Accueil / Romansa / Anak Anak Muda / 03 : Menaruh Keyakinan

Share

03 : Menaruh Keyakinan

Auteur: MilkPink
last update Dernière mise à jour: 2021-09-10 14:29:05

Tepat pada siang hari, dimana matahari tampak memancarkan aura ganasnya membuat orang-orang yang berlalu lalang dibuat gerah karena terguyur keringat di sekujur tubuhnya.

Belum lagi wajah mereka  yang memerah akibat terik cahaya dari sang surya yang menjadikan hari itu cuacanya sungguh panas tingkat dewa. 

Dengan wajah tampak beringas. Dia berjalan menuju Masjid yang hanya beberapa blok dari area rumah sambil menyibak kertas sesekali untuk menyejukan badan kemudian memandangi area sekitar.  

“panas banget hari ini”,

kondisi luar kian sepi, sepertinya orang-orang enggan untuk keluar rumah apakah mungkin inisiatifku ini didengar mereka?

Begitulah kira-kira 3 hari perjuangan Zain mengajak kawan-kawan komplek nya untuk memperbaiki akhlak.

Maksudku, setidaknya meramaikan masjid yang sepi dari anak-anak remaja masjid yang berada di komplek blok M.

salah satu masjid yang bisa di bilang tidak memiliki remaja masjid, selain banyaknya anak-anak remaja yang sibuk dengan aktivitas sekolahnya, lebih banyak lagi remaja yang membuang buang waktunya untuk hal yang tidak berguna.

Zain yang merasa berteman dekat dengan mereka yang sering membuang-buang waktu, berinisiatif untuk mengajak temannya berpatisipasi untuk membentuk remaja masjid komplek tempat mereka tinggal.

Disaat-saat seperti ini, memang paling enak tentu menyeruput es marimas dari warteg Lia, berteduh dibawah atap bangunan yang desainnya menyejukan hati yang menjadi sumber energi tiada dua.

Namun, karena tekad Zain sudah bulat untuk melangkahkan kaki ke masjid. Jadilah Zain urungkan niat untuk menyeruput minuman itu.

Tepat dari jarak 1 km sesosok laki-laki bertumbuh gembul.

Namanya Brivio, merupakan teman satu gengnya.  terlihat lesuh letih dan kepanasan. Tampaknya ia sudah tak tahan ingin masuk masjid lalu berteduh.

Kemudian Salah satu jamaah dari masjid tersebut dilihat keberadaannya, tampak seorang wanita bercadar bernama Oktavia tersebut didatanginya untuk ditanya.

“emang sepi ya?”, Tanya dia pada wanita bernama Oktavia.

Kendati tak terucap dari mulut bibir yang tersembunyi itu, ia hanya terdiam memilih bungkam kemudian beranjak pergi dari pandangan lawan bicaranya yang mungkin terasa asing untuk dijawab.

Sontak membuat Zain dan juga Azka, teman satu gengnya yang baru keliatan sejak tadi pun langsung tertawa melihat temannya dihiraukan.

Tak ingin beranggapan lain. Memang barangkali saja wanita itu mempunyai sifat pemalu tingkat dewa.

Ya, kami termasuk orang baru yang terlalu banyak tingkah, terlebih Brivio.

Kini, tanpa banyak menunggu akhirnya Kami memasuki pintu ruangan masjid.

Seperti kondisi pada umumnya.

sajadah tersusun di atas lantai dengan hawa yang begitu sejuk serta mikrofon yang tertata di atas mimbar juga kitab suci Al-Qur’an yang tersusun di dalam lemari etalase.

mengingat alat rebana yang dulu pernah Zain mainkan masih tersimpan pula disana.  

                                                                      “Ngakak tolong pio”, Azka masih dengan tawanya.

Datanglah sesosok perempuan namun bukanlah orang yang sama yakni Oktavia melainkan Yasmin, ia mengenakan kerudung dibalut warna merah muda, ia berjalan mengarah pada Kami.

Seperti biasa, Nampaknya Brivio terpukau dengan perempuan yang terkenal menjadi kembang desa itu.

Beralih pandangan lain, dimana mereka bergerombol datang yang membuat Kami sontak kaget tak terkecuali dengan Zain.

mereka, yakni Jeff, Riri, Olif, Denan, Jefri, dan Farel.

Nyatanya ajakan Zain didengar oleh mereka bukan sekedar hanya menyetujui saja. 

"aku kira kalian gak bakal datang, cuma omongan aja", Ujar Zain yang sontak disambut jawaban oleh salah satu dari mereka.

"yakali kita gak Dateng, kan aku yang ngebersihin semuanya, rugi kali kalau ketinggalan takjil", Farel yang katanya marbot dadakan.

“bulan puasa baru 1 bulan lagi, mana ada takjil”, sahut Zain.

“terus sekarang gimana, balik?”, Tanya Jefri.

Yang rupanya anak tongkrongan depan gang super malesan itupun ikut datang.

“BISMILLAHIRAHMANIRROHIM DINGIN”, kalau ini bernama Olif, perempuan dengan sejuta kata alias cerewet itupun memanas akibat terlalu lama di luar.

Sementara Denan, teman sejawat dari Jefri pun sudah lebih dulu terbakar maka dari itu ia memasuki ruangan untuk berteduh,

“sejuk sekali tidak seperti di luar : )”. Katanya.

Mendekati bulan suci Ramadhan, membuat Zain semakin menggebu-gebu mengajak teman-temannya untuk datang ke masjid, mumpung teman-temannya masih menetap disini dan libur baru saja dimulai, yang membuat suasana menjadi ramai, sebelum semua kembali sepi Zain merencakan sesuatu dengan mengambil alat rebana serta menciptakan kondisi layaknya anak remaja masjid.

“ngapain nih”, Tanya Azka.

“ngambil gendang, nih suling lu pegang”, jawab Zain.

Berkat suling sakti dimainkan, masjid komplek itu yang semula ramai atas kehadiran mereka menjadi semakin heboh seperti malah tak kondusif.

Nampaknya niat mulia Zain ini tidak terlalu baik untuk dijalani sekarang. malah membuat curiga penjaga marbot yang terlihat menatap arah masjid.

Ia Bernama Fathur, kini ia berjalan menuju masjid dengan lagak seperti ingin memberi perhitungan.

Memang ini bukanlah kali pertama. bagaimana tidak,  setiap kali sampai ke masjid bukan hal baik yang mereka lakukan, kawan-kawan Zain lebih memilih rusuh, bercanda yang mungkin bisa di katakan tidak kelewat batas namun tetap saja bercanda di tempat ibadah bukanlah hal yang baik.

Lantas kini kondisi diatur oleh perempuan pemilik warteg.

Entah kapan keberadaannya tiba. ia Melangkah maju dengan percaya diri membawa kitab, mendekati mimbar Lia bersua saat itu juga.

 

                                                                                                                        

“ada yang mau belajar sullam taufik?” Tanyanya.

Cewek itu berdiri di atas mimbar mengajukan tawarannya.

“mau lia..”, jawab salah satu dari Kami.

“baca doa dulu anak-anak sebelum belajar”

“robbi zidni ilman warzukni fahman aamin ya robbal a’lamin..”, berdoa yang dibarengin komat-kamit nya Azka.

“ini bahas apa ya akhi”, Yasmin bertanya dan disambut lelucon sehingga Yasmin terpaku mendengar pertanyaan limbad.

“bahas pernikahan kita saja bagaimana ukhti?”, Limbad alias Brivio.

Dia duduk persis dekat dengan cewek yang diajak bercanda namun cewek itu tampak serius sehingga menghasilkan wajah datar yang amat membuatnya gagal menggodanya.

Beralih pada cewek yang sibuk pada gadget nya, ia bernama Riri. Dengan wajah cengok ia pun bertanya,

“kalian sekarang mau ngapain”.

“belajar akhlak biar lu punya akhlak”, jawab kagak santé Azka. 

Dengan wajah sumringah berharap gugup nya hilang, Lia kini membuka kitab perlahan dan membaca,

“memilih teman sebaiknya adalah seorang yang rajin, menjaga watak, dan peka. Tak lupa kita harus menghindari teman yang pemalas, banyak bicara membuat kerusakan, dan suka fitnah”, terang Lia.

Azka sigab bertanya, “wah saya punya teman seperti ini pemalas banyak bicara berarti saya harus menjauhinya atau menghindarinya?”.

“jebloskan dalam penjara nak”, jawab Zain.

“saya masih punya hati pak”, balas Azka.

Mereka yang ikut menyimak  speechless dan kurang percaya pada satu orang ini.

Sementara Zain menjawab, “hati kamu kan mengandung boraks”.

Riri tak cengo pun dengan sigab bertanya, “kalau sahabat tiba-tiba menghilang apakah perlu kita membencinya?”.

Tiba-tiba mata Kami tertuju pada Pria berumur yang bertanya seketika atmosfer yang semula cerah kini suram

“pada ngapain kalian?”, Tanya seorang marbot bernama Fathur ini yang sudah berada menyimak materi pembahasan kami, kemudian kami pun seketika terdiam sementara Lia turun dari mimbar merasa akan terjadi masalah.

saat Fathur mengurungkan niatnya untuk tidak perhitungan pada anak-anak ini karena ia mengetahui niat baik mereka saat dengan ini, salah satu dari kawannya sebut ialah Farel bertanya, 

"Pak apakah kami membuat keributan?".

Pria berumur tersebut memberikan senyuman,

“Saya yakin kalian mempunyai tekad untuk menghidupkan masjid, lakukanlah sebaikmu”, tak menyangka Fathur kini mempersilahkan mereka beraktivitas di masjid.

Tampak Pria tersebut menaruh keyakinan bahwasannya mereka adalah para kandidat anak-anak pencetak remaja masjid.

                                                                                                                     

Continuez à lire ce livre gratuitement
Scanner le code pour télécharger l'application

Latest chapter

  • Anak Anak Muda   24 : (masih) Daily activity of Via

    Gadis itu kali ini berputar-putar sambil memadangi kartu itu selayaknya dunia milik dia dan kartu itu…beberapa orang yang melihat terkadang tertawa dan mengherankan dengan tingkah yang dilakukan Viaa saat ini, aneh,aneh,aneh,aneh,aneh.“neng otaknya geser ya, sini ibu cari orang yang lain saja”.“eh jangan bu, saya kenal orangnya sayang kalau ibu kasihin ke yang lain dan dia gatau orangnya susah loh bu”.“oh yaudah”. Jam 18:00 WIBTibalah Buka Puasa…Bersyukur Via sudah pulang tepat waktu, ia bisa menyantap makanan di rumah.Kali ini Via membawa temannya dari kampus, namanya Thea.Sebenarnya mereka udah saling kenal sejak SMP.Berhubung sudah waktunya jam Berbuka puasa, alhasil Via menawari sahabatnya tersebut untuk makan dirumah dan Thea akan bermalam juga disana, hitung-hitung merayakan hari libur kuliah.Di sela-sela makan, mereka berbincang.

  • Anak Anak Muda   23 : Daily activity of Via

    18:00 WIBSelesailah kegiatan kampus hari ini, sungguh hari-hari yang begitu sibuk dengan ditambah mengikuti kumpulan kajian ukm jurnalistik. Tumben apa Via rajin minggu ini. Ya mungkin saja Via sedang mencoba fokus pada kegiatan jurnalis daripada mata kuliah begitu menyulitkan.Mungkin saja jika waktu memihak pada Via tuk menjadi Reporter di yang akan datang sungguh pasti seru bukan.Matahari sudah terbenam otomatis langit pun bentar lagi akan gelap, kali ini dia akan pulang ke rumah dengan membawa motor. Untuk pertama kalinya Via mengendarai motor pada suasana malam.Yaela motornya nyempilBakalan susah diambil nihTepat di parkiran motor, terlihat Via yang sedang kebingungan akibat banyaknya motor yang memakirkan di dekat motornya sehingga terperangkap dan sulit keluar. Jalan satu-satunya ialah memindahkan motor-motor tersebut satu per satu.Suwe lahCoba Via berotot dah Via angkat tuh motor“Neng ada yang

  • Anak Anak Muda   22. (masih) teringat masa ngampus

    ***Kelas free karena dosen gak datang alhasil Ributnya kelas membuat Riri tak konsen merangkum matkul pagi ini di jam pertama yaitu mata kuliah ilmu sejarah. Cewek dengan lagak agak Tomboy itu heran sama kelas Riri sendiri santuy banget ngadepin tugas-tugas dari dosen yang kalau diitung entah itu seberapa Riri lupa lagian Riri sengaja dilupain biar tau rasa tuh tugas di kacangin wkwkwkwk.Bobrok nya bisa dibilang tidak jauh berbeda sama sekolah jaman SMA Riri dulu..akhhh..jadi gabisa move on nih walaupun Riri hanya sebagai pelaku figuran di setiap moment-moment seru di kelas tapi sekiranya Riri banggalah punya kelas penuh kenangan itu, kenangan bareng genk gue nya doang yaiyalah.“Tringtringtring”“aciee bebebbb nelpon tuh diangkatlah”. Temen-temen menyoraki Jiselle, palingan itu Betrand yang nelpon ucap Riri dalam batin.Nasib jadi single sejak lahir menjadikan Rriri sudah terbiasa dalam situasi seperti ini. Tahukah anda?terka

  • Anak Anak Muda   21 : Teringat masa Kampus

    Di suatu hari pada Ramadhan yang baru tiba, tepat pada posisi cewek nelangsa disana. Rriri dan beberapa benda disekitarnya seperti pulpen, buku yang selalu aku corat-coret entah apa yang Riri tulis, Riri terus memenuhi lembar kosong kertas itu serta sesekali mengutak-ngatik hape untuk mengetahui banyaknya notifikasi yang masuk. namun hanya beberapa yang penting lalu Riri tutup kembali. televisi yang sekarang menemani kesendiriannya yang Riri putar siaran kartun, ya.... karena Riri suka kartun sampai sekarang. sebelas duabelas tidak jauh dengan Zain."males banget"tulisannya saat ini tidak teratur membuatnya malas menulis entah karena kehabisan ide atau apa Riri beralih mengenggam hape dan melihat beberapa grup yang belum sempat nya baca hemm... seperti sengaja tidak Riri baca-baca.yang pertama terdapat grup sebuah organisasi yang Riri masuki sewaktu semasa sekolah SMA Riri dulu,"sudah 400 lebih notifikasi grup ini""lebih

  • Anak Anak Muda   20 : Cerita di Sahur Pertama

    malam hari adalah malam yang paling asyik untuk kita merenungkan sesuatu pada hari esok.Ya yang kutahu malam ini penuh dengan bintang yang bersinar, tentu banyak disana berjejeran.“waw sungguh mereka beruntung bisa bersama-sama”Tak lama gadis itu mulai terhanyut pada khayalan yang entah kenapa terus menghatuinya minggu-miggu ini. Persis seperti kamar nobita yang dimana meja belajarnya dekat dengan jendela. Begitupun Viagatha.Viagatha atau bisa kita panggil dengan panggilan Via, sedang sibuk-sibuknya menyelesaikan deadline pada 3 hari dari sekarang, Tugas sastra yang Via sukai lantas tak membuatnya harus bersemangat malam ini untuk ia selesaikan, bagaimana bisa sebuah ide memaksa masuk dalam sekejap. Apakah hasilnya akan maksimal?“Viiii makan, turun sini ada steak tempe”, teriak sang abang dari bawah tangga.Seleras Via mengucap “iya duluan bang, nanti Via turun bentar lagi”, Ucapnya bentar yang dimaksudkan entah

  • Anak Anak Muda   19 : Quality Time

    Jujur kalau harus jujur Zain bosan setengah mati jalan-jalan ke tempat ini. Satu, menurutku sih , tempat belanjanya tidak recommended. Ya, semua itu bisa juga kamu dapatkan di pasar okodomi. Pasar yang selalu rame, setiap harinya. Makanya Zain tidak menyukainya. Kedua, kamu akan melihat orang orang yang berteriak sana-kemari dari mulai penjual yang menjual barangnya serta pembeli yang rewel akan penawaran kepada penjual yang beda jauh banget.Tapi…ya maafkan hobi main bermain atau rebahan dirumah harus Zain hentikan sekarang. tak kerasa rasanya hari sudah Zain lewati selama sebulan penuh, dan sekarang bulan ramadhan datang juga. Seperti pada umumnya, di hari pertama untuk menyambut bulan ramadhan keluarga Zain berbelanja untuk kebutuhan berbuka dan sahur. Karena tadi malam kami berdiskusi dimana kami akan berbelanja, akhirnya diskusi tadi malam dimenangkan oleh ayah. beralasan menghemat perekonomian , meskipun begitu pasar adalah destinasi utama untuk berbelanja bahan ma

Plus de chapitres
Découvrez et lisez de bons romans gratuitement
Accédez gratuitement à un grand nombre de bons romans sur GoodNovel. Téléchargez les livres que vous aimez et lisez où et quand vous voulez.
Lisez des livres gratuitement sur l'APP
Scanner le code pour lire sur l'application
DMCA.com Protection Status