu wajar dengan adanya Dia, tetapi bukan berarti teman SD kami malah sangat akrab. Itu tentu tidak, Jeff disini hanya akrab dengan Brivio, karena mereka mempunyai tipe obrolan yang sama intinya nyambunglah sejak dulu.

Disini Jeff terlihat lebih dewasa nggak kaya dulu, Dia lebih tinggi, lumayan soleh, dan kulitnya makin putih. Woahh, sepertinya salah satu dari kami ada yang naksir atau mungkin ada yang masih menyimpan rasanya sejak SD layaknya secret adminer.

Olif namanya, salah satu dari si kembar ini yang menyimpan rasa sejak SD pada Jeff, dan hanya Zain, Brivio dan Azka yang tahu— ekhem keselek.

Sungguh menyenangkan kegiatan ini, selain mencari pengalaman juga reuni SD hehe.

“Tolong jangan Baper please”, Batin Olif Berkata.

“ini yang cewek nggak nambah lagi?”.

“mungkin belum kak”.

“lahh bukannya yang lain ada ya”.

“yang lain? Siapa dia? Setan??”, ini candaan garing Azka.

“Kak katanya yang cewek banyak”.

“ya memang banyak lif, Cuma belum Kakak ajak aja”.

“Ya Ampun Kak Fariz ngakak aku”, Sahut Yasmin.

Zain melirik Olif kemudian berkata,

“yauda lif, mungkin elu sama Yasmin emang ditakdirkan anggota cewek di KURMA”.

“GA bisa gitu lah, harus nambah pokoknya biar seru”. Olif menantang.

“mau seru? Ke parade sana”, Kalau ini Azka.

“hahaha sedikit lagi lucu bro, cemungut oii”, sahut Brivio.

“terus sekarang ngapain kak?”, Tanya Zain.

“iya Kak, belum ada anak-anak kecil pada datang”.

“iya memang mungkin mereka nggak banyak yang tahu”, ungkap Yasmin.

“iya benar kata Yasmin, sekarang buat hari pertama kita keliling dulu, ajakin anak-anak disini yang mau ikut dan bergabung, oke semua?”.

“Oke KAK”. setelahnya Kami pun berjalan mengikuti instruksi Kak Fariz yang mencontohkan bagaimana cara mengajak anak-anak untuk gabung meramaikan Masjid.  

***

Formasi saat ini alhamdulilah bertambah menjadi 6.

Kami memulai Ajakan hari itu juga, dan tatapan Kak Fariz beralih pada motor yang berparkir di ujung sana, tepatnya Rumah Denan.

Kami yang diibaratkan selaku anak buah, mengikuti langkah kaki sang Boss.

“Assalamua’laikum”, yang disalamin dengan sergap membalas salam dari Fariz,

“Waalaikumussalam KAKK”.

“wah rame, Lagi pada ngapain kalian?”.

“biasa kak anak laki-laki”.

“ya biasanya anak-anak laki ngapain Jefrii”, Kesal Olif.

“main ML kak”.

“Hayuk ke Masjid, kita kumpul bareng. Kita buat kegiatan bermanfaat buat diskusi untuk bulan Ramadhan ”.

“tuh dengerin, jangan mainan mulu hidup lo”, celetuk Yasmin.

“terus Kakak dan kalian sendiri mau kemana?”, Tanya Farel.

“mau nyari udara segeurr”.

“eh yang bener, ikut dong”.

“Lo tunggu di Masjid aja Rel, ntar kita balik lagi”.

“Den, bapak ada?”.

“belum pulang kak”.

“salamin ya dari Fariz”.

“siap kak”.

“kak nanti Farel nyusul sekalian mau ngomong”, ungkap Farel sok akrab.

“ngomong apasihh sok banget ajg”, Ini Jefri pada Farel.

“ASTAGFIRULLAH, Kakkk itu kak ngomongnya ANjing jeh kak”.

Fariz pun tak berkutib atas omongan Jefri ini, Fariz hanya mengeleng-geleng palanya.

“Mingkemlahh dasar micin. kesel sumpah”, celetuk Jeff.

***

Jam 17:58 WIB

Kami yang telah selesai keliling untuk mengajak anak-anak blok M dan beristitirahat berapa jam di rumah, tak lama Kami pun kembali ke Masjid sekalian untuk sholat maghrib berjamaah.

Alhamdulilah ada beberapa anak yang sudah berada di Masjid tengah duduk manis menunggu adzan maghrib..

“Zen, ada kabar buruk dari Kak Fariz”, Azka mendekat memberikan info yang sangat menggemparkan atmosfer pikiranku saat itu.

  

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Anak Anak Muda   24 : (masih) Daily activity of Via

    Gadis itu kali ini berputar-putar sambil memadangi kartu itu selayaknya dunia milik dia dan kartu itu…beberapa orang yang melihat terkadang tertawa dan mengherankan dengan tingkah yang dilakukan Viaa saat ini, aneh,aneh,aneh,aneh,aneh.“neng otaknya geser ya, sini ibu cari orang yang lain saja”.“eh jangan bu, saya kenal orangnya sayang kalau ibu kasihin ke yang lain dan dia gatau orangnya susah loh bu”.“oh yaudah”. Jam 18:00 WIBTibalah Buka Puasa…Bersyukur Via sudah pulang tepat waktu, ia bisa menyantap makanan di rumah.Kali ini Via membawa temannya dari kampus, namanya Thea.Sebenarnya mereka udah saling kenal sejak SMP.Berhubung sudah waktunya jam Berbuka puasa, alhasil Via menawari sahabatnya tersebut untuk makan dirumah dan Thea akan bermalam juga disana, hitung-hitung merayakan hari libur kuliah.Di sela-sela makan, mereka berbincang.

  • Anak Anak Muda   23 : Daily activity of Via

    18:00 WIBSelesailah kegiatan kampus hari ini, sungguh hari-hari yang begitu sibuk dengan ditambah mengikuti kumpulan kajian ukm jurnalistik. Tumben apa Via rajin minggu ini. Ya mungkin saja Via sedang mencoba fokus pada kegiatan jurnalis daripada mata kuliah begitu menyulitkan.Mungkin saja jika waktu memihak pada Via tuk menjadi Reporter di yang akan datang sungguh pasti seru bukan.Matahari sudah terbenam otomatis langit pun bentar lagi akan gelap, kali ini dia akan pulang ke rumah dengan membawa motor. Untuk pertama kalinya Via mengendarai motor pada suasana malam.Yaela motornya nyempilBakalan susah diambil nihTepat di parkiran motor, terlihat Via yang sedang kebingungan akibat banyaknya motor yang memakirkan di dekat motornya sehingga terperangkap dan sulit keluar. Jalan satu-satunya ialah memindahkan motor-motor tersebut satu per satu.Suwe lahCoba Via berotot dah Via angkat tuh motor“Neng ada yang

  • Anak Anak Muda   22. (masih) teringat masa ngampus

    ***Kelas free karena dosen gak datang alhasil Ributnya kelas membuat Riri tak konsen merangkum matkul pagi ini di jam pertama yaitu mata kuliah ilmu sejarah. Cewek dengan lagak agak Tomboy itu heran sama kelas Riri sendiri santuy banget ngadepin tugas-tugas dari dosen yang kalau diitung entah itu seberapa Riri lupa lagian Riri sengaja dilupain biar tau rasa tuh tugas di kacangin wkwkwkwk.Bobrok nya bisa dibilang tidak jauh berbeda sama sekolah jaman SMA Riri dulu..akhhh..jadi gabisa move on nih walaupun Riri hanya sebagai pelaku figuran di setiap moment-moment seru di kelas tapi sekiranya Riri banggalah punya kelas penuh kenangan itu, kenangan bareng genk gue nya doang yaiyalah.“Tringtringtring”“aciee bebebbb nelpon tuh diangkatlah”. Temen-temen menyoraki Jiselle, palingan itu Betrand yang nelpon ucap Riri dalam batin.Nasib jadi single sejak lahir menjadikan Rriri sudah terbiasa dalam situasi seperti ini. Tahukah anda?terka

  • Anak Anak Muda   21 : Teringat masa Kampus

    Di suatu hari pada Ramadhan yang baru tiba, tepat pada posisi cewek nelangsa disana. Rriri dan beberapa benda disekitarnya seperti pulpen, buku yang selalu aku corat-coret entah apa yang Riri tulis, Riri terus memenuhi lembar kosong kertas itu serta sesekali mengutak-ngatik hape untuk mengetahui banyaknya notifikasi yang masuk. namun hanya beberapa yang penting lalu Riri tutup kembali. televisi yang sekarang menemani kesendiriannya yang Riri putar siaran kartun, ya.... karena Riri suka kartun sampai sekarang. sebelas duabelas tidak jauh dengan Zain."males banget"tulisannya saat ini tidak teratur membuatnya malas menulis entah karena kehabisan ide atau apa Riri beralih mengenggam hape dan melihat beberapa grup yang belum sempat nya baca hemm... seperti sengaja tidak Riri baca-baca.yang pertama terdapat grup sebuah organisasi yang Riri masuki sewaktu semasa sekolah SMA Riri dulu,"sudah 400 lebih notifikasi grup ini""lebih

  • Anak Anak Muda   20 : Cerita di Sahur Pertama

    malam hari adalah malam yang paling asyik untuk kita merenungkan sesuatu pada hari esok.Ya yang kutahu malam ini penuh dengan bintang yang bersinar, tentu banyak disana berjejeran.“waw sungguh mereka beruntung bisa bersama-sama”Tak lama gadis itu mulai terhanyut pada khayalan yang entah kenapa terus menghatuinya minggu-miggu ini. Persis seperti kamar nobita yang dimana meja belajarnya dekat dengan jendela. Begitupun Viagatha.Viagatha atau bisa kita panggil dengan panggilan Via, sedang sibuk-sibuknya menyelesaikan deadline pada 3 hari dari sekarang, Tugas sastra yang Via sukai lantas tak membuatnya harus bersemangat malam ini untuk ia selesaikan, bagaimana bisa sebuah ide memaksa masuk dalam sekejap. Apakah hasilnya akan maksimal?“Viiii makan, turun sini ada steak tempe”, teriak sang abang dari bawah tangga.Seleras Via mengucap “iya duluan bang, nanti Via turun bentar lagi”, Ucapnya bentar yang dimaksudkan entah

  • Anak Anak Muda   19 : Quality Time

    Jujur kalau harus jujur Zain bosan setengah mati jalan-jalan ke tempat ini. Satu, menurutku sih , tempat belanjanya tidak recommended. Ya, semua itu bisa juga kamu dapatkan di pasar okodomi. Pasar yang selalu rame, setiap harinya. Makanya Zain tidak menyukainya. Kedua, kamu akan melihat orang orang yang berteriak sana-kemari dari mulai penjual yang menjual barangnya serta pembeli yang rewel akan penawaran kepada penjual yang beda jauh banget.Tapi…ya maafkan hobi main bermain atau rebahan dirumah harus Zain hentikan sekarang. tak kerasa rasanya hari sudah Zain lewati selama sebulan penuh, dan sekarang bulan ramadhan datang juga. Seperti pada umumnya, di hari pertama untuk menyambut bulan ramadhan keluarga Zain berbelanja untuk kebutuhan berbuka dan sahur. Karena tadi malam kami berdiskusi dimana kami akan berbelanja, akhirnya diskusi tadi malam dimenangkan oleh ayah. beralasan menghemat perekonomian , meskipun begitu pasar adalah destinasi utama untuk berbelanja bahan ma

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status